Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Agama Islam menciptakan kehidupan yang Islami dan masjid merupakan pusatnya. Di mana pun muslim berdiam, wajib bagi mereka mendirikan masjid. Masjid adalah tempat menjalankan perintah salat, sentra kegiatan masyarakat muslim sekaligus cerminan jati dirinya. Hubungan antara manusia dan ALLAH SWT hablumminallah, dan hubungan antar manusia hablumminannas memperoleh ekspresinya yang paling nyata di masjid. Dalam kehidupan masyarakat lokal, masyarakat memainkan peranan dalam pembangunan masjid di Indonesia. Hal demikian menjadikan sering dijumpai adanya bentuk masjid yang tidak sesuai dengan bentuk masjid yang ada di negara asalnya, Timur Tengah. Banyak masjid, terutama di Pulau Jawa yang mengkombinasi dengan bentuk bangunan dari wilayah lokal. Pengkombinasian tersebut dimaksudkan agar budaya setempat bercampur dengan Agama Islam. Hal itu yang menjadikan masjid memberikan lebih banyak pemahaman positif bagi yang menggunakan masjid. Masjid Agung Jawa Tengah MAJT terletak di Jalan Gajah Raya Semarang, Jawa Tengah, diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 11 November 2006. Masjid Agung Jawa Tengah dibangun areal seluas 1 2 kurang lebih 10 hektar, dengan luas bangunan induk seluas 7.669 m 2 dan mampu menampung 15.000 jamaah. Setiap hari wisatawan domestik, terutama pada hari libur berdatangan ke Masjid Agung Jawa Tengah untuk melihat keindahan dan kemegahan bangunan masjid yang gaungnya telah mendunia itu. Rata-rata pengunjung dalam satu minggu bisa mencapai 800 orang pengunjung, dan jumlah pengunjung biasa membeludak pada Hari Jum’at dan Minggu baik itu pagi ataupun hingga malam hari. Hal tersebut dikarenakan Masjid Agung Jawa Tengah mempunyai elemen- elemen yang menarik. Elemen bangunan Masjid Agung Jawa Tengah yang menarik pengunjung diantaranya berupa enam payung Hidrolik-Elektrik yang bisa membuka dan menutup secara otomatis seperti yang ada di Masjid Nabawi di Kota Madinah, dan Menara Al-Husna yang tingginya mencapai 99 Meter. Kemenarikan dari elemen tersebut terlihat dengan banyaknya pengunjung yang berlama-lama disekitar bangunan Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik. Berdasarkan latar belakang tersebut, menarik untuk diteliti lebih jauh. Kenapa Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik menjadi bangunan yang menarik, sehingga perlu dilakukan penelitian dengan judul : “MINAT PENGUNJUNG TEHADAP MENARA AL-HUSNA DAN PAYUNG HIDROLIK-ELEKTRIK PADA MASJID AGUNG JAWA TENGAH ”. 3

1.2 Permasalahan