Estetika Bangunan Menara Al-Husna

91 Sumber: Dokumentasi, 2013

4.2.2 Menara Al-Husna

Gambar 4.27 Menara Al-Husna Pada Masjid Agung Jawa Tengah Sumber: Dokumentasi, 2013

1. Estetika Bangunan

Kriteria estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Di dalam keindahan tersebut terdapat kenikmatan yang terdalam, puncak kebahagiaan dan keabadian yang dirasakan oleh alat indera manusia. Catanese dalam Pontoh, 1992 : 32 Genangan Air Gambar 4.26 Genangan Air pada plaza MAJT 92 Dalam tampilan bentuk minaret, pengaruh tradisi setempat yang terkait dengan gagasan budaya dan tingkat ketrampilan mengolah bahan yang dikuasai masyarakatnya ikut mengambil peranan besar. Ragam bentuk minaret dari suatu daerah berbeda dengan daerah yang lain. Masing-masing menyumbang kreasinya bagi kekayaan khazanah arsitektur Islam. Ir.Achmad Fanani,2009:102 Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap kemenarikan estetika Menara Al-Husna diperoleh persentase sebanyak 71 seperti pada diagram Gambar 4.28. Gambar 4.28 Diagram Batang Berdasarkan Estetika Menara Al-Husna Sumber : Data hasil penelitian, 2013 Hasil penelitian terhadap kemenarikan estetika pada Menara Al-Husna adalah sebagai berikut :  Bentuk Menara Al-Husna yang sesuai fungsinya soal no.5 diperoleh data sebagai berikut: 15 responden 19 mengatakan sangat setuju, 31 responden 39 mengatakan setuju, 28 responden 35 mengatakan ragu- 74 68 71 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 Soal No.5 Soal No.6 Soal No.7 Hasil Estetika Menara Al- Husna 93 ragu, dan 6 responden 7 mengatakan tidak setuju. Pada butir soal ini diperoleh dengan jumlah skor sebanyak 295 dari skor maksimal perbutir soal 400 menghasilkan persentase sebanyak 74 termasuk pada kriteria setuju.  Struktur Menara Al-Husna menonjolkan nilai keindahan soal no.6 diperoleh data sebagai berikut: 3 responden 4 mengatakan sangat setuju, 39 responden 49 mengatakan setuju, 27 responden 34 mengatakan ragu-ragu, 10 responden 13 mengatakan tidak setuju, dan 1 responden 1 mengatakan sangat tidak setuju. Pada butir soal ini diperoleh dengan jumlah skor 273 dari skor maksimal perbutir soal 400 menghasilkan persentase sebesar 68 termasuk pada kriteria setuju.  Ornamen Hiasan pada Menara Al-Husna sangat menonjolkan ciri khas gaya arsitektur Islam soal no.7 diperoleh data sebagai berikut: 11 responden 14 mengatakan sangat setuju, 29 responden 36 mengatakan setuju, 33 responden 41 mengatakan ragu-ragu, 6 responden 8 mengatakan tidak setuju, dan 1 responden 1 mengatakan sangat tidak setuju. Pada butir soal ini diperoleh dengan jumlah skor 283 dari skor maksimal perbutir soal 400 menghasilkan persentase sebesar 71 termasuk pada kriteria setuju. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam tabel Tabel 4.16 mengenai minat pengunjung dengan indikator kemenarikan terhadap estetika pada Menara Al-Husna. 94 Tabel 4.16 Distribusi Kemenarikan Estetika Bangunan Menara Al-Husna Interval kelas presentase kiteria Responden Hasil Rata- rata Hasil Jumlah orang Persentase 5 6 7 5 6 7 5 6 7 100 ≥ persen 84 Sangat setuju 15 3 11 19 4 14 74 68 71 71 84 ≥ persen 68 Setuju 31 39 29 39 49 36 68 ≥ persen 52 Ragu-ragu 28 27 33 35 34 41 52 ≥ persen 36 Tidak setuju 6 10 6 7 13 8 36 ≥ persen ≥ 20 Sangat tidak setuju 1 1 1 1 Jumlah 80 80 80 100 100 100 Kriteria Setuju Sumber: Data Penelitian, 2013 Analisis mengenai estetika Menara Al-Husna berdasarkan pengertian estetika menurut Catanese dalam Pontoh, 1992 : 32 bahwa keindahan merupakan rasa nikmat yang terdalam, puncak kebahagiaan, dan keabadian yang dirasakan oleh alat indera manusia. Minaret menurut Ir. Achmad Fanani 2009:102, dalam tampilan bentuk minaret, pengaruh tradisi setempat yang terkait dengan gagasan budaya dan tingkat ketrampilan mengolah bahan yang dikuasai masyarakatnya ikut mengambil peranan besar. Ragam bentuk minaret dari suatu daerah berbeda dengan daerah yang lain. Masing-masing menyumbang kreasinya bagi kekayaan khazanah arsitektur Islam. Berdasarkan fakta peneliti di lapangan pengamatan didapatkan kondisi fisik Menara Al-Husna banyak keindahan yang ditonjolkan dapat terlihat dari bentuk sesuai dengan fungsi bangunannya antara lain bentuk bentuk bagian bawah berisi lantai 1 untuk Studio Radio DAIS MAJT, lantai 2 untuk museum 95 Perkembangan Islam Jawa Tengah, bentuk bagian antara bagian bawah dan mahkota menara berisi lantai 3 sampai lantai 17 tangga darurat, bentuk mahkota menara berisi lantai 18 sebagai Kafe Muslim yang dapat berputar 360 derajat, lantai 19 Gardu pandang Kota Semarang dan lantai 19 Tempat rukyat Al-hilal. Struktur bangunan mengkombinasi bentuk kubus pada bagian bawah ,balok pada bagian antara bagian bawah dan mahkota menara, silinder pada bagian mahkota menara. Kombinasi dari bentuk-bentuk geometri tersebut menghasilkan nilai estetis. Ornamen pada dinding luar Menara Al-Husna tampak menambah estetika dan mendukung dari gaya arsitektur bangunan. Menara Al-Husna dipengaruh dari pendekatan lokalitas dan universalitas. Pendekatan Menara Al-Husna secara lokalitas mengacu pada Masjid Demak dan secara universal mengacu pada Masjid Nabawi yang masing-masing menyumbang kreasinya bagi kekayaan khazanah arsitektur Islam pada Menara Al-Husna lampiran konsep MAJT. Gambar 4.29 Bentuk Menara Al-Husna Berdasarkan Fungsi Bangunan Sumber: Dokumentasi, 2013 96

2. Kejamakan