Pengetahuan Melakukan Perjalanan Karakteristik Perjalanan Sumber Daya Wisata dan Karakteristik Daerah Tujuan

80 hari bagi mayoritas laki-laki Umat Islam melaksanakan Ibadah Sholat Jum’at di Masjid. 2 Umur Dalam Data Statistik Indonesia, umur produktif yaitu umur 15 - 49 tahun. Dari jumlah 80 responden diketahui umur pengunjung diperoleh hasil sebagai berikut: 15-24 tahun sebanyak 37 responden 46, dan 25- 49 tahun sebanyak 43 responden 54 . Diketahui umur pengunjung didominasi umur 25 - 49 tahun sebanyak 54. Hal tersebut sesuai dengan statistik umur produktif dalam melakukan perjalanan wisata. 3 Pendidikan Dari jumlah 80 responden diketahui pendidikan terakhir diperoleh hasil sebagai berikut: setara SMA sebanyak 31 responden 34, kuliah S1 sebanyak 33 responden 41, dan kuliah S2 sebanyak 16 responden 20. Pendidikan terakhir responden didominasi oleh pendidikan terakhir setara S1 sebanyak 41. Hal itu dikarenakan tempat yang menjadi objek penelitian adalah tempat umum yang kental dengan perkembangan arsitektur.

2. Pengetahuan Melakukan Perjalanan

Sebelum seseorang atau para wisatawan melakukan perjalanan ke suatu tempat dan tinggal di suatu tempat yang dituju, maka orang atau para wisatawan tersebut harus membuat rencana perjalanan. Berdasarkan hasil 80 responden diketahui paling banyak mengetahui MAJT melalui iklan biro perjalanan sebanyak 41. Hal itu dikarenakan banyaknya pengunjung yang 81 menggunakan Bus Pariwisata ketika mengunjungi Masjid Agung Jawa Tengah.

3. Karakteristik Perjalanan

a. Hasil data penelitian dari 80 responden, diketahui pengunjung yang mendominasi adalah dari luar Kota Semarang sebanyak 60. Hal tersebut mengartikan bahwa pengunjung luar kota lebih tertarik untuk mengunjungi MAJT. b. Hasil data penelitian dari 80 responden ,biaya yang dikeluarkan murah oleh 80 orang 100. Faktor yang menyebabkan murahnya biaya yang dikeluarkan pengunjung karena tiket masuk untuk memasuki Masjid Agung Jawa Tengah gratis untuk yang tidak membawa kendaraan, dan yang membawa kendaraan hanya dikenai harga parkir sesuai dengan aturan perparkiran yang berlaku. Apabila pengunjung hendak memasuki Menara Al-Husna dikenai biaya tiket masuk sebesar Rp.5000,-. c. Hasil data penelitian dari 80 responden, transportasi yang digunakan untuk mencapai MAJT didominasi menggunakan bus pariwisata 52. Hal tersebut dikarenakan dari 80 responden didominasi pengunjung dari luar Kota Semarang dan tersedianya area parkir untuk kendaraan bus.

4. Sumber Daya Wisata dan Karakteristik Daerah Tujuan

a. Sumber Daya Wisata Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar 2000:46 menjelaskan definisi pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu 82 tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Sumber daya wisata merupakan salah satu bagian dari faktor yang mempengaruhi perjalanan wisata. Pada sumber daya wisata ada yang disebut dengan atraksi wisata. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepada Sekertaris Masjid Agung Jawa Tengah Bapak Agus Fathudin Yusuf, mengenai tempat di mana pengunjung banyak menghabiskan waktu berkunjungnya, adalah sebagai berikut: “Di sekitar Payung Hidrolik-Elektrik dan pada Menara Al-Husna.” Berdasarkan hasil wawancara dengan Ir.Achmad Fanani Arsitektrur dari Masjid Agung Jawa tengah, mengenai mengapa dibuatnya Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik, adalah sebagai berikut: “1.Karena menara pada masjid adalah untuk kelengkapan dari sebuah masjid agung. 2. Untuk konsep bangunan Menara Al-Husna dirancang berdasarkan dari tujuan Masjid Agung Jawa Tengah sebagai objek wisata sehingga menara tersebut dibuat dengan tinggi 99 meter dan kental akan filosofi Islam. 3. Karena saya terinspirasi dari Payung Hidrolik-Elektrik yang ada di Masjid Nabawi dan tujuan dibuatnya agar MAJT dapat menampung jumlah jamaah yang lebih banyak lagi. 4. Karena MAJT selain untuk tempat ibadah juga dijadikan objek wisata sehingga saya ingat dan terinspirasi dari Payung Hidrolik- Elektrik yang ada di Masjid Nabawi dan tujuan dibuatnya agar MAJT dapat menampung jumlah jamaah yang lebih banyak lagi dan bentuknya sangat langka yang akan dapat perhatian lebih dari pengunjung dianggap hal baru oleh masyarakat. Sama halnya 83 dengan Menara Al-Husna, Payung Hidrolik-Elektrik sebagai atraksi wisata.” Dari penjelasan dua narasumber tersebut dapat pahami bahwa Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik dibuat untuk dijadikan sebagai atraksi wisata dari Masjid Agung Jawa Tengah. Berdasarkan atraksi wisata tersebutlah terciptanya Masjid Agung Jawa Tengah sebagai salah satu objek pariwisata di Kota Semarang. Berdasarkan pengamatan sumber daya tarik pada elemen-elemen yang terdapat pada Masjid Agung Jawa Tengah merupakan adopsi dari bentuk- bentuk elemen pada masjid terdahulu. Elemen-elemen tersebut antara lain, Payung Hidrolik-Elektrik yang ada di Kota Madinah seperti teori yang dikatakan oleh Yulianto Sumalyo 2000:588, dan minaret seperti teori yang dikatakan oleh Yulianto Sumalyo 2000:8. Hal tersebut menunjukkan bahwa bangunan Masid Agung Jawa Tengah mengikuti perkembangan arsitektur masjid. b. Karakteristik Daerah Wisata 1. Kualitas Fasilitas Fasilitas adalah sumber daya fisik yang ada sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada konsumen. Segala fasilitas yang ada yaitu kondisi fasilitas, kelengkapan, desain interior dan eksterior serta kebersihan fasilitas harus diperhatikan terutama yang berkaitan erat dengan apa yang dirasakan atau didapat konsumen secara langsung. Fandy Tjiptono,1997:138 84 Berdasarkan hasil penelitian pada 80 responden, analisis distribusi frekuensi persentase didapatkan skor jawaban responden pada sub variabel kualitas fasilitas bangunan sebesar 65. Skor tersebut bila dikonsultasikan dengan tabel kriteria kualitas fasilitas bangunan pada kriteria ragu-ragu lampiran perhitungan skor. Analisis hasil penelitian dari 80 responden terhadap kualitas fasilitas Masjid Agung Jawa Tengah, telah dikatakan ragu-ragu. Jika mengacu berdasarkan teori menurut Fandy Tjiptono, fasilitas yang disediakan Masjid Agung Jawa Tengah sudah dapat dikatakan baik. Namun dari segi kualitas dari fasilitas yang mendukung kebersihan dikatakan kurang dikarenakan masih banyak terdapat sampah dan sandal yang melewati garis suci pada masjid. Berikut ini adalah kondisi Masjid Agung Jawa Tengah:

a. Kondisi Existing Fisik