Makna Filosofis Dalam Rancangan Arsitektur

22 Edward Inskeep 1991:44 mengemukakan bahwa prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata prasarana dasar yang melayani penduduk lokal seringkali juga melayani kegiatan pariwisata, seperti jalan, sumber listrik dan energi, sumber air, dan sistem pengairan, fasilitas kesehatan, sistem pembuangan kotoransanitasi, telekomunikasi, terminal angkutan, jembatan, dan sebagianya. Dalam melaksanakan pembangunan prasarana wisata perlu disesuaikan, dan mempertimbangkan kondisi dan lokasi yang akan meningkatkan aksesibilitas suatu objek wisata yang pada waktunya dapat meningkatkan daya tarik objek wisata itu sendiri, selain itu juga diperlukan koordinasi dan dukungan antar instansi terkait.

2.5 Pengertian Minat

Minat sebagai kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada suatu objek atau menyenangi suatu obyek. Timbulnya minat terhadap suatu obyek ini ditandai dengan adanya rasa senang atau tertarik terhadap sesuatu yang memiliki daya tarik. Jadi boleh dikatakan orang yang berminat terhadap sesuatu maka seseorang tersebut akan merasa senang atau tertarik terhadap obyek yang diminati tersebut. Sumadi Suryobroto, 1988:109

2.6 Makna Filosofis Dalam Rancangan Arsitektur

Nilai filosofis tidak akan ditinggalkan dalam proses karya rancangan arsitektur. Kalau hal ini dilakukan maka bangunan yang dihasilkan 23 merupakan seonggok bahan bangunan yang didukung oleh rangka struktur yang kelihatan mati seolah-olah tanpa mempunyai roh kehidupan yang ada dalam bangunan tersebut. Djoko Praktiko, 2003:3 Nilai filosofis dalam bangunan adalah sesuatu yang abstrak sebagai wujudan idealisme, keinginan, tujuan dari pemilik bangunan owner atau si arsitek yang menciptakan bangunan tersebut, melalui konsep filosofis, hasil karya rancangan arsitektur akan mempunyai nilai-nilai roh yang hidup, sejalan dengan kehidupan yang ada didalam bangunan tersebut activity building. Nilai filosofi yang tinggi akan tercermin dalam penampilan bangunan tersebut sebagai karya rancang bangun dari arsitektur. 24

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan salah satu langkah dalam suatu penelitian. Oleh karena itu, metode penelitian yang digunakan harus tepat agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Dalam metode penelitian, ditetapkan langkah-langkah untuk mengumpulkan data yang diperlukan, menganalisis data, dan menyimpulkan. Langkah-langkah yang digunakan antara lain menentukan lokasi penelitian, jenis penelitian, menetapkan variabel yang akan diteliti, menentukan populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, menetapkan sumber data penelitian, metode pengumpulan data, prosedur penyusunan instrumen, dan metode pengujian instrumen, teknik analisis data, dan langkah penelitian.

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi objek penelitian ini Masjid Agung Jawa Tengah. Dan nantinya peneliti melakukan penelitian dengan melibatkan obyek yang akan diteliti yaitu Pengunjung Masjid Agung Jawa Tengah MAJT yang datang pada saat penulis sedang melakukan aktifitas penelitiannya di tempat tersebut.

3.1.1 Kondisi Umum Kota Semarang

Kota Semarang terletak antara garis 6° 50’ - 7° 10’ Lintang Selatan dan garis 109° 35’ - 110° 50’ Bujur Timur. Dibatasi sebelah barat dengan Kabupaten Kendal, sebelah timur dengan Kabupaten Demak, sebelah selatan dengan 24