Culture : A Critical Review Concepts and Definitions 1952, mengatakan bahwa budaya adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-
luasnya. Malinowski menyebutkan budaya pada prisipnya berdasarkan atas berbagai sistem kebutuhan tubuh manusia. Tiap tingkat kebutuhan itu
menghadirkan corak budaya yang khas. Sedangkan Peursen mengartikan budaya sebagai maifestasi kehidupan setiap orang dan kehidupan kelompok orang.
Manusia tidak dapat hidup begitu saja di tengah alam, oleh karena itu untuk dapat hidup, manusia harus mengubah segala sesuatu yang telah disediakan di alam.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa budaya adalah keseluruhan gagasan, ide-ide serta karya manusia yang lahir sebagai hasil dari
akal dan ikhtiar manusia.
2.3.2 Faktor-faktor Budaya
Menurut Kluckhohn dalam Widyosiswoyo 2004, ada beberapa faktor dalam kebudayaaan universal yaitu sistem religi dan keyakinan, sistem organisasi
kemasyarakatan, sistem mata pencaharian hidup, sistem teknologi dan peralatan, sistem pengetahuan, bahasa serta kesenian. Menurut Anderson Muzaham, 2004,
salah satu faktor budaya tersebut di atas yaitu sistem pengetahuan dikategorikan sebagai faktor sosial. Sehingga faktor-faktor budaya sesuai dengan yang telah
disebutkan di atas kecuali sistem pengetahuan.
a. Sistem religi dan keyakinan
Sistem religi dan keyakinan merupakan produk manusia sebagai homo religious. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap
bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar
Universitas Sumatera Utara
supranatural yang dapat menghitam putihkan kehidupannya. Oleh karena itu manusia takut sehingga menyembah-Nya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang
menjadi agama. Untuk membujuk kekuatan besar tersebut agar mau menuruti kemauan manusia, dilakukan usaha yang diwujudkan dalam sistem religi dan
keyakinan Widyosiswoyo, 2004.
b. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Merupakan produk dari manusi sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah. Namun dengan akalnya manusia membentuk kekuatan
dengan cara menyusun organisasi kemasyarakatan yang merupakan tempat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama yaitu meningkatkan kesejahteraan
hidupnya. Dalam masyarakat tradisional, sistem gotong royong seperti yang terdapat di Indonesia merupakan contoh khas Widyosiswoyo, 2004.
c. Sistem mata pencaharian hidup
Merupakan produk dari manusia sebagai homo economicus yang menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat. Dalam
tingkat sebagai food gathering, kehidupan manusia sama dengan hewan. Tetapi dalam tingkat food producing terjadi kemajuan yang pesat. Setelah bercocok
tanam, kemudian beternak lalu mengusahakan kerajinan, berdagang, manusia makin dapat mencukupi kebutuhannya yang terus meningkat rising demands
yang kadang-kadang cenderung serakah. Sistem mata pencaharian hidup ini meliputi jenis pekerjaan dan penghasilan Widyosiswoyo, 2004.
Universitas Sumatera Utara
d. Sistem teknologi dan peralatan
Merupakan produk manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas serta dibantu dengan tangannya yang dapat memegang
sesuatu yang erat, manusia dapat menciptakan sekaligus mempergunakan suatu alat. Dengan alat-alat ciptaan itu manusia dapat lebih mampu mencukupi
kebutuhannya dari pada hewan Widyosiswoyo, 2004.
e. Bahasa