Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, jasa maupun dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan dapat menjadi lebih baik. Keinginan untuk maju dan berkembang tidak dapat dilakukan begitu saja, tetapi harus dilakukan dengan strategi yang tepat. Perusahaan harus menyusun perencanaan agar dapat merencanakan suatu kegiatan yang dapat memungkinkan kemajuan dari kegiatan tersebut. Selain itu, perusahaan juga memerlukan informasi keuangan yang relevan dan dapat dipercaya yang disajikan dalam laporan keuangan untuk mengetahui kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Kondisi dan kinerja perusahaan dinilai dengan menggunakan salah satu alat bantu yang sering digunakan yakni rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan perbandingan angka-angka dan perkiraan-perkiraan yang saling berhubungan yang terdapat di neraca dan laporan laba rugi. Analisis rasio keuangan dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan stakeholders dalam menilai kondisi keuangan perusahaan. Selain itu, analisis rasio keuangan merupakan suatu alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap pertumbuhan laba suatu perusahaan. Memprediksi kinerja dari suatu perusahaan di masa yang akan datang sangatlah penting. Indikator terbaik dari kinerja suatu perusahaan adalah laba, Universitas Sumatera Utara maka perubahan laba yang diperoleh akan mengindikasikan adanya pertumbuhan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan laba yang diperoleh tahun sebelumnya. Oleh karena rasio keuangan menghubungkan perkiraan-perkiraan yang terdapat di neraca dan laporan laba rugi, maka peningkatan atau penurunan rasio keuangan dapat mengindikasikan adanya perubahan laba dan memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang. Penting bagi pemakai laporan keuangan untuk mengetahui pertumbuhan laba karena pertumbuhan laba yang diperoleh perusahaan akan menentukan besarnya tingkat pengembalian kepada pemegang saham atau bagi calon investor untuk mengambil keputusan apakah akan melakukan investasi diperusahaan tersebut atau tidak. Bagi manajemen perusahaan, pertumbuhan laba dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja manajemen. Penelitian mengenai kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba yang dilakukan oleh Suprihatmi dan Wahyuddin 2003 menunjukkan bahwa rasio keuangan berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan dengan menggunakan variabel debt to equity, total asset turnover, inventory turnover, return on investment, return on equity, net operating margin dan pertumbuhan laba. Akan tetapi hasil penelitian tersebut bertolakbelakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Susilawaty 2010 yang menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun simultan, rasio keuangan tidak berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Variabel yang digunakan dalam penelitian Susilawaty ini terdiri dari current assets, debt ratio, total assets turnover, return on assets, gross profit margin, dan pertumbuhan laba. Universitas Sumatera Utara Pada kenyataannya tidak semua rasio keuangan mampu memprediksi pertumbuhan laba suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya inkonsistensi hasil penelitian terdahulu mengenai analisis rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut temuan-temuan empiris mengenai rasio keuangan, khususnya yang menyangkut kegunaannya dalam memprediksi laba yang akan datang. Alasan pemilihan laba operasional dikarenakan laba operasional mencerminkan kinerja perusahaan, dari ukuran laba maka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. Jika rasio keuangan dapat dijadikan sebagai prediktor pertumbuhan laba di masa yang akan datang, temuan ini merupakan pengetahuan yang cukup berguna bagi para pemakai laporan keuangan yang secara riil, maupun potensial berkepentingan dengan suatu perusahaan. Sebaliknya, jika rasio tidak cukup signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang, hasil penelitian ini akan memperkuat bukti tentang inkonsistensi temuan empiris sebelumnya. Pada umumnya rasio keuangan yang digunakan untuk memprediksi laba yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Dalam penelitian ini, peneliti memilih satu atau dua dari masing-masing rasio keuangan untuk mewakili rasio keuangan tersebut. Rasio likuiditas diwakili oleh current ratio, solvabilitas diwakili oleh total debt to equity ratio, rasio aktivitas diwakili oleh total assets turnover dan inventory turnover, dan rasio profitabilitas diwakili oleh operating profit margin dan rate of return on investment ROI. Universitas Sumatera Utara Current ratio berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Jika perusahaan dapat dengan efektif dan efisien dalam menggunakan aktiva lancar yang dimiliki, maka hal tersebut dapat berdampak pada pertumbuhan laba. Total debt to equity ratio menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya. Olehkarena itu semakin tinggi total debt to equity ratio, semakin besar jumlah modal pinjaman yang dapat digunakan perusahaan dalam kegiatan usahanya. Hal ini akan meningkatkan laba perusahaan jika pinjaman tersebut digunakan secara optimal. Akan tetapi jika pinjaman tersebut tidak digunakan seoptimal mungkin, maka semakin besar jumlah modal pinjaman perusahaan akan menyebabkan penurunan laba. Total assets turnover merupakan ukuran tentang sampai seberapa jauh aktiva telah dipergunakan di dalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan berapa kali aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasi berputar dalam satu periode tertentu. Semakin efektivitas penggunaan harta perusahaan, maka memungkinkan bagi perusahaan dalam memperoleh laba yang optimal. Inventory turnover perputaran persediaan sangat berguna untuk menghitung nilai penjualan yang dihasilkan perusahaan dari setiap rupiah persediaannya. Semakin besar angka yang diperoleh semakin mampu perusahaan menghasilkan penjualan dengan dasar persediaannya, maka akan meningkatkan laba. Operating profit margin mengukur persentase dari profit yang diperoleh Universitas Sumatera Utara perusahaan dari tiap penjualan sebelum dikurangi dengan biaya bunga dan pajak. Pada umumnya semakin tinggi rasio ini maka perolehan laba akan semakin optimal, khususnya laba operasional dari kegiatan perusahaan bersangkutan. Rate of return on investment ROI berguna untuk mengetahui sampai seberapa jauh aset yang digunakan dapat menghasilkan laba. Semakin tinggi rasio ini maka laba yang diperoleh perusahaan akan meningkat. Dalam penelitian ini peneliti memilih perusahaan farmasi sebagai objek penelitian karena permintaan terhadap obat-obatan bersifat inelastis artinya persentase perubahan jumlah barang yang diminta lebih kecil dibanding persentase perubahan harga. Oleh karena itu permintaan terhadap obat-obatan tidak banyak dipengaruhi oleh situasi perekonomian negara karena termasuk kebutuhan primer atau kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi. Selain itu dari penelitian sebelumnya belum ada peneliti yang memilih perusahaan farmasi sebagai objek penelitian dalam menganalisis rasio keuangan untuk memprediksikan pertumbuhan laba. Dengan demikian peneliti ingin melihat apakah hasil yang nantinya diperoleh oleh peneliti dari penelitian ini adalah sama dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba atau sebaliknya tidak ada pengaruh yang signifikan antara rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai analisis rasio keuangan untuk memprediksikan pertumbuhan laba pada Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara

B. Perumusan Masalah