54 adalah 28.69 . Sedangkan sisanya, sebesar 47.84 , tidak perlu
diklasifikasikan. 4.
Berdasarkan data empirik, skor total skala asertifitas dibagi atas tiga kategori yaitu tinggi, sedang, rendah. Secara umum, asertifitas yang dimiliki oleh
subjek dalam penelitian ini adalah tergolong sedang, dengan persentase 70,4. Persentase asertifitas subjek penelitian yang tergolong tinggi dan
rendah masing-masing 13,1 dan 16,5.
5. Berdasarkan gambaran umum subjek penelitian, diperoleh :
a. Rata-rata skor asertifitas subjek berusia 17 tahun paling tinggi diantara
rata-rata skor asertifitas subjek berusia 15, 16, dan 18 tahun. b.
Rata-rata skor asertifitas subjek laki-laki lebih tinggi daripada skor rata- rata asertifitas subjek perempuan.
b. Rata-rata skor asertifitas subjek yang bersuku bangsa Batak paling tinggi
diantara rata-rata skor asertifitas subjek yang bersuku bangsa Jawa, Minang, dan Melayu.
B. Diskusi
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat ada tidaknya hubungan yang terjadi antara harga diri dengan asertifitas pada remaja. Hipotesa dalam penelitian
ini adalah ada hubungan yang positif antara harga diri dengan asertifitas pada remaja. Hasil penelitian ini menemukan ada hubungan positif yang signifikan
antara harga diri dengan asertifitas pada remaja.
Universitas Sumatera Utara
55 Hasil penelitian ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Coopersmith 1967
bahwa individu yang memiliki harga diri yang tinggi dapat mengekspresikan dirinya dengan baik, sedangkan individu yang memiliki harga diri yang rendah
selalu merasa khawatir dan ragu-ragu dalam menghadapi tuntutan dari lingkungan, sehingga tidak mampu mengungkapkan keinginan dirinya dengan
baik. Beberapa karakteristik yang dikemukakan oleh Coopersmith 1967 bahwa individu dengan harga diri tinggi menyukai tugas baru dan menantang, dan dapat
mengontrol dirinya. Hal ini dapat dikatakan sejalan dengan karakteritik individu yang asertif menurut Myers dan Myers 1992, dimana mereka suka mencari
pengalaman baru, bertanggung jawab atas situasi-situasi, dan menerima keterbatasan tingkah laku mereka.
Frey dan Carlock 1987 juga mengatakan bahwa harga diri berperan dalam cara berkomunikasi individu dengan orang lain dimana asertifitas merupakan
salah satu cara untuk berkomunikasi. Dari karakteristik yang dikemukakan oleh Frey dan Carlock 1987, individu yang memiliki harga diri tinggi mengenali
keterbatasannya dan berharap untuk tumbuh dan kembang lebih baik lagi. Hal ini sejalan dengan individu asertif menurut Myers dan Myers 1992 dimana individu
menerima keterbatasan tingkah laku dengan tetap berusaha mendapatkan keinginannya. Sebaliknya individu yang memiliki harga diri rendah sering merasa
penolakan Frey Carlock, 1987 dan sulit mengontrol tindakan dan perilakunya Coopersmith, 1967, dan hal ini juga sejalan dengan individu yang tidak asertif,
dimana mereka cenderung mengalami perasaan negatif atau tidak senang dan apabila merasa tertekan terus menerus, individu dapat meledakkan amarahnya.
Universitas Sumatera Utara
56 Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Townend Prabowo, 2001 yang
mengatakan bahwa individu yang asertif adalah individu yang memiliki penghargaan terhadap dirinya sendiri.
C. Saran