4.3.2. Interpretasi Hasil Regresi
Berdasarkan hasil regresi di atas, dapat diinterpretasikan pengaruh variabel faktor fundamental terhadap indeks harga saham sektor industri barang konsumsi,
yaitu sebagai berikut: 1. Bahwa variabel BI rate memiliki tanda koefisien regresi yang negatif yaitu
sebesar -319,179 terhadap indeks harga saham sektor industri barang konsumsi di BEI. Hal ini menunjukkan apabila BI rate mengalami
peningkatan sebesar 1 , ceteris paribus, maka akan terjadi penurunan indeks harga saham sektor industri barang konsumsi di BEI sebesar 319,179 poin.
Dengan demikian tanda koefisien regresi yang negatif sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang negatif antara tingkat BI rate
dan indeks harga saham sektor industri barang konsumsi di BEI. 2. Bahwa variabel inflasi memiliki tanda koefisien regresi yang positif yaitu
sebesar 50,086 terhadap indeks harga saham sektor industri barang konsumsi di BEI. Hal ini menunjukkan apabila tingkat inflasi naik sebesar 1 , ceteris
paribus , maka akan terjadi kenaikan indeks harga saham sektor industri
barang konsumsi di BEI sebesar 50,086 poin. Dengan demikian tanda koefisien regresi yang positif tidak sesuai dengan
hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang negatif antara tingkat inflasi dan indeks harga saham sektor industri barang konsumsi di BEI.
3. Bahwa variabel kurs memiliki tanda koefisien regresi yang negatif yaitu sebesar -0,088 terhadap indeks harga saham sektor industri barang konsumsi
di BEI. Hal ini menunjukkan apabila nilai tukar rupiahdolar mengalami
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
peningkatan sebesar Rp 1, ceteris paribus, maka akan terjadi penurunan indeks harga saham sektor industri barang konsumsi di BEI sebesar 0,088
poin. Dengan demikian tanda koefisien regresi yang negatif sesuai dengan hipotesis
yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang negatif antara nilai tukar rupiahdolar dan indeks harga saham sektor industri barang konsumsi di BEI.
4. Bahwa variabel EPS memiliki tanda koefisien regresi yang negatif yaitu sebesar -0,018 terhadap indeks harga saham sektor industri barang konsumsi
di BEI. Hal ini menunjukkan apabila EPS mengalami peningkatan sebesar Rp 1, ceteris paribus, maka akan terjadi penurunan indeks harga saham sektor
industri barang konsumsi di BEI sebesar 0,018 poin. Dengan demikian tanda koefisien regresi yang negatif tidak sesuai dengan
hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara EPS dan indeks harga saham sektor industri barang konsumsi di BEI.
5. Bahwa variabel PER memiliki tanda koefisien regresi yang positif sebesar 22,905 terhadap indeks harga saham sektor industri barang konsumsi di BEI.
Hal ini menunjukkan apabila PER mengalami peningkatan sebanyak 1 kali, ceteris paribus
, maka akan terjadi kenaikan indeks harga saham sektor industri barang konsumsi di BEI sebesar 22,905 poin.
Dengan demikian tanda koefisien regresi yang positif sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara PER dan
indeks harga saham sektor industri barang konsumsi di BEI.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.3.3. Hasil Uji Asumsi Klasik 4.3.3.1. Normalitas