industi barang konsumsi. Penelitian ini sesuai dengan teori yang digunakan, yang menyatakan bahwa ketika tingkat BI rate naik, maka investor memilih untuk
menjual sahamnya dan menabung hasil penjualan tersebut dalam deposito dan hal ini mengakibatkan jatuhnya harga saham di pasar. Sebaliknya penurunan BI rate
mendorong investor untuk mengalihkan investasinya dari perbankan ke pasar modal.
4.4.2. Pengaruh Tingkat Inflasi terhadap IHS Sektor Industri Barang Konsumsi
Hipotesis kedua menyatakan bahwa tingkat inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks harga saham sektor industri barang konsumsi. Dari
hasil penelitian diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel tingkat inflasi adalah sebesar 50,086 dengan tingkat probabilitas 0,0003. Hal ini berati bahwa
hipotesis kedua tidak dapat diterima, karena dari hasil analisis terdapat pengaruh yang positif namun signifikan antara variabel inflasi terhadap indeks harga saham
sektor industri barang konsumsi. Hasil ini menggambarkan bahwa kenaikan tingkat inflasi tidak
mengakibatkan turunnya indeks harga saham sektor industri barang konsumsi, dan sebaliknya penurunan tingkat inflasi tidak terlalu berdampak pada kenaikan
indeks harga saham sektor industi barang konsumsi. Hal ini dikarenakan produk- produk yang dihasilkan oleh sektor industri barang konsumsi adalah barang-
barang yang sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat dalam kebutuhan sehari-hari seperti makanan dan minuman, peralatan rumah tangga, obat-obatan
dan keperluan rumah tangga lainnya. Barang konsumsi adalah barang yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bersifat inelastik sehingga ketika terjadi inflasi pun harganya tidak terlalu jatuh karena masyarakat tetap membutuhkannya.
4.4.3. Pengaruh Nilai Tukar RupiahDolar terhadap IHS Sektor Industri Barang Konsumsi
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa nilai tukar RupiahDolar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks harga saham sektor industri barang
konsumsi. Dari hasil analisis diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel nilai tukar RupiahDolar adalah sebesar -0,088 dengan tingkat probabilitas 0,0143. Hal
ini berati bahwa hipotesis ketiga dapat diterima, yang berarti terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara variabel nilai tukar RupiahDolar terhadap indeks
harga saham sektor industri barang konsumsi. Hasil ini menggambarkan bahwa kenaikan nilai tukar RupaihDolar akan
berakibat pada menurunnya indeks harga saham sektor industri barang konsumsi, dan sebaliknya penurunan nilai tukar RupiahDolar akan berdampak pada
kenaikan indeks harga saham sektor industi barang konsumsi. Kenaikan nilai tukar RupiahDolar berarti nilai Rupiah melemah dibandingkan mata uang Dolar.
Hal ini menggambarkan keadaan perekonomian Indonesia dalam kondisi yang tidak baik. Melemahnya nilai tukar rupiah akan mengakibatkan rendahnya nilai
ekspor barang konsumsi, sementara itu harga-harga barang yang diimpor menjadi mahal. Sebaliknya penurunan nilai tukar RupiahDolar menunjukkan semakin
membaikknya keadaan perekonomian di Indonesia. Ketika nilai tukar Rupiah menguat, maka akan meningkatkan nilai ekspor barang-barang konsumsi,
sehingga harga saham sektor industri barang konsumsi juga meningkat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.4.4. Pengaruh EPS terhadap IHS Sektor Industri Barang Konsumsi