akan mengakibatkan turunnya harga saham. Sebaliknya, penurunan tingkat bunga deposito akan menaikkan harga saham di pasar dan laba per saham, sehingga
mendorong harga saham meningkat. Penurunan bunga deposito akan mendorong investor mengalihkan investasinya dari perbankan ke pasar modal.
2.1.4.2. Inflasi
Inflasi merupakan proses kenaikan harga-harga secara umum dan terus- menerus. Ada tiga hal penting yang ditekankan dalam inflasi Nanga, 2005,
yaitu: 1. Adanya kecenderungan harga-harga untuk meningkat, yang berarti bisa saja
tingkat harga yang terjadi pada waktu tertentu turun atau naik dibandingkan dengan sebelumnya, tetapi tetap menunjukkan tendensi yang meningkat.
2. Bahwa kenaikan tingkat harga tersebut berlangsung secara terus-menerus sustained, yang berarti bukan terjadi pada suatu waktu saja, akaan tetapi bisa
beberapa waktu lamanya. 3. Bahwa tingkat harga yang dimaksud adalah tingkat harga umum, yang berarti
tingkat harga yang mengalami kenaikan itu bukan hanya pada satu atau beberapa komoditi saja, akan tetapi untuk harga barang secara umum.
Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang
lainnya. Menurut Tandelilin 2001, tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas overheated. Artinya, kondisi
ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga harga-harga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tinggi juga akan menyebabkan penurunan daya beli uang purchasing power of money
. Di samping itu, inflasi yang tinggi juga bisa mengurangi tingkat pendapatan
riil yang diperoleh investor dari investasinya. Inflasi yang tinggi dapat merugikan perekonomian secara keseluruhan, yaitu membuat banyak perusahaan mengalami
kebangkrutan dan menjatuhkan harga saham, sedangkan penurunan inflasi dapat menjadi sinyal yang positif bagi investor seiring dengan turunnya risiko daya beli
uang dan risiko penurunan pendapatan riil. Dilihat dari faktor-faktor penyebab timbulnya, inflasi dapat dibedakan ke
dalam tiga macam Nanga, 2005, yaitu: 1. Inflasi tarikan permintaan demand-pull inflation.
Inflasi tarikan permintaan atau disebut juga inflasi sisi permintaan demand-side inflation inflasi karena guncangan permintaan demand-shock
inflation adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan
permintaan agrergat yang terlalu besar atau pesat dibandingkan dengan penawaran atau produksi agregat. Barang-barang menjadi berkurang
dikarenakan pemanfaatan sumberdaya yang telah mencapai tingkat maksimum atau karena produksi tidak dapat ditingkatkan secepatnya untuk mengimbangi
permintaan yang semakin meningkat. 2. Inflasi dorongan biaya cost-push inflation.
Inflasi dorongan biaya atau sering disebut inflasi sisi penawaran supply- side inflation
atau inflasi karena guncangan penawaran supply-shock inflation
adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan biaya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
produksi yang pesat dibandingkan dengan produktivitas dan efisiensi, yang menyebabkan perusahaan mengurangi supply barang dan jasa mereka ke
pasar. Dengan kata lain, inflasi dari sisi penawaran adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya restriksi atau pembatasan terhadap penawaran dari
satu atau lebih sumberdaya, atau inflasi yang terjadi apabila harga dari satu atau lebih sumberdaya mengalami kenaikan atau dinaikkan.
3. Inflasi struktural structural inflation. Inflasi struktural yaitu inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya
berbagai kendala atau kekakuan struktural structural regiditier yang menyebabkan penawaran di dalam perekonomian menjadi kurang atau tidak
responsif terhadap permintaan yang meningkat. McKinnon 1973 dalam Nanga2005, mengemukakan bahwa inflasi
cenderung memperendah tingkat bunga riil, menyebakan terjadinya ketidakseimbangan di pasar modal. Hal ini akan menyebabkan penawaran dana
untuk investasi menurun, dan sebagai akibatnya investasi sektor swasta tertekan sapai ke bawah tingkat keseimbangannya, yang disebabkan oleh terbatasnya
penawaran dana yang dapat dipinjamkan loanable funds. Oleh karena itu, selama inflasi menuntun ke arah tingkat bunga riil yang rendah dan
ketidakseimbangan pasar modal, maka inflasi tersebut akan menurunkan investasi dan pertumbuhan.
2.1.4.3. Nilai Tukar