B. Kerjasama dengan Pusat Pelaporan dan Analisi Transaksi Keuangan
PPATK dalam Mencegah Tindak Pidana Pencucian Uang berkaitan dengan Prinsip Mengenal Nasabah
Pusat Pelaporan Analisi Transaksi Keuangan PPATK didirikan pada tanggal 17 April 2002 bersamaan dengan disahkannya Undang-undang No. 15
tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, Secara umum keberadaan lembaga ini dimaksudkan sebagai upaya Indonesia untuk ikut serta bersama
dengan negara lain memberantas kejahatan lintas negara yang terorganisir saperti terorisme dan money laundering pencucian uang.
70
1. Pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang;
Pasal 39 Undang-undang No 8 tahun 2010 memberi tugas kepada PPATK untuk mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang. Dan adapun
untuk melaksanakan tugas tersebut, Pasal 40 Undang-undang No 8 tahun 2010 menyatakan bahwa PPATK mempunyai fungsi sebagai berikut :
Dalam melaksanakan fungsi pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf a, PPATK
berwenang: a.
meminta dan mendapatkan data dan informasi dari instansi pemerintah danatau lembaga swasta yang memiliki kewenangan mengelola data dan
informasi, termasuk dari instansi pemerintah danatau lembaga swasta yang menerima laporan dari profesi tertentu;
70
Diakses dari www.ppatk.go.id.ProfilSejarahPPATK,hal1 tanggal 2 juli 2010
Universitas Sumatera Utara
b. menetapkan pedoman identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan;
c. mengkoordinasikan upaya pencegahan tindak pidana pencucian uang
dengan instansi terkait; d.
memberikan rekomendasi kepada pemerintah mengenai upaya pencegahan tindak pidana pencucian uang;
e. mewakili pemerintah Republik Indonesia dalam organisasi dan forum
internasional yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang;
f. menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan antipencucian uang;
dan g.
menyelenggarakan sosialisasi pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang.
2. Pengelolaan data dan informasi yang diperoleh PPATK;
Dalam melaksanakan fungsi pengelolaan data dan informasi, menurut Pasal 42 UU No 8 Tahun 2010, PPATK berwenang menyelenggarakan sistem
informasi. 3.
Pengawasan terhadap kepatuhan Pihak Pelapor. Dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan terhadap kepatuhan Pihak
Pelapor menurut Pasal 43 UU No.8 Tahun 2010 , PPATK berwenang: a.
menetapkan ketentuan dan pedoman tata cara pelaporan bagi Pihak Pelapor;
Universitas Sumatera Utara
b. menetapkan kategori Pengguna Jasa yang berpotensi melakukan tindak
pidana pencucian uang; c.
melakukan audit kepatuhan atau audit khusus; d.
menyampaikan informasi dari hasil audit kepada lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap Pihak Pelapor;
e. memberikan peringatan kepada Pihak Pelapor yang melanggar kewajiban
pelaporan; f.
merekomendasikan kepada lembaga yang berwenang mencabut izin usaha Pihak Pelapor; dan
g. menetapkan ketentuan pelaksanaan prinsip mengenali Pengguna Jasa bagi
Pihak Pelapor yang tidak memiliki Lembaga Pengawas dan Pengatur. 4.
Analisis atau pemeriksaan laporan dan informasi Transaksi Keuangan yang berindikasi tindak pidana pencucian uang danatau tindak pidana lain.
Dalam rangka melaksanakan fungsi analisis atau pemeriksaan laporan dan informasi menurut Pasal 44 UU No. 8 Tahun 2010, PPATK berwenang:
a. meminta dan menerima laporan dan informasi dari Pihak Pelapor;
b. meminta informasi kepada instansi atau pihak terkait;
c. meminta informasi kepada Pihak Pelapor berdasarkan pengembangan hasil
analisis PPATK; d.
meminta informasi kepada Pihak Pelapor berdasarkan permintaan dari instansi penegak hukum atau mitra kerja di luar negeri;
e. meneruskan informasi danatau hasil analisis kepada instansi peminta, baik
di dalam maupun di luar negeri;
Universitas Sumatera Utara
f. menerima laporan danatau informasi dari masyarakat mengenai adanya
dugaan tindak pidana pencucian uang; g.
meminta keterangan kepada Pihak Pelapor dan pihak lain yang terkait dengan dugaan tindak pidana pencucian uang;
h. merekomendasikan kepada instansi penegak hukum mengenai pentingnya
melakukan intersepsi atau penyadapan atas informasi elektronik danatau dokumen elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; i.
meminta penyedia jasa keuangan untuk menghentikan sementara seluruh atau sebagian Transaksi yang diketahui atau dicurigai merupakan hasil
tindak pidana; j.
meminta informasi perkembangan penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan oleh penyidik tindak pidana asal dan tindak pidana Pencucian
Uang; k.
mengadakan kegiatan administratif lain dalam lingkup tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini; dan
l. meneruskan hasil analisis atau pemeriksaan kepada penyidik.
Presiden, DPR dan lembaga yang berwenang melakukan pengawasan bagi Penyedia Jasa Keuangan PJK. Sedangkan kewenangan PPATK, antara lain
71
1. meminta dan menerima laporan dari PJK;
:
71
Ibid
Universitas Sumatera Utara
2. meminta informasi mengenai perkembangan penyidikan atau penuntutan
terhadap tindak pidana pencucian uang yang telah dilaporkan kepada penyidik atau penuntut umum.
3. melakukan audit terhadap PJK mengenai kepatuhan kewajiban sesuai
ketentuan dalam Undang-undang tindak pidana pencucian uang dan terhadap pedoman pelaporan mengenai transaksi keuangan.
4. memberikan pengecualian kewajiban pelaporan mengenai transaksi
keunagna yang dilakukan secara tunai. 5.
mengusulkan kepada Presiden untuk membentuk komite koordinasi nasional untuk mengefektifkan pencegahan dan pemberantasan tindak
pidana pencucian uang. 6.
melaksanakan ketentuan konvensi internasional atau rekomendasi internasional di bidang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang. Dari tugas dan wewenang tersebut di atas terdapat dua tugas utama yang
menonjol dalam kaitannya dengan pemberantasan tindak pidana pencucian uang, yaitu tugas mendeteksi terjadinya tindak pidana pencucian uang dan
tugas membantu penegakan hukum yang berkaitan dengan pencucian uang dan tindak pidana yang melahirkannya predicate offences.
Dalam rangka mendeteksi tindak pidana pencucian uang, PPATK menerima laporan,yaitu :
a. Laporan transaksi keuangan mencurigakan yang disampaikan oleh
penyedia jasa keuangan Pasal 23 ayat 1 huruf a UU No 8 Tahun 2010
Universitas Sumatera Utara
b. Laporan yang disampaikan oleh penyedia jasa keuangan tentang transaksi
keuangan yang dilakukan dengan mata uang rupiah danatau mata uang asing yang nilainya paling sedikit atau setara dengan Rp500.000.000,00
lima ratus juta rupiah yang dilakukan baik dalam satu kali transaksi aau beberapa kali transaksi dalam satu hari kerja. Pasal 23 ayat 1 huruf b
UU No 8 Tahun 2010 c.
Laporan yang disampaikan oleh penyedia jasa keuangan tentang Transaksi Keuangan transfer dana dari dan ke luar negeri.. Pasal 23 ayat 1 huruf c
UU No 8 Tahun 2010 d.
Laporan yang disampakan oleh Direktorat Jenderal Bea Cukai mengenai pembawaan dalam mata uang rupiah danatau mata uang asing, danatau
instrumen pembayaran lain dalam bentuk cek, cek perjalanan, surat sanggup bayar, atau bilyet giro paling sedikit Rp100.000.000,00 seratus
juta rupiah atau yang nilainya setara dengan itu. Pasal 34 ayat 1 UU No 8 Tahun 2010
Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi. Disamping itu menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
82 Tahun 2003 Keuangan juga dapat menerima informasi dari orang perseorangan mengenai dugaan tindak pidana pencucian uang. Laporan butir a dan c, terutama
dimaksudkan untuk mendeteksi proses penempatan placement pada perbuatan pencucian uang, sementara laporan butir b terutama lainnya, PPATK melakukan
analisa, mendeteksi tindak pidana pencucian uang kemudian dimaksudkan untuk mendeteksi proses transfer layering . Atas dasar laporan tersebut dan informasi
Universitas Sumatera Utara
menyerahkan laporannya kepada pihak Penyidik dan Penuntut Pasal 27. Untuk memperoleh laporan dan hasil deteksi atau analisa yang baik PPATK menjalin
kerjasama dengan penyedia jasa keuangan dan instansi terkait lainnya atau dengan Financial Intteligence Unit
FIU dar negara lain. Selanjutnya dalam proses penegakan hukum, PPATK dapat melakukan kerjasama dengan negara lain.
membantu pihak penyidik dan penuntut umum dengan informasi yang dimiliki dan kemampuan analisisnya
C. Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah di Pasar Modal