Perlunya Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah di Pasar Modal

i Keputusan Ketua Bapepam No.313 BL 2007 tentang Prinsip Mengenal Nasabah oleh Penyedia Jasa Keuangan di Pasar Modal. j Keputusan Ketua Bapepam No.476 BL 2009 tentang perubahan atas Keputusan Ketua Bapepam No.313 BL 2007 tentang Prinsip Mengenal Nasabah oleh Penyedia Jasa Keuangan di Pasar Modal. k Peraturan pemerintah No 45 tahun 1995 tentang penyelenggaran kegiatan di pasar modal. Sebagaimana telah diubah dengan peraturan pemerintah No. 12 tahun 2004.

D. Perlunya Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah di Pasar Modal

Pemerintah melakukan langkah total untuk mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCT Non Cooperative Countries and Teritories. Pertama adalah Presiden mengirimkan surat kepada Negara-negara anggota FATF terutama Negara G-7 untuk mengeluarkan Indonesia dari daftar tersebut, dan yang kedua adalah mengutus 4 empat menterinya untuk melakukan lobi secara khusus terhadap negara-negara tersebut. Langkah tersebut dapat dianggap bahwa Pemerintah mulai gerah dengan “ketidakadilan” The Financial Action Task Force on Money Laundering karena tetap menempatkan Indonesia dalam NCCT sementara Negara lain tempat pengemplang BLBI melarikan hartanya sudah lepas dari daftar tersebut. Selain itu, langkah tersebut dapat dianggap juga bahwa Pemerintah sadar bahwa akibat dari masuknya Indonesia dalam daftar NCCT akan berdampak buruk bagi Universitas Sumatera Utara perekonomian Indonesia karena meningkatnya biaya transaksi keuangan internasional yang dilakukan Indonesia. Terlepas dari hal tersebut, berkaitan dengan Pasar Modal, ada dua pendapat dimana satu pendapat menyatakan bahwa Pasar Modal tidak bisa digunakan untuk Money Loundering dan yang kedua berpendapat bahwa Pasar Modal bisa menjadi media Money Loundering. Pendapat pertama berargumen bahwa setiap transaksi yang melalui Pasar Modal pasti sudah terlebih dahulu melalui Bank sehingga sangat sulit untuk melakukan money laundering melalui Pasar Modal. Hal tersebut dapat terlihat dari minimnya laporan transaksi yang mencurigakan dari sektor Pasar Modal ke PPATK. Kalaupun ada itu imbas nyata dari tindak pidana yang terlebih dahulu telah masuk sistim perbankan dan ditingkat internasionalpun pelaporan mengenai money laundering melalui Pasar Modal sangatlah sedikit. Sedangkan pendapat kedua berargumen bahwa Pasar Modal tetap menjadi lahan yang sangat menarik untuk tempat money laundering karena sistem Pasar Modal sangat potensial untuk hal tersebut, karena selain borderless juga mempunyai turn over yang sangat tinggi. 42 Kemunginan pasar modal sebagai lahan pencucian uang bisa dilihat dari indikasi-indikasi yang terjadi. Salah satu indikasinya adalah bahwa saat Dewan Perwakilan Rakyat menyetuji diundangkannya UU No.15 tahun 2002 tentang tindak pidana pencucian uang yang direvisi dengan UU No. 25 tahun 2003 dan kemudian diubah kembali dengan UU No.8 Tahun 2010 yang seketika itu pula transaksi perdagangan saham langsung anjlok dan mulai merangkak perlahan 42 Diambil dari situs www.bepepam.go.idpasar_modalpublikasi_pminfo_pmwarta2005_pebruarim pada tanggal 21 September 2010. Universitas Sumatera Utara demi perlahan ketika pada keesokan harinya setelah diketahui tidak ada gebrakan dari pemerintahan pasca diundangkannya undan-undang tersebut. Hal ini dapat dikatakan mengidentifikasikan bahwa ,mayoritas perdagangan di Bursa Efek Indonesia BEI adalah money laundering. 43 Mengingat hal ini, maka dalam rangka menciptakan industri Pasar Modal yang sehat serta terlindungi dari praktik-praktik pencucian di pasar modal melalui penyedia jasa keuangan di pasar modal maka diberlakukanlah sebuah prinsip yang telah terlebih dahulu diterapkan di dunia perbankan yaitu, Prinsip Mengenal Nasabah yang disebut juga Know Your Costumer Principles. 44 43 Adrian Sutedi, Tindak Pidana Pencucian Uang Op cit, hal.70. 44 Keputusan Ketua Bapepam dan LK no. 476 BL2009, Op.cit Dalam pertimbangan pada Keputusan Ketua Bapepam dan LK no. 476 BL2009 huruf a bahwa: Dalam rangka menciptakan industri pasar modal yang sehat serta terlindungi dari praktik-praktik tindak pidana pencucian uang dan dijadikan sarana pendanaan kegiatan terorisme, maka diperlukan upaya untuk melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan kegiatan terorisme oleh penyedia jasa keuangan di bidang pasar modal melalui penerapan Prinsip Mengenal Nasabah. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi dan globalisasi mengakibatkan makin

Dokumen yang terkait

Implementasi Good Corporate Governance Dalam Transaksi Afiliasi Di Pasar Modal Berdasarkan Keputusan Ketua BAPEPAM-LK NO: KEP-421/BL/2009

2 54 106

Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principle) Sebagai Upaya Pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Bank

2 85 114

Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principle) dalam Pencegahan Pencucian Uang di Bank Tabungan Negara

0 3 1

ANALISIS PENERAPAN MENGENAL NASABAH (KNOW YOUR CUSTOMER) SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING) DALAM BIDANG ASURANSI

2 22 62

PELAKSANAAN PRINSIP MENGENAL NASABAH SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG.

0 0 17

PELAKSANAAN PRINSIP MENGENAL NASABAH (KNOW YOUR CUSTOMER PRINCIPLE) PADA BANK DALAM UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING) (Studi pad PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Bukittinggi).

0 0 10

PELAKSANAAN PRINSIP MENGENAL NASABAH (KNOW YOUR CUSTOMER PRINCIPLE) PADA BANK DALAM UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING) (Studi Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Bukitinggi).

0 0 10

Implementasi Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer) oleh Kalangan Pasar Modal dan Efektivitasnya dalam Mencegah Terjadinya Tindak Pidana Pencucian Uang.

0 0 16

PENANGANAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DAN PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH

0 1 10

Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Oleh Bank Dalam Rangka Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang

0 0 16