Proses dan Modus Tindak Pidana Pencucian Uang yang Dapat Terjadi di Pasar Modal

Sedangkan proses pencucian uang menurut Anwar Nasution, ada empat faktor yang dilakukan dalam proses pencucian uang yaitu : 58 a. Merahasiakan pemilik dan sumber uang hasil kejahatan tersebut. b. Mengubah bentuknya sehingga mudah dibawa kemana-mana. c. Merahasiakan proses pencucian uang itu sehingga menyulitkan pelacakanya oleh petugas hukum d. Memudahkan pengawasan uang tersebut oleh pemilik kekayaannya.

G. Proses dan Modus Tindak Pidana Pencucian Uang yang Dapat Terjadi di Pasar Modal

59 1 Proses Placement melalui Pasar Modal Proses ini sangat jarang dilakukan melalui Pasar Modal karena proses ini merupakan proses dimana dana hasil tindak kejahatan masuk kedalam sistim keuangan. Dalam sistim Pasar Modal yang berlaku umum best practice , investor yang membuka rekening efek atau membeli unit penyertaan Reksa Dana harus memasukkan dananya melalui sistim perbankan, yang artinya seleksi pendahuluan atas masuknya dana tersebut berada pada pihak Bank. Akan tetapi dengan semakin ketatnya persaingan antar Perusahaan Efek hal tersebut tidak dapat diabaikan, karena memang tidak ada satu aturan pun yang 58 Adrian Sutedi, Tindak Pidana Pencucian Uang, Op.cit,hal 23 59 Diakses dari http:www.bapepam.go.idpasar_modalpublikasi_pminfo_pmwarta2005_pebruarimoney_laun dering.pdf tanggal 12 September 2010. Universitas Sumatera Utara melarang Perusahaan Efek menerima dana nasabah dalam bentuk tunai.Selain itu terdapat beberapa mekanisme yang mungkin dapat digunkan dalam proses ini, yaitu antara lain: a Penyetoran tunai pada saat margin call. Margin trading , praktik yang biasa dilakukan dalam Pasar Modal, adalah transaksi dimana pemodal dapat melakukan transaksi lebih besar dari dana yang dimiliki nasabah tersebut. Biasanya, Perusahaan Efek akan memberikan fasilitas ini hanya kepada nasabah yangbenar-benar dikenal oleh Perusahaan Efek tersebut. Tapi ada suatu kemungkinan dimana saat nasabah harus menyetor uang untuk menutup margin, dan karena waktu yang sangat mendesak untuk kliring, maka Perusahaan Efek tersebut akan menerima uang kas. Adapun uang kas tersebut dapat berasal dari Pelaku money laundering, orang yang tidak dikenal oleh sales Perusahaan Efek tersebut, melalui nasabah yang dikenal oleh penjual tersebut. Dalam kondisi seperti ini Perusahaan Efek tidak mempunyai cukup waktu untuk menelusuri asal-usul dana tersebut. b Masuknya uang tunai melalui mekanisme right issue. Right Issue atau yang lebih dikenal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, merupakan tindakan Emiten untuk menambah modal. Dalam suatu right issue ada kalanya Emiten menggunakan pembeli siaga, yang biasanya telah menjadi pemegang saham emiten tersebut. Pembeli siaga dapat terdiri dari beberapa pihak yang secara bersama-sama bersedia untuk membeli sisa saham Universitas Sumatera Utara yang tidak diambil oleh pemegang saham lainnya. Dalam proses ini Pihak yang akan melakukan placement harus bekerja sama dengan Emiten, dimana Emiten tersebut bersedia menerima uang cash dari pembeli siaga. Selanjutnya uang cash dari tindak pidana kejahatan tersebut akan dibelikan saham yang tidak diambil oleh pemegang saham Emiten tersebut. Praktek seperti ini tentunya akan dibantu oleh Auditor yang mengaudit hasil penjatahan dalam right issue. c Pembelian Saham melalui Transaksi Luar Bursa. Pembelian saham dapat dilakukan melalui kesepakatan kedua belah pihak. Apabila transaksi di luar bursa, maka penjual dapat menerima uang dari Pelaku berupa uang tunai, yang selanjutnya Penjual dapat menstransfer saham tersebut kepada pelaku yang sebelumnya telah membuka rekening efek di Perusahaan efek lain. 2 Layering melaui Pasar Modal Pasar Modal lebih mudah digunakan dalam proses ini, karena biasanya uang hasil tindak pidana kejahatan sudah masuk ke sistem keuangan, sehingga Pasar Modal digunakan untuk mengaburkan asal-usul uang tersebut. Kasus yang sederhana adalah indikasi Pasar Modal digunakan oleh para pembobol Bank BNI. Dalam kasus tersebut pembobol Bank BNI diindikasikan menggunakan uang hasil tindak pidana tersebut untuk membeli berbagai saham. Dan yang perlu dicatat dana pembelian tersebut sudah masuk sistem perbankan. Selain itu, pada proses ini, para Pelaku pencucian uang dapat menikmati keuntungan tambahan dari perdagangan saham yang dia lakukan. Hal tersebut Universitas Sumatera Utara dapat pula dilakukan dengan aksi manipulasi pasar untuk menambah keuntungan melalui Pasar Modal. Pada umumnya pelaku sudah memiliki saham dalam jumlah yang signifikan, selanjutnya Pelaku bekerja sama dengan beberapa pihak mulai meniupkan rumor yang berupa misleading information sehingga harga saham dapat mengalami kenaikkan. Pelaku biasanya menambah kepemilikannya sehingga harga dapat merangkak naik lebih cepat. Setelah harga mencapai puncaknya, Pelaku mulai melepas kepemilikannya sehingga harga mulai turun, dan dia menangguk keuantungan dari proses layering tersebut. Dalam proses ini biasanya diikuti dengan tindak pidana yang lain terutama tindak pidana Pasar Modal. Pelaku tindak pidana pencucian uang, dalam proses layering, juga bisa melakukan pencucian uang melalui mekanisme, antara lain: a Menggunakan mekanisme Debt to equity swap Semenjak krisis moneter, banyak perusahaan publik yang mengalami kesulitan keuangan sehingga tidak dapat memenuhi kewajibannya termasuk hutang Bank. Setelah BPPN mengambil alih hutang-hutang tersebut, karena dibatasi waktu dan dikejar target setoran APBN, BPPN telah melelang kredit macet tersebut ke berbagai Pihak. Selanjutnya pemilik hak tagih baru tersebut memperjualbelikan hak tagih tersebut yang bisa jadi jatuh kepada pelaku tindak pidana. Selanjutnya pelaku menawarkan kepada Emiten tersebut untuk melakukan Debt to Equity Swap dengan rasio yang sangat menarik. Alhasil, pelaku tindak pidana sudah dapat memiliki saham perusahaan tercatat, tanpa dapat diindikasikan asal usul uang tersebut. Universitas Sumatera Utara b Menggunakan SPV dalam pembelian saham. Dengan menggunakan SPV yang berdomisili di negara-negara antah berantah yang sulit ditelusuri beneficial owners-nya, pelaku tindak pidana mulai mengumpulkan saham-saham yang blue chip dan menikmati hasil deviden dari perusahaan tersebut. c Akusisi Perusahaan Terbuka Pelaku tindak pidana pencucian uang, untuk menyamarkan dananya, dapat melakukan akusisi perusahaan terbuka. Dengan adanya akusisi tersebut Pelaku terkena peraturan Penawaran Tender dimana salah satunya adalah klarifikasi dari Bank ataupun Perusahaan Efek bahwa Pelaku mempunyai cukup dana untuk melakukan Penawaran Tender. Selanjutnya, pihak-pihak tersebut bekerja sama untuk memuluskan proses Penawaran Tender, yang pada ujung-ujungnya menempatkan Pelaku sebagai mayoritas di Perusahaan Terbuka tersebut. d Manipulasi data Keuangan Perusahaan Terbuka. Pada tahap awal biasanya pelaku telah menjadi mayoritas di perusahaan tersebut,selanjutnya dana dari tindak kejahatan disamarkan dan dicampurkan oleh pelaku dengan pendapatan yang sah dari Perusahaan tersebut. Hal tersebut akan menyebabkan peningkatan pertumbuhan pendapatan yang dramatis, yang otomatis bisa mengatrol harga saham Perusahaan tersebut di Bursa. Dalam proses ini biasanya pelaku bekerja sama dengan auditor yang mengaudit Perusahaan tersebut. Universitas Sumatera Utara 3 Proses Integration melalui Pasar Modal Dalam tahap ini yang diharapkan oleh Pelaku tindak pidana pencucian uang, adalah hasil yang sudah bisa dinikmati dari Pasar Modal, baik itu deviden,capital gain , ataupun dapat duduk sebagai Direksi atau Komisaris di Perusahaan Terbuka. Jadi dalam tahap ini serangkaian tindakan pencucian telah dilakukan, baik melalui Bank,pembelian properti,emas, dll telah dilakukannya. Jadi dana hasil penjulan barang-barang berharga tersebut dia investasikan di Pasar Modal, dan menikmati hasilnya secara leluasa. Pencucian uang melalui pasar modal cenderung lebih merupakan tahapan layering ataupun integration daripada tahapan placement. Namun hal itu bukan berarti tidak ada transaksi uang tunai di pasar modal. Penempatan uang tunai dalam kegiatan pasar modal dimungkinkan pada saat 60 1. Setoran awal pembukaan rekening nasabah : 2. Kewajiban penyetoran tunai pada saat memenuhi margin call 3. Masuknya uang tunai dari pembeli siaga dalam proses right issue 4. Transaksi luar bursa Adapun proses layering atau integration di pasar modal dilakukan melalui 61 1. Transaksi bursa : 2. Transaksi luar bursa 3. Penggunaan perusahaan Special Purpose Vehicle dalam transaksi. 60 Adrian sutedi, Tindak Pidana Pencucian Uang, Op.cit,hal 86. 61 Ibid, hal 87. Universitas Sumatera Utara BAB IV PENCEGAHAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DI PASAR MODAL MELALUI PRINSIP MENGENAL NASABAH KNOW YOUR CUSTOMER PRINCIPLES BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN KETUA BAPEPAM-LK NO. 476BL2009 A.Fungsi dan Kewenangan Bapepam Dunia pasar modal merupakan sebuah industri yang terlibat erat dengan pelaku pasar dan lembaga keuangan yang bergelut dengan uang dan modal yang memiliki pengalaman puluhan tahun, sehingga dikhawatirkan memiliki kemampuan untuk melakukan rekayasa finansial. Dimana rekayasa finansial yang terjadi di Pasar Modal dapat mempengaruhi kestabilan perekonomian suatu negara atau bahkan dapat mempengaruhi kestabilan perekonomian negara lain. Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam adalah sebuah otorita yang dibentuk oleh pemerintah yang bertujuan untuk mengawasi kegiatan Pasar Modal di Indonesia. Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam sebagai otoritas tertinggi merupakan palang pintu hukum Pasar Modal di Indonesia. Lembaga ini merupakan benteng sekaligus ujung tombak dalam melakukan penegakan hukum law inforcement dari kaidah-kaidah hukum Pasar Modal. Bapepam memang bertugas dan berfungsi sebagai ujung tombak dan front terdepan dalam menegakkan hukum Pasar Modal. Karena itu, ditangan Bapepamlah terletak baik buruknya praktik Pasar Modal yang terjadi di Indonesia. 62 62 Munir Fuady, Pasar Modal Modern Tinjauan Hukum Bandung: PT, Citra Aditya Bakti,1996, hal 147 55 Universitas Sumatera Utara Bapepam dihidupkan kembali pada tahun 1976 63 63 Tjipto Darmadji, Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab, Jakarta: Salemba Empat 2001, hal 14. yang dibentuk berdasarkan Keppres No. 52 tahun 1976, bab III, Pasal 8-15 yang berbunyi sebagai berikut : “Bapepam sebagai lembaga yang independent berdiri sendiri yang memiliki otoritas tertinggi di bidang Pasar Modal, maka setiap indakannya harus senantiasa berpedoman pada pilar-pilar kepentingan atas perkembangan pasar tanpa berpihak pada kepentingan salah satu pelaku pasar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Bapepam merupakan lembaga atau otoritas tertinggi di Pasar Modal yang melakukan pengawasan dan pembinaan atas Pasar Modal demi terwujudnya kegiatan Pasar Modal modern yang teratur, aman, wajar, transparan, dan efisien serta penegakan peraturan law enforcement dan melindungi kepentingan investor Pasar Modal. Sementara itu, Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 503KMK.011887 memberikan pen gertian yang hampir sama dengan pengertian di atas yaitu Badan Pengawasa Pasar Modal adalah pelaksana tugas di bidang pembinaan, pengaturan, dan pengawasan kegiatan Pasar Modal yang di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Keuangan, dan dipimpin oleh seorang ketua.” Bapepam adalah badan yang berada langsung di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan dan bertugas : Universitas Sumatera Utara a. Mengadakan penilaian terhadap perusahaan-perusahaan yang akan menjual sahamnya melaui Pasar Modal, apakah telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, dan sehat serta baik; b. Menyelenggarakan bursa Pasar Modal yang efektif dan efisien; c. Terus-menerus mengikuti perkembangan perusahaan-perusahaan yang menjual saham-sahamnya melalui Pasar Modal. Sesuai dengan pasal 2 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia 503KMK.011997, Badan Pengawas Pasar Modal mempunyai tugas membina, mengatur dan mengawasi sehari-hari kegiatan Pasar Modal yang wajar,teratur dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan Menteri Keuangan dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sesuai dengan pasal 3 Kepmenkeu RI No : 503KMK.011997 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal, fungsi Bapepam adalah sebagai berikut : 1. Penyusunan peraturan di bidang Pasar Modal. 2. Penegakan peraturan di bidang Pasar Modal 3. Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha, pendaftaran dari Bapepam, dan pihak yang bergerak di bidang Pasar Modal. 4. Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi emitten dan perusahaan publik. Universitas Sumatera Utara 5. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjamin, dan Lembaga Penyimpan dan Penyelesaian. 6. Penetapan ketentuan Akuntansi di bidang Pasar Modal, dan 7. Pengamanan teknis pelaksanaan tugas pokok Bapepam sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh menteri keuangan dan berdasarkan peraturan perundnag-undangan yang berlaku. Dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi di atas, maka Undang-Undang Pasar Modal memberikan wewenang kepada Bapepam yaitu antara lain : 64 a. Memberi : 1 Izin usaha kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian,Reksa Dana, Perusahaan Efek, Penasihat Investasi dan Biro Administrasi Efek; 2 Izin orang perseorangan bagi Wakil Penjamin Emisi Efek, Wakil Perantara Pedagang Efek, dan Wakil Manager Investasi;dan 3 Persetujuan bagi Bank Kustodian b. Mewajibkan pendaftaran Profesi Penunjang Pasar Modal dan Wali Amanat; c. Menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan memberhentikan untuk sementara waktu komisaris dan atau direktur serta menunjuk managemen sementara Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta Lembaga 64 Diakses dari www.bapepam.go.id.wewenangBapepam , tanggal 6 austus 2010 Universitas Sumatera Utara Penyimpanan dan Penyelesaian sampai dengan dipilihnya komisaris danatau direktur yang baru; d. Menetapkan persyaratan dan tata cara pernyataan pendaftaran serta menyatakan, menunda atau membatalkan efektifnya pernyataan pendaftaran; e. Mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap pihak dalam hal terjadi peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap Undang- undang ini danatau Peraturan Pelaksanaannya; f. Mewajibkan setiap pihak untuk : 1 Menghentikan atau memperbaiki iklan atau promosi yang berhubungan dengan kegiatan di Pasar Modal; dan 2 Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi akibat yang timbul dari iklan atau promosi dimaksud. g. Melakukan pemeriksaan terhadap : 1 Setiap emiten atau perusahaan atau perusahaan Publik yang telah atau diwajibkan menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam;atau 2 Pihak yang dipersyaratkan memiliki izin usaha, izin orang perorangan, persetujuan atau pendaftaran profesi berdasarkan Undang-undang ini. h. Menunjuk pihak lain untukmelakukan pemeriksaan tertentu dalam rangka pelaksanaan wewenang Bapepam sebagaimana dimaksud dalam huruf g; j. Membekukan atau membatalkan pencatatan suatu efek pada bursa efek atau menghentikan transaksi bursa atas efek tertentu untuk jangka waktu tertentu guna melindungi kepentingan pemodal. Universitas Sumatera Utara k. Menghentikan kegiatan perdagangan Bursa Efek untuk jangka waktu tertentu dalam hal keadaan darurat. l. Memeriksa keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjamin, atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian serta memberikan keputusan membatalkan atau menguatkan pengenaan yang dimaksud m. Menetapkan biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran dan pemeriksaan dan penelitian serta biaya lain dalam rangka kegiatan pasar modal. n. Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat sebagai akibat pelanggaran atas ketentuan di bidang pasar modal. o. Memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atas Undang-undang ini atau dalam peraturan pelaksanaannya. p.Menetapkan instrumen lain sebagai efek selain yang telah ditentukan dalam pasal 1 angka 5; dan q. Melakukan hal-hal yang diberikan berdasarkan Undang-undang ini. Kewenangan Bapepam tersebut secara umum dapat digolongkan ke dalam fungsi lembaga yaitu : 65 1. Lembaga Pembina 2. Lembaga Pengatur 3. Lembaga Pengawas Kewenagan Bapepam tersebut , apabila dapat dilaksanakan dengan benar sesungguhnya telah sesuai dengan prinsip-prinsip hukum Pasar Modal secara 65 Munir Fuady, Op.cit, hal 116 Universitas Sumatera Utara global. Sebab, dimanapun juga Otoritas Pasar Modal, seperti SEC di Amerika Serikat memiliki 3 tiga fungsi utama yaitu : 1. Fungsi Rule Making Otoritas pengawas membbuat aturan-aturan main untuk Pasar Modal. Fungsi seperti ini disebut juga sebagai Quasi Legislative Power . Jadi merupakan kewenangan legislatif. 2. Fungsi Adjudicatory Merupakan fungsi otoritas pengawas untuk melakukan fungsinya sebagai Quasi Judisial Power. Jadi merupakan kewenangan judisial seperti yang dilakukan oleh suatu badan peradilan. Termasuk ke dalam fungsi ini misalnya mngadili atau memecat atau mencabut izin ataupun melarang pihak-pihak pelaku di Pasar Modal untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan di Pasar Modal. 3. Fungsi Investigatory- Enforcement Fungsi ini membuat otoritas pengawas mempunyai wewenang investigasi dan enforcement. Ini dilakukan dengan memberikan wewenang kepada Bapepam kewenangan penyelidikan dan penyidikan yang membuatnya semacam polisi khusus. Kewenangan Bapepam tersebut dapat diuraikan lebih lanjut secara spesifik sebagai berikut : a. Kewenagan Bapepam Sebagai Lembaga Pemeriksa Sebagai salah satu konketisasi dari peran Bapepam sebagai pengawas adalah kewenagna Bapepam untuk melakukan pemeriksaan yaitu pemeriksaan terhadap Universitas Sumatera Utara setiap pihak yang melakukan atau terlibat dalam pelanggaran perundang- undangan di bidang Pasar Modal. 66 Maka dalam rangka pelaksanaan tugasnya tersebut, Bapaepam dapat melakukan hal-hal sebagai berikut : Yang dimaksud dengan pemeriksaan sesuai isi Pasal 100 Undang-undang Pasar Modal adalah : “ Kegiatan mencari, mengumpulkan, dan mengolah data atau keterangan lain yang dilakukan oleh pemeriksa ada tidaknya pelanggaran atas perundang- undangan di bidang Pasar Modal. 67 1 Meminta keterangan dan atau konfirmasi dari pihak yang diduga melakukan atau terlibat dalam pelan ggaran terhadap perundang-undangan di Pasar Modal jika dianggap perlu; 2 Mewajibkan pihak yang diduga melakukan atau terlibat dalam pelanggaran terhadap undang-undang di bidang Pasar Modal untuk melakukan atau tidak melakukan kegiatan tertentu; 3 Memeriksa dan atau membuat salinan terhadap catatan, pembukuan, danatau dokumen lain, baik milik pihak yang diduga melkukan atau terlibat dalam pelanggaran perundang-undangan di bidang Pasar Modal ataupun pihak lain jika perlu; 4 Menentukan syarat danatau mengizinkan pihak yang diduga melakukan tindakan tertentu yang diperlukan dalam rangka penyelesaian kerugian yang timbul. 66 Ibid, hal 121 67 Pasal 100 UU Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Universitas Sumatera Utara 8. Kewenagan Bapepam sebagai Lembaga Penyidik Kewenangan ini juga merupakan uraian lebih lanjut dari peranan Bapepam sebagai Lembaga Pengawas. Kewenangan Penyidikan ini dapat digunakan oleh Bapepam apabila menurut pendapatnya telah terjadi pelanggaran terhadap perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang mengakibatkan kerugian bagi kepentingan Pasar Modal atau masyarakat. Kedudukan dan kewenangannya sebagai lembaga penyidik bukanlah “terusan” dari kedudukannya sebagai lembaga pemeriksa melainkan merupakan kewenagan yang mandiri karena itu Bapepam dapat saja secara langsung menggunakan kewenangan penyidikan jika ada alasan untuk itu tanpa harus sebelumnya melakukan tindakan yang tergolong ke dalam kewenagan pemeriksaan. 68 Kewenagan ini dapat diuraikan sebagai berikut : 69 1 Menerima laporan, pemberitahuan, atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana di Pasar Modal. 2 Melakukan penelitian atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan tindak pidana di Pasar Modal. 3 Melakukan penelitian terhadap pihak yang diduga melakukan atau terlibat terhadap tindak pidana di Pasar Modal. 4 Memanggil, memeriksa dan meminta keterangan barang bukti dari setiap pihak yang disangka melakukan, atau sebagai saksi dalam tindak pidana di bidang Pasar Modal. 68 Munir Fuady, Op.cit, hal.126. 69 Ibid, hal 127. Universitas Sumatera Utara 5 Melakukan pemeriksaan atas pembukuan, catatan dan dokumen lain yang berkenaan dengan barang bukti dari setiap pihak yang disangka melakukan atau sebagai saksi dalam tindak pidana di bidang Pasar Modal. 6 Melakukan pemeriksaan di setiap tempat tertentu yang diduga terdapat setiap baarng bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain serta melakukan penyitraan terhadap barang yang dijadikan barang bukti dalam pekara tindak pidana di bidang Pasar Modal. 7 Memblokir rekening pada bank atau lembaga keuangan lain dari pihak yang diduga melakukan atau terlibat dalam tindak pidana di bidang Pasar Modal. 8 Meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang Pasar Modal. 9 Menyatakan saat dimulainya dan dihentikannya penyidikan. 10 Mengajukan permohonan izin kepada menteri untuk memperoleh keterangan dari bank tentang keadaan keuangan dari tersangka pada bank sesuai dengan perundang-undangan di bidang perbankan. 11 Memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada penuntut umum sesuai dengan KUHAP. 12 Meminta bantuan aparat hukum lainnya. Universitas Sumatera Utara

B. Kerjasama dengan Pusat Pelaporan dan Analisi Transaksi Keuangan

Dokumen yang terkait

Implementasi Good Corporate Governance Dalam Transaksi Afiliasi Di Pasar Modal Berdasarkan Keputusan Ketua BAPEPAM-LK NO: KEP-421/BL/2009

2 54 106

Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principle) Sebagai Upaya Pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Bank

2 85 114

Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principle) dalam Pencegahan Pencucian Uang di Bank Tabungan Negara

0 3 1

ANALISIS PENERAPAN MENGENAL NASABAH (KNOW YOUR CUSTOMER) SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING) DALAM BIDANG ASURANSI

2 22 62

PELAKSANAAN PRINSIP MENGENAL NASABAH SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG.

0 0 17

PELAKSANAAN PRINSIP MENGENAL NASABAH (KNOW YOUR CUSTOMER PRINCIPLE) PADA BANK DALAM UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING) (Studi pad PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Bukittinggi).

0 0 10

PELAKSANAAN PRINSIP MENGENAL NASABAH (KNOW YOUR CUSTOMER PRINCIPLE) PADA BANK DALAM UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING) (Studi Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Bukitinggi).

0 0 10

Implementasi Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer) oleh Kalangan Pasar Modal dan Efektivitasnya dalam Mencegah Terjadinya Tindak Pidana Pencucian Uang.

0 0 16

PENANGANAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DAN PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH

0 1 10

Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Oleh Bank Dalam Rangka Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang

0 0 16