Tujuan dari tindak pidana pencucian uang adalah karena uang hasil kejahatan yang sangat besar jumlahnya maka dipecahkanlah uang tesebut dalam
jumlah yang kecil sehingga ketika uang tersebut diserap ke peredaran menjadi tidak tampak atau tidak ketara. Uang itu harus dikonversi menjadi uang yang sah
sebelum uang tersebut dapat diinvestasikan atau dibelanjakan yaitu dengan pencucian laundering.
54
3. Modus Operandi Tindak Pidana Pencucian Uang
Dalam melaksanakan pencucian uang, modus operandi yang biasa dilakukan dengan beberapa cara yakni:
55
1. Melalui kerja sama modal
Uang hasil kejahatan secara tunai dibawa ke luar negeri. Uang tersebut masuk kembali dalam bentuk kerjasama modal Joint Venture Project. Keuntungan
inventasi tersebut harus diinvestasikan lagi dalam berbagai usaha lain. Keuntungan usaha lain ini dinikmati sebagai uang yang sudah bersih karena
tampaknya diolah secara legal, bahkan dikenakan pajak. 2. Melalui agunan kredit
Uang tunai diselundupka n ke luar negeri. Lalu disimpan di bank negara tertentu yang prosedur perbankannya termasuk lunak. Dari bank tersebut
ditransfer ke Bank Swiss dalam bentuk deposito. Kemudian dilakukan
54
Ibid, hal 18
55
Ibid, hal. 28
Universitas Sumatera Utara
peminjaman ke suatu bank di Eropa dengan jaminan deposito tersebut. Uang hasil kredit ditanamkan kembali ke asal uang haram tadi.
3. Melalui perjalanan luar negeri Uang tunai ditransfer ke luar negeri melalui bank asing yang berada di
negaranya. Lalu uang tersebut dicairkan kembali dan dibawa kembali ke negara asalnya oleh orang tertentu. Seolah–olah uang tersebut berasal dari luar
negeri. 4. Melalui penyamaran usaha dalam negeri
Dengan usaha tersebut maka didirikanlah perusahaan samaran, tidak dipermasalahkan apakah uang tersebut berhasil atau tidak, tetapi kesannya
uang tersebut telah menghasilkan uang bersih. 5. Melalui penyamaran perjudian
Dengan uang tersebut didirikan usaha perjudian. Tidak menjadi masalah apakah menang atau kalah. Akan tetapi akan dibuat kesan menang, sehingga
ada alasan asal usul uang tersebut. Seandainya di Indonesia masih ada lottre atau sejenisnya yang lain, kepada pemilik uang haram dapat ditawarkan
nomor menang dengan harga yang lebih mahal. Dengan demikian uang tersebut memberikan kesan kepada yang bersangkutan sebagai hasil
kemenangan kegiatan perjudian tersebut. 6. Melalui penyamaran dokumen
Uang tersebut secara fisik tidak kemana-mana, tetapi keberadaannya didukung oleh berbagai dokumen palsu atau yang diadakan, seperti membuat double
Universitas Sumatera Utara
invoice dalam jual beli dan ekspor impor, agar ada kesan uang tersebut sebagai
hasil kegiatan luar negeri 7. Melalui pinjaman luar negeri
Uang tunai dibawa ke luar negeri dengan berbagai cara, lalu uang tersebut dimasukkan kembali sebagai pinjaman luar negeri. Hal ini seakan-akan
memberi kesan bahwa pelaku memperoleh bantuan kredit luar negeri. 8.
Melalui rekayasa pinjaman luar negeri Uang secara fisik tidak kemana-mana, tetapi kemudian dibuat suatu dokumen
seakan-akan ada bantuan atau pinjaman luar negeri. Jadi pada kasus ini sama sekali tidak ada pihak pemberian pinjaman, yang ada hanya dokumen
pinjaman yang kemungkinan besar adalah dokumen palsu. Didasarkan pada tipologinya dalam perbuatan tindak pidana pencucian
uang terdapat beberapa modus:
56
1. Tipologi dasar
a. Modus orang ketiga, yaitu dengan menggunakan seseorang untuk
menjalankan perbuatan tertentu yang diinginkan oleh pelaku pencurian uang, dapat dengan menggunakan atau mengatasnamakan orang ketiga
atau orang lain lagi yang berlainan. Ciri-cirinya adalah orang ketiga hampir selalu nyata dan bukan hanya nama palsu dalam dokumen, orang
ketiga biasanya menyadari ia dipergunakan, orang ketiga tersebut merupakan orang kepercayaan yang bisa dikendalikan, dan hubungannya
dengan pelaku sangat dekat sehingga dapat berkomunikasi setiap saat.
56
Tb. Iraman, Op cit, hal. 114
Universitas Sumatera Utara
b. Modus topeng usaha sederhana, merupakan kelanjutan modus orang
ketiga, dimana orang tersebut akan diperintahkan untuk mendirikan suatu bidang usaha dengan menggunakan kekayaan yang merupakan hasil tindak
pidana. c.
Modus perbankan sederhana, dapat merupakan kelanjutan modus pertama dan kedua, namun juga dapat berdiri sendiri. Disini terjadi perpindahan
sistem transaksi tunai yang berubah dalam bentuk cek kontan, cek perjalanan, atau bentuk lain dalam deposito, tabungan yang dapat
ditransfer dengan cepat dan digunakan lagi dalam pembelian aset-aset. Modus ini banyak meninggalkan jejak melalui dokumen rekening koran,
cek, dan data-data lain yang mengarah pada nasabah itu, serta keluar masuknya dari proses transaksi baik yang menuju pada seseorang maupun
pada aset-aset, atau pun pada pembayaran-pembayaran lain. d.
Modus kombinasi perbankan atau usaha, yang dilakukan oleh orang ketiga yang menguasai suatu usaha dengan memasukkan uang hasil kejahatan ke
bank untuk kemudian ditukar dengan cek yang kemudian digunakan untuk pembelian aset atau pendirian usaha-usaha lain.
2. Tipologi ekonomi
a. Model smurfing, yakni pelaku menggunakan rekan-rekannya yang banyak
untuk memecah sejumlah besar uang tunai dalam jumlah-jumlah kecil dibawah batas uang tunai sehingga bank tidak mencurigai kegiatan
tersebut untuk kemudian uang tunai tersebut ditukarkan di bank dengan cek wisata atau cek kontan. Bentuk lain adalah dengan memasukkan dalam
Universitas Sumatera Utara
rekening para smurfing di satu tempat pada suatu bank kemudian mengambil pada bank yang sama di kota yang berbeda atau disetorkan
pada rekening-rekening pelaku pencucian uang di kota lain sehingga terkumpul dalam beberapa rekening pelaku pencucian uang. Rekening ini
tidak langsung atas nama pelaku namun bisa menunjuk pada suatu perusahaan lain atau rekening lain yang disamarkan nama pemiliknya.
b. Model perusahaan rangka, disebut demikian karena perusahaan ini
sebenarnya tidak menjalankan kegiatan usaha apapun, melainkan dibentuk agar rekening perusahaannya dapat digunakan untuk memindahkan
sesuatu atau uang. Perusahaan rangka dapat digunakan untuk penempatan placement
dana sementara sebelum dipindah atau digunakan lagi. Perusahaan rangka dapat terhubung satu dengan yang lain misal saham PT
A dimiliki oleh PT B yang berada di daerah atau negara lain, sementara saham PT B sebagian dimiliki oleh PT A, PT B, PT C, danatau PT D yang
berada di daerah atau negara lain c.
Modus pinjaman kembali, adalah suatu variasi dari kombinasi modus perbankan dan modus usaha. Contohnya, pelaku pencucian uang
menyerahkan uang hasil tindak pidana kepada A orang ketiga, dan A memasukkan sebagian dana tersebut ke bank B dan sebagian dana juga
didepositokan ke bank C. Selain itu A meminjam uang ke bank D. Dengan bunga deposito bank C, A kemudian membayar bunga dan pokok
pinjamannya dari bank D. Dari segi jumlah memang terdapat kerugian karena harus membayar bunga pinjaman namun uang illegal tersebut telah
Universitas Sumatera Utara
berubah menjadi uang pinjaman yang bersih dengan dokumen yang lengkap.
d. Modus under invoicing, yaitu modus untuk memasukkan uang hasil tindak
pidana dalam pembelian suatu barang yang nilai jual barang tersebut sebenarnya lebih besar daripada yang dicantumkan dalam faktur.
e. Modus over invoicing, merupakan kebalikan dari modus under invoicing.
f. Modus over invoicing II, dimana sebenarnya tidak ada barang yang
diperjualbelikan, yang ada hanya faktur-faktur yang dijadikan bukti pembelian penjualan fiktif sebab penjual dan pembeli sebenarnya adalah
pelaku pencucian uang. g.
Modus pembelian kembali, dimana pelaku menggunakan dana yang telah dicuci untuk membeli sesuatu yang telah dia miliki.
3. Tipologi IT a.
Modus E-Bisnis, menggunakan sarana internet. b.
Modus scanner merupakan tindak pidana pencucian uang dengan predicate crime
berupa penipuan dan pemalsuan atas dokumen-dokumen transaksi keuangan.
4. Tipologi Hitek Dimana suatu bentuk kejahatan terorganisir secara skema namun orang-orang
kunci tidak saling mengenal, nilai uang relatif tidak besar tetapi bila dikumpulkan menimbulkan kerugian yang sangat besar. Dikenal dengan nama
modus cleaning dimana kejahatan ini biasanya dilakukan dengan menembus sistem data base suatu bank.
Universitas Sumatera Utara
F. Tahapan dan Proses Tindak Pidana Pencucian Uang