Hasil Penelitian Hubungan antara persepsi pengawasan orang tua bekerja dan perilaku seksual remaja di Batam.
pasangan seksual dalam waktu 6 bulan terakhir, memiliki pasangan seksual yang berisiko, memiliki pasangan seksual yang baru dalam 30 hari terakhir,
dan tidak menggunakan alat kontrasepsi selama hubungan seksual terakhir. Selain perilaku seksual berbahaya, Diclemente dkk. juga menemukan bahwa
remaja yang mendapat pengawasan orang tua yang rendah pernah menggunakan ganja dan menggunakan ganja lebih sering dalam 30 hari
terakhir, mengkonsumsi alkohol dan sering mengkonsumsi alkohol dalam 30 hari terakhir, pernah ditangkap atau ditahan, dan pernah terlibat dalam
perkelahian dalam 6 bulan terakhir. Hasil asumsi pada penelitian ini menunjukkan bahwa pengawasan orang
tua bekerja di kota Batam tergolong tinggi dan perilaku seksual remaja Batam masih tergolong rendah. Tingginya tingkat biaya hidup di Batam yang
memaksa kedua orang tua untuk bekerja dan tingginya angka seksualitas di Batam tidak serta merta mempengaruhi pengawasan orang tua dan perilaku
seksual remaja Batam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa walaupun orang tua di Batam keduanya bekerja untuk memenuhi biaya hidup yang
tinggi, orang tua tetap melakukan pengawasan terhadap anak remajanya. Kesibukan para orang tua bekerja ini tidak begitu saja mengurangi
pengetahuan orang tua akan kegiatan remajanya dan tidak menurunkan kualitas hubungan orang tua dan anak. Orang tua bekerja di Batam masih
dapat mengatur stres bekerja sehingga suasana di rumah tetap hangat dan dapat membangun hubungan orang tua anak yang mendukung. Sebagian besar
subjek mengatakan bahwa subjek masih tinggal bersama orang tua. Hal ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjadikan orang tua lebih mudah mengawasi remajanya karena orang tua masih sering bertemu dan bertatap muka dengan remajanya. Subjek penelitian
yang sebagaian besar merupakan siswa SMP dan SMA sederajat ini juga memudahkan orang tua memberikan pengawasan kepada anak remajanya. Hal
ini dikarenakan sebagian besar waktu subjek sudah terjadwal dan cenderung tetap serta memiliki rutinitas yang hampir sama.
Hubungan yang hangat dan mendukung ini akan membuat orang tua lebih mendengarkan remaja menceritakan pengalaman dan dapat meningkatkan
pengetahuan orang tua mengenai kegiatan remajanya Bacchini, 2011. Kehangatan dan dukungan di dalam keluarga ini dapat meningkatkan
keterbukaan dan munculnya rasa nyaman pada remaja untuk bercerita kepada orang tuanya mengenai pengalaman-pengalaman dan kegiatan mereka.
Adanya kehangatan dan dukungan di dalam keluarga ini dapat membantu remaja mengatasi pengalaman emosi negatif yang mereka dapatkan Bacchini,
2011, serta memberikan persepsi kepada remaja bahwa ada orang-orang yang perhatian dan memperhatikan mereka Lippold, 2013 sehingga remaja akan
berpikir kembali sebelum melakukan perilaku yang tidak diinginkan, salah satunya yaitu perilaku seksual. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya angka
seksualitas di Batam tidak begitu saja mempengaruhi perilaku seksual remaja karena masih adanya pengawasan dari orang tua.
Pengawasan orang tua yang didapatkan oleh remaja ini agak sedikit berbeda antara remaja perempuan dan laki-laki. Hasil pada penelitian ini
menunjukkan bahwa remaja perempuan mendapatkan pengawasan orang tua PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang lebih tinggi dari remaja laki-laki. Hal ini bisa saja dikarenakan remaja perempuan mengalami pubertas yang lebih dahulu daripada remaja laki-laki
sehingga para orang tua merasa perlu memberikan pengawasan yang lebih kepada remaja perempuan untuk membahas mengenai pubertas serta akibat-
akibat dari kematangan organ tubuh remaja. Remaja perempuan yang mendapatkan pengawasan orang tua yang baik menjadikan remaja dapat
mengatasi dan
mengkomunikasikan pengalaman-pengalaman
yang didapatkannya kepada orang tua. Kualitas hubungan dan komunikasi yang
baik serta adanya rasa nyaman menjadikan remaja merasa diterima dan merasa bahwa dirinya diperhatikan Lippod, 2013 sehingga remaja perempuan dapat
mengatasi pengalaman-pengalaman negatifnya dan memikirkan kembali sebelum melakukan perbuatan yang tidak diinginkan Bacchini, 2011.
Pengawasan orang tua yang diperoleh remaja perempuan ini berkorelasi dengan rendahnya perilaku seksual remaja perempuan.
Jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikan subjek yang terbagi menjadi tiga yaitu SMP, SMASMK serta mahasiswa, pengawasan orang tua yang
diberikan pada masing-masing kelompok subjek hampir sama tingginya. Secara keseluruhan perilaku seksual ketiga kelompok subjek ini masih
tergolong rendah, akan tetapi perilaku seksual subjek SMASMK dan subjek mahasiswa terlihat lebih tinggi daripada subjek SMP. Hal ini berkaitan dengan
perkembangan pemahaman moral yang dikemukakan oleh Kohlberg Papalia, 2008. Subjek yang masih dalam tingkat pendidikan SMP dimungkinkan
masih berada diantara tingkat prakonvensional dan tingkat konvensional. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Subjek berusaha mematuhi perintah-perintah yang ada untuk menghindari hukuman dan ingin dilihat sebagai anak “baik” untuk mempertahankan
tatanan sosial, sehingga subjek remaja SMP cenderung masih menghindari perilaku-perilaku yang tidak diinginkan maupun yang perilaku yang dilarang
oleh lingkungan terutama oleh orang tua agar remaja terhindar dari hukuman dan tetap dipandang menjadi anak yang baik.
Subjek dengan tingkat pendidikan SMA dimungkinkan berada pada tingkat moralitas konvensional moralitas peran konformitas konvensional.
Orang-orang yang berada dalam tahap ini berusaha untuk memuaskan orang lain. Pengaruh lingkungan yang cukup kuat menjadikan remaja mengikuti
standar figur otoritas dan melakukan perilaku konformitas agar diterima oleh kelompok.
Keyakinan bahwa
sebagian besar
teman-teman sudah
melakukannya mendorong remaja juga ikut melakukan perilaku seksual tersebut agar diterima oleh teman-temannya.
Subjek mahasiswa dimungkinkan berada antara tingkat konvensional moralitas peran konformitas konvensional atau tingkat post-konvensional
moralitas prinsip moral otonom. Pengaruh lingkungan dan konformitas kelompok berpengaruh dalam moral seseorang, yaitu melakukan hal yang
dianggap benar oleh lingkungan atau mulai membuat keputusan sendiri berdasarkan prinsip hak, kesetaraan dan keadilan. Dalam tahap ini seseorang
akan berpikir kembali apakah akan mengikuti dan melakukan hal-hal yang dilakukan oleh lingkungan atau mulai mengambil keputusan sendiri yang
berdasarkan banyak hal, tidak semata-mata mengikuti kemauan lingkungan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI