Favorable 5, 10
2 14,2
Stimulasi Oral Genital Favorable
7, 12 2
14,2 Bersenggama
Favorable 4, 9
2 14,2
Total 14
100
Skala perilaku seksual ini disusun menggunakan skala Likert atau summated ratings. Subjek akan memilih satu dari empat alternatif
jawaban untuk melihat frekuensi perilaku seksual subjek. Masing- masing aitem akan diberikan pilihan jawaban “Sangat Sering”,
“Sering”, “Pernah”, dan “Tidak Pernah”.
Tabel 3.4. Sistem Skoring untuk Pernyataan Favorable
Respon Skor
Sangat Sering SS 4
Sering S 3
Pernah P 2
Tidak Pernah TP 1
Peneliti juga memberikan bobot yang berbeda untuk masing- masing perilaku seksual. Pembobotan ini diberikan berdasarkan tingkat
kenikmatan yang dihasilkan tiap-tiap perilaku seksual. Adapun bobot untuk masing-masing perilaku seksual sebagai berikut:
Tabel 3.5. Pemberian Bobot Untuk Setiap Perilaku Seksual
Aspek Bobot Nilai
Masturbasi 3
Simple Kissing 1
Deep Kissing 1
Menyentuh Touching 2
Merangsang Payudara 2
Stimulasi Oral Genital 2
Bersenggama 3
Berdasarkan sistem skoring tersebut, skor untuk skala perilaku seksual ini diperoleh dari hasil kali frekuensi perilaku dengan bobot
nilai untuk tiap perilaku frekuensi x bobot.
G. Validitas, Seleksi Aitem, dan Reliabilitas 1. Seleksi Aitem
Seleksi aitem dalam skala psikologi digunakan untuk melihat atribut yang efektif. Seleksi aitem skala psikologi ini dilihat melalui
daya beda atau daya diskriminasi aitem. Daya diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau
kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Indeks daya diskriminasi aitem merupakan indikator
keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan atau yang dikenal dengan istilah konsistensi aitem-
total. Seleksi aitem dengan melihat daya diskriminasi aitem ini digunakan untuk memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras
atau sesuai dengan fungsi ukur skala sebagaimana dikehendaki oleh penyusun Azwar, 2012.
Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan menggunakan SPSS for Windows 16,00 untuk melihat korelasi antara distribusi akor aitem
dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem-
total r
ix
yang dikenal pula dengan sebutan parameter daya beda aitem. Besarnya koefisien korelasi aitem-total bergerak dari 0 sampai
dengan 1,00 dengan tanda positif atau negatif. Semakin baik daya diskriminasi aitem makan koefisien korelasinya semakin mendekati
angka 1,00. Koefisien yang mendekati angka 0 atau yang memiliki tanda negatif mengindikasikan daya diskriminasi yang tidak baik.
Pemilihan aitem
berdasarkan korelasi
aitem-total biasanya
menggunakan batasan r
ix
≥0,30. Aitem-aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan. Aitem-
aitem yang memiliki koefisien korelasinya kurang dari 0,30 dianggap sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi atau daya beda rendah.
Berikut ini hasil uji daya diskriminasi atau daya beda pada skala- skala yang digunakan setelah uji coba:
a Skala Persepsi Pengawasan Orang Tua Bekerja Hasil pengujian daya beda aitem pada skala persepsi
pengawasan orang tua menunjukkan bahwa dari 30 aitem terdapat 23 aitem yang dinyatakan lolos seleksi dan 7 aitem yang koefisien
korelasinya berada di bawah 0,30 atau tidak lolos seleksi. Selain itu, peneliti melakukan penurunan standar koefisien korelasi
menjadi 0,25. Hal ini dilakukan untuk menyelamatkan 3 aitem, sehingga jarak aitem antar indikator tidak jauh berbeda. Penurunan
standar koefisien korelasi aitem total menjadi 0,25 masih dianggap baik Azwar, 2012. Aitem-aitem yang gugur adalah aitem nomor
2, 10, 14, dan 27. Berikut ini tabel distribusi skala persepsi pengawasan orang tua bekerja setelah uji coba.
Tabel 3.6. Blueprint Skala Persepsi Pengawasan Orang Tua Bekerja Setelah
Uji Coba Aspek
Aitem Jumlah
Persentase Pengetahuan orang tua
Favorable 7, 16, 8, 24,
28, 30 5
19
Unfavorable 1, 9, 15, 17,
18 6
23
Kualitas hubungan orang tua dan remaja
Favorable 3, 4, 5, 11,
13, 21, 22, 9
34 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23, 29 Unfavorable
6, 12, 19, 20, 25, 26
6 23
Total 26
100
b Skala Perilaku Seksual Hasil pengujian daya beda aitem pada skala perilaku seksual
menunjukkan bahwa dari 14 aitem terdapat 13 aitem yang dinyatakan lolos seleksi dan 1 aitem yang tidak lolos seleksi atau
koefisien korelasinya berada di bawah 0,30. Aitem yang gugur tersebut adalah aitem nomor 6. Berikut ini tabel distribusi skala
perilaku seksual setelah uji coba:
Tabel 3.8. Blueprint Skala Perilaku Seksual Setelah Uji Coba
Aspek Aitem
Jumlah Persentase
Masturbasi Favorable
1 1
7,1 Simple Kissing
Favorable 11, 13
2 15,3
Deep Kissing Favorable
2, 14 2
15,3 Menyentuh Touching
Favorable 3, 8
2 15,3
Merangsang Payudara Favorable
5, 10 2
15,3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Stimulasi Oral Genital Favorable
7, 12 2
15,3 Bersenggama
Favorable 4, 9
2 15,3
Total 13
100
2. Validitas Alat Tes
Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana alat ukur mengukur apa yang dimaksud untuk diukur Suryabrata dalam
Periantolo, 2015.Validitas ini mengukur akurasi intrumen atau alat ukur. Penguji menggunakan validitas isi untuk kedua skala dalam
penelitian ini. Validitas isi memastikan bahwa aitem-aitem dalam skala telah merepresentasikan atau mencerminkan domain konsep Noor,
2011. Aitem-aitem dalam skala ini harus mewakili komponen- komponen dalam keseluruhan isi objek yang akan diukur aspek
representasi dan sejauh mana aitem-aitem tes mencerminkan ciri perilaku yang akan diukur aspek relevansi. Validitas isi ini diestimasi
lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau professional judgement
Azwar, 2007. Validitas isi melalui professional judgement
dalam penelitian ini dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi.