I. Teknik Analisis Data
1. Uji Instrumen Penelitian
Setelah instrumen selesai disusun, selanjutnya harus diyakinkan bahwa instrumen tersebut memang benar-benar dapat mengukur
senyatanya actually dan seakuratnya accurately terhadap konsep yang diukur. Pengukuran konsep senyatanya berhubungan dengan validitas, dan
pengukuran seakuratnya berhubungan dengan reliabilitas Wiyono, 2011: 111.
Pengujian validitas dan reabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS Statistic 23.
a. Uji Validitas
Instrumen yang valid artinya instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Konsep mengenai validitas
dikenal dengan adanya validitas eksternal dan validitas internal. Pengukuran validitas eksternal berhubungan dengan hasil penelitian,
sedangkan validitas internal meliputi: validitas isi, validitas kriteria, dan validitas konstruk Wiyono, 2011: 111. Validitas dapat dihitung
dengan rumus berikut.
Keterangan: Rxy
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N
= jumlah subjek
= jumlah skor item = jumlah skor total
= jumlah perkalian x dan y = kuadrat dari x
= kuadrat dari y Hasil perhitungan rxy akan diuji validitasnya dengan taraf
kesalahan 0,05 atau 5, jika rxy lebih besar dari rtabel maka item soal tersebut valid Wiyono, 2011: 119.
b. Uji Realibilitas
Uji reabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur suatu konstruk yang sama atau stabilitas koesioner
jika digunakan sari waktu ke waktu. Uji reabilitas dilakukan dengan metode internal consistency. Reabilitas instrumen penelitian diuji
menggukanan rumus koefisien Cronbach’s Alpha. Data akan diuji
reabilitasnya dengan taraf signifikansi 0,05, artinya instrumen dinyatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis product
moment. Wiyono, 2011: 124. Adapun rumus yang digunakan adalah:
Keterangan: = Cronbach’s Coefficient Alpha reliabilitas instrumen
K = Jumlah pecahan atau banyak butir pertanyaan
= Total dari varian masing-masing pecahan = Varian dari total skor
Wiyono, 2011: 116.
2. Uji Hubungan Antar Variabel
Setelah diuji validitas dan reabilitas, maka untuk menguji hubungan antar variabel digunakan uji korelasi spearman
. Korelasi spearman
bisa digunakan untuk pengukuran korelasi pada statistik non-parametrik data bisa ordinal Santoso, 2012:
329. Korelasi ini juga digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing
variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antar variabel tidak harus sama Sugiyono, 2009: 356.
Menurut Sanusi 2011: 151 untuk menyatakan kuat-tidaknya hubungan antar peringkat, dapat digunakan aturan guilfford
guilfford’s empirical rule sebagai berikut.
Koefisien Korelasi Kekuatan Hubungan
0,2 dapat diabaikan
≥ 0,2 0,4
lemah ≥ 0,4
0,7 sedang
≥ 0,7 0,9
kuat ≥ 0,9
1,0 sangat kuat
Adapun cara pengujian menggunakan korelasi spearman sebagai berikut. 1.
Pembuatan hipotesis. Menurut Kinney, Jr 1986 dalam buku Jogiyanto 2013 hipotesis
adalah prediksi tentang fenomena. Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut.
: Tidak terdapat hubungan antara fee audit dan kualitas audit. : Terdapat hubungan antara fee audit dan kualitas audit.
: Tidak terdapat hubungan antara tenure audit dan kualitas audit. : Terdapat hubungan antara tenure audit dan kualitas audit.
: Tidak terdapat hubungan antara skeptisme profesional auditor dan kualitas audit.
: Terdapat hubungan antara skeptisme profesional auditor dan kualitas audit.
2. Menentukan kriteria pengujian.
1 Koefisien korelasi dibandingkan dengan nilai rtabel korelasi tabel.
a Apabila koefisien korelasi rtabel, maka ada korelasi yang signifikan Ha diterima.
a. Apabila koefisien korelasi rtabel, maka tidak ada korelasi
yang signifikan Ho diterima Samian, 2008. b.
Melihat Pvalue nilai Sig. 2-tailed Wiyono, 2011: 394.
a Apabila Pvalue nilai Sig. 2-tailed 0,025 maka ada korelasi
yang signifikan Ho ditolak. b
Apabila Pvalue nilai Sig. 2-tailed 0,025 maka tidak ada korelasi yang signifikan Ho diterima
Koefisien korelasi peringkat spearman bernilai -1 rs 1. Nilai 1 menunjukkan korelasi positif sempurna antar peringkat dengan arah
yang sama, sedangkan nilai -1 menunjukkan korelasi negatif sempurna antarperingkat dengan arah berlawanan. Adapun nilai koefisien
korelasi 0 menunjukkan tidak ada hubungan antar peringkat. 3.
Melakukan pengujian. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan Software
SPSS Statistics 23. 4.
Membuat kesimpulan. Pengambilan keputusan statistiknya dapat digunakan 2 cara yaitu
dengan melihat koefisien korelasi dan Pvalue nilai Sig. 2-tailed Wiyono, 2011: 394.
77
BAB IV GAMBARAN UMUM