9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Umum Audit
1. Pengertian Audit
ASOBAC A Statement of Basic Auditing Concept dalam Halim 2008: 1 mendefinisikan auditing sebagai:
Suatu proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti- bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan
kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi- asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan
hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Menurut Soekrisno 2012
:4, “Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen,
terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembuktian dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan
untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.
Jadi Auditing adalah suatu proses pemeriksaan yang dilakukan secara sistematis oleh pihak independen terhadap laporan keuangan yang telah
disusun oleh manajemen untuk membuktikan bahwa laporan
keuangan yang telah disajikan secara wajar bebas dari salah saji yang material.
2. Tujuan Audit
Berdasarkan Standar Profesi Akuntan Publik SPAP 2011, 110: 1, tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada
umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas,
dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk
menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat. Baik dalam hal auditor
menyatakan pendapat maupun menyatakan tidak memberikan pendapat, ia harus menyatakan apakah auditnya telah dilaksanakan berdasarkan standar
auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia mengharuskan
auditor menyatakan apakah, menurut pendapatnya, laporan keuangan disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia dan jika
ada, menunjukkan adanya ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan
dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Tipe Audit
Menurut Mulyadi 2002: 30-32, auditing umumnya digolongkan menjadi tiga golongan: audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit
operasional. a.
Audit Laporan Keuangan Audit laporan keuangan financial statement audit adalah audit
yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut. Hasil auditing terhadap laporan keuangan tersebut disajikan dalam bentuk tertulis berupa laporan audit
dan dibagikan kepada para pemakai informasi keuangan seperti pemengang saham, kreditor dan Kantor Pelayanan Pajak.
b. Audit Kepatuhan
Audit kepatuhan compliance audit adalah audit yang tujuannya untuk menentukan apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi atau
peraturan tertentu. Hasil audit kepatuhan umumnya dilaporkan kepada pihak yang berwenang membuat kriteria. Audit kepatuhan banyak
dijumpai dalam pemerintahan. c.
Audit Operasional Audit operasional operational audit merupakan review secara
sistematik kegiatan organisasi, atau bagiandaripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Tujuan audit operasional adalah
untuk mengevaluasi kinerja, mengidentifikasi kesempatan untuk
peningkatan, membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Hasil audit operasional diserahkan kepada pihak yang
meminta dilaksanakannya audit tersebut. 4.
Tipe Auditor Menurut
Halim 2008:
11-12, pada
umumnya auditor
diklasifikasikan dalam tiga kelompok yaitu Auditor Internal, Auditor Pemerintah, dan Auditor Independen.
a. Auditor Internal
Auditor internal merupakan karyawan suatu perusahaan tempat mereka melakukan audit. Tujuan audit internal adalah untuk membantu
manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Auditor internal terutama berhubungan dengan audit operasional dan
audit kepatuhan. b.
Auditor Pemerintah Auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di instansi
pemerintah yang tugas utamanya adalah melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan dari berbagai unit organisasi dalam
pemerintahan. Auditing ini dilaksanakan oleh auditor pemerintah yang bekerja di BPKP, BPK dan audior pemerintah yang bekerja di
Direktorat Jenderal Pajak. c.
Auditor Independen Akuntan Publik Auditor independen independen auditor adalah para praktisi
individual atau anggota kantor akuntan publik yang memberikan jasa
auditing profesional kepada klien. Klien dapat berupa perusahaan bisnis yang beerorientasi jasa, organisasi nirlaba, badan-badan
pemerintah, maupun individu perseorangan. 5.
Pengertian Akuntan Publik Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari
Menteri Keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik di Indonesia. Ketentuan mengenai akuntan publik ini diatur dalam Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17PMK.012008 tentang Jasa
Akuntan Publik. Izin menjadi akuntan publik dikeluarkan oleh Menteri Keuangan dan
berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang. Untuk mengajukan permohonan menjadi akuntan publik, akuntan mengajukan permohonan
tertulis kepada Sekretaris Jenderal u.p Kepala pusat dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki nomor register Negara untuk Akuntan.
b. Memiliki Sertifikat Tanda Lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik
USAP yang sah yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI atau perguruan tinggi yang terakreditasi IAPI untuk
menyelenggarakan pendidikan profesi akuntan publik. c.
Apabila tanggal kelulusan USAP telah melewati masa 2 tahun, maka wajib menyerahkan bukti telah mengikuti Pendidikan Profesional
Berkelanjutan PPL paling sedikit 60 Satuan Kredit PPL SKP dalam 2 tahun terakhir.
d. Berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan
paling sedikit 1000 jam dalam 5 tahun terakhir dan paling sedikit 500 lima ratus jam diantaranya memimpin danatau mensupervisi
perikatan audit umum, yang disahkan oleh PemimpinPemimpin Rekan KAP.
e. Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan
Kartu Tanda Penduduk KTP atau bukti lainnya sesuai dengan peraturan undang-undang yang berlaku.
f. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP.
g. Tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin akuntan publik.
h. Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 lima tahun atau lebih.
i. Menjadi anggota Institut Akuntan Publik Indonesia.
j. Tidak berada dalam pengampuan.
k. Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin
Akuntan Publik, membuat surat pernyataan tidak merangkap jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, dan membuat surat pernyataan
bermeterai cukup yang menyatakan bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah benar.
6. Pengertian Kantor Akuntan Publik
Untuk melaksanakan tugasnya, seorang akuntan publik bekerja pada kantor akuntan publik. Kantor Akuntan Publik KAP adalah bada usaha
yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya.
Badan usaha KAP dapat berbentuk: a.
Perseorangan – hanya dapat didirikan dan dijalankan oleh seorang akuntan publik yang juga sekaligus bertindak sebagai pimpinan.
b. Persekutuan perdata atau persekutuan firma – hanya dapat didirikan
oleh paling sedikit 2 orang akuntan publik danatau 75 dari seluruh sekutu adalah akuntan publik. Masing-masing sekutu disebut Rekan
Partner dan salah seorang sekutu bertindak sebagai Pemimpin Rekan. c.
Untuk mendirikan KAP, seseorang harus mendaftar pada Departemen Keuangan RI sebagaimana diatur pada pasal 5 Undang-undang No. 5
tahun 2011 tentang Perizinan Akuntan Publik. Izin usaha KAP dikeluarkan oleh Menteri Keuangan. KAP berbentuk badan usaha
perseorangan yang mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin usaha KAP harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1 Memiliki izin akuntan publik.
2 Menjadi anggota IAPI.
3 Mempunyai paling sedikit 3 orang auditor tetap dengan tingkat
pendidikan formal bidang akuntansi yang paling rendah berijazah
setara Diploma III dan paling sedikit 1 orang diantaranya memiliki register negara untuk akuntan.
4 Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP. Memiliki rancangan
Sistem Pengendalian Mutu SPM KAP yang memenuhi SPAP dan paling kurang mencakup aspek kebijakan atas seluruh unsur
pengendalian mutu. 5
Domisili Pemimpin KAP sama dengan domisili KAP. 6
Memiliki bukti kepemilikan atau sewa kantor, dan denah kantor yang menunjukkan kantor terisolasi dari kegiatan lain.
7 Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan
Izin Usaha Kantor Akuntan Publik, dan membuat surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan bahwa data persyaratan yang
disampaikan adalah benar. Untuk KAP berbentuk badan usaha persekutuan, selain persyaratan-
persyaratan di atas, juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a.
Memiliki NPWP KAP. b.
Memiliki perjanjian kerja sama yang disahkan oleh notaris. c.
Memiliki surat izin akuntan publik bagi Pemimpin Rekan dan Rekan yang akuntan publik.
d. Memiliki tanda keanggotaan IAPI yang masih berlaku bagi Pemimpin
Rekan dan Rekan yang akuntan publik. e.
Memiliki surat persetujuan dari seluruh Rekan KAP mengenai penunjukan salah satu Rekan menjadi Pemimpin Rekan.
f. Memiliki bukti domisili Pemimpin Rekan dan Rekan KAP.
KAP berbentuk badan usaha persekutuan dapat membuka Cabang KAP di seluruh wilayah Indonesia dengan izin dari Menteri Keuangan.
KAP berbentuk badan usaha perseorangan menggunakan nama akuntan publik yang bersangkutan. Untuk KAP berbentuk badan usaha
persekutuan, menggunakan nama seorang atau lebih Rekan akuntan publik dan ada penambahan kata “ Rekan” di belakangnya apabila jumlah
akuntan publik pada KAP tersebut lebih banyak dari jumlah akuntan publik yang namanya tercantum sebagai nama KAP. Nama KAP dilarang
menggunakan singkatan atau penggalan nama. KAP dapat melakukan kerjasama dengan KAP atau organisasi audit asing. KAP dapat
mencantumkan nama KAP atau organisasi audit asing tersebut pada dokumennya setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan. Penulisan
huruf nama KAP atau organisasi audit tidak boleh melebihi besarnya huruf nama KAP.
Gambar I. Hirarki Kantor Akuntan Publik Sumber: Halim 2008: 17
Partner
Akuntan Senior Manajer
Akuntan Yunior
Hirarki staf organisasi KAP pada umumnya seperti yang digambarkan sebagai berikut:
a. Partner, merupakan top legal client relationship, yang bertugas mereview
menelaah pekerjaan audit, menandatangani laporan audit, menyetujui masalah fee dan penagihannya, dan penanggungjawab atas segala hal yang
berkaitan dengan pekerjaan audit. b.
Manajer, merupakan staf yang banyak berhubungan dengan klien, mengawasi langsung pelaksanaan tugas-tugas audit, me-review lebih rinci
terhadap pekerjaan audit, dan melakukan penagihan atas fee audit. c.
Akuntan senior, merupakan staf yang bertanggung jawab langsung terhadap perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan audit, dan me-review
pekerjaan para akuntan yunior di bawahnya. d.
Akuntan yunior, merupakan staf pelaksana langsung dan bertanggung jawab atas pekerjaan lapangan.
B. Fee Audit