Hirarki staf organisasi KAP pada umumnya seperti yang digambarkan sebagai berikut:
a. Partner, merupakan top legal client relationship, yang bertugas mereview
menelaah pekerjaan audit, menandatangani laporan audit, menyetujui masalah fee dan penagihannya, dan penanggungjawab atas segala hal yang
berkaitan dengan pekerjaan audit. b.
Manajer, merupakan staf yang banyak berhubungan dengan klien, mengawasi langsung pelaksanaan tugas-tugas audit, me-review lebih rinci
terhadap pekerjaan audit, dan melakukan penagihan atas fee audit. c.
Akuntan senior, merupakan staf yang bertanggung jawab langsung terhadap perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan audit, dan me-review
pekerjaan para akuntan yunior di bawahnya. d.
Akuntan yunior, merupakan staf pelaksana langsung dan bertanggung jawab atas pekerjaan lapangan.
B. Fee Audit
Menurut Soekrisno 2012: 46 dan Halim 2008: 36, besarnya fee yang diterima oleh akuntan publik setelah melaksanakan jasa auditnya tergantung
antara lain: risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya
KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya. Anggota KAP
tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.
Menurut Soekrisno 2012: 47 dan Halim 2008: 37, komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang diberikan
kepada atau diterima dari klienpihak lain untuk memperoleh perikatan dari klienpihak
lain. Anggota
KAP tidak
diperkenankan untuk
memberikanmenerima komisi apabila pemberianpenerimaan komisi tersebut dapat mengurangi independensi.
Menurut SPAP Seksi 240.1 2011, dalam hal melakukan negosiasi mengenai jasa profesional yang diberikan. Praktisi dapat mengusulkan jumlah
imbalan jasa profesional yang dipandang sesuai. Fakta terjadinya jumlah imbalan jasa profesional yang diusulkan oleh Praktisi yang satu lebih rendah
dari praktisi yang lain bukan merupakan pelanggaran terhadap kode etik profesi. Namun demikian, ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar
etika profesi dapat saja terjadi dari besaran imbalan jasa profesional yang diusulkan. Sebagai contoh, ancaman kepentingan pribadi terhadap kompetensi
serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional dapat terjadi ketika besaran imbalan jasa profesional yang diusulkan sedemikian rendahnya,
sehingga dapat mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya perikatan dengan baik berdasarkan standar teknis dan standar profesi yang berlaku.
Jadi fee audit adalah biaya yang dikeluarkan oleh klien atau imbalan jasa yang diterima oleh audior independen setelah melakukan audit.
C. Tenure Audit
Tenure adalah lamanya waktu auditor tersebut telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu unit-unit usahaperusahaan atau instansi
Wijiastuti,2012. Di Indonesia masa pemberian jasa audit diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nmor:17PMK.012008
tentang jasa akuntan publik Pasal 3 Ayat 1 membatasi pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas yang dilakukan oleh KAP
paling lama untuk 6 enam tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 tiga tahun buku berturut-turut.
Menurut Kartika, masa perikatan audit tenure audit adalah jangka waktu seorang auditor secara berturut turut dalam melaksanakan tugasnya
mengaudit laporan keuangan kliennya. Jadi dapat disimpukan bahwa jangka waktu seorang auditor dalam
mengaudit laporan keuangan klien disebut tenure audit dan di Indonesia ketentuannya telah dimuat dalam Peraturan Menteri Keuangan.
D. Skeptisme Profesional Auditor