Laporan Pengambilan Data Analisa Motivasi Perilaku Konsumen

26

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Laporan Pengambilan Data

Peneliti melakukan pengambilan data dalam rentang waktu 2 minggu, minus libur Natal dan Tahun Baru 24 Desember – 4 Januari. Angket mulai disebar terhitung dari Desember minggu ketiga 22 Desember 2008 hingga Januari minggu kedua 12 Januari 2009. Target penyebaran angket adalah 3 coffee shop yang ada di daerah Yogyakarta, antara lain : Coklat Cafe Teuku Cik Ditiro, Djendelo Kofie and Tea Toga Mas, Gejayan, dan Rumah Kopi Jalan Kaliurang. Selain itu angket juga disebar kepada beberapa relasi peneliti yang benar-benar pecinta kopi, dan beberapa disebar secara umum. Jumlah angket yang disebar peneliti sebanyak 100 buah dengan prosentase sebagai berikut : coffee shop = 50 angket 50 , pecinta kopi = 30 angket 30 , umum = 20 angket 20 . Alasan penyebaran seperti ini adalah guna mendapatkan hasil data yang objektif. 80 responden dipilih berdasarkan hakekat penelitian peneliti yaitu seputar coffee shop dan kopi, sedangkan 20 dipilih berdasarkan opini publik secara netral tanpa ada perlakuan terdahulu yang mempengaruhi. Dari 100 buah angket yang tersebar, 9 diantaranya dinyatakan hilang saat melakukan pengambilan data di coffee shop. Total angket yang diolah sebanyak 91 buah dengan metode try out terpakai. Jumlah angket yang 27 dijadikan try out sebanyak 30 angket. Pengolahan angket menggunakan program SPSS versi 10.

B. Hasil Uji Coba Kuesioner

Uji ini digunakan untuk menguji apakah kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini layak digunakan atau tidak. Uji coba kuesioner meliputi:

1. Daya Diskriminasi Aitem

Daya diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur Azwar, 1999. Menurut Azwar, kriteria pemilihan aitem berdasarkan koefisien korelasi aitem total r ix menggunakan batasan r ix ≥ 0,30. Tabel 5. Hasil pengujian daya diskriminasi aitem Variabel Item rix Kesimpulan Aspek Physiological Needs 1 2 3 4 5 6 7 8 0,597 0,811 0,420 0,682 0,508 0,478 0,590 0,603 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 28 Aspek Safety Needs 9 10 11 12 13 14 15 16 0,821 0,623 0,408 0,445 0,601 0,839 0,800 0,763 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Aspek Belongingess Needs 17 18 19 20 21 22 23 24 0,658 0,455 0,438 0,820 0,602 0,597 0,565 0,658 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Aspek Self Esteem Needs 25 26 27 28 29 30 31 32 0,744 0,444 0,571 0,412 0,453 0,482 0,454 0,719 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 29 Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa seluruh aitem pertanyaan baik pada aspek physiological needs, aspek safety needs, aspek belongingess needs maupun aspek self esteem needs memiliki nilai r ix yang lebih besar dari 0,30. Hal ini berarti seluruh item pertanyaan pada kuesioner tersebut adalah valid atau dapat mengukur variabel-variabel penelitian ini.

2. Estimasi Reliabilitas

Sementara itu estimasi reliabilitas digunakan untuk mengukur konsisten tidaknya kuesioner mengukur variabel penelitian. Metode yang digunakan adalah metode cronbach alpha. Variabel dikatakan reliabel bila nilai alpha r ix sebesar 0,30. Hasil pengujian reliabilitas terhadap aspek physiological needs , aspek safety needs, aspek belongingess needs maupun aspek self esteem needs dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 6. Hasil pengujian estimasi reliabilitas Variabel alpha Kesimpulan Aspek Physiological Needs 0,7263 Reliabel Aspek Safety Needs 0,8128 Reliabel Aspek Belongingess Needs 0,7427 Reliabel Aspek Self Esteem Needs 0,6543 Reliabel Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa nilai alpha untuk aspek physiological needs sebesar 0,7263; aspek safety needs sebesar 0,8128; aspek belongingess needs sebesar 0,7427 dan aspek self esteem needs sebesar 30 0,6543. Keempat variabel tersebut memiliki nilai alpha r ix 0,30. Hal ini berarti keempat variabel tersebut reliabel atau andal.

3. Uji Asumsi

Syarat utama suatu analisis data adalah data yang dimiliki mempunyai distribusi normal. Untuk itu dilakukan uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov Smirnov K~S. Jika nilai sig. K~S 0,05  = 5 maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas ini dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini. Tabel 7. Hasil pengujian normalitas Aspek Motivasi Sig. K~S Nilai Batas Kesimpulan Aspek Physiological Needs 0,272 0,05 Normal Aspek Safety Needs 0,348 0,05 Normal Aspek Belongingess Needs 0,439 0,05 Normal Aspek Self Esteem Needs 0,085 0,05 Normal Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai sig. K~S aspek physiological needs sebesar 0,272; aspek safety needs sebesar 0,348; aspek belongingess needs sebesar 0,439 dan aspek self esteem needs sebesar 0,085. Oleh karena keempat aspek motivasi tersebut memiliki nilai sig. K~S lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan data motivasi mempunyai distribusi normal. 31

C. Identitas Responden

Subjek penelitian ini adalah orang-orang yang suka mengunjungi coffee shop dengan rentang usia antara 18 hingga 26 tahun dan tinggal di Yogyakarta yang sedang menempuh masa belajar. Jumlah responden yang diperoleh sebanyak 91 orang dengan karakteristik sebagai berikut.

1. Jenis Kelamin

Gambaran identitas responden berdasarkan jenis kelaminnya sebagai berikut. Tabel 8. Gambaran identitas responden Jenis Kelamin Jumlah Persentase Laki-laki 30 33,0 Perempuan 61 67,0 Total 91 100,0 Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden adalah perempuan yaitu sebanyak 61 orang 67,0. Sedangkan banyaknya responden laki-laki sebanyak 30 orang 33,0. Dari data tersebut diindikasikan bahwa sebagian besar remaja yang suka mengunjungi coffee shop adalah perempuan.

2. Usia

Gambaran identitas responden berdasarkan usianya dapat dilihat sebagai berikut. 32 Tabel 9. Gambaran usia responden Usia Tahun Jumlah Persentase 21 41 45,1 22 18 19,8 23 10 11,0 24 9 9,9 25 9 9,9 26 4 4,4 Total 91 100,0 Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berusia 21 tahun yaitu sebanyak 41 orang 45,1. Sedangkan banyaknya responden terkecil berusia 26 tahun yaitu sebanyak 4 orang 4,4. Dari data tersebut diindikasikan bahwa sebagian besar remaja usia belajar yang suka mengunjungi coffee shop adalah usia 21 tahun dan semakin tua kategori umur konsumen, frekuensi konsumennya semakin kecil sedikit.

D. Analisa Motivasi Perilaku Konsumen

Motivasi merupakan proses psikologi yang menghasilkan suatu intensitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai satu tujuan. Dalam mengetahui besarnya motivasi responden berkumpul di coffee shop , terlebih dahulu dibuat kategori tanggapan responden terhadap aspek motivasi berdasarkan skor totalnya. Untuk keperluan perhitungan kategori, dihitung: 33 Skor minimum teoritik = 1  8 = 8 Skor maksimum teoritik = 4  8 = 32 Range = skor maksimum – skor minimum = 32 – 8 = 24 Standar Deviasi: 4 6 24 6 Range     Rata-rata:  = 8  2,5 = 20 Perhitungan kategorinya dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini. Tabel 10 . Tingkatan Motivasi Rumus Interval Interval Nilai Kategori X  - 1,0  X 16 Rendah  - 1,0  X  + 1,0  16 X 24 Sedang  + 1,0  X 24 X Tinggi Sedangkan kategori tangapan responden untuk indikator negatif dibuat sebaliknya. Skala yang digunakan untuk mengukur motivasi yang mendasari tiap inidividu berkumpul di coffee shop adalah skala hirarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow 1970 yang meliputi : 1. Aspek Physiological Needs Aspek Physiological Needs merupakan terpenuhinya kebutuhan akan kondisi fisik seseorang yaitu minum. Dalam hal ini meminum kopi 34 menjadi kunci penilaiannya. Hasil penelitian disajikan pada Tabel 11 di bawah ini. Tabel 11. Deskriptif Aspek Physiological Needs Responden Kategori Jumlah Orang Persentase Rendah 9 9,9 Sedang 73 80,2 Tinggi 9 9,9 Jumlah 91 100,0 Berdasarkan Tabel 11 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki kebutuhan akan aspek Physiological Needs yang sedang yaitu ada 73 orang 80,2. Sedangkan jumlah responden yang membutuhkan aspek Physiological Needs yang tinggi maupun rendah masing- masing ada 9 orang 9,9. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar orang-orang yang suka berkumpul di coffee shop cukup termotivasi untuk meminum kopi disana, akan tetapi kadar motivasinya masuk dalam kategorisasi sedang. 2. Aspek Safety Needs Aspek Safety Needs merupakan terciptanya kebutuhan akan rasa aman dan nyaman. Dalam hal ini bagaimana kondisi sebuah coffee shop mampu memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi para pengunjungnya. Hasil penelitian disajikan pada Tabel 12 di halaman berikut ini. 35 Tabel 12. . Deskriptif Aspek Safety Needs Responden Kategori Jumlah Orang Persentase Rendah - - Sedang 42 46,2 Tinggi 49 53,8 Jumlah 91 100,0 Berdasarkan Tabel 12 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden membutuhkan aspek Safety Needs yang tinggi yaitu ada 49 orang 53,8. Sedangkan jumlah responden yang membutuhkan aspek Safety Needs yang sedang ada 42 orang 46,2. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar orang-orang yang suka berkumpul di coffee shop sangat termotivasi karena faktor keamanan dan kenyamanan yang ada di coffee shop, dan kadar motivasinya masuk dalam kategori tinggi. 3. Aspek Belongingess Needs Aspek Belongingess Needs merupakan penghargaan terhadap individu dengan adanya rasa penerimaan terhadapnya. Dalam hal ini bagaimana pemilik coffee shop menghargai para konsumennya dengan menyediakan tempat yang nyaman dengan segala pelayanannya seperti keramahan karyawan, tempat duduk yang nyaman, fasilitas tambahan yang diberikan hot spot, TV kabel, bermacam alat permainan. Hasil penelitian disajikan pada Tabel 13 di halaman berikut ini. 36 Tabel 13 . Deskriptif Aspek Belongingess Needs Responden Kategori Jumlah Orang Persentase Rendah - - Sedang 47 51,6 Tinggi 44 48,4 Jumlah 91 100,0 Berdasarkan Tabel 13 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden membutuhkan aspek Belongingess Needs yang sedang yaitu ada 47 orang 51,6. Sedangkan jumlah responden yang membutuhkan aspek Belongingess Needs yang tinggi ada 44 orang 48,4. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar orang-orang yang suka berkumpul di coffee shop cukup termotivasi atas aspek pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh coffee shop, dan kadar motivasinya masuk dalam kategori sedang. 4. Aspek Self Esteem Needs Aspek Self Esteem Needs merupakan individu memandang ia memiliki harga diri atau status sosial. Dalam hal ini apakah coffee shop mampu menjadikan nilai status sosial konsumen muncul. Hasil penelitian disajikan pada Tabel 14 di halaman berikut ini. 37 Tabel 14 . Deskriptif Aspek Self Esteem Needs Responden Kategori Jumlah Orang Persentase Rendah 5 5,5 Sedang 84 92,3 Tinggi 2 2,2 Jumlah 91 100,0 Berdasarkan Tabel 14 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden membutuhkan aspek Self Esteem Needs yang sedang yaitu ada 84 orang 92,3. Sedangkan jumlah responden yang membutuhkan aspek Self Esteem Needs yang rendah ada 5 orang 5,5 dan yang memiliki aspek Self Esteem Needs yang tinggi ada 2 orang 2,2. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar orang-orang yang suka mengunjungi coffee shop memandang bahwa aspek Self Esteem Needs bukan dasar motivasi mereka berkumpul di coffee shop, dan kadar motivasinya masuk dalam kategori rendah.

E. Pembahasan