11
meningkatkan perasaan nyaman
mengurangi perasaan tidak nyaman
meningkatkan keamanan atau mengurangi ancaman pada diri sendiri
mengolah level optimistik dan antusiasme
konatif
pertemuan dengan orang lain, menciptakan sebuah tujuan akhir
mengelola impian
mengembangkan dan mengolah harga diri
mengambil peranan pada hidup orang lain
menghilangkan ancaman untuk meraih tujuan, mencapai impian
mengurangi peranan orang lain dalam kehidupan pribadi
spiritual
memahami tujuan hidup seseorang
menghubungkan diri pada sesuatu yang misteri
C. Beberapa pendekatan teori motivasi
Dalam memahami motivasi, terdapat 2 pendekatan klasik yang telah dikemukakan oleh para ahli. Pertama adalah teori stimulus-respon yang
dikemukakan oleh Pavlov, Watson, Thorndike, Hull, dan Spence. Teori ini mengungkapkan bahwa suatu stimulus dapat memancing sebuah respon, ada
suatu sebab yang membuat kita bertindak sesuatu. Kedua adalah pendekatan yang dikemukakan oleh Hull dan Spence yang mengungkapkan bahwa
stimulus dapat melahirkan respon dan juga harus diperkuat dengan komponen
12
pendorongnya. Pendorong ini harus didasarkan pada kekuatan perilakunya, bukan pada hasil akhir perilaku Beck, 1978.
Pada tahun 1943, pakar psikologi Abraham Maslow memaparkan teori hierarki kebutuhan dari motivasi yang hingga kini banyak digunakan
sebagai landasan teori berbagai penelitian. Moslow menyatakan bahwa motivasi adalah sebuah fungsi dari lima kebutuhan dasar, lima kebutuhan
dasar tersebut antara lain kebutuhan akan makanan, minum, udara untuk bertahan hidup. Kedua adalah faktor keamanan: antara lain keselamatan dan
perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional. Ketiga adalah cinta, keinginan untuk dicintai dan mencintai. Mengandung kebutuhan akan kasih
sayang dan rasa memiliki. Keempat adalah penghargaan, yaitu kebutuhan akan reputasi, kebanggaan, dan pengakuan dari orang lain. Juga mengandung
kebutuhan akan kepercayaan diri dan kekuatan. Ketika keempat tahapan itu sudah tercapai, maka munculah apa yang dinamakan dengan aktualisasi diri,
yaitu keinginan untuk menjadi apa yang ia inginkan. Motivasi di setiap tingkatan hirarkinya menjadi pendorong untuk memperoleh faktor-faktor
dalam masing-masing tingkatan hirarki itu Maslow, 1971. Maslow mengungkapkan bahwa hal diatas merupakan versi positif
yang muncul dari individu yang sehat atau berfungsi sepenuhnya. Efek negatifnya adalah munulnya rasa harga diri yang rendah dan inferioritas yang
kompleks. Ia juga setuju dengan pendapat Adler ketika membicarakan kebutuhan manusia dimana akan menimbulkan dampak tersendiri bagi
masalah psikologis seseorang. Dalam dunia modern, rata-rata semua
13
kebutuhan kita terpenuhi kecuali rasa penghargaan dan cinta. Maslow juga membicarakan tentang homeostatis dimana jika keadaan tidak berlaku normal,
maka tubuh akan berusaha mengembalikannya ke keadaan normal, Sebagai contoh jika kita kepanasan, maka tubuh lewat sensor kulit akan mendorong
otak sebagai pusat kendali untuk bergerak menyalakan kipas angin atau mencari udara segar. Keempat tahapan sebelum aktualisasi diri dinamakan
dengan Deficit Needs atau D – Needs. Jika kita tidak memiliki sesuatunya itu, kita mengalami defisit. Sebaliknya jika kita telah memenuhi semuanya maka
kita tidak akan merasakan kekurangan. Kesimpulannya adalah kekurangan yang ada memotivasi untuk memenuhi kekurangannya itu.
Pendekatan lewat teori kognitif yang menerapkan bahwa dalam meraih sesuatu tujuan, faktor belajar dan pengalaman amat berpengaruh
didalamnya. Manusia sebagai mahluk sosial tentu tak lepas dari pola hidup lingkungannya. Albert Bandura 1997 menjelaskan tentang teori belajar
sosial dimana antara kognisi – perilaku - lingkungan menciptakan suatu kesinambungan sendiri yang berkelanjutan prosesnya. Hal ini dikenal dengan
teori Reciprocal Determinism. Apa yang terjadi di lingkungan cenderung diolah oleh kognisi seorang individu dan diaplikasikan lewat perilakunya.
Kehadiran coffee shop di masyarakat memancing stimulus kognitif seseorang dan ia mengaplikasikannya lewat perilaku mengunjungi coffee shop.
14
D. Kehadiran coffee shop dalam masyarakat