14
D. Kehadiran coffee shop dalam masyarakat
Menurut Marsum 1993 dalam bukunya “Restoran dan Berbagai Permasalahannya”, coffee shop adalah suatu tempat atau ruangan yang
dikelola secara sederhana atau dengan manajemen terstruktur yang memberikan pelayanan secara komersil dengan baik kepada tamunya berupa
berbagai jenis hidangan kopi dari berbagai daerah dan lainnya serta pelengkap yang menunjang tempat tersebut. Biro Pusat Statistik Daerah Istimewa
Yogyakarta pada tahun 2007 silam setidaknya mencatat telah ada lebih dari 65 coffee shop
yang hadir di Yogyakarta dan 36 diantaranya memiliki tema dan suasana yang khas dibandingkan dengan lainnya.
Penjelasan harafiah tentang coffee shop secara singkat adalah toko yang menjual kopi atau kedai kopi. Maka komoditi utama yang
diperdagangkan disini adalah kopi dengan tambahan beberapa menu lain seperti teh, sari buah, dan makanan ringan seperti kentang goreng, nugget,
brownies, kue ringan dan mungkin roti. Kopi menjadi sebuah simbol hidup karena dengan kopi, kita bisa duduk santai melepas lelah, bertukar pendapat
dalam obrolan ringan, bahkan hingga melakukan transaksi bisnis. Faktanya adalah kopi tidak hanya menjadi minuman pelepas kantuk, namun lebih pada
sebuah ikon penggerak dalam beberapa aspek kehidupan ini Schultz, 2003. Kita ambil contoh kedai kopi yang ternama yaitu Starbucks Coffee.
Starbucks Coffee pertama kali dibuka pada tahun 1971 di Seattle oleh Jerry Baldwin, Zev Siegel, dan Gordon Bowker. Howard Schultz bergabung dengan
perusahaan ini pada tahun 1982 dan terinspirasikan oleh bar espresso di Italia,
15
membuka jaringan Il Giornale pada tahun 1985. Beberapa saat setelah pemilik aslinya membeli Peets Coffee and Tea, Starbucks dijual pada Howard yang
kemudian mengganti nama Il Giornale dengan nama Starbucks pada tahun 1987. Starbucks pertama kali membuka gerai di Vancouver dan Chicago pada
tahun 1987 sedangkan cabang pertama di luar Amerika Utara terletak di Tokyo, Jepang yang dibuka pada tahun 1996. Sekarang, Starbucks sudah
berada di 37 negara lain www.wikipedia.com. Kopi, pelayanan yang memuaskan, tempat duduk yang nyaman
serta fasilitas jaringan nirkabel hot spot menjadikan Starbucks Coffee tempat menyenangkan untuk dikunjungi. Hingga tahun 2007 lalu, saham Starbucks
Coffee telah melonjak hingga 5000 di lebih dari 37 negara. Keberhasilan lonjakan saham karena idealisme yang dibangun Howard Schultz dalam
mendirikan Starbucks sejak awal, yaitu memadukan kopi dengan pelayanan yang diberikan, membuat pengunjung merasa dimanjakan dan menciptakan
ikatan batin diantara mereka. Hal inilah yang diakui sebagai kunci rahasia suksesnya bisnis Starbucks Coffee di seluruh dunia dalam Autobiografi,
Metro TV. Penerimaan masyarakat dengan hadirnya coffee shop dalam
kehidupan mereka telah mengangkat pamor kopi sebagi komoditas utama, dan kedainya yang menyediakan pelayanan memuaskan yang membuat mereka
senantiasa selalu berkunjung kesana. Indonesia sendiri telah memiliki gerai yang mencapai puluhan dan terdapat hampir di setiap pusat perbelanjaan di
kota besar. Yogyakarta pun telah masuk dalam deretan itu sejak hadirnya
16
Starbucks Coffee di Ambarukmo Plaza pada tahun 2007 silam Mudrajat, Kompas Senin 27 Agustus 2007.
Fenomena yang menarik di Yogyakarta adalah selain gerai coffee shop yang berasal dari luar negeri seperti Starbucks Coffee, Oh La La,
Espresso, Black Canyon, muncul coffee shop yang dikelola oleh masyarakat setempat. Coffee shop tersebut memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri
yang cukup bisa menarik konsumen dan menjadi daya tarik untuk berkunjung. Fasilitas jaringan nirkabel menjadi daya tarik yang paling utama selain menu
kopi yang disajikan. Seperti sudah disebutkan bahwa telah tercatat ada 65 coffee shop
pada tahun 2007, tidak menutup kemungkinan jumlah itu akan bertambah lagi tiap tahunnya. Munculnya banyak coffee shop di Yogyakarta
membuktikan bahwa kehadirannya amat diterima di kalangan masyarakat. Mereka menyadari bahwa coffee shop mampu menyediakan cita rasa gaya
hidup modern.
E. Sumber motivasi orang ke coffee shop