BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kopi pertama kali ditemukan sekitar tahun 1300-an oleh seorang pengembala ternak di desa Kaffa, Ethiopia, Afrika. Sejarah ditemukannya
kopi dimulai ketika seorang pengembala kambing tertidur ketika mengembalakan kambingnya. Saat terbangun ia menyadari tingkah laku
kambingnya yang sangat lincah daripada sebelumnya, dan setelah menyelidikinya ternyata kambingnya itu memakan biji kopi yang jatuh dari
sebuah pohon. Semenjak itu ia memperkenalkan “pohon ajaib” pada seluruh penduduk desanya, lama kelamaan kopi dikenal sebagai minuman yang dapat
menambah stamina serta keterjagaan seseorang. Metode pengolahan kopi jaman dahulu adalah biji kopi langsung direbus dalam air dan diminum.
Seiring perkembangan waktu dan teknologi, proses pengolahan kopi menjadi semakin kompleks demi menghasilkan kopi yang unggul Caswell, 2006.
Beratus tahun kemudian kopi menjadi salah satu minuman yang digemari dan perkembangannya amat pesat hingga menjadi salah satu
komoditi alam yang utama. Pada tahun 1645 kedai kopi yang pertama dibuka di Venice, Italia, kemudian pada tahun 1705 Belanda mendominasi industri
kopi dunia dimana produk kopi tersebut diambil dari Indonesia. Indonesia dikenal sebagai daerah kaya rempah-rempah, termasuk kopi. Banyak daerah di
2
Indonesia yang iklimnya cukup bagus yang memungkinkan tumbuhnya tanaman kopi baik jenis Arabica maupun Robusta Caswell, 2006.
Bisnis kedai kopi secara global diperkenalkan oleh Jerry Baldwin, Zev Siegel, dan Gordon Bowker dengan membuka Starbucks Coffee di Seatle,
Amerika pada tahun 1971. Hingga kini, Starbucks Coffee menjadi satu- satunya perusahaan kopi yang memiliki gerai terbanyak di seluruh dunia
8.949 gerai dengan perincian 6.376 gerai di Amerika dan 2.573 gerai di negara lain www.wikipidia.com. Hingga saat ini sahamnya telah melonjak
hingga 5000 dan banyak dari gerainya yang juga dapat ditemui di Indonesia dalam Autobiografi, Metro TV, Sabtu 24 November 2007.
Sejak tahun 2002 lalu muncul kedai kopi lokal yang tersebar di tiap kota di Indonesia. Masyarakat Yogyakarta juga menjadi salah satu yang
memanfaatkan tren munculnya coffee shop itu dimana Jazz. Co di Jalan Gejayan tampil sebagai pioner di bidangnya. Beberapa lama kemudian setalah
Jazz. Co menutup usahanya di tahun 2004, muncul bermacam kedai kopi baru yang terinspirasi oleh Jazz. Co. Tercatat hingga saat ini telah ada lebih dari 65
usaha serupa yang hadir di Yogyakarta dan diperkirakan akan makin bertambah Biro Pusat Statistik, 2007. Istilah kedai kopi sendiri kurang
familiar untuk dikenakan pada tempat seperti ini, maka pemakaian kata asing masih lekat dalam menggambarkan tempat ini sebagai sebuah coffee shop.
Munculnya coffee shop di Yogyakarta menawarkan bermacam konsep dan pelayanan yang membedakan satu sama lain. Tidak hanya kopi
yang mereka tawarkan, tetapi juga fasilitas lain seperti ruangan yang nyaman,
3
jaringan hot spot, akses TV kabel, bermacam jenis permainan, buku bacaan, dan sebagainya. Suasana itulah yang menjadikan coffee shop lebih dari
sekedar toko kopi yang menjual kopi, tetapi mereka juga masing-masing berlomba menawarkan alternatif ruang publik yang bisa membuat pengunjung
menjadikan coffee shop sebagai tempat yang nyaman untuk berkumpul. Sebuah coffee shop mampu menarik tiap individu untuk singgah
dan menikmati secangkir kopi dengan harga puluhan ribu. Mengapa hal itu dapat terjadi ? Motivasi apakah yang mendasari orang-orang untuk datang dan
berkumpul di coffee shop ini ? Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu kata movere yang berarti
bergerak, dan dalam konteks psikologi motivasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses psikologi yang menghasilkan suatu intensitas, arah, dan
ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai satu tujuan McClelland, 1985. Motivasi adalah faktor yang membantu menjelaskan mengapa
seseorang berperilaku, berpikir, dan merasakan Santrock, 1999. Motivasi berbeda dengan perilaku dimana motivasi meliputi suatu proses psikologi
yang mencapai puncaknya pada hasrat individu dan perhatian untuk berjalan dalam fakta www.worldpress.com Arifamrizal.
Pada tahun 1943, muncul aliran Humanistik yang dipelopori oleh Abraham Maslow yang mengungkap tentang teori motivasi yang digerakan
oleh struktur hirarkial yang terkonsep hingga 5 tingkatan dan akan berakhir pada pencapaian tujuan atau dikenal dengan Goal Setting Theory. Urut-urutan
struktur tersebut dimulai dengan terpenuhinya Physiological Needs pangan ;
4
makan, minum, Safety Needs sandang ; rumah, tempat berteduh, Belongingness Needs
rasa aman, Self Esteem Needs pengakuan dari lingkungan, harga diri. Dan hirarki kelima adalah Self Actualization dimana
seseorang memiliki daya fungsi penuh untuk berkarya, menunjukkan potensi dan prestasinya. Ukuran aktualisasi setiap individu berbeda satu dengan yang
lainnya. Dari dasar pemikiran tersebut, peneliti mencoba mengkaji dan
mengungkap secara jelas dasar motivasi mereka berkumpul di coffee shop dengan acuan utama teori hirarkial Abraham Maslow.
B. Rumusan Masalah