Hak menawar terdahulu atas pemegang saham Kewajiban menawarkan karyawan

dengan publik luar ataupun pihak ketiga yang belum mengikatkan dirinya pada persero tersebut. Tahapan tahapan yang dilaksanakan dalam mekanisme pengalihan hak atas saham pada persero tertutup itu dilakukan dengan beberapa tahapan diluar tahapan normatif yang telah dipaparkan yang sebenarnya bersandingan dengan tahapan normatif yaitu adanya hak menawar terdahulu atas pemegang saham, lalu kewajiban pemegang hak saham untuk menawarkan kepada karyawan persero serta kewajiban pemegang hak saham harus meminta persetujuan organ persero.

1. Hak menawar terdahulu atas pemegang saham

Pemegang hak atas saham diwajibkan melakukan penawaran kepada pemegang saham dalam perseroan terbatas terlebih dahulu sebelum saham perseroan terbatas tersebut dijual kepada pihak ketiga. Dalam hal anggaran dasar mengharuskan pemegang saham penjual menawarkan terlebih dahulu sahamnya kepada pemegang saham klasifikasi tertentu atau pemegang saham lain, dan dalam jangka waktu 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal penawaran dilakukan ternyata pemegang saham tersebut tidak membeli, pemegang saham penjual dapat menawarkan dan menjual sahamnya kepada pihak ketiga. Setiap pemegang saham penjual yang diharuskan menawarkan sahamnya tersebut berhak menarik kembali penawaran tersebut, setelah lewat jangka waktu 30 tiga puluh hari tersebut. Universitas Sumatera Utara Kewajiban menawarkan kepada pemegang saham klasifikasi tertentu atau pemegang saham lain tersebut hanya berlaku 1 satu kali.

2. Kewajiban menawarkan karyawan

Berbeda hal nya dengan pemegang saham, kewajiban penawaran peralihan hak atas saham berlaku pada setiap badan hukum yang akan melakukan pengalihan saham terhadap lembaran saham yang ada di perseroan. Adapun program yang dapat dilakukan oleh perseroan untuk melaksanakan penawaran kepemilikan saham kepada karyawan dapat disebut dengan Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan PKSK dan dapat lebih dikenal dengan Employee stock Option Program ESOP dan Management Stock Option Program MSOP. 56 a. ESOP dan MSOP Menurut Undang-Undang Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas hanya menyinggung tentang ESOP ini dalam Pasal 43 ayat 3 a yang isinya mengatur pengecualian terhadap kewajiban menawarkan saham terlebih dahulu kepada pemegang saham yang ada dalam rangka penanaman modal pre-emptive right, yaitu jika penambahan modal dalam perusahaan ditujukan kepada karyawan perusahaan. Penjelasan Pasal tersebut ini memaparkan bahwa yang dimaksud dengan “saham yang ditujukan kepada karyawan 56 http:strategihukum.netpeluang-karyawan-menjadi-pemegang-saham-dalam-perusahaan Universitas Sumatera Utara Perseroan”, antara lain saham yang dikeluarkan dalam rangka ESOP Employee Stocks Option Program Perseroan dengan segenap hak dan kewajiban yang melekat padanya. Jadi, konteks ESOP dan MSOP yang dimungkinkan menurut Undang-undang Perseroan Terbatas adalah ESOP dan MSOP yang dikeluarkan dalam rangka penambahan modal perusahaan. Bukan suatu konsep pembelian kembali buy back saham oleh perusahaan atas saham yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 Undang-undang Perseroan Terbatas. Maka, modal yang dikeluarkan oleh perusahaan ini memang secara khusus diterbitkan untuk karyawan dan manajemen. b. ESOPMSOP Dalam praktek bisnis Pada praktiknya, ESOP adalah pemberian hak opsi kepada karyawan untuk membeli sebagian saham perusahaan pada suatu periode tertentu di masa yang akan datang pada tingkat harga yang sudah ditentukan ketika opsi diberikan. Maka dalam program ini, perusahaan memberikan hak kontraktual kepada karyawan dan manajemen, dimana mereka bisa membeli pada jangka waktu yang sudah ditentukan, misalnya lima sampai sepuluh tahun kemudian. Harga sahamnya pun biasanya sama dengan harga saham ketika opsi diberikan. Universitas Sumatera Utara Jika harga saham perusahaan dari tahun ke tahun terus meningkat, maka karyawan dan manajemen mendapatkan keuntungan dengan membeli saham pada harga saham yang diberikan terdahulu. Sehingga ada margin harga saham pada titik ini. c. Motivasi dan tujuan mengeluarkan ESOPMSOP Motivasi atau tujuan dari perusahaan atau perseroan untuk mengeluarkan ESOPMSOP adalah sebagai berikut: 1 Rewards Penghargaan ESOPMSOP ditujukan untuk memberikan penghargaan kepada seluruh karyawan dan manajemen atas kontribusinya yang membantu meningkatkan kinerja dan kondisi keuangan ataupun manajemen perusahaan. 2 Peningkatan Motivasi dan Komitmen Dengan adanya ESOPMSOP, maka hal ini bisa meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan terhadap perusahaan dimana hasil akhir atau output nya adalah peningkatan terhadap produktivitas dan kinerja perusahaan. Universitas Sumatera Utara 3 Retaining Program ESOPMSOP dapat menarik, mempertahankan, dan memotivasi karyawan dan manajemen yang memiliki peran penting dalam meningkatkan value perusahaan. 4 Menimbulkan Rasa Memiliki ESOPMSOP menimbulkan rasa memiliki bagi karyawan terhadap perusahaan karena adanya bagian dari karyawan di dalam perusahaan, yang bisa menumbuhkan rasa tanggung jawab sekaligus semangat kerja karyawan untuk turut serta dalam merealisasikan kemajuan perusahaan. Namun, banyak hal tentunya yang perlu diwaspadai dengan ESOPMSOP ini. Butuh transparansi perusahaan kepada karyawan dan manajemennya mengapa perlu ada ESOPMSOP ini. Jika nyatanya nilai perusahaan terus meningkat tentu menjadi keuntungan bagi karyawan dan manajemen. Dengan demikian, penambahan modal melalui cara ini menguntungkan tidak hanya perusahaan tetapi juga karyawan dan manajemen. Tetapi apabila ini terkait dengan macetnya likuiditas perusahaan dalam jangka panjang. Hal ini perlu juga disampaikan kepada karyawan dan manajemen. Universitas Sumatera Utara Jangan sampai, bukannya menikmati keuntungan, tetapi justru karyawan dan manajemen terjerumus untuk memikul tanggung jawab dan beban perusahaan. Belum lagi persoalan ketenagakerjaan yang timbul kemudian. Ketika karyawan memiliki status ganda. Pekerja sekaligus pemilik dari perusahaan. Hal ini perlu diatur secara rinci agar tidak terjadi benturan kepentingan, dengan memastikan bahwa hak dan kewajiban pada status satu tidak berbenturan dengan status yang lainnya.

3. Kewajiban persetujuan organ