B. Kedudukan Anggaran dasar dalam Perseroan terbatas
Anggaran dasar merupakan bagian dari Akta pendirian Perseroan yang memuat aturan main dalam perseroan yang mentetukan setiap hak dan kewajiban
dari pihak-pihak, baik perseroan itu sendiri, pemegang saham, pengurus Direksi, maupun Komisaris serta pihak ketiga yang terhitung sejak perseroan resmi
menjadi badan hukum perseroan tersebut. Hal tersebut menjadi lebih jelas dan dikuatkan pada ketentuan pasal 4 empat Undang-undang Nomor 40 tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas juga menyatakan bahwa “Terhadap Perseroan berlaku undang-undang ini, Anggaran Dasar Perseroan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan lainnya”
47
Tentu saja berlakunya undang-undang ini, anggaran dasar perseroan, dan ketentuan peraturan perundang-undangan lain, merupakan menjadi pedoman
pokok yang sudah jelas dikatakan pada Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Anggaran dasar merupakan menjadi salah satu bagian
pokok sebagai aturan main serta landasan perseoan itu sendiri berjalan. Hal ini diperkuat dengan kondisi salah satu terbentuknya perseroan dibentuk sebagai
badan hukum yang sah ialah Anggaran Dasar itu sendiri. Alas an undang-undang meletakkan Anggaran Dasar sebagai salah satu syarat merupakan sebagai bentuk
pedoman bagi elemen-elemen serta unsur perseroan dalam menjalankan perseroan yang telah dibentuk tersebut dengan patuh dan menaati pada asas itikad baik, asas
kepantasan, asas kepatutan serta asas prinsip tata kelola perseroan yang baik .
47
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaya , Ibid, Hal 28
Universitas Sumatera Utara
good corporate governance dalam menjalankan perseroan yang beserta asas ini pula yang disertakan dan tertuang pada Anggaran Dasar suatu Perseroan.
48
Jauh sebelum pengesahan badan hukum Perseroan diperoleh, jelas sebenarnya bahwa Anggaran Dasar itu berlaku atau mengikat para pendiri dan
para pihak persero yang mengambil bagian masing- masing sebagai elemen Perseroan. Artinya secara konseptual Anggaran Dasar merupakan bentuk ikatan
serta perjanjian maupun pernyataan kinerja ataupun kontribusi tertulis para pihak perseroan itu sendiri sehinga kedudukan Anggaran Dasar sebagai pedoman kerja
pihak perseroan atau pun pendiri tidak lagi perlu mendapatkan pengakuan dari pada elemen-elemen perseroan karena penyusunan Anggaran Dasar itu sendiri
dilakukan oleh pihak yang akan menjalankan clausula clausula didalamnya.
49
Anggaran Dasar juga merupakan salah satu bagian dari perseroan yang menjabarkan kedudukan perseroan tersebut secara hukum
legal Standing. Perseroan yang membutuhkan sebuah nama yang menjadi identitas perseroan.
Nama juga digunakan sebagai tanda pengenal kepada pihak lain akan identitas perseroan. Oleh karena itu, pengaturan pemakaian nama perseroan terbatas
dilakukan untuk memberikan perlindungan hukum kepada pemakai nama perseroan terbatas yang beritikad baik. Menurut Pasal 16 ayat 2 Undang-undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, nama perseroan harus didahului dengan frase Perseroan Terbatas atau disingkat PT.
48
Ibid, Hal 30
49
Ibid, Hal 31-32
Universitas Sumatera Utara
Sebagai suatu identitas yang melekat dan menjadi pembeda antara satu perseroan dengan lainnya perseroan dilarang menggunakan nama yang disebut
pasal tersebut yang berbunyi ”Perseroan tidak boleh memakai nama yang : 1.
Telah dipakai secara sah oleh Perseroan lain atau sama pada pokoknya dengan nama Perseroan lain;
2. Bertentangan dengan ketertiban umum danatau kesusilaan;
3. Sama atau mirip dengan nama lembaga negara, lembaga
pemerintah, atau lembaga internasional, kecuali mendapat izin dari yang bersangkutan;
4. Tidak sesuai dengan maksud dan tujuan, serta kegiatan usaha, atau
menunjukkan maksud dan tujuan Perseroan saja tanpa nama diri; 5.
Terdiri atas angka atau rangkaian angka, huruf atau rangkaian huruf yang tidak membentuk kata; atau
6. Mempunyai arti sebagai Perseroan, badan hukum, atau persekutuan
perdata.”
50
Sebuah perseroan selain memiliki nama sebagai identitasnya juga harus mempunyai satu tempat kedudukan yang pasti, hal ini berguna sebagai tempat
dimana perseroan tersebut berada dan berdiri. Mengenai tempat kedudukan perseroan, undang-undang mengisyaratkan bahwa perseroan mempunyai tempat
kedudukan di daerah kota atau kabupaten dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan hal tersebut harus sudah ditentukan dalam anggaran dasar perseroan
dimana tempat kedudukan yang dicantumkan dalam anggaran dasar merupakan
50
Pasal 16 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Universitas Sumatera Utara
kantor pusat perseroan. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan perseroan mempunyai tempat kedudukan di desa ataupun di kecamatan, akan tetapi tetap
harus mencantumkan kota atau kabupaten dari desa atau kecamatan dalam anggaran dasar perseroan. Tempat kedudukan perseroan merupakan dasar
eksistensi hukum legal existance perseroan, karena dengan adanya tempat dan
kedudukan yang menjadi domisili perseroan, pihak lain dapat menentukan di tempat mana dapat dilakukan komunikasi dengan Perseroan yang
bersangkutan.Tempat kedudukan perseroan memiliki beberapa makna yuridis bagi suatu perseroan dimana tempat kedudukan merupakan domisili hukum
legal domicile yang sah dari perseroan, suatu yurisdiksi hukum legal jurisdiction
bagi perseroan dalam melakukan kegiatan usaha nya, landasan domisili komersial comercial domicile bagi kegiatan komersial perseroan serta sebagai tempat
utama bagi perseroan untuk mengatur pelaksanaan maksud, tujuan dan kegiatan usaha perseroan .
Adapun yang terikat diluar dari penyusunan Anggaran Dasar ialah pihak ketiga yang dianggap dapat mengikatkan diri ataupun terikat sejak keluar nya
keputusan dari Menteri Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia mengenai pengesahan badan hukum Perseroan tersebut. Dengan demikian, praktis Anggaran
Dasar perseroan telah menjadi Undang-undang bagi semua pihak. Namun dengan demiian pula, secara hierarkis, Anggaran Dasar juga tidak
boleh bertentangan dengan ketentuan mengenai syarat-syarat sahnya perjanjian yang diatur pada pasal 1320 sampai dengan pasal 1327 Kitab Undang-undang
Hukum Perdata KUHP tentang syarat-syarat sah nya perjanjian, pembatalan
Universitas Sumatera Utara
perjanjian, khilafnya perjanjian, paksaan terhadap perjanjian, paksaan dalam pembatalan perjanjian, serta habisnya masa perjanjian akibat selesai nya hakikat
perjanjian.
51
Dengan demikian juga tidak menyimpang dari ketentuan undang- undang yang lebih tinggi yang mengaturnya, yaitu Undang Undang Perseroan
Terbatas. Peringatan ini ditemukan dalam ketentuan peralihan pada pasal 157 ayat 1 Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 yang berbunyi : “Anggaran Dasar dari
Pereroan yang telah memperoleh status badan hukum dan perubahan anggaran dasar yang telah disetujui atau dilaporkan kepada Menteri dan didaftarkan dalam
daftar perusahaan sebelum Undang-undang ini tetap berlaku jika tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini”
52
C. Persyaratan peralihan hak atas saham dalam anggaran dasar