Akibat hukum peralihan hak atas saham yang tidak sesuai ketentuan Anggaran dasar

C. Akibat hukum peralihan hak atas saham yang tidak sesuai ketentuan Anggaran dasar

Saham merupakan bukti penyertaan modal seseorang dalam sebuah perusahaan, pengertian ini terlihat dari bunyi Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Tebatas yaitu Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Undang-Undang ini serta peraturan perlaksanaanya. 64 Pada ketentuan hukum dalam Undang-undang Perseroan Terbatas tepatnya dalam Pasal 48 ayat 1 disebutkan bahwa saham perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya. Jadi dengan demikian bukti kepemilikan saham adalah adanya nama Dari ketentuan tersebut dapat diambil pengertian bahwa saham merupakan bukti persekutuan modal perusahaan. Para pemegang saham diberikan bukti kepemilikan atas saham yang dimilikinya. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 51 UUPT yaitu pemegang saham diberi bukti pemilikan saham untuk saham yang dimilikinya. Dalam penjelasan Ketentuan tersebut sesuai dengan aturan yang terdapat dalam Pasal 31 ayat 1 UUPT yang menyatakan modal dasar perusahaan terdiri atas seluruh nominal saham. Pasal yang sama diterangkan bahwa pengaturan bentuk bukti pemilikan saham ditetapkan dalam anggaran dasar sesuai dengan kebutuhan. 64 M Isran Nasarudin, Aspek Hukum Pasar Modal, Jakarta: Kencana, 2008, hal 188 Universitas Sumatera Utara yang terteratertulis dalam sertifikat saham yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Nama yang tercantum dalam sertifikat saham merupakan bukti, bahwa pemilik sertifikat saham itu adalah sesuai dengan nama yang tercantum. 65 Selain itu bukti kepemilikan lain, adalah adanya catatan kepemilikan saham yang dimiliki oleh perusahaan yang mengeluarkan saham yang dibuat oleh Direksi Perseroan. Dalam catatan tersebut dapat dilihat pihak-pihak yang memiliki saham dan hal-hal yang menyangkut dengan saham-saham, misalnya apakah saham itu dijadikan jaminan utang atau tidak, serta perubahan pemilikan saham dan klasifikasi sahamnya. 66 Dalam anggaran dasar sebuah perusahaan, dapat ditetapkan jenis saham yang berbeda-beda. Secara umum saham dapat dibedakan kedalam 2 kategori yaitu saham biasa dan saham preferen. Dalam penjelasan pasal 53 ayat 3 tiga Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas disebutkan bahwa yang dimaksud saham biasa adalah saham yang mempunyai hak suara untuk mengambil keputusan dalam RUPS mengenai segala hal yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan, mempunyai hak untuk menerima dividen yang dibagikan, dan menerima sisa kekayaan hasil likuidasi 67 65 Pasal 48 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas . Jenis – jenis saham lain diluar saham biasa dikategorikan sebagai saham preferen, misalkan saham yang memiliki kewenangan untuk mencalonkan direksi atau komisaris. 66 http:www.hukumonline.comklinikdetaillt5120047721962definisi-saham-dan-obligasi 67 Pasal 53 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Universitas Sumatera Utara Artinya secara kedudukan hukum Anggaran dasar mengatur tentang klasifikasi saham yang antara klasifikasi yang satu dengan yang lain dapat dibagikan mengenai hak beserta kewajiban kepada pemegang saham. Kedudukan saham yang terikat terhadap anggaran dasar Perseroan merupakan bentuk dari alas hukum bahwa perubahan dan peralihan hak atas saham harus sesuai dengan anggaran dasar Perseroan itu sendiri karena anggaran dasar perseroan pada hakikat hukum nya telah menjadi bagian dari susunan aturan sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 53 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akibat hukum dari peralihan hak atas saham yang dilakukan diluar dari aturan anggaran dasar perseroan dapat menyebabkan hilang nya klasifikasi Hak terhadap saham yang dipaparkan oleh Pasal 53 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentnang Perseroan terbatas yang dapat disimpulkan menjadi beberapa hak sebagai berikut: 1. Hak suara atau tanpa hak suara; Hak suara yang dimaksud adalah hak yang diberikan kepada pemegang saham untuk memberikan suara pada Rapat Umum Pemegang Saham. 2. Hak khusus untuk mencalonkan anggota direksi dan atau dewan komisaris; Hak khusus disini adalah hak untuk secara langsung mencalonkan dewan direksi danatau dewan komisaris. Universitas Sumatera Utara 3. Hak Saham yang setelah jangka waktu tertentu ditarik kembali atau ditukar dengan klasifikasi saham lain; 4. Hak saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima deviden lebih dahulu dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian deviden secara kumulatif atau nonkumulatif; 5. Hak saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima lebih dahulu dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian sisa kekayaan perseroan dalam likuidasi. 68 68 Ibid Universitas Sumatera Utara 72 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan