3. Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah analisa normatif, yaitu dengan memperhatikan fakta-fakta yang ada dalam praktek yang terjadi di lapangan yang
kemudian dibandingkan dengan uraian yang didapat dari studi kepustakaaan. Dari analisis tersebut dapat diketahui efektifitas sistem pemidanaan yang bersifat
edukatif terhadap pelaksanaan pengalihan hak saham dalam kehidupan sehari- hari.
4. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan adalah Normatif Kuantitatif. Normatif karena penulisan ini bertitik tolak dari peraturan-peraturan yang ada sebagai norma
hukum positif, sedangkan kuantitatif maksudnya analisa data yang bertitik tolak pada informasi-informasi yang didapat dari pustak untuk mencapai kejelasan
masalah yang kan dibahas.
18
G. Sistematika penulisan
Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka diperlukan adanya sistematika yang teratur dan saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain.
Adapun sistematika penulisan skrikpsi ini adalah BAB I :
Pendahuluan Pendahuluan merupakan bagian dari pengantar. Didalam nya
termuat mengenai gambaran umum tentang penulisan skripsi yang terdiri dari latar belakang, penulisan skripsi, perumusan masalah,
18
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjuauan
Singkat,Jakarta: RajaGrafindo 1985, Hal 13
Universitas Sumatera Utara
tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, metode penulisan serta sistematika penulisan
BAB II : Peralihan Hak Atas Saham Perseroan Terbatas
Dalam bab ini berisi tentang Pengertian dari Perseroan Terbatas sebagai badan hukum, Modal sebagai syarat mendirikan Perseroan
Terbatas, pengertian tentang Saham yang terjadi pada perseroan terbatas, lalu pengalihan saham pada perseroan tertutup.
BAB III: Anggaran Dasar Perseroan Terbatas
Pada bab ini pembahasan yang tercantum dalam penulisan ialah tentang bagaimana dari anggaran dasar perseroan terbatas, beserta
pengertian dari anggaran dasar, unsur unsur pembuatan dari anggaran dasar, serta perubahan anggaran dasar perseroan. Lalu
pembahasan kedudukan anggaran dasar di dalam perseroan terbatas serta pembahasan tentang persyaratan peralihan hak atas saham di
dalam anggaran dasar. BAB IV:
Akibat Hukum Peralihan Hak atas Saham Pada bab ini yang menjadi pembahasan ialah pertama di bahas
tentang jenis-jenis saham, lalu pembahasan tentang aspek hukum perjanjian dalam hak peralihan hak atas saham. Serta pmebahasan
tentang akibat hukum dari peralihan hak atas saham apabila tidak sesuai dengan ketentuan dari anggaran dasar perseroan yang telah
ada.
Universitas Sumatera Utara
19
BAB II PERALIHAN HAK ATAS SAHAM PADA PERSEROAN TERBATAS
A. Perseroan terbatas sebagai Badan Hukum
Manusia, dalam dunia hukum adalah subjek hukum atau pendukung hak dan kewajiban. Setiap manusia adalah pembawa hak subjek hukum dan mampu
melakukan perbuatan hukum atau mengadakan hubungan hukum yang harus diikuti dengan adanya kecakapan hukum
rechsbekwaamheid dan kewenangan hukum
rechtsbevoedgheid.
19
1. Manusia, secara pribadi Pasal 1329 KUHPerdata
Ada dua macam subjek hukum yang dikenal dalam ilmu hukum, yaitu sebagai berikut :
2. Badan atau Pekumpulan, yang didirikan dengan sah yang melakukan
perbuatan perbuatan perdata Pasal 1654 KUHPerdata
20
Bila kita melihat di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, maka kita tidak akan menemukan satu ayat pun yang menyatakan perseroan terbatas
sebagai Badan Hukum yang dapat ditetapkan. Landasan perseroan terbatas dikatakan sebagai badan hukum dapat kita temukan pada Undang Undang Nomor
40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang dinyatakan secara jelas pada pasal 1 ayat 1 yang berbunyi Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut
Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
19
Hardijan Rusli, Perseroan Terbatas dan Aspek Hukumnya, Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan 1996, hal 17
20
Pasal 1329 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
21
1. Memiliki pengurus dan organisasi yang teratur dan sistematis yang
berhubungan antara satu dengan yang lain Dengan kata lain perseroan terbatas merupakan suatu badan yang memiliki
kegiatan usaha dengan mengolah modal dengan prosedur perjanjian baik antar pemegang saham ataupun dengan pihak diluar perseroan terbatas.
Perseroan terbatas yang dinyatakan dalam Pasal 9 Undang Undang Nomor 40 tahun 2007 dapat disetujui sebagai badan hukum apabila memenuhi unsur
unsur sebagai berikut :
2. Dapat melakukan perbuatan hukum dalam hubungan hubungan hukum,
termasuk dalam hal ini dapat digugat atau menggugat di depan pengadilan. 3.
Mempunyai harta kekayaan sendiri. 4.
Mempunyai hak dan kewajiban 5.
Memiliki tujuan sendiri yang sesuai dengan kesepakatan pihak internal pada perseroan terbatas tersebut.
22
Perseroan terbatas dalam hal pendirian nya, dapat dikatakan sah sebagai badan hukum apabila perseroan terbatas tersebut memiliki akta pendirian. Akta
pendirian yang otentik tersebut kemudian selanjutnya disampaikan terlebih dahulu kepada Menteri Hukum dan HAM untuk mendapatkan pengesahan. Pengesahan
21
Pasal 1 ayat 1 satu Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
22
Hardijan Rusli, Ibid, Hal 25
Universitas Sumatera Utara
dari Menteri Hukum dan HAM baru akan diberikan apabila syarat syarat dalam anggaran dasar perseroan tidak bertentangan dengan kepentingan umum maupun
kesusilaan. Menurut Pasal 7 ayat 1 Undang Undang Nomor 40 tahun 2007 tentan
Perseroan terbatas bahwa perseroan terbatas dapat didirikan minimal oleh 2 dua orang atau lebih dengan akta notaris yang berbahasa Indonesia. Yang
dimaksudkan “orang” dalam Undang undang ini merupakan orang perseroan, baik warga negara Indonesia maupun asing atau badan hukum Indonesia atau asing.
B. Modal Perseroan Terbatas