B. Aspek hukum perjanjian dalam hak peralihan hak atas saham
Peralihan hak atas saham berarti melakukan peralihan kewenangan hak atas kebendaan saham itu sendiri. Yang nyata nya pengalihan atas saham berarti
melakukan pengalihan terhadap hak dari bentuk kebendaan atau dalam hukum perdata disebut juga sebagai benda bergerak yang dimana terdapat konsep
perjanjian jual beli saham yang menyangkut pengalihan hak atas saham dalam perseroan.
Yang dimaksud dengan jual-beli dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata pada Pasal 1457 ialah : “jual beli adalah suatu persetujuan atau perjanjian,
dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah
diperjanjikan”
60
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
. Perjanjian berdasarkan Pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata adalah suatu perbuatan antara satu orang atau lebih yang
mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih Berdasarkan Pasal 1320 Kitab Undang-undang Hukum Perdata tentang
syarat sah nya suatu perjanjian terdiri atas :
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3. Suatu hal tertentu;
4. Suatu sebab yang halal.
61
60
R Subekti, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Jakarta: Pradnya Paramita,2004
Hal 366
61
Ibid, Hal 339
Universitas Sumatera Utara
Dalam konteks hukum perjanjian yang tertuang pada Kitab Undang- undang Hukum Perdata syarat yang dituangkan pada Pasal 1320 KUHP tersebut
antara syarat yang pertama dengan syarat yang kedua merupakan syarat yang mengatur tentang subjek dalam hukum perjanjian, sedangkan syarat yang ketiga
dan keempat merupakan syarat sah sebagai objek dari hukum perjanjian, apabila syarat ini tidak terpenuhi maka dapat disebutkan perjanjian batal demi hukum.
Maka dalam hal ini suatu perjanjian harus dilakukan dengan itikad baik seperti dalam pasal 1338 ayat 1 satu KUHP dengan adanya asas kebebasan berkontrak
Berdasarkan Pasal 511 ayat 4 empat Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang menyatakan tentang hukum nya benda bergerak yang berbunyi :
“sero-sero atau andil-andil dalam persekutuan perdagangan uang, persekutuan dagang, atau persekutuan perusahaan, sekalipun benda-benda perseroan yang
bersangkutan dan perusahaan itu adalah kebendaan tak bergerak. Sero-sero atau andil-andil itu dianggap merupakan kebendaan bergerak, akan tetapi hanya
terhadap para pesertanya selama persekutuan berjalan”
62
Jika dilihat dari sisi peralihan saham, maka saham dapat dibedakan atas nama saham atas unjuk. Secara hukum, pemilik saham atas nama adalah yang
namanya tertera pada surat saham tersebut. Sebaliknya saham atas unjuk seperti , yang mana dapat
dikatakan bahwa saham merupakan benda bergerak tak berwujud, dalam suatu pengalihan hak atas benda yang dijual belikan harus disertai dengan adanya suatu
penyerahan.
62
Ibid, Hal 160
Universitas Sumatera Utara
halnya kepemilikan uang, kepemilikan nya ditentukan pada siapa yang memegang saham tersebut.
Penyerahan adalah cara memperoleh hak milik karena adanya pemindahan hak milik dari seseorang yang berhak memindahkannya kepada orang lain yang
memperolah hak milik itu. Cara memperoleh hak milik dengan penyerahan ini merupakan cara yang paling banyak dilakukan.
Mengalihkan saham yang dimiliki oleh pemegang saham merupakan hak dari pemegang saham yang bersangkutan. Hak ini tidak berarti dapat dilakukan
tanpa memperhatikan ketentuan perundang-undangan dan anggaran dasar perseroan. Anggaran dasar perseroan dapat menetapkan kewajiban bagi pemegang
saham yang akan mengalihkan sahamnya terlebih dahulu harus menawarkan saham yang akan dialihkan tersebut kepada kelompok pemegang saham tertentu
atau pemegang saham lain untuk kepada karyawan melakukan penawaran kepada pihak lain. Pemegang saham wajib terlebih dahulu meminta persetujuan dari
organ perseroan apabila anggaran dasar menetapkan bahwa pengalihan hak atas saham harus mendapatkan eprsetujuan dari organ perseroan.
Ketentuan lain yang harus diperhatikan oleh pemegang saham adalah kewajiban pengalihan saham atas nama dengan mempergunakan akta pemindahan
hak. Akta dimaksud dapat berupa akta di bawah tangan ataupun akta otentik.
63
63
Irwadi, Hukum Perusahaan Suatu Telaah Yuridis Normatif, Jakarta: Mitra Karya, 2003,
hal. 48.
Universitas Sumatera Utara
C. Akibat hukum peralihan hak atas saham yang tidak sesuai ketentuan Anggaran dasar