Pembuatan Ekstrak Etanol Rimpang Kunir Putih

27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembuatan Ekstrak Etanol Rimpang Kunir Putih

Pertama-tama pembuatan ekstrak etanol rimpang kunir putih dilakukan dengan mengumpulkan rimpang kunir putih. Rimpang kunir putih didapatkan dari Merapi Farma yang berada di Kaliurang, Yogyakarta. Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tujuan determinasi adalah untuk memastikan kebenaran dari tanaman yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil determinasi menunjukkan bahwa morfologi kunir putih yang digunakan dalam penelitian sesuai dengan literatur yang digunakan untuk determinasi yaitu rimpang bercabang, bagian luar berwarna kuning, dan dalamnya kuning muda, panjang daun 30 – 65 cm berwarna hijau berbentuk bulat panjang membujur, artinya tanaman yang digunakan dalam penelitian ini memang benar kunir putih Curcuma mangga Val.. Kemudian dilakukan sortasi basah dengan cara mencuci rimpang dengan tujuan menghilangkan kotoran-kotoran yang masih menempel seperti tanah, setelah bersih iris rimpang tipis-tipis ± 3 mm untuk mempercepat pengeringan rimpang. Pengeringan rimpang dilakukan di bawah sinar matahari dengan penutup kain hitam untuk mencegah rusaknya zat aktif karena sinar matahari dan untuk menyempurnakan pengeringan dilanjutkan dengan pengeringan dalam oven dengan suhu tidak lebih dari 40 ºC. Rimpang dianggap kering apabila rimpang tersebut sudah mudah dipatahkan kaku. Sortasi kering juga dilakukan untuk 28 menghilangkan kotoran yang masih mungkin menempel sebelum proses penyerbukan rimpang. Penyerbukan dilakukan dengan tujuan memperkecil ukuran partikel sehingga memperbesar range kontak serbuk dengan solven dan dapat meningkatkan efektiftas ekstraksi. Sebelum proses ekstraksi serbuk harus diayak dengan derajat kehalusan 2030 untuk mendapatkan ukuran serbuk yang sama sehingga dapat diasumsikan jika ukuran serbuk sama maka luas permukaan serbuk dan kontak dengan pelarut juga sama. Artinya semakin kecil ukuran serbuk maka semakin besar luas permukaan serbuk sehingga semakin banyak jumlah zat yang akan terekstraksi. Tetapi penyerbukan yang terlalu halus dapat menyebabkan sel yang pecah, sehingga zat yang tidak diinginkan dapat tersari Anonim, 1986. Pengambilan ekstrak dilakukan dengan cara maserasi. Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana dan digunakan untuk simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari Anonim, 1986. Jadi dengan adanya perbedaan konsentrasi maka akan terjadi difusi zat aktif dari simplisia ke cairan penyari. Keuntungan dari maserasi adalah sederhana, mudah untuk dilakukan, dan tidak membutuhkan panas. Selain itu, apabila proses maserasi dilakukan dengan perbandingan yang sama dan proses yang sama pada waktu yang tidak sama diharapkan proses maserasi akan memberikan hasil yang reprodusibel. Cara ekstraksi dengan panas dihindari karena dalam kunir putih terdapat butir-butir amilum. Butir-butir amilum akan mengalami swelling apabila dilakukan pemanasan. Butir-butir amilum yang mengembang dapat menghalangi keluarnya 29 senyawa dalam serbuk ke cairan penyari. Perbandingan antara serbuk dengan cairan penyari adalah 1 : 9 10 gram serbuk : 90 mL etanol 96. Proses maserasi pada umumnya dilakukan selama 5 hari Anonim,1986. Tetapi berdasarkan orientasi yang dilakukan, pada penelitian ini maserasi hanya dilakukan 24 jam dengan pengadukan. Maserasi hanya dilakukan selama 24 jam karena cairan penyari yang digunakan telah jenuh setelah 24 jam sehingga jumlah senyawa yang terekstraksi oleh cairan penyari tidak begitu banyak setelah waktu 24 jam. Kejenuhan dapat diketahui dengan melakukan penetapan kadar kurkuminoid pada waktu maserasi 24 jam, 48 jam, 72 jam dan dengan pengamatan warna dari hasil maserasi. Dari percobaan tersebut kadar kurkuminoid pada waktu maserasi 24 jam, 48 jam, 72 jam tidak berbeda secara signifikan sehingga waktu 24 jam atau yang lebih singkat dipilih sebagai waktu yang optimal. Tujuan dari pengadukan adalah untuk menyempurnakan proses difusi dengan membantu perpindahan zat aktif dari permukaan serbuk ke pelarut sehingga zat aktif yang berada dalam serbuk dapat berpindah ke permukaan serbuk dan proses difusi menjadi lebih optimal. Maserasi dilakukan dengan cairan penyari yaitu etanol 96. Etanol 96 dipilih karena lebih selektif, kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20 ke atas, tidak beracun, netral, absorbsinya baik, etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan, panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit. Selain itu, etanol 60 dapat melarutkan kurkuminoid Anonim, 1986. Kemudian ekstrak didiamkan selama 2 hari untuk mengendapkan amilum yang masih terdapat dalam ekstrak. Setelah itu, ekstrak disaring sehingga amilum 30 yang mengendap akan tertinggal pada kertas saring. Adanya amilum dalam ekstrak dapat mengeruhkan ekstrak sehingga dapat menggangu serapan atau absorbansi dari ekstrak. Ekstrak dikembalikan volumenya dengan etanol 96 hingga sesuai dengan perbandingan awal untuk mempermudah perhitungan kadar kurkuminoid dalam ekstrak. Dalam penelitian ini jumlah ekstrak yang didapatkan adalah 180 mL.

B. Pengukuran Nilai SPF Metode Petro 1981

Dokumen yang terkait

Uji efek ekstrak etanol bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus putih jantan

8 57 98

Pengaruh pemberian ekstrak etanol buah muda mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap gambaran histopatologi nekrosis sel hepar tikus putih jantan (Rattus norvegicus strain wistar) yang diinduksi parasetamol

2 7 26

Uji efek hipoglikkemik ekstrak etanol gambir (uncaria gambir, roxb) pada tikus putih jantan dengan metode induksi aloksan dan toleransi glukosa

1 11 136

Uji potensi antifungi ekstrak etanol rimpang kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) terhadap Trichohyton meniagrophyies dan Trichophyton rubrum

7 32 83

Uji efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun dan umbi bakung putih (crinum asiaticum L) terhadap bekteri penyebab jerawat

2 51 103

Optimasi formula sediaan gel gigi yang mengandung ekstrak daun jambu biji (psidium guajaya L) dengan Na CMC sebagai gelling agent

4 16 71

Uji toksisitas akut campuran ekstrak etanol daun sirih (piper batle L). dan ekstrak kering gambir (uncaria gambir R.) terhadap mencit putih jantan

1 8 145

Uji efek antihiperlipidemia ekstrak etanol buah parijoto : medinilla speciosa blume terhadap kolesterol total, trigliserida, dan vldl pada tikus putih jantan

9 65 124

Formulasi dan karakterisasi mikropartikel ekstrak etanol 50% kulit buah manggis : garcinia mangostana l. dengan metode semprot kering : spray drying

3 28 87

Uji efektivitas gel ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.) sebagai antijamur Malassezia furfur

0 5 6