10 menguap, glikosida, kurkumin, kumarin, antrakinon, flavonoid, steroid, damar,
dan klorofil Anonim, 1986. Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan
larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak ke luar. Peristiwa
tersebut berulang hingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel Anonim, 1986.
D. Gel
Gel didefinisikan sebagai suatu sistem semisolid yang terdiri dari suatu dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul
organik yang besar dan saling diresapi cairan. Gel digolongkan berdasarkan 2 sistem klasifikasi. Sistem klasifikasi pertama membagi gel menjadi inorganik dan
organik. Klasifikasi yang kedua membagi gel menjadi hidrogel dan organogel Allen, Jr., 2002. Hidrogel adalah material polimerik yang mampu mengembang
dalam air tanpa larut dan mampu mempertahankan air dalam strukturnya. Hidrogel secara umum dapat digambarkan sebagai sistem 2 komponen, satu
komponen bersifat hidrofil, tidak larut, membentuk polimer tiga dimensi, dan yang lain adalah air. Polimer yang digunakan dalam hidrogel terhidrolisis lambat
dan secara bertahap melepaskan obat bebas Zatz dan Kushla, 1996.
11 Beberapa contoh gelling agent yang sering digunakan adalah akasia,
asam alginat, bentonite, dan carbomer. Karakteristik dari gelling agent akan menentukan preparasi dan teknik yang digunakan Allen Jr., 2002.
Carbopol
®
carbomer adalah polimer sintetik asam akrilat yang memiliki berat molekul besar, berupa serbuk putih dan halus, memiliki bau yang
khas, mudah terion, sedikit asam, higroskopis, terdispersi dalam air menghasilkan pH 2,8 – 3,2 tetapi tidak larut dalam air dan sebagian besar
pelarut Anonim, 2001; Zatz dan Kushla, 1996.
E. Humectant
Humectant merupakan senyawa higroskopis yang umumnya larut dalam
air, yang mempunyai tipe polyhydric alkohol polyols yang dapat mengambil air. Beberapa contoh humectant yang sering digunakan adalah gliserol, sorbitol,
propilen glikol, urea, sodium laktat, dan butilen glikol Loden, 2001. Humectant membantu menjaga kelembaban kulit dengan cara menjaga kandungan air pada
lapisan stratum corneum serta mengikat air dari lingkungan ke kulit. Efikasi dari humectant
dapat ditentukan menggunakan pengukuran higroskopisitas Loden, 2001.
12
Sorbitol
Gambar 2. Struktur sorbitol Anonim, 1979
Sorbitol merupakan serbuk, granul, atau serpihan berwarna putih, bersifat higroskopik, berasa manis, sangat mudah larut air, sukar larut dalam etanol, dalam
methanol dan dalam asam asetat Anonim, 1995. Sorbitol dalam kefarmasian digunakan dalam pembuatan tablet dan permen. Pada umumnya sorbitol
digunakan sebagai pemanis. Sorbitol sifatnya tidak iritatif pada kulit, dan tidak toksik jika digunakan peroral sampai dosis 9 gramhari dan dalam jumlah besar
30gramhari menghasilkan efek laksatif Loden, 2001. Sorbitol di bawah kondisi 25ºC dengan kelembaban relatif 50, memiliki higroskopisitas sebesar 1
mg H
2
O 100 mg dan kapasitas menahan air sebesar 21 mg H
2
O 100 mg Rawlings, Harding, Watkinson, Chandar, dan Scott, 2002.
Propilen glikol
OH HO
Gambar 3. Struktur Propilen Glikol Anonim, 1995
Propilen glikol jernih, tak berwarna, kental dan berasa manis. Propilen glikol stabil secara kimia saat dicampur dengan gliserin, air, dan alkohol. Propilen
glikol merupakan bahan yang berfungsi sebagai humectant, pelarut, plasticizer.
13 Propilen glikol digunakan sebagai gelling agent pada konsentrasi 1 – 5 , stabil
pada pH 3-6 dan dapat sebagai pengawet Allen, Jr, 2002. Propilen glikol merupakan bahan yang tidak berbahaya dan aman
digunakan pada produk kosmetik dengan konsentrasi lebih dari 50. Propilen glikol tidak menyebabkan iritasi lokal bila diaplikasikan pada membran mukosa,
subkutan atau injeksi intramuskular, dan telah dilaporkan tidak terjadi reaksi hipersensitivitas pada 38 pemakai propilen glikol secara topikal Loden, 2001.
F. Sinar UV