Jenis Penelitian Fokus Penelitian Responden Penelitian

31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap perilaku bullying.Berdasarkan tujuan peneliti, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan interpretative phenomenological analysis IPA. Tujuan dari IPA adalah untuk mengeksplorasi secara detail mengenai bagaimana individu memaknai situasi atau kondisi tertentu dalam kehidupan sosialnya Smith, 2008. Pendekatan IPA memiliki 2 tahapan.Pertama, responden dalam penelitian ini diharapkan untuk memikirkan kembali dan memaknai pengalaman-pengalaman mereka.Kedua, peneliti kemudian melakukan pemaknaan bagaimana responden penelitian memikirkan kembali dan memaknai pengalaman-pengalaman tersebut.Pendekatan IPA berfokus pada pemaknaan dari sudut pandang responden dan memaknai kembali dengan sudut pandang peneliti.

B. Fokus Penelitian

Fokus dari penelitian ini adalah persepsi dari masyarakat atau individu yang terlibat dalam perilaku bullying seperti korban, pelaku, dan partisipan mengenai perilaku bullying yang terjadi di Indonesia. Partisipan yang 32 dimaksud dalam penelitian ini adalah orangtua dan guru Bimbingan Konseling.

C. Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yangmemiliki kontak langsung dengan perilaku bullyingseperti, pelaku, korban, dan partisipan. Ada beberapa kriteria umum yang harus dimiliki oleh responden, yaitu: responden penelitian berusia minimal 17 tahun. Hal tersebut menjadi pertimbangan karena diharapkan pada usia tersebut responen berada pada tahap perkembangan operasional formal. Dalam tahap tersebut seseorang mampu berfikir secara abstak, idealis, dan logis sehingga responden dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, masyarakat yang dimaksud meliputi; 1. Pelaku bullying Pelaku yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah individu yang pernah melakukan perilaku bullying seperti labbeling, memukul, dsb.Dia melakukan perilaku tersebut berulang-ulang dan dilakukan secara sistematis.Pelaku bullying menjadi pertimbangan dalam pemilihan responden karena pelaku merupakan elemen penting dalam perilaku bullying. 2. Korban bullying Korban yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah individu yang pernah mengalami perilaku bullying seperti dipukul, dihina, dsb.Selain 33 itu, pengalaman tersebut sering dialami oleh individu tersebut.Korban bullying menjadi pertimbangan dalam pemilihan responden karena korban merupakan elemen penting dalam perilaku bullying. 3. Orangtua Orangtua yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah orangtua yang memiliki anak usia 17 tahun keatas. Orangtua menjadi pertimbangan dalam pemilihan responden karena orangtua memiliki peran yang penting dalam pembentukan perilaku anak. 4. Guru Bimbingan Konseling BK Guru yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar Bimbingan Konseling BK. Selain itu, guru tersebut pernah menangani permasalahan bullying. Guru BK menjadi pertimbangan dalam pemilihan responden karena guru memiliki peran yang penting dalam pembentukan perilaku anak. Responden yang dipilih oleh peneliti terdiri atas laki-laki dan perempuan dalam tiap kriteria di atas. Menurut Hensley 2009, ada beberapa perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Respon terhadap stres yang dimiliki oleh laki-laki berbeda dengan yang dimiliki oleh perempuan. Laki- laki menggunakan metode “fight or flight” sedangkan perempuan menggunakan metode “tend and befriend”. Dengan demikian ada perbedaan pengalaman antara laki-laki dan perempuan dalam menghadapi stress sehingga laki-laki dan perempuan juga memiliki perbedaan dalam mempersepsi sesuatu. Selain itu, Sullivan 2011 menyatakan bahwa laki-laki 34 memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan bullying secara fisik dan bersifat mengancam sedangkan perempuan cenderung melakukan perilaku bullying secara tidak langsung seperti menyebarkan gosip. Empat kriteria responden tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa mereka memiliki persepsi yang berbeda terhadap perilaku bullying.Responden tersebut memiliki pengalaman-pengalaman yang dapat menentukan persepsi terhadap perilaku bullying. Selain itu, keempat kriteria tersebut merupakan bagian dari perilaku bullying. Orangtua dan guru Bimbingan Konselingmemiliki peranan yang penting dalam pencegahan perilaku bullying. Peneliti memilih beberapa responden tersebut karena menurut peneliti responden tersebut dapat mewakili masyarakat untuk memberikan data mengenai perilaku bullying. Subjek mencari responden korban dan pelaku bullying dengan cara mengunjungi beberapa Sekolah Menengah Atas SMA dan menanyakan kepada Guru Bimbingan Konseling mengenai kasus-kasus bullying yang terjadi di sekolah tersebut. Setelah itu, peneliti meminta data-data mengenai siswa yang pernah melakukan perilaku bullying maupun yang pernah mendapatkan perilaku bullying. Sekolah yang dipilih adalah sekolah yang pernah menangani masalah perilaku bullying. Smith 2008 mengatakan bahwa jumlah responden pada penelitian IPA adalah dengan minimaltiga responden.Namun peneliti memutuskan untuk memilih satu subjek laki-laki dan satu subjek perempuan pada masing-masing kategori. Dengan demikian jumlah total dari responden yang dipilih adalah 35 sebanyak delapan 8 responden. Hal tersebut menjadi pertimbangan karena dengan delapan 8 responden dapat mewakili masyarakat.

D. Metode Pengumpulan Data