47
respondentersebut terdiri atas satu laki-laki dan satu perempuan. Kedua responden tersebut memiliki relasi yang dekat dengan siswa siswi di
SMA X di Kota Y.
a. Responden 5
Inisial responden 5 adalah W. W berjenis kelamin laki-laki dan berusia 45 tahun.W merupakan guru Bimbingan Konseling di SMA
X di Kota Y. W memiliki hubungan yang dekat dengan para siswa di sekolah tersebut.
b. Responden 6
Inisial responden 6 adalah E. E berjenis kelamin perempuan dan berusia 34 tahun.E merupakan guru Bimbingan Konseling di SMA X
di Kota Y. E memiliki hubungan yang dekat dengan para siswa di sekolah tersebut.
Tabel 5 Keterangan identitas responden
Keterangan Inisial
Usia Jenis Kelamin
1. Pelaku RA
17 tahun Laki-laki
2. Pelaku RS
17 tahun Perempuan
3. Korban ER
17 tahun Laki-laki
4. Korban AD
17 tahun Perempuan
5. Guru BK W
45 tahun Laki-laki
6. Guru BK E
34 tahun Perempuan
7. Orangtua AB
45 tahun Laki-laki
8. Orangtua SH
40 tahun Perempuan
C. Diskripsi Hasil
48
Penelitian ini menghasilkan gambaran mengenai definisi perilaku bullying; bentuk-bentuk perilaku bullying; penyebab internal maupun
eksternal dari perilaku bullying; dan dampak positif maupun negatif terhadap pelaku, korban, dan responden dalam perilaku bullying.
1. Definisi Perilaku Bullying
Setelah seluruh responden yang berjumlah delapan tersebut telah selesai melalui proses koding maka didapatkan beberapa definisi dari
perilaku bullying. Secara garis besar, para responden mendefinisikan perilaku bullying sebagai perilaku yang merendahkan, tidak menghargai,
merugikan, sewenang-wenang, tidak bertanggung jawab, dan membuat tidak nyaman orang lain. Selain itu, menurut para responden perilaku
bullying dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja serta memiliki perbedaan kekuatan antara pelaku dan korban.Perilaku bullying juga
terjadi secara terus menerus pada satu atau lebih korban dan menimbulkan rasa sakit secara fisik maupun mental.
a. Pelaku yang memiliki perbedaan kekuatan antara pelaku dan korban
Ada beberapa responden yang menyatakan bahwa perbedaan kekuatan antara pelaku dan korban yang dimaksud adalah perbedaan
secara fisik, mental, dan kemampuan. Hal tersebut dapat dilihat dari salah satu pengakuan responden pada
saat wawancara :
“Terus kan yg main basket. Yg cewek pake kacamata yg cowok kan lebih besar, kelasnya lbih tinggi. Trus main yg pake kacamatanya jatuh malah di
tinggal pergi malah”
49
Responden 2, V1, 5
“Karena teman yang kelihatannya itu lebih memiliki sesuatu yg lebih dari temennya yang kurang itu selalu di jahilin... Ee karena anak itu merasa dia
lebih aku tu punya segalanya dan kamu enggak jadi kamu harus nurut sama aku.“
Responden 4, V1, 2-3 b.
Perilaku yang dilakukan secara terus menerus atau berulang Ada beberapa responden yang menyebutkan bahwa perilaku bullying
merupakan perilaku yang dilakukan secara terus menerus.Menurut para responden, perilaku yang dilakukan secara terus menerus
merupakan perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang kali sampai pelaku bullying tersebut mendapatkan akibat dari perilakunya
tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari salah satu pengakuan responden pada
saat wawancara :
“Kemudian akan mendapatkan kepuasan terbukti dari dia melakukan berulang-ulang dan kemudian tertawa..Itu terpuaskan karena nanti tidak
ada yang nyetop kaya gitu jadi akan dalam tanda kutip mencari sensasi lagi...Tapi kalo tidak diketahui ya dampaknya sih akan terus melakukan itu
sampai dia mungkin kena batunya.”
Responden 6, V1, 4-5 26-28 c.
Perilaku yang tidak bertanggung jawab Beberapa responden menyebutkan bahwa perilaku bullying
merupakan perilaku yang tidak bertanggung jawab.Menurut para responden, perilaku yang tidak bertanggung jawab adalah perilaku
yang dilakukan tanpa melihat akibat dari perilakunya tersebut.
50
Hal tersebut dapat dilihat dari salah satu pengakuan responden pada saat wawancara :
“apalagi sampe narik kursi itu kan berbahaya, apalagi kalo sampe itu kena tulang, ya mungkin dia tidak akan berpikir sampe sampe kesana ya.”
Responden 6, V1, 25 d.
Perilaku yang bersifat kekerasan fisik Beberapa responden menyebutkan bahwa perilaku bullying
merupakan perilaku yang bersifat kekerasan fisik.Menurut para responden, perlaku yang bersifat kekerasa fisik meliputi perilaku
memukul, mencubit, hingga mengkroyok korban. Hal tersebut dapat dilihat dari salah satu pengakuan responden pada
saat wawancara :
“E dimana-mana selalu ingin e kalo bullying yg kekerasan itu, perlakunya itu mempunyai greget entah apa itu ga tau kalo kekerasan itu memukuli dia
atau mengkroyok dengan teman2nya, pokoknya yang menyakiti fisik si korban, itu kalo kekerasan,”
Responden 1, WL, 3 e.
Perilaku yang bersifat kekerasan verbal Beberapa responden menyatakan bahwa perilaku bullying juga
merupakan perilaku yang bersifat kekerasan verbal. Menurut para responden, kekerasan verbal meliputi berkata kotor, berkata kasar,
memanggil seseorang tidak sesuai dengan namanya, dan membicarakan kejelekan orang lain.
Hal tersebut dapat dilihat dari salah satu pengakuan responden pada saat wawancara :
51
“Contoh, pertama memanggil nama teman tidak sesuai dg nama aslinya misalnya menggunakan olokan nama orang tua, atau yg ke2 membrikan
cap ato label pada anak, misalnya dy hitam dpanggil si kecap.”
Responden 6, LW, 3-4 Dari keseluruhan pernyataan para responden, ada salah satu
responden yang memiliki perbedaan pendapat.Responden tersebut merupakan korban laki-laki dari perilaku bullying.Responden yang
berinisial ER tersebut menyatakan bahwa bullying hanya secara fisik. Menurut responden, kekerasan secara verbal bukan termasuk bullying.
Hal tersebut didapatkan dari salah satu pendapat responden sebagai berikut :
“Karena klo membully sama menjahil itu main tangan.Kalo fitnah itu tidak main tangan cuman ngomong.”
Responden 3, WL, 4 2.
Bentuk Perilaku Bullying Setelah seluruh responden yang berjumlah delapan tersebut telah
selesai melalui proses koding maka didapatkan beberapa bentuk dari perilaku bullying. Secara garis besar, para responden menyebutkan
bentuk-bentuk perilaku bullying seperti kenakalan remaja, keusilan atau keisengan, fitnah, gosip, berkata-kata kotor, dan melukai secara fisik
seperti memukul dan mencubit. Hal tersebut dapat dilihat dari pengakuan para responden sebagai berikut :
a. Kenakalan
Beberapa responden menyebutkan bahwa salah satu bentuk perilaku bullying adalah kenakalan.Menurut para responden, kenakalan
52
merupakan perilaku yang membuat pelaku mendapatkan kepuasan.Hal tersebut didapatkan dari salah satu pendapat responden
sebagai berikut :
“Yang terjadi adalah kenakalan. Itu anak apa ta? Usia SMP ya? Kenakalan yang bermula dari iseng, kemudian ya ini akhirnya apa
namanya anak ini nanti dari dia iseng kemudian nakal dan dia mendapatkan kepuasan.”
Responden 6, V1, 1-3 b.
Keusilan atau keisengan Beberapa responden menyebutkan bahwa bentuk lain dari perilaku
bullying adalah keusilan atau keisengan. Menurut para responden, keusilan atau keisengan merupakan perilaku bullying yang tidak
disengaja atau pelaku tidak memiliki niat untuk melakukan perilaku bullying yang dapat merugikan dan membuat celaka orang lain.Hal
tersebut didapatkan dari salah satu pendapat responden sebagai berikut :
“Secara tidak sengaja maksudnya tidak tidak bermaksud untuk membullying dia tapi ternyata dampaknya bisa anak itu merasa dibullying.
Keisengan it ya termasuk kategori yang tidak sengaja itu,”
Responden 5, WL, 3-5 c.
Fitnah Beberapa responden menyebutkan bahwa bentuk lain dari perilaku
bullying adalah fitnah. Menurut para responden, fitnah merupakan perilaku tidak bertanggung jawab yang dilakukan dengan tujuan
untuk melukai orang lain secara tidak langsung sehingga dapat
53
membuat korban menjadi rendah diri.Hal tersebut didapatkan dari salah satu salah satu pendapat responden sebagai berikut :
“Ada juga, tapi juga termasuk iseng bisa kekerasan, kaya fitnah... Kalo fitnah ga fisik,tanpa melukai secara langsung si korban, bisa lewat media,
lewat mading, kan dia ga melukai si korban tapi tanpa melukai si korban secara langsung si korban akan merasa sakit. Kalo secara fisik itu berarti
harus bertemu dengan korban secara langsung. Kalo yang fitnah tanpa dia harus ketemu dia bisa melakukan, entah itu di rumah ato d lingkungan
buat berita apa yang mungkin bisa menyakiti si korban.”
Responden 1, WL, 5-7 d.
Berkata-kata kotor Beberapa responden menyebutkan bahwa bentuk lain dari perilaku
bullying adalah berkata-kata kotor. Menurut para responden, berkata- kata kotor merupakan perilaku yang tidak menyenangkan terhadap
orang lain secara verbal seperti memanggil seseorang bukan dengan namanya, memanggil seseorang dengan julukan karena fisik tertentu,
dan sebagainya. Hal tersebut didapatkan dari salah satu salah satu pendapat responden sebagai berikut :
“Perilaku yang tidak menyenangkan terhadap orang lain, bullying to? Seperti ngomong kotor itu termasuk bullying.”
Responden 7, WL, 4-5 e.
Melukai secara fisik Beberapa responden menyebutkan bentuk lain dari perilaku bullying
adalah melukai secara fisik. Menurut para responden, melukai secara fisik merupakan perilaku yang dapat merugikan orang lain yang
dilakukan secara fisik, seperti mengambil kursi yang akan digunakan
54
tanpa sepengetahuan dari orang tersebut, mencubit, memukul, dan sebagainya. Hal tersebut didapatkan dari salah satu pendapat
responden sebagai berikut :
“Klo di kursi misalnya klo cidera kecil itu waktu di kursi itu cuman bgtu dia ga tau kalo kursinya diambil trus dia duduk trus jatuh mungkin Cuma e
kena meja kepalanya kena meja dikit, kebentur dikit itu ga papa mungkin itu Cuma merasa ah ga papa cuman sakit sedikit, tpi klo cidera berat itu
jika kalo sampe si korban waktu jatuh itu kena patah di tulang ekor trus buta itu kan selamanya, jadi itu seumur hidupnya cuman gara2 kejadian
itu dia hidup jadi ga tenang karena baik itu tadi, pada di tulang ekor trus buta, ga cuman sakit sementara.”
Responden 1, V1, 28-29 Dari keseluruhan bentuk-bentuk dari perilaku bullying yang disampaikan
oleh para responden terdapat hal yang menarik.Salah satu responden menyatakan bahwa kejahilan bukan bagian dari bentuk perilaku bullying
sedangkan beberapa responden lain menyatakan bahwa kejahilan merupakan bagian dari perilaku bullying.Responden yang menyatakan
bahwa kejahilan bukan bagian dari perilaku bullying adalah korban laki- laki. Hal tersebut dibuktikan dari hasil wawancara sebagai berikut:
“Beda. Kalo jahil ya mungkin membully dan menjahil itu kaitannya dengan waktu mungkin.Kalo membully itu terus menerus tapi kalo menjahili itu sekali
dua kali.”
Responden 3, WL, 3 3.
Penyebab Perilaku Bullying Setelah seluruh responden yang berjumlah delapan tersebut telah
selesai melalui proses koding maka didapatkan beberapa penyebab dari perilaku bullying. Beberapa penyebab dari perilaku bullying yang di
55
sebutkan oleh para responden tersebut dikategorikan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan penyebab yang berasal dari dalam diri pelaku bullying.Menurut beberapa responden, penyebab internal dari
perilaku bullying yaitu iri hati, dendam, cemburu, kesenangan, ingin diperhatikan, ingin terkenal, ingin menjatuhkan orang lain, dan ingin
membuat korban di benci orang. Hal tersebut dapat dilihat dari pengakuan para responden sebagai berikut :
1 Iri hati
Beberapa responden menyebutkan bahwa salah satu faktor internal penyebab pelaku melakukan perilaku bullying adalah iri
hati.Menurut para responden, iri hati merupakan rasa yang muncul yang disebabkan oleh kemampuan yang dimiliki oleh
korban lebih banyak dibandingkan dengan pelaku. Hal tersebut didapatkan dari salah satu pendapat responden sebagai berikut :
“Kalo ini kalo di video ini anak SMA ya, kalo ini lebih pada iri. Iri melihat orang lain itu lebih dari dia. Berarti kan dia melihat ani ini
lebih dari si ini, saya memberikan istilah pelaku ya. Jadi sia aninya itu lebih tinggi, lebih dari segalanya.”
Responden 6, V2, 9 2
Dendam Beberapa responden menyebutkan bahwa faktor internal lainnya
penyebab pelaku melakukan perilaku bullying adalah
56
dendam.Menurut para responden, dendam merupakan rasa yang muncul yang disebabkan oleh masalah yang mungkin belum
terselesaikan oleh kedua belah pihak. Hal tersebut didapatkan dari salah satu pendapat responden sebagai berikut :
“Mungkin kalo menurut saya, ada suatu dendam yang mungkin yang dulu pernah terjadi tetapi belum dituntaskan atau belum diselesaikan”
Responden 1, V2, 5 3
Cemburu Beberapa responden menyebutkan bahwa faktor internal lainnya
penyebab pelaku melakukan perilaku bullying adalah cemburu. Menurut para responden, cemburu merupakan rasa yang muncul
yang disebabkan oleh masalah percintaan dan asmara yang tidak sesuai dengan kenyataan. Hal tersebut didapatkan dari salah satu
pendapat responden sebagai berikut :
“Kalo saya sih cemburu itu cenderung ke soal hati, percintaan anak2, asmara.”
Responden 8, V2, 8 4
Kesenangan Beberapa responden menyebutkan bahwa faktor internal lainnya
penyebab pelaku melakukan perilaku bullying adalah
kesengangan.Menurut para responden, kesenangan merupakan rasa yang muncul karena melihat orang lain sengsara. Hal
tersebut didapatkan dari salah satu pendapat responden sebagai berikut :
57
“mungkin dia lebih merasa senang karena memang senang melihat temannya itu sengsara.”
Responden 4, V1, 5 b.
Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan penyebab yang berasal dari luar diri
pelaku bullying.Menurut beberapa responden, penyebab eksternal dari perilaku bullying yaitu lingkungan, pergaulan, modelling,
sekolah tidak tegas, dan pengaruh media elektronik.Selain itu ada faktor penyebab sesesorang melakukan bullying yang merupakan
faktor dari keluarga seperti, kesalahan didik orang tua, tekanan dari orang tua, kurang perhatian orang tua, dan orang tua yang terlalu
memanjakan. Hal tersebut dapat dilihat dari pengakuan para responden sebagai berikut :
1 Lingkungan
Beberapa responden menyebutkan bahwa salah satu faktor eksternal penyebab pelaku melakukan perilaku bullying adalah
lingkungan. Menurut para responden, contoh dari lingkungan adalah keluarga, pertemanan, dan daerah di sekitar pelaku yang
dapat membuat pelaku melakukan perilaku bullying. Hal tersebut didapatkan dari salah satu pendapat responden sebagai berikut :
“kalo dari luar itu pengaruh yang masuk dari luar dirinya. Itu termasuk juga pergaulan, kemudian e lingkungan. Terus mungkin
karena kebiasaan uda melihat orang seperti itu terus lama2 dia ngikut apa yang dilakukan oleh orang itu. Kalo lingkungan itu global jadi gak
cuman dia bersahabat dengan beberapa orang tetapi dilingkungan dia global.Jadi siapapun bisa melakukan itu. Misalnya di rumah, ada yang
58
lingkungan sekitar rumahnya banyak yang sering ngejahili kemudia ia sering di ajak terus dia ikut2 coba2, itu bukan di sekolah cuman di
rumah, dia ikut2 nah lama kelamaan dia terapkan di sekolah yang dari lingkungan itu terus melakukan sesuatu di sekolah. Pertama itu
tumbuh dari lingkungan baru ke pergaulan.”
Responden 1, V1, 23-25 2
Pergaulan Beberapa responden menyebutkan bahwa faktor eksternal lain
penyebab pelaku melakukan perilaku bullying adalah pergaulan. Menurut para responden, pergaulan merupakan tempat dimana
anak sering berkumpul dengan teman seusianya yang biasanya membuat pelaku melakukan perilaku bullying. Hal tersebut
didapatkan dari salah satu pendapat responden sebagai berikut :
“kalo dari luar itu pengaruh yang masuk dari luar dirinya. Itu termasuk juga pergaulan, kemudian e lignkungan. Terus mungkin
karena kebiasaan uda melihat orang seperti itu terus lama2 dia ngikut apa yang dilakukan oleh orang itu. pergaulan yang dari emang dari
pergaulan itu membentu suatu kumpul teman dari pergaulan ada sering ngobrol2 nanti ada gagasan, itu kok sendirian? Yuk kita jahili.
Ada yang memberi ide nanti kita gini2 nanti lama2 dari kumpulan teman itu nanti ada satu pergaulan, nanti kan ada ketemu satu
gagasan uda pada nyebutin gagasannya sambil ketaka2 nanti disetujui nanti dia mereka kompak buat ngelakuin itu. Itu bisa dikatakan kalo
pergaulan itu hasil dari apa yang mereka ucapkan di kelompok teman itu, kelompok pergaulan itu. Dia membuat sesuatu dan kelihatannya
itu enak untuk di jahili.Kalo pergaulan itu melihat yang enak buat dijaili.Kan ada pergaulan yang baik ada yang buruk.Kalo yang buruk
ya kalo kumpul ya uda cerita itu itu pengen ngejailin ini kemudian yang namanya itu kok kaya ini.Terus ada gagagsan untuk melakukan
sesuatu bersama.”
59
Responden 1, V1, 23-24
3 Modelling
Beberapa responden menyebutkan bahwa faktor eksternal lain penyebab pelaku melakukan perilaku bullying adalah modelling.
Menurut para responden, modelling merupakan perilaku meniru orang lain secara langsung maupun melalui media elektronik.
Hal tersebut didapatkan dari salah satu pendapat responden sebagai berikut :
Kalo melihat kalo dikenyataan banyak yang diberitakan.Contohnya sinetron ato nonton2 film yang seharusnya ga ditonton. Nah itu kan
termasuk melihat, ga tentu dari lingkungan, dia melihat dengan sendiri tanpa harus ada temannya. Melihat di tv itu kan sendirian ga ad
temannya, trus lama kemaan jdi meniru apa yang di sinetron. Harusnya dia tidak nonton itu tapi dia nonton. Jadi dia melihat entah
itu dikenyataan di lingkungan, bisa di tv ato di manapun dia melihat. Ga perlu ada temnannya itu dia ttp bisa terpengaruh.”
Responden 1, V1, 26 4
Orang tua Beberapa responden menyebutkan bahwa faktor eksternal lain
penyebab pelaku melakukan perilaku bullying adalah orangtua. Menurut para responden, orangtua menjadi penyebab eksternal
dari perilaku bullying. Perhatian orangtua yang kurang, kesalahan didik dari orangtua, tekanan dari orangtua, dan
orangtua yang terlalu memanjakan anak menjadi penyebab
60
pelaku melakukan perilaku bullying. Hal tersebut didapatkan dari salah satu pendapat responden sebagai berikut :
“semena-mena pada e mungkin juga bisa dari dari didikan orang tua ya bisa juga. Salah salah didikan orang tua.Mungkin di rumah dia
justru agak tertekan.”
Responden 5, V1, 5 Dari keseluruhan data faktor penyebab pelaku melakukan perilaku
bullying terdapat hal yang menarik. Hal tersebut terlihat dari beberapa responden yang tidak menyebutkan bahwa faktor penyebab pelaku
melakukan perilaku bullying terdiri dari faktor eksternalakan tetapi hanya dari faktor internal saja. Responden tersebut adalah responden yang
terdiri dari korban laki-laki, korban perempuan, dan guru BK perempuan. 4.
Dampak Perilaku Bullying Setelah seluruh responden yang berjumlah delapan tersebut telah
selesai melalui proses koding maka didapatkan beberapa dampak dari perilaku bullying. Beberapa dampak tersebut dibedakan menjadi tiga
yaitu dampak terhadap pelaku, korban, dan partisipan. a.
Pelaku Secara garis besar para responden menyebutkan lebih banyak
dampak negatif terhadap pelaku dibandingkan dengan dampak positifnya.
1 Positif
Dari keseluruhan responden, ada limaresponden yang
menyebutkan ada dampak positif perilaku bullying terhadap
61
pelaku. Dampak positif yang diterima oleh pelaku antara lain sebagai berikut:
a Kepuasan
Menurut para responden, kepuasan adalah salah satu dampak positif yang dapat dirasakan oleh pelaku. Para responden
menyatakan bahwa kepuasan adalah perasaan yang muncul ketika pelaku telah melakukan sesuatu yang dapat
mempermalukan orang lain. Dengan adanya rasa puas tersebut membuat pelaku dapat melakukan perilaku itu
kembali. Hal tersebut didapatkan dari salah satu pendapat responden sebagai berikut :
“Kemudian dampak yang kedua e kalo dia melakukan itu satu dia akan merasa terpuaskan ya terpuaskan karena dia merasa sudah
melakukan ini, ah besok saya akan mencari kepuasan lagi ya itu melakukan yang mungkin lebih parah lagi,”
Responden 6, V1, 24 b
Kesenangan Menurut para responden, kesenangan adalah salah satu
dampak positif yang dapat dirasakan oleh pelaku.Kesenangan yang dimaksud oleh para responden
adalah kesenangan yang bersifat sesaat saja. Hal tersebut didapatkan dari salah satu pendapat responden sebagai
berikut :
“buat pelaku fitnah, untuk awal dia merasa senang. Sebelum dia ketahuan tentu dia merasa senang.”
62
Responden 8, V2, 10 c
Mendapat perhatian Menurut salah satu responden, mendapat perhatian adalah
salah satu dampak positif yang dapat dirasakan oleh pelaku.Perhatian yang dimaksudkan oleh responden tersebut
adalah perhatian yang muncul ketika pelaku melakukan perilaku bullying seperti mendapat panggilan dari guru-guru
di sekolahnya. Hal tersebut didapatkan dari salah satu pendapat responden sebagai berikut:
“Dampaknya jelas satu, dia akan mendapatkan perhatian, tapi perhatiannya juga yang akhirnya nanti juga mengarahkan dia
untuk apa ya, e diperhatiakan karena kenakalananya kan gitu. Dampaknya kan satu diperhatikan karena kenakalannya.
Otomatis perhatian teman atau guru akan selalu memanggil dia, iya to? Akan selalu memanggil-manggil dia.”
Responden 6, V1, 23 d
Mempunyai banyak teman Menurut salah satu responden, mempunyai banyak teman
adalah salah satu dampak positif yang dapat dirasakan oleh pelaku.Teman yang dimaksudkan oleh responden tersebut
adalah teman yang mengetahui bahwa pelaku menjadi korban dari perilaku bullying tersebut. Hal tersebut
didapatkan dari salah satu pendapat responden sebagai berikut:
“Itu dampak ya tadi? Dampak buat si pelaku ya.Dia akan kalo seperti itu kan seakan-akan dia punya banyak teman karena dia di
63
dukung, dan dia istilahnya seperti, dia merasa punya banyak teman.”
Responden 6, V2, 12 2
Negatif Seluruh responden menyatakan bahwa ada beberapa dampak
negatif yang dirasakan oleh perilaku bullying terhadap pelaku. Dampak negatif yang diterima oleh pelaku antara lain sebagai
berikut: a
Dijauhi orang lain Beberapa responden menyebutkan bahwa salah satu dampak
negatif yang dirasakan oleh pelaku adalah dijauhi orang lain. Menurut para responden, orang lain yang menjauhi pelaku
adalah orang-orang yang tidak menyukai perilaku bullying yang muncul dari pelaku sehingga pelaku tidak memiliki
teman. Hal tersebut terlihat dari salah satu hasil wawancara sebagai berikut:
“E sama misalnya sekolah mungkin ada anak yg ga suka sama dia terus dijauhi. Sulit buat, gabungnya cuman sama anak2 yg
tertentu aja ga bisa sm yg lainnya gtu. Ya cenderung banyak di jauhi sama temen.”
Responden 2, V1, 13 b
Mendapat hukuman Beberapa responden menyebutkan bahwa salah satu dampak
negatif yang dirasakan oleh pelaku adalah mendapatkan hukuman.Menurut para responden, hukuman tersebut
64
diberikan oleh guru. Hal tersebut terlihat dari salah satu hasil wawancara sebagai berikut:
“Yang pertama itu dampaknya, ya sebenernya dampaknya emang dari mungkin kena sangsi dari guru,”
Responden 1, V1, 43 c
Dibenci orang lain Beberapa responden menyebutkan bahwa salah satu dampak
negatif yang dirasakan oleh pelaku adalah dibenci orang lain. Menurut para responden, orang lain yang dimaksudkan
adalah orang yang tidak menyukai perilaku bullying para pelaku. Hal tersebut terlihat dari salah satu hasil wawancara
sebagai berikut:
“mungkin jadi banyak orang yang membenci dia karena tingakah lakunya.”
Responden 4, V1, 7 d
Menjadi kebiasaan Beberapa responden menyebutkan bahwa salah satu dampak
negatif yang dirasakan oleh pelaku adalah perilaku tersebut menjadi kebiasaan dari pelaku.Menurut para responden,
kebiasaan tersebut dapat terjadi karena perilaku tersebut dilakukan secara terus menerus. Hal tersebut terlihat dari
salah satu hasil wawancara sebagai berikut:
“Ya tentunya kalo bagi dia kan jadi itu kebiasaan tadi. Jadi kebiasaan ya.Kelihatannya itu saja.Baru itu.nanti kalo ketemu
lagi.”
65
Responden 5, V1, 10
e Penyesalan
Beberapa responden menyebutkan bahwa salah satu dampak negatif yang dirasakan oleh pelaku adalah
penyesalan.Menurut para responden, rasa penyesalan tersebut merupakan rasa yang muncul ketika pelaku
mendapatkan hukuman dari orang-orang di sekitarnya. Hal tersebut terlihat dari salah satu hasil wawancara sebagai
berikut:
“Mungkin rasa menyesal juga ada tapi setelah diberi sangsi atau dinasehati tapi kalo besok kalo emang karakternya seperti itu
akan mengulangi lagi, menurut saya lo”
Responden 1, V1, 50 b.
Korban Secara garis besar para responden menyebutkan lebih banyak
dampak negatif terhadap korban dibandingkan dengan dampak positifnya.
1 Positif
Dari keseluruhan pendapat dari para responden, hanya ada dua responden yang menyatakan bahwa ada dampak positif yang
dirasakan oleh korban. Dampak positif yang dirasakan oleh korban antara lain:
a Bersemangat
66
Responden 4 menyatakan bahwa korban merasakan dampak positif dari perilaku bullying yang ia terima. Dampak
tersebut adalah rasa bersemangat.Rasa bersemangat tersebut muncul dan membuat korban menjadi lebih percaya diri. Hal
tersebut disebabkan karena menurut korban ia memiliki kelebihan dibandingkan dengan pelaku sehingga pelaku
tersebut melakukan perilaku bullying. Hal tersebut didapatkan dari pendapat responden sebagai berikut:
“Mungkin dia menjadi lebih semangat, lebih percaya diri karena sering dijahili .... org yang ngejahilin itu punya kelebihan yang
dia miliki.”
Responden 4, V1, 8-9 b
Lega Responden 7 menyatakan bahwa korban merasakan
kelegaan.Menurut responden, kelegaan tersebut muncul ketika kebenaran dari kejadian fitnah tersebut terungkap. Hal
tersebut didapatkan dari pendapat responden sebagai berikut:
“Tapi setelah tau kebenaran terungkap dia merasa oh setelah terbukti dia ga bersalah ya dia merasa lega.Ternyata itu hanya
fitnah.Gitu.”
Responden 7, V2, 10 2
Negatif a
Ketakutan Beberapa responden menyebutkan bahwa salah satu dampak
negatif yang dirasakan oleh korban adalah ketakutan.
67
Menurut para responden, rasa takut tersebut muncul ketika korban mendapatkan perlakuan yang sama oleh pelaku.
Selain itu rasa takut tersebut muncul ketika korban akan bertemu dengan pelaku ataupun orang yang memiliki
kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan korban. Hal tersebut terlihat dari salah satu hasil wawancara sebagai
berikut:
“Yang korban akhirnya dia akan merasa nganu setiap kali ketemu dengan pelaku dia akan dia akan takut mengalami ketakutan.”
Responden 5, V1, 11 b
Trauma Beberapa responden menyebutkan bahwa salah satu dampak
negatif yang dirasakan oleh korban adalah trauma. Menurut para responden, trauma tersebut muncul ketika korban
bertemu dengan orang lain yang menyerupai pelaku hingga trauma pergi ke sekolah. Hal tersebut terlihat dari salah satu
hasil wawancara sebagai berikut:
“Iya.ketika dia akan ketemu dengan orang yang seperti itu nah dia akan wah jangan-jangan saya akan mengalami yang seperti
saya alami waktu itu dengan si A itu.”
Responden 5, V1, 12 c
Minder Beberapa responden menyebutkan bahwa salah satu dampak
negatif yang dirasakan oleh korban adalah minder. Menurut para responden, rasa minder tersebut muncul ketika korban
68
merasa bahwa ia tidak memiliki teman. Selain itu, korban juga merasa minder ketika berada di lingkungan baru. Hal
tersebut terlihat dari salah satu hasil wawancara sebagai berikut:
“Dampak untuk korbannya saya kira tadi dia jadi ga punya temen ya, ga punya temen, kemudian dia akan minder, akan minder,”
Responden 5, V2, 6 d
Mengundurkan diri dari sekolah Beberapa responden menyebutkan bahwa salah satu dampak
negatif yang dirasakan oleh korban adalah mengundurkan diri dari sekolah. Menurut para responden, korban
mengundurkan diri dari sekolah karena ia merasa sendiri dan tidak nyaman lagi berada di sekolah tersebut. Hal tersebut
terlihat dari salah satu hasil wawancara sebagai berikut:
“bahkan bisa jadi korban tersebut bisa saja mengundurkan diri dari sekolah karena tidak nyaman karena semua temannya sudah
mengenal dia tetapi hasil fitnahan dari pengaruh yang mungkin ada dendam atau apa,”
Responden 1, V2, 12 c.
Partisipan Secara garis besar para responden menyebutkan lebih banyak
dampak positif terhadap partisipan dibandingkan dengan dampak negatifnya.
1 Positif
69
Dari keseluruhan pendapat dari para responden, ada beberapa dampak positif yang dirasakan oleh partisipan. Dampak positif
yang dirasakan oleh partisipan antara lain: a
Simpati Beberapa responden menyebutkan bahwa salah satu dampak
positif yang dirasakan oleh partisipan adalah rasa simpati. Menurut para responden, rasa simpati merupakan perasaan
yang muncul ketika mereka merasakan hal yang sama dengan korban. Hal tersebut terlihat dari salah satu hasil
wawancara sebagai berikut:
“Oo dampak untuk yang melihat. Yang pertama, dampaknya pasti dia akan merasa simpati. Simpati bahkan untuk yang lebih tinggi
rasa empati. Dari rasa mesakke sampai dia bisa merasakan ini,”
Responden 6, V2, 38-39 b
Ingin membantu korban Beberapa responden menyebutkan bahwa salah satu dampak
positif yang dirasakan oleh partisipan adalah ingin membantu korban.Menurut para responden, partisipan
memiliki keinginan untuk membantu korban karena jengkel terhadap pelaku. Hal tersebut terlihat dari salah satu hasil
wawancara sebagai berikut:
“ya klo orang liat kya gtu kan ad perasaan jengkel pengen apa bantuin yg jdi korbannya,”
Partisipan 2, V1, 17 c
Peduli terhadap korban
70
Beberapa responden menyebutkan bahwa salah satu dampak positif yang dirasakan oleh partisipan adalah peduli terhadap
korban.Menurut para responden, rasa peduli tersebut muncul ketika melihat korban yang mengalami perilaku bullying
tersebut.Hal tersebut terlihat dari salah satu hasil wawancara sebagai berikut:
“Mungkin orangnya itu lebih memperhatikan orang yg dijahilin.Lebih peduli.”
Responden 4, V1, 8 2
Negatif Dari keseluruhan pendapat dari para responden, ada beberapa
dampak negatif yang dirasakan oleh partisipan. Dampak negatif yang dirasakan oleh partisipan antara lain:
a Ikut membenci korban
Beberapa responden menyebutkan bahwa salah satu dampak negatif yang dirasakan oleh pelaku adalah ikut membenci
korban. Menurut para responden, partisipan ikut membenci korban karena banyak teman lain yang juga membenci
korban. Hal tersebut terlihat dari salah satu hasil wawancara sebagai berikut:
“Klo orang sekitarnya akan sama berpikir kok dia seperti itu ya. Kadang2 kan kita dengar cerita orang lain kadang2 kita tu kok
dia seperti itu ya ihh klo di anak SMA itu yg terjadi adalah jadi jengkel mangkel sama ani. Kok anak kaya gtu, yg saya bayangkan
ya sperti itu.lbih banyak kaya gtu kan itu uda kaya pergunjingan
71
kan, berita ini ini ini. Di internet kaya gtu, jdi persepsinya berubah.”
Responden 6, V2, 25-26 b
Ketakutan Beberapa responden menyebutkan bahwa salah satu dampak
negatif yang dirasakan oleh pelaku adalah ketakutan.Menurut para responden, rasa takut tersebut
muncul karena pelaku bullying tersebut berkelompok. Hal tersebut terlihat dari salah satu hasil wawancara sebagai
berikut:
Misalnya dia e ini dampaknya itu berani e jangan berani ngelarang itu.tapi kalo uda kelompok itu kan takut ini to.”
Responden 7, V1, 14-15 Dari keseluruhan dampak yang dirasakan oleh pelaku, korban, dan
partisipan, ada hal yang menarik yang dapat dilihat.Dari keseluruhan pendapat para responden, hanya partisipan yang mendapatkan dampak
positif yang lebih banyak dibandingkan dengan dampak negatifnya.Namun sebaliknya, menurut para responden, pelaku dan
korban memiliki dampak negatif yang lebih banyak dibandingkan dengan dampak positifnya.
5. Temuan Lain dalam Wawancara
Setelah peneliti menampilkan kedua video mengenai perilaku bullying, peneliti melakukan wawancara lanjutan.Wawancara lanjutan tersebut
dilakukan untuk menggali pengetahuan para responden mengenai perilaku bullying. Dari hasil wawancara lanjutan tersebut, seluruh
72
responden mengungkapkan bahwa mereka mengetahui definisi perilaku bullying. Dengan demikian ada hal yang menarik yang ditemukan.Dari
keseluruhan responden, setengah dari jumlah responden tidak menyebutkan perilaku bullying pada video 1 atau video 2 yang telah
ditampilkan.Para responden menyebutkan perilaku-perilaku tersebut sebagai kenakalan, kejahilan, dan sebagainya.Kata bullying hanya
muncul para responden 2, 3, 4, dan 5 yaitu pada pelaku perempuan, korban laki-laki, korban perempuan, dan guru Bimbingan Konseling laki-
laki. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 6 Rangkuman tema besar tiap responden
Responden Video 1
Video 2 Pelaku laki-laki
Kenakalan Fitnah
Pelaku perempuan Bullying
Fitnah
Korban laki-laki Bullying
Fitnah
Korban perempuan Kenakalan
Bullying
Guru BK laki-laki Bullying
Fitnah
Guru BK perempuan Kenakalan
Fitnah
Orangtua laki-laki Keusilan
Fitnah
Orangtua perempuan Kejahilan
Fitnah
D. Pembahasan