a. Apakah jumlah penduduk, PDRB, jumlah daya tersambung dan tarif dasar
listrik berpengaruh terhadap jumlah permintaan sambungan listrik pada sektor rumah tangga di Kabupaten Gresik studi kasus Kecamatan
Sedayu? b.
Manakah dari keempat variabel tersebut yang paling dominan pengaruhnya terhadap jumlah permintaan sambungan listrik pada sektor
rumah tangga di Kabupaten Gresik studi kasus Kecamatan Sedayu ?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang di atas, maka tujuan yang hendak di capai sehubungan dengan penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui pengaruh jumlah penduduk, PDRB, jumlah daya
yang tersambung, dan tarif dasar listrik terhadap jumlah permintaan sambungan listrik pada sektor rumah tangga di Kabupaten Gresik
studi kasus Kecamatan Sedayu b.
Untuk menggetahui diantara variabel jumlah penduduk, PDRB, jumlah daya yang tersambung, dan tarif dasar listrik, manakah yang
paling dominan terhadap jumlah permintaan sambungan listrik pada sektor rumah tangga di Kabupaten Gresik studi kasus Kecamatan
Sedayu
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah, sebagai berikut : a.
Sebagai masukan bagi pengambil keputusan dalam menentukan kebijaksanaan di bidang listrik pada saat sekarang dan masa yang akan
datang. b.
Penelitiaan ini dimaksudkan agar dapat memberikan masukan dalam rangka mengembangkan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional
dan kecerdasan spiritual bagi anak didik secara komprehensif dan proposional dalam pembentukan ekonom yang memiliki kemampuan
pemahaman yang tinggi. c.
Dapat menambah wawasan bagi peneliti serta menerapkan teori – teori yang diperolehnya selama menempuh pendidikan formal dibangku
kuliah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini penulis selain memperoleh informasi dari berbagai literatur perputakaan dan instansi terkait, juga memperoleh informasi
lain dari penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan. Penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
Indrawati 2005:72 Dengan judul “ANALISA BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN SAMBUNGAN
LISTRIK RUMAH TANGGA DI KBUPATEN BLITAR “. Penelitian ini
mengunakan data sekunder yang diperoleh dari PT. Perusahaan Listrik Negara Blitar dan Kantor Pusat Statistik mulai tahun 1993 – 2002, data tersebut
dianalisa dengan mengunakan analisis regresi linier berganda melalui uji – F dan uji – t dengan asumsi klasik BLUE. Penelitian ini menunjukkan secara
simultan adanya hubungan yang nyata antara variabel bebas Pendapatan Perkapita X
1
, Jumlah rumah X
2
, dan tarif penjualan listrik Kwh X
3
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat Permintaan sambungan listrik Y .Hal ini diketahui dari uji – F yaitu diperoleh F
hitung
1845,224 F
tabel
4,76, sedangkan secara parsial, variabel Pendapatan perkapita X
1
berpengaruh nyata terhadap Permintaan Sambungan Listrik Y dengan mengunakan uji – t
hitung
6,013 t
tabel
2,447, variabel Jumlah Rumah X2 tidak berpengaruh nyata terhadap Permintaan Sambungan Listrik Y dimana t
hitung
11,242 t
tabel
2,447.
8
Kurniasari 2006:71 Dengan judul “ FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN SAMBUNGAN LISTRIK DI
WILAYAH SURABAYA “.Penelitian tersebut menggunakan data sekunder
yang diambil dari instansi terkait yaitu PT. PLN cabang distribusi Surabaya dan kantor Badan Pusat Statistik Surabaya. Dalam penelitian tersebut
digunakan alat untuk mengetahui pengaruh antara variabel dengan mengggunakan regresi linier berganda, variabel terikat dalam model ini adalah
permintaan sambungan listrik sektor rumah tangga Y sedangkan variabel bebasnya adalah pendapatan perkapita X
1
, jumlah rumah tangga X
2
, tarif dasar listrik X
3
, dan jumlah industri X
4
. Berdasarkan hasil uji hipotesis secara simultan diperoleh hasil F
hitung
sebesar 92,001 F
tabel
sebesar 6,26 berarti keempat variabel bebas secara simultan berpengaruh nyata terhadap
variabel terikat Y. Uji hipotesis secara parsial diperoleh t
hitung
untuk variabel X
1
sebesar 1,480 t
tabel
sebesar 2,571 dengan arah regresi yang positif berarti variabel X
1
dapat memberikan pengaruh yang nyata terhadap Y. Variabel X
2
sebesar -2,617 t
tabel
sebesar 2,571dengan arah regresi yang negatif berarti variabel X
2
dapat memberikan pengaruh yang nyata terhadap variabel Y. Variabel X
3
sebesar 5,999 t
tabel
sebesar 2,571 dengan arah regresi yang positif berarti variabel X
3
dapat memberikan pengaruh yang nyata terhadap variabel Y. Variabel X
4
sebesar -0.159 t
tabel
sebesar 2,571 dengan arah regresi yang negatif, berarti variabel X
4
dapat memberikan pengaruh yang nyata terhadap variabel Y .
Yudi 2007:85 Dengan judul “ ANALISA FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN SAMBUNGAN LISTRIK
RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SIDOARJO “.penelitian ini
menggunakan data sekunder yaitu dari tahun 1990 sampai tahun 2004 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur di Surabaya serta
literatur – literatur yang diterbitkan oleh PT. PLN persero Distribusi Jawa Timur. Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dan
selanjutnya dilakukan dengan uji hipotesis untuk menguji pengaruh simultan digunakan uji F, sedangkan untuk menguji secara parsial digunakan uji t. Hasil
dari penelitian ini yaitu secara simultan menunjukan adanya pengaruh yang nyata antara variabel bebas Tarif penjualan X
1
, Jumlah rumah tangga X
2
, dan Pendapatan perkapita X
3
, terhadap permintaan sambungan listrik rumah tangga di Kabupaten Sidoarjo Y. Hal ini dapat diketahui dari uji F
hitung
sebesar 108,012 F
tabel
3,49 dan secara parsial dapat dilakukan dengan uji t yaitu bahwa variabel dengan t
hitung
sebesar -3,058 dan variabel jumlah rumah tangga dengan t
hitung
sebesar 0,131 serta pendapatan perkapita dengan t
hitung
sebesar 8,936 berpengaruh terhadap Permintaan Sambungan Listrik Rumah Tangga karena t
tabel
2,201. Oleh karena itu dengan kenaikan Tarif Penjualan Listrik yang diiringi dengan bertambahnya Jumlah Rumah Tangga
dan Pendapatan Perkapita, diharapakan akan meningkatkan Permintaan Sambungan listrik Rumah Tangga di Kabupaten Sidoarjo.
Adapun jurnal yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan serta pengajian selain penelitian terdahulu yang pernah dilakukan peneliti lain :
Makmun dan Abdurahman 2003 dengan judul ” DAMPAK KENAIKAN TARIF DASAR LISTRIK TERHADAP KONSUMSI LISTRIK
DAN PENDAPATAN MASYARAKAT ”. Tingkat pendapatan berkolerasi
positif dengan konsumsi listrik baik dari sisi nilai pengeluaran maupun tingkat konsumsi listrik per Kwh-nya. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat elastisitas
pendapatan terhadap penggunaan listrik untuk konsumsi listrik dengan daya 450 VA pada rumah tangga yang mencapai 0,53 maupun elastisitas
pendapatan terhadap pengeluaran listrik untuk konsumsi listrik mencapai 0,55. Kenaikan TDL ternyata membawa dampak yang negatif terhadap pendapatan
riil masyarakat. Setiap upaya liberalisasi harga listrik untuk masyarakat golongan bawah sebanyak 10 persen, menyebabkan income riil rumah tangga
buruh tani turun sekitar 1,47 persen dan rumah tangga non pertanian golongan bawah turun 3,47 persen. Secara sektoral, dampak kenaikan harga listrik
menyebabkan permintaan terhadap sektor industri makanan akan berkurang sebesar 3,15 persen, sektor pertanian tanaman pangan 1,44 persen, dan sektor
perdagangan 1,07 persen. Dampak terhadap sektoral tersebut akan mengurangi nilai balas jasa faktor produksi menyebabkan penerimaan para pemilik modal
bisa berkurang sampai 3,52 persen. Dan kelompok tenaga kerja tata usaha jasa yang paling besar penurunan balas jasanya, yaitu sebesar 1,46 persen. Pada
akhirnya, kenaikan tarif listrik akan mengurangi pendapatan institusi. Kelompok masyarakat yang paling banyak mengalami penurunan income riil
adalah rumah tangga bukan pertanian golongan bawah, yang turn income
riilnya sampai 5,26 persen. Sedangkan pengurangan balas jasa yang diterima
perusahaan sekitar 1,46 persen. Nuryanti, Scorpio S.Herdine 2007 dengan judul ” ANALISIS
KARAKTERISTIK KONSUMSI ENERGI PADA SEKTOR RUMAH TANGGA DI INDONESIA ”.Kelompok rumah tangga kaya mendominasi
dalam konsumsi energi komersial, terkait dengan alasan kepraktisan, peningkatan daya beli dan perubahan gaya hidup. Sementara kelompok rumah
tangga miskin mengkonsumsi energi komersial dalam porsi yang relatif kecil. Ini secara jelas menunjukkan adanya disparitas dalam konsumsi energi pada
sektor rumah tangga. Porsi rata-rata pengeluaran rumah tangga untuk energi dibandingkan rata-rata pengeluaran rumah tangga secara umum relatif masih
kecil, yaitu rata-rata sekitar 18,01 per tahun. Rata-rata pertumbuhan per tahun dari konsumsi energi komersial terlihat sangat signifikan, yaitu minyak
tanah sebesar 3,14, LPG sebesar 7,77, Gas bumi sebesar 9,45 dan listrik sebesar 10,04.
Utama 2007:21 dengan judul “ PRAKIRAAN KEBUTUHAN LISTRIK PROPINSI BALI SAMPAI TAHUN 2018 DENGAN METODE
REGRESI BERGANDA DERET WAKTU”. Prakiraan kebutuhan energi
listrik memegang peranan penting dalam perencanaan sistem tenaga listrik, diperlukan sejumlah data yang sesuai seperti pola kebutuhan listrik masa lalu,
jumlah pelanggan dari tahun – ke tahun, dan harga dasar listrik. Dalam penelitian ini untuk menghitung kebutuhan energi listrik di masa depan
digunakan metode regresi berganda deret waktu, dalam memprakiran
kebutuhan listrik propinsi Bali sampai tahun 2018. Prakiraan kebutuhan energi listrik meliputi empat sektor yaitu: sektor rumah tangga, sektor komersial,
sektor publik, dan sektor industri. Pola kecenderungan kebutuhan energi listrik ditentukan mengunakan metode regresi berganda dengan variabel tak bebas
adalah kebutuhan energi listrik Y, sedangkan variabel bebasnya adalah jumlah pelangganX
1
, harga dasar listrik setiap sektor X
2
, jumlah pendudukX
3
, dan produk domestik regional bruto PDRB X
4
. Hasil prakiraan menunjukkan bahwa kebutuhan energi listrik untuk sektor rumah
tangga mengalami peningkatan dengan rata – rata peningkatan sebesar 55.71 Gwh per tahun. Untuk sektor komersial, publik dan industri menunjukkan
peningkatan dengan rata – rata masing – masing adalah 73.39, 5.64 dan 0.46 Gwh per tahun. Pada tahun 2018 kebutuhan tenaga listrik Propinsi Bali adalah
sebesar 3700.03 Gwh dengan rata – rata peningkatan per tahun sebesar 135,202 Gwh.
2.2. Landasan Teori