3. Faktor pribadi X
3
didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan
tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan. Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi Adapun indikator dari variabel tersebut adalah:
a. Umur X
3
.
1
b. Pekerjaan X
3
.
2
c. Situasi ekonomi X
3
.
3
d. Gaya hidup X
3
.
4
Skala pengukuran digunakan adalah skala likert, sedangkan teknik pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan
menggunakan skor sebagai berikut : Sangat setuju
= 5 Setuju
= 4
Ragu-ragu = 3
Tidak setuju = 2
Sangat tidak setuju = 1
4. Faktor psikologis X
4
sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan
pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi
oleh faktor psikologi yang penting
Adapun indikator dari variabel tersebut adalah: a. Motivasi X
4
.
1
b. Persepsi X
4
.
2
c. Pengetahuan X
4
.
3
d.Keyakinan dan sikap X
4
.
4
Skala pengukuran digunakan adalah skala likert, sedangkan teknik pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan
menggunakan skor sebagai berikut : Sangat setuju
= 5 Setuju
= 4
Ragu-ragu = 3
Tidak setuju = 2
Sangat tidak setuju = 1
b. Variabel Terikat Y terdiri dari : 1.
Keputusan Konsumsi merupakan tahap dari proses keputusan pembeli yaitu ketika konsumen benar-benar membeli. Pada
umumnya keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai.
Dari variabel ini dapat ditentukan indikatornya antara lain: a. Keputusan membeli berdasarkan faktor kebudayaan.
b. Keputusan membeli berdasarkan faktor sosial. c. Keputusan membeli berdasarkan faktor pribadi.
d. Keputusan membeli berdasarkan faktor psikologis. Skala pengukuran digunakan adalah skala likert, sedangkan teknik
pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan menggunakan skor sebagai berikut :
Sangat setuju = 5
Setuju =
4 Ragu-ragu
= 3 Tidak setuju
= 2 Sangat tidak setuju
= 1
3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis UPN “Veteran” Jatim yang masih aktif dalam
perkuliahan yaitu sejumlah 234 mahasiswa sumber : Tata usaha FISIP. Dengan perincian per angkatan sebagai berikut :
Angkatan 2006-2007 = 31 mahasiswa
Angkatan 2007-2008 = 56 mahasiswa
Angkatan 2008-2009 = 44 mahasiswa
Angkatan 2009-20010 = 65 mahasiswa
3.2.2 Sampel
Sugiyono 1992 :56 menyatakan bahwa dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariat korelasi atau regresi misalnya,
maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang di teliti. Jumlah sampel yang di ambil dalam penelitian ini sebanyak 5 variabel
penelitian maka jumlah anggota sampel 5 variabel x 10 = 50 mahasiswa Administrasi Bisnis.
3.2.3 Teknik Penarikan Sampel
Penelitian ini diambil dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden, dengan menggunakan aksidental sampling. yaitu Teknik
pengambilan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dijadikan sampel oleh peneliti.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Adapun perolehan data tersebut
dibagi dalam tiga bagian yaitu :
3.3.1 Jenis Data
Jenis data data dalam penelitian ini adalah Data primer yang merupakan data yang dikumpulkan atau diperoleh secara langsung di tempat
yang menjadi obyek penelitian dan di olah sendiri dalam melakukan analisis. Data primer berupa hasil jawaban responden. Dalam hal ini Mahasiswa
Administrasi Bisnis UPN Veteran Jatim yang mengkonsumsi Kopi Nescafe.
3.3.2 Sumber Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data berdasarkan jawaban yang diberikan oleh Mahasiswa Administrasi Bisnis UPN Veteran
Jatim yang mengkonsumsi Kopi Nescafe
3.3.3 Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penelitian menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
a. Kuisioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab.
3.4 Teknik Analisis dan Uji hipotesis
3.4.1 Uji Validitas
Uji validitas yang digunakan adalah validitas konstnuksi. Validitas ini untuk mengetahui apakah kuesioner dapat mengukur variabel yang diteliti
secara tepat. Menurut Pabundu 2006:65, arti validitas adalah kebenaran dan keabsahan instrumen penelitian yang digunakan. Setiap penelitian
selalu dipertanyakan mengenai validitas alat yang digunakan. Suatu alat pengukur dikatakan valid jika alat itu dipakai untuk mengukur sesuai
dengan kegunaannya. Menurut Pabundu 2006:66, untuk mengetahui nilai korelasi faktor, digunakan rumus Product Moment Karl Pearson sebagai
berikut:
Keterangan: ……Pabundu,
2006 ;
66 R
= koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total. X
= skor pernyataan tiap butir. Y
= skor total. N
= Jumlah responden
2 2
2 2
. .
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
R
3.4.2 Uji Reliabilitas
Uji ini untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Menurut Umar 2003 : 86, suatu pengukur bisa
dikatakan reliabel sepanjang pengukur tersebut mencapai suatu hasil-hasil yang konsisten. Apabila suatu alat ukur yang berupa kuesioner dipakai dua
kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel, dengan kata lain,
reliabel menunjukkan konsisten alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.
Masing-masing variabel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan alpha croanbach, untuk mengetahui reliabilitas skala
pengukurannya. Rurnus yang digunakan adalah alpha sebagai berikut: r
11
= …. Riduwan, 2007: 115
st si
k k
1 1
Dimana : = nilai reliabilitas
= jumlah varians skor tiap-tiap item pertanyaan = varians total
= jumlah item pertanyaan Menurut Riduwan 2007 : 118, pengujian reliabilitas akan memenuhi
syarat jika :
11
r
si
t
s
k
1. Jika r
11
positif, serta r
11
r tabel, maka pernyataan tersebut reliabel. 2.
Jika r
11
negatif, serta r
11
r tabel, maka pemyataan tersebut tidak reliabel
3.4.3 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linear berganda dengan rumus :
Y =
β +
β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4
+ e…… Sumodiningrat
1996:184
Keterangan :
Y = Keputusan konsumsi konsumen gresi
nsi produk, harga, promosi, dan distribusi r
3.4.4 Uji asumsi klasik
β = Konstanta persamaan re
β
1,...,
β
4
= Koefisien regresi X
1,..,
X
4
= Skor dime e = Standar erro
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model analisis yang digunakan baik atau tidak didalam penelitian. Hasil analisis regresi dianggap valid jika
hasil analisis tersebut memenuhi pengujian asumsi klasik dan tidak boleh dilanggar. Pengujian asumsi klasik yang digunakan antara lain uji asumsi
linear berganda autokorelasi, uji asumsi linear berganda heterokedastisitas, dan uji asumsi linear berganda multikolinieritas. Jika salah satu dari ketiga
asumsi tesebut dilanggar maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE Best Linear Unbiased Estimator sehingga pengambilan
keputusan melalui uji t dan uji F menjadi bias.
3.4.4.1 Uji Normalitas
kkan bahwa data-data pada variabel penelitian berdistribusi normal. Lebih jelasnya penyebaran plot
tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variable dependen dan variabel independen, keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau
dengan melihat histogram dari residualnya. Hasil perhitungan normalitas data pada lampiran menunjukkan bahwa penyebaran plot berada di sekitar dan
sepanjang garis 45°
,
dengan demikian menunju
Gambar 3.1
Sumber : Singgih Santoso, 2002
3.4.4.2. Uji A
k
membandingkan nilai Durbin Watson dengan dL dan dU.
adalah : a.
0, berarti tidak ada autokorelasi pada model b.
ti terdapat autokorelasi pada model c.
idak dalam model tersebut.
3.4.4.3 utokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara korelasi pengganggu pada periode t dengan
esalahan pada periode t sebelumnya. Pada penelitian yang menggunakan data urut waktu, kemungkinan
terjadinya autokorelasi relatif besar. Untuk menguji apakah terjadi auto korelasi atau tidak dapat digunakan uji Durbin Watson. Yaitu dengan cara
Deteksi adanya Autokorelasi Apabila 4-dW dU
Ho diterima : jadi P = Apabila 4-dW dL
Ho ditolak : jadi P = 0, berar Apabila dL 4-dW dU
Uji ini hasilnya tidak konklusif, sehingga tidak dapat ditentukan apakah ada autokorelasi atau t
Uji Multikolineritas
Salah satu asumsi klasik adalah tidak terjadinya multikolinieritas di antara variabel-variabel bebas yang berada dalam satu model, artinya antara variable
independen yang terdapat dalam model tidak memiliki hubungan yang sempurna koefesien tinggi atau bahkan satu. Apabila hal ini terjadi berarti
ant
i 0,8 maka antar variable bebas tersebut terjadi multikolinieritas. at ciri-ciri sebagai
square tinggi.
multikolenieritas variance inflation factor. Pedoman
sua ikolinieritas adalah :
²
3.4.4.4 Uji Heteroskedastisitas
ara variable bebas itu sendiri saling berkorelasi, sehingga dalam hal ini sulit diketahui variable bebas mana yang mempengaruhi variabel terikat.
Salah satu cara untuk mendeteksi multikolinieritas dilakukan dengan mengorelasikan antar variable bebas dan apabila korelasinya tinggi yaitu lebih
besar dar Untuk mendeteksi problem Multikolineritas dapat dilih
berikut : a.
Koefisien determinasi berganda R b.
Koefisien korelasi sederhana tinggi. c.
Nilai F hitung tinggi signifikan d.
Tak satupun atau sedikit sekali variable bebas yang signifikan. Cara yang digunakan untuk mendeteksi problem
dilakukan dengan melihat besaran VIF tu model regresi yang bebas mult
a. Mempunyai nilai VIF
≤ 10 1
VIF =
1-R b.
Mempunyai angka tolerance mendekati 1
Maksud dari penyimpangan Heterokedastisitas adalah variable bebas adalah tidak konstan berbeda untuk setiap nilai tertentu variable bebas. Pada
regresi linear nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan veriabel bebas.
adalah : 1
Nilai probabilitas ≥ 0,05 berarti bebas dari Heterokedastisitas.
2 Nilai probabilitas 0,05 berarti terkena Heterokedastisitas
3.5. Uji Hip
jian terhadap hipotesis penelitian ini dilakukan dengan uji t dan uji
litian dilakukan dengan cara sebagai berikut :
i ini digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variable tau simultan terhadap variable terikat
Y a.
Hal ini bisa diidentifikasi dengan menghitung korelasi rank sperman antara seluruh variable bebas.
Menurut Singgih Santoso 2002:301 deteksi adanya heteroskedastisitas
otesis
Pengu F. Pengujian terhadap hipotesis pene
1. Uji f-statistik
Uj bebas X
1
dan X
2
secara bersama-sama a .
Merumuskan Hipotesis untuk uji F : H
o
: b
1
=b
2
=b
3
=b
4=
artinya tidak ada pengaruh secara simultan antara variable bebas dan variabel terikat.
H
1
: b
1
≠b
2
≠b
3
≠b
4
≠
artinya terdapat pengaruh secara simultan antara variable bebas dan variabel terikat.
b. Menghitung Level of significant
α sebesar 5 dari derajat bebas degree n = jumlah pengamatan, k = jumlah variable
c. enentukan Nilai F dapat dicari dengan rumus :
Fhit =
Sulaiman 2004
: 1987
1- R² n-k-1 Dimana :
n d.
Kriteria pengujian sebagai berikut : 1.
Bila Fhit ≤ Ftab, maka Ho diterima dan H
1
ditolak berarti faktor kebudayaan X
1
, sosial X
2
, pribadi X
3
dan psikologis X
4
, secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Konsumsi Konsumen Y
2. Bila Fhit Ftab, maka Ho ditolak dan H
1
diterima of freedom
= n-k-1 dimana bebas.
M
R² k
R² = koefisien
determinasi k
= jumlah variable bebas = jumlah sampel
berarti faktor kebudayaan X
1
, sosial X
2
, pribadi X
3
dan psikologis X
4
, seca erpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Konsumsi Konsumen Y
e.
Daerah tolak
Ho Daerah
Terima H
2. U
Digunakan un masing-masing variabel bebas X
sec a.
Merumuskan Hipotesis untuk uji t : H
o
: b
1
= 0, artinya tidak ada pengaruh secara parsial variable bebas terhadap variabel terikat.
H : b ≠0, artinya terdapat pengaruh secara parsial variable bebas terhadap
. ra simultan b
Daerah kritis Ho melalui kurva distribusi f
Gambar 3.2
o
ftab Sumber : Metodologi Penelitian Bisnis, 2008
ji t statistik
tuk mengetahui pengaruh ara parsial terhadap variabel terikat Y.
1 1
variabel terikat
b. g Level of significant
α sebesar 5 dari derajat bebas degree n = jumlah pengamatan, k = jumlah variable
as.
: 87
Dim
b
j
Se
1.
garuh signifikan terhadap
2. Bila t
hitung
≥ t
tabel
, maka Ho ditolak dan H
1
diterima dan
e. Daerah kritis Ho melalui kurva distribusi t
Gambar 3.3
Menghitun of freedom
= n-k-1 dimana beb
c. Menentukan Nilai t hitung :
b
j
t
hit
= Sulaiman
2004 Se
b
j
ana : = koefisien regresi
= standart eror d.
Kriteria pengujian sebagai berikut : Bila t
hitung
≤ t
tabel
, maka Ho diterima dan H
1
ditolak berarti faktor kebudayaan X
1
, sosial X
2
, pribadi X
3
dan psikologis X
4
secara parsial tidak berpen Keputusan Konsumsi Konsumen Y
Berarti faktor kebudayaan X
1
, sosial X
2
, pribadi X
3 4
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kep tusan
onsum psikologis X
u K
si Konsumen Y
Daerah tolak Ho Daerah tolak Ho
Daerah terima Ho
-t
tab
t
tab Sumber : Metodologi Penelitian Bisnis, 2008
.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum perusahaan
a. Sejarah Perusahaan
Henri Nestle, lahir dengan nama Heinrich Nestle 10 Agustus, 1814 – 7 Juli, 1890, adalah pendiri Nestle S.A., perusahaan makanan dan minuman terbesar di
dunia, serta salah satu pencipta utama cokelat susu. Henri Nestlé dilahirkan pada 10 Agustus 1814, di Frankfurt am Main, Jerman. Ia adalah anak ke-11 dari 14
orang anak Johann Ulrich Matthias Nestle dan Anna-Maria Catharina Ehemann. Ayah Henri Nestlé menurut tradisi mewarisi perusahaan dari ayahnya Johann
Ulrich Nestle dan menjadi seorang glazier di Töngesgasse. Sebelum Nestlé mencapai usia 20 tahun pada 1836, ia telah menyelesaikan
masa magangnya selama empat tahun dengan J. E. Stein, seorang pemilik perusahaan farmasi. Pada akhir 1839, ia resmi diberikan hak untuk melakukan
percobaan-percobaan kimia, membuat obat-obatan berdasarkan resep, dan menjual obat. Pada masa ini, ia mengganti namanya menjadi Henri Nestlé agar
lebih cocok dengan kondisi sosialnya yang baru di Vevey, Swiss. Pada 1843, Henri Nestlé membeli salah satu industri yang paling progresif
dan lincah di region itu pada masa tersebut, yang memproduksi rapeseed. Ia juga