ANALISIS KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI KOPI SUSU INSTAN ( Study Kasus Mahasiswa Fisip UPN “Veteran” Jatim.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis pada FISIP UPN "Veteran" Jawa Timur

Oleh :

YANUAR FERDINAND PAH

NPM : 0642010040

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN ” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

SURABAYA 2011


(2)

Dengan mengucapkan puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunianya yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan Skripsi Penelitian dengan judul Analisis Keputusan Konsumen Dalam

Mengkonsumsi Kopi Susu Instan (Studi Kasus Mahasiswa Fisip UPN “Veteran” Jatim)

Penulisan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan guna menyelesaikan studi program S-1 program studi Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Jawa Timur.

Tak lupa ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Nurhadi, M.Si selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu guna membantu memberikan bimbingan dan pengarahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Hasil Skripsi ini bukanlah kemampuan dari penulis semata, namun terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra.Ec.Hj.Suparwati. M.Si., selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Drs. Nurhadi, M.Si., selaku PLH Ketua Progdi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak dan ibu dosen Progdi Ilmu Administrasi Bisnis yang telah memberikan ilmu pengetahuan dalam materi perkuliahan.


(3)

Penulis menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa penulisan Skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Harapan penulis semoga dengan terselesainya Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Juni 2011


(4)

iii

Daftar Isi………...iii

Daftar Gambar……….…vi

Daftar Tabel ……….… viii

Abstraksi ……….…….. ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang masalah………...1

1.2Perumusan masalah ...………...………5

1.3Tujuan penelitan...…………..…………..……….…...6

1.4Manfaat penelitian…………..………..……….…….6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori………….………..…………...8

2.2 Pengertian Pemasaran………..………...8

2.2.1 Manajemen Pemasaran……….….9

2.2.2. Strategi pemasaran……….…………...11

2.2.3. Bauran Pemasaran………..……...………..………….13

2.3. Perilaku konsumen………....14

2.3.1 Pengertian Perilaku konsumen...…..…………...14


(5)

iv

2.3.2.1.3 Faktor pribadi………...20

2.3.2.2 Perbedaan individu………...22

2.3.2.3 Faktor psikologis………..23

2.4 Keputusan pembelian……….23

2.4.1 Pengertian keputusan pembelian……….…….23

2.4.2 Faktor yang mempengaruhi keputusan membeli ………….25

2.4.3 Macam situasi pembelian……….26

2.4.4 Pengertian proses pengambilan keputusan………...27

2.4.5 Proses pengambilan keputusan konsumen………28

2.4.6 Tipe-tipe pengambilan keputusan konsumen………...30

2.4.7 Struktur keputusan membeli……….……31

2.4.8 Tipe-tipe perilaku membeli………..33

2.4.9 Tipe, perilaku dan peranan pelanggan……….34

2.5 Kerangka Berpikir……….35

2.6 Hipotesis……….…...37

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Penelitian Variabel………...38


(6)

v

3.3 Teknik pengumpulan data……….43

3.3.1 Jenis data………..43

3.3.2 Sumber data ……….44

3.3.3 Pengumpulan data ………44

3.4 Teknik analisis dan uji hipotesis………44

3.4.1. Uji validitas………..44

3.4.2. Uji Realibilitas………...45

3.4.3. Teknik analisis data…..………...46

3.4.3.1 Uji Asumsi klasik……….………....46

3.4.3.1 Uji Normalitas..………..……...46

3.4.3.3 Uji multikolinieritas ……….48

3.4.3.4 Uji heterokesdastisitas ……….49

3.5. Uji Hipotesis……….………...49

3.5.1 Uji F……….49

3.5.2 Uji t statistik ………51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data………...53


(7)

vi

4.2Analisis Data ……….61

4.2.1 Hasil uji validitas dan reliabilitas ………...61

4.2.1.1Uji validitas ……….62

4.2.1.2Uji realibilitas ……….63

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ………..64

4.2.2.1Multikolinieritas ……….64

4.2.2.2Heterokedastisitas ………..65

4.2.2.4Normalitas ………..66

4.2.3 Analisis Statistik Regresi Linear Berganda …………67

4.2.4 Pengujian Hipotesis ………69

4.2.4.1 Pembuktian hipotesis pengaruh variabel bebas secara simultan ……….69

4.2.4.2 Pembuktian hipotesis pengaruh variabel bebas secara partial (t) ………..71

4.2.4.2.1 Pengaruh secara parsial antara Faktor Kebudayaan (X1) terhadap Keputusan Konsumen dalam mengkonsumsi Kopi Susu Instan (Y) ………..71


(8)

vii

mengkonsumsi Kopi Susu Instan (Y) ………..72 4.2.4.2.3 Pengaruh secara parsial antara

Faktor Pribadi (X3) terhadap

Keputusan Konsumen dalam mengkonsumsi Kopi Susu Instan (Y) ………..74

4.3.4 Pembahasan ………75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan ………..77

5.2Saran ………78

DAFTAR PUSTAKA KUESIONER


(9)

INSTAN ( Study Kasus Mahasiswa Fisip UPN “Veteran” Jatim Disusun oleh:

YANUAR FERDINAND PAH 0642010040

Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dan laju pertumbuhan penduduk yang semakin padat mendorong pertumbuhan ekonomi semakin meningkat pula, hal ini menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin tajam terutama dalam menjual dan memasarkan produk-produknya baik yang berupa barang atau jasa kepada masyarakat atau konsumen.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial variabel faktor kebudayaan (X1), faktor sosial (X2) dan faktor pribadi (X3) terhadap keputusan konsumen (Y). Teknik pengambilan sampel ini menggunakan purposive sampling adalah elemen populasi yang dipilih sebagai dibatasi pada elemen-elemen yang dapat memberikan informasi berdasarkan pertimbangan tersebut. Jumlah sampel yang diambil adalah 74 responden yang merupakan Mahasiswa Fisip UPN “VETERAN” Jatim yang pernah mengkonsumsi kopi susu instan.

Teknik analisis data yang digunakan regresi linier berganda. Berdasarkan Uji F terbukti bahwa secara simultan faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam mengkonsumsi kopi susu instant. Hasil Uji T menunjukkan bahwa faktor kebudayaan dan faktor sosial secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam mengkonsumsi kopi susu instant. Sedangkan faktor pribadi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam mengkonsumsi kopi susu instan.

Kata kunci :


(10)

1.1 Latar Belakang.

Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dan laju pertumbuhan penduduk yang semakin padat mendorong pertumbuhan ekonomi semakin meningkat pula, hal ini menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin tajam terutama dalam menjual dan memasarkan produk-produknya baik yang berupa barang maupun jasa kepada masyarakat atau konsumen.

Dalam keadaan demikian terjadi perubahan sifat pasar dari seller’s market

yaitu penjual yang menentukan apa yang harus dibeli konsumen dimana produsen berorientasi pada produksi yang sebanyak-banyaknya tanpa memperdulikan apakah produk tersebut sesuai dengan keinginan dan

kebutuhan pasar, menjadi buyer’s market yaitu produsen tidak lagi

menekankan pada produksi tetapi harus lebih dulu mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh konsumen dan berusaha untuk menyesuaikan produknya sehingga bisa memberikan kepuasan kepada konsumen.

Mengingat pentingnya pemahaman kebutuhan dan keinginan konsumen serta tujuan perusahaan dapat tercapai sebelum rencana pemasaran dikembangkan, perlu diadakan pemahaman pasar lebih dulu, terhadap pasar konsumen mengenai perilaku konsumen.

Analisa tentang perilaku konsumen sangat penting bagi perusahaan Dengan memahami perilaku konsumen pada pasar sasaranya, maka


(11)

kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai lembaga yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan, sangat tergantung pada perilaku konsumennya, sehingga dapat menimbulkan suatu kepuasan dan dapat mendorong konsumen selalu menggunakan atau melakukan pembelian, selain itu juga dapat menambah pelanggan baru, sehingga dapat meningkatkan produk yang ditawarkan.

Perilaku konsumen ditimbulkan oleh adanya bentuk interaksi antara faktor lingkungan dan individu. konsumen yang telah melakukan suatu pembelian mayoritas didorong oleh berbagai motif yaitu motif sosiologi, agama, biologis, dan sebagainya. Perilaku konsumen itu sendiri adalah proses pengambilan keputusan dan aktivitas fisik dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan dan menghabiskan barang atau jasa.

Perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen melewati lima tahapan antara lain pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi informasi, tahap pembelian dan pasca pembelian. Pengenalan kebutuhan yang pada hakikatnya bergantung pada berapa banyak ketidak sesuaian yang ada di antara keadaan aktual (situasi konsumen sekarang) dengan keadaan yang diinginkan. Ketika ketidak sesuaian ini melebihi tingkat atau ambang tertentu, kebutuhan pun dikenali. Pengenalan kebutuhan tidak secara otomatis mengaktifkan suatu tindakan. Hal ini bergantung pada beberapa faktor. Pertama, kebutuhan yang dikenali harus cukup penting. Kedua, konsumen percaya bahwa solusi bagi keputusan tersebut ada dalam batas kemampuannya


(12)

Pencarian informasi didefinisikan sebagai aktifitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan atau pemerolehan informasi yang diinginkan. Pencarian informasi dapat bersifat internal dan eksternal. Pencarian internal melibatkan pemerolehan kembali pengetahuan dari ingatan. Pencarian eksternal terdiri atas pengumpulan informasi dari pasar. Proses pencarian informasi ini lebih dahulu menggunakan pencarian internal lalu jika masih belum berhasil dapat menggunakan pecarian eksternal. Motivasi utama dibalik pencarian pra pembelian adalah keinginan untuk membuat pilihan konsumsi yang lebih baik.

Evaluasi informasi merupakan tahap setelah konsumen mendapatkan informasi yaitu konsumen mengevaluasi berbagai alternatif pilihan dan memilih alternatif untuk memenuhi kebutuhan. Pada tahap ini, konsumen menggunakan kriteria evaluasi sebagai atribut yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan, sehingga dapat memberikan manfaat yang dicari dan memuaskan kebutuhan tersebut. Kriteria evaluasi dapat berbeda-beda bergantung pada karakteristik produk yang dibutuhkan oleh konsumen. Ketika pengambilan keputusan bersifat kebiasaan, evaluasi alternatif hanya akan melibatkan konsumen yang membentuk niat untuk membeli kembali produk yang sama seperti sebelumnya.

Tahap pembelian jika menggunakan model perilaku konsumen, ditunjukkan sebagai fungsi dari dua faktor yaitu niat pembelian dan pengaruh lingkungan. Hal ini dapat diartikan bahwa seringkali pembelian direncanakan sepenuhnya atau ada niat untuk membeli baik produk maupun merek. Pada


(13)

lain kali, niat hanya mencakup produk, dengan pilihan merek dicadangkan untuk pertimbangan yang lebih mendalam di tempat penjualan.

Perilaku pasca pembelian dapat terlihat dari adanya tingkat kepuasan atau ketidak puasan yang dialami konsumen setelah pembelian terhadap suatu produk dilakukan, kepuasan berfungsi mengukuhkan loyalitas pembeli, sementara ketidak puasan dapat menyebabkan keluhan, komunikasi lisan yang negatif, dan upaya untuk menuntut ganti rugi melalui sarana hukum.

Sesudah terjadinya pembelian terhadap suatu produk, konsumen akan mengalami kepuasan atau ketidak puasan. Konsumen mendasarkan harapannya kepada informasi yang diterima tentang produk. Jika konsumen mendapatkan kenyataan yang ternyata berbeda dengan harapannya, maka konsumen merasa tidak puas.

Dalam rentang waktu tak terlalu lama, perusahaan mulai memproduksi kopi dengan merk “Kapal Api” yang secara langsung mengaspirasikan simbol teknologi tertinggi dan kemewahan pada zaman tersebut. Lebih dari itu, inspirasi untuk senantiasa mengacu pada kualitas, menjadikan perusahaan mengalami kemajuan yang pesat dan berkelanjutan.

Pada tahun 1970, perusahaan melakukan perkembangan sekaligus perubahan. Generasi kedua mulai tampil untuk memastikan kelanjutan dan kesuksesan usaha dengan memperkenalkan mesin dan peralatan mutakhir, mengembangkan manajemen, meningkatkan keterampilan tenaga kerja serta memperluas penyebaran produk hingga tersedia di seluruh Jawa Timur.


(14)

Tahun 1980 kami membangun pabrik yang sekarang berada di Sepanjang, Sidoarjo, Jawa timur. Pada tahap ini, merk Kapal Api telah menjadi penyangga utama perusahaan yang tersebar rata di seluruh Indonesia sekaligus menjadi pemimpin pasar dengan rangkaian produk lengkapnya.

Dengan semakin banyaknya kopi instan yang ada di pasaran berarti memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih merk yang sesuai dengan keinginannya. Hal ini akan membuat persaingan usaha akan semakin ketat sehingga perusahaan harusalah berusaha mempertahankan dan mengembangkan pangsa pasar yang ada. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam mengkonsumsi produk kopi instan diantaranya adalah faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis.

Dari uraian latar belakang masalah di atas maka judul penelitian ini

adalah: Analisis Keputusan Konsumen Dalam Mengkonsumsi Kopi Susu

Instan (Studi Kasus Mahasiswa Fisip UPN “Veteran” Jatim).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dapat ditarik

perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah faktor kebudayaan, sosial dan pribadi. berpengaruh secara simultan terhadap keputusan konsumen dalam mengkonsumsi produk kopi instan?


(15)

2. Apakah faktor kebudayaan, sosial, dan pribadi secara parsial berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam mengkonsumsi produk kopi instan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat disusun tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk menganalisis pengaruh faktor kebudayaan, sosial dan pribadi secara simultan terhadap keputusan konsumen dalam mengkonsumsi produk kopi instan

2. Untuk menganalisis Pengaruh faktor kebudayaan, sosial dan pribadi secara parsial terhadap keputusan konsumen dalam mengkonsumsi produk kopi instan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Teoritis

Diharapkan dapat dijadikan bahan masukan produsen kopi instan sehingga lebih meningkatkan kualitas merek dengan berbagai inovasi baru dimasa yang akan datang dan untuk mengembangkan ilmu yang didapat dari penelitian ke masyarakat.


(16)

2. Bagi Praktisi

Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya, khususnya yang mengambil topik sejenis dengan memberikan variabel-variabel selain yang telah dibahas pada penelitian ini.


(17)

2.1 Landasan Teori

2.2 Pengertian Pemasaran

Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002:7) memberikan definisi pemasaran adalah Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, pewarnaan dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan orang atau kelompok lain.

Menurut Stanton dikutip oleh Rismiati dan Suratno (2006 : 18)

Pemasaran adalah sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran

merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market), mengevaluasi kebutuhan konsumen, mengembangkan barang dan jasa, pemuas keinginan, memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan.


(18)

2.2.1 Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran merupakan suatu tindakan yang dilakukan

oleh perusahaan yang ditujukan untuk mengatur proses pertukaran. Menurut

Tjiptono (2002:16) adalah: Manajemen pemasaran adalah proses

perencanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan harga, promosi dan distribusi barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi.

Sedangkan menurut Rismiati (2001:33) adalah: Sebagai analisis,

perencanaan, implementasi, dan pengendalian atas program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan menjaga pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan organisasional.

Menurut Angipora (2002 : 65) terdapat 5 (lima) konsep berdasarkan perusahaan dan organisasi lainnya melakukan kegiatan pemasaran, antara lain:

1. Konsep Produksi

Konsep produksi merupakan salah satu konsep yang paling tua dalam menuntun para penjual. Konsep ini menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan selaras dengan kemampuan, dan oleh karenanya manajemen harus berkonsentrasi pada peningkatan efisien produksi dan efisien distribusi.


(19)

2. Konsep Produk

Menyatakan bahwa konsumen akan menyangi produk yang menawarkan kualitas dan prestasi yang paling baik serta keistimewaan yang menonjol dan oleh karena itu organisasi harus mencurahkan usaha terus- menerus dalam perbaikan produk.

3. Konsep Penjualan

Konsep menyatakan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk, terkecuali organisasi menjalankan suatu promosi dan penjualan yang kokoh.

4. Konsep Pemasaran

Konsep Pemasaran adalah suatu falsafah atau gagasan yang lebih baru dalam sejarah hubungan pertukaran sebgai usaha untuk menantang konsep-konsep sebelumnya. Konsep ini berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secera lebih efektif dan efisien dibanding dengan para pesaingnya.

5. Konsep Pemasaran Kemasyarakatan

Berpendapat bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kebutuhan pasar sasaran, serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara lebih efektif dan efisien dari para pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.


(20)

Dari ketiga pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang melibatkan penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan yang mencakup barang, jasa gagasan yang tergantung pertukaran dan dengan tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat.

2.2.2 Strategi Pemasaran

Dalam menentukan strategi pemasaran yang untuk digunakan pada

perusahaan akan sangat menentukan keberhasilan dari dunia usaha pemasaran dari suatu produk perusahaan itu sendiri, terutama dalam iklim usaha yang sangat ketat pada saat ini.

Menurut Kotler (2001 : 110) strategi pemasaran adalah terdiri dari

prinsip-prinsip yang kuat dimana manajemen pemasaran terhadao untuk mencapai tujuan pemasaran maupun tujuan usahanya dalam satu pasar sasaran. Prinsip-prinsip tersebut melalui keputusan-keputusan dasar pengeluaran pemasaran, bauran pemasaran, dan alokasi pemasaran.

Menurut Guiltiman dan paul (2000 : 157) strategi pemasaran adalah

suatu rencana yang menunjukkan dan melaksanakan tindakan-tindakan yang akan membantu sasaran-sasaran penjualan, bagian pasar dan laba untuk suatu produk.

Menurut Chandra (2002 : 93) strategi pemasaran merupakan


(21)

aktifitas atau program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu.

Dengan demikian pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah

dalam kaitannya dengan varabel-variabel sepeti segmentasi pasar, identifikasi

pasar positioning, elemen bauran pemasaran, biaya bauran pemasaran

sehingga sebuah strategi pemasaran merupakan bagian integral dari bisnis yang memberi arah pada semua fungsi manajemen suatu organisasi.

Titik berat strategi pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dan

keinginan pasar serta menentukan harga, mengadakan komunikasi serta distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong individu maupun organisasi.

Terdapat empat tipe dari strategi pemasaran yaitu :

1. Merancang primary demand (permintaan terhadap bentuk atau kelas

produk) dengan meningkatkan jumlah, misalnya dengan mengurangi harga, menunjukkan manfaat produk yang ditawarkan dan sebagainya. 2. Merancang primary demand dengan meningkatkan derajat pembelian

misalnya dengan menawarkan manfaat-manfaat baru, menghasilkan produk-produk pelengkap dan sebagainya.

3. Merancang selective demand (permintaan terhadap merek produk

penjualan tertentu) dengan cara mempertahankan langganan yang sudah ada, misalnya dengan cara selalu memberikan kepuasan kepada pelanggan.


(22)

4. Merancang sumber daya dengan menarik pelanggan baru yang dapat dilakukan dengan cara, yaitu :

a. bersaing secara langsung (head to head position)

b. meluncurkan produk yang berbeda dengan pesaing (differentation

positioning)

Kesimpulan yang dapat diambil bahwa pemilihan strategi pemasaran

yang tepat memberikan arah dalam kaitannya dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar positioning, elemen bauran pemasaran

sehingga sebuah strategi pemasaran merupakan bagian integral dari bisnis yang memberikan arah pada semua fungsi manajemen arah pada semua fungsi menajemen suatu organisasi.

2.2.3 Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran adalah marketing mix merupakan faktor yang sangat

penting dalam dunia usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan bagi suatu perusahaan, karena dalam pengambilan keputusan yang menyangkut dibidang pemasaran hampir selalu berkaitan dengan variabel-variable bauran pemasaran atau marketing mix.

Beberapa pendapat dari para ahli : Menurut Kotler (2000 : 18)

marketing mix adalah “Seperangkat alat pemasaran yang digunakan

perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya dipasar sasaran”.


(23)

Menurut Rismiati dan Suratno (2001 : 190) marketing mix dapat juga

diartikan sebagai kombinasi dari empat kegiatan perusahaan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni produk, struktur harga, sistem distribusi, dan kegiatan promosi. Marketing mix merupakan suatu perangkat

penentu keberhasilan pemasaran perusahaan.

Menurut Angipora (2002 : 24) Marketing mix adalah kombinasi dari

strategi produk, harga, promosi dan distribusi dalam mencapai tujuan pemasaran dinamakan “marketing mix” atau “bauran pemasaran”.

Dari ketiga pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa marketing mix adalah sebagai kombinasi dari keempat kegiatan perusahaan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yakni produk, struktur harga, saluran distribusi dan kegiatan promosi.

2.3 Perilaku Konsumen

2.3.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen ditimbulkan oleh adanya bentuk interaksi antara faktor lingkungan dan individu. konsumen yang telah melakukan suatu pembelian mayoritas didorong oleh berbagai motif yaitu : motif sosiologi, agama, biologis, dsb.

Menurut Nugroho (2003 : 3) Perilaku konsumen adalah tindakan yang

langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli


(24)

tindakan.

Pengertian perilaku konsumen seperti diungkapkan oleh Mowen

(2002:6) mengatakan: “Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta ide-ide”.

Swastha dan Handoko (2000:10) mengatakan: Perilaku konsumen

(consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individuyang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-kegiatan tertentu.

Dari ketiga pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang dan jasa yang dapat dipengaruhi lingkungan.

2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Dalam memahami perilaku konsumen perlu dipahami siapa konsumen, sebab dalam suatu lingkungan yang berbeda akan memiliki penelitian, kebutuhan, pendapat, sikap dan selera yang berbeda.


(25)

Menurut Kotler (2001:144): Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi, psikologis. Sebagian faktor-faktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi sebenarnya harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh faktor-faktor perilaku konsumen tersebut mempengaruhi pembelian konsumen

Gambar 2.1

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen

Sumber : Kotler (2001 : 144)

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli

konsumen

Faktor internal Faktor Eksternal

a. Keluarga b. Kelas Sosial c. Kebudayaan d. Kelompok referensi

a. Motivasi b. Persepsi c. Sikap d. Gaya hidup e. Kepribadian f. Belajar

Keputusan Konsumen dalam memilih Produk


(26)

Perilaku konsumen menurut Engel et al. (2000: 278) adalah tindakan

yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan

menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Menurut Engel et al. model perilaku konsumen

dalam pengambilan keputusan pembelian dipengaruhi oleh pengaruh lingkungan, perbedaan individu, dan proses psikologis.

Gambar 2.2. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen

Sumber Engel et.al (2000)

2.3.2.1 Pengaruh Lingkungan 2.3.2.1.1. Faktor Kebudayaan

Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling


(27)

lembaga-lembaga penting lainnya. Faktor kebudayaan memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh:

a). Budaya

Budaya adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Menurut Kotler dan Amstrong (1997:144) termasuk dalam budaya ini adalah pergeseran budaya serta nilai nilai dalam keluarga.

b). Sub budaya

Sub budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai terpisah berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang umum. Sub budaya termasuk nasionalitas, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.

c). Kelas sosial

Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang serupa.

d). Nilai-nilai

Unsur budaya yang paling menentukan adalah nilai-nilainya, kepercayaan yang bertahan lama yang ditinggalkan oleh suatu masyarakat sehingga menjadi suatu perilaku yang khusus.


(28)

2.3.2.1.2. Faktor Sosial

Kelas sosial merupakan Pembagian masyarakat yang relatif homogen

dan permanen yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa.

Kelas sosial ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain. Dalam beberapa sistem sosial, anggota dari kelas yang berbeda memelihara peran tertentu dan tidak dapat mengubah posisi sosial mereka. Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, yaitu:

a). Kelompok

Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler tapi informal-seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan sekerja. Beberapa merupakan kelompok sekunder, yang mempunyai interaksi lebih formal dan kurang reguler. Ini mencakup organisasi seperti kelompok keagamaan, asosiasi profesional dan serikat pekerja.

b). Keluarga

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan telah diteliti secara mendalam, pemasar tertarik


(29)

dalam peran dan pengaruh suami, istri dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa.

c). Peran dan status

Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Orang seringkali memilih produk yang menunjukkan statusnya dalam masyarakat.

2.3.2.1.3. Faktor Pribadi

Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan.

Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu: a). Umur dan tahap daur hidup

Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar seringkali menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap


(30)

b). Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata akan produk dan jasa mereka. Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan produk menurut kelompok pekerjaan tertentu.

c). Situasi ekonomi

Situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk.

Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat minat. Bila indicator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali dan mengubah harga produknya.

d). Gaya hidup

Pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas

(pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi) dan opini yang lebih dari sekedar kelas sosial dan kepribadian seseorang, gaya hidup menampilkan pola bereaksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.

e). Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian setiap orang jelas mempengaruhi tingkah laku


(31)

menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri. Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti sifat-sifat seperti rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, otonomi, mempertahankan diri, kemampuan menyesuaikan diri, dan keagresifan. Kepribadian dapat bermanfaat untuk menganalisis tingkah laku konsumen untuk pemilihan produk atau merek tertentu.

2.3.2.2 Perbedaan Individu

Masing-masing individu diciptakan oleh Tuhan berbeda-beda dan unik. Dengan adanya perbedaan tersebut, tentu saja akan mempengaruhi bagaimana individu membuat keputusan. Hal ini juga sejalan dengan keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh perbedaan individu sebagai faktornya. Ada lima hal yang membuat masing-masing individu konsumen berbeda satu sama lainnya, yaitu sumber daya konsumen, keterlibatan dan motivasi, pengetahuan, sikap, kepribadian, serta gaya hidup dan demografi.

Sumber daya yang sebenarnya dimiliki oleh konsumen terdiri atas tiga hal dan melalui ketiga hal inilah pemasar melakukan proses pertukaran barang dan jasa. Sumber daya tersebut adalah sumber daya ekonomi, waktu, dan kognitif. Secara praktis, ini berarti pemasar bersaing untuk mendapatkan uang, waktu dan perhatian konsumen. Keterlibatan mengacu pada tingkat relevansi yang didasari dalam tindakan pembelian dan konsumsi.


(32)

Bila keterlibatan tinggi, ada motivasi untuk memperoleh dan mengolah informasi dan kemungkinan yang jauh lebih besar dari pemecahan masalah yang diperluas. Terdapat dua jenis keterlibatan yaitu langgeng dimana keterlibatan ada sepanjang waktu karena peningkatan konsep diri dan keterlibatan situasional yaitu keterlibatan sementara yang distimulasikan oleh risiko yang didasari, tekanan konformitas, atau pertimbangan lain. Pengetahuan konsumen merupakan informasi yang disimpan di dalam ingatan.

Kepribadian dapat diartikan sebagai respon yang konsisten terhadap stimulus lingkungan. Gaya hidup adalah pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup juga merupakan hasil dari jajaran total ekonomi budaya dan kekuatan kehidupan sosial yang menyokong kualitas manusia seseorang. Demografi adalah karakteristik yang dimiliki oleh masyarakat, dapat berupa umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan pendapatan.

2.4 Keputusan Pembelian

2.4.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian yang dilakukan oleh para pembeli didasari oleh bermacam-macam faktor. Keputusan pembelian konsumen berdasarkan tahap-tahap pembelian.

Engel et al. (2000) menjelaskan bahwa setiap orang memiliki model

perilaku konsumen sendiri, yaitu suatu konsepsi bagaimana perilaku ini terjadi dan dibentuk. Jika model ini akurat maka mungkin untuk merancang strategi


(33)

yang efektif untuk mempengaruhi perilaku tersebut dan sebaliknya. Lebih lanjut pula dijelaskan beberapa hal yang dijadikan sebagai bahan diagnosis pada proses pengambilan keputusan konsumen, yaitu motivasi dan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan hasil atau perilaku pasca pembelian.

Menurut Rismiati dan Suratno (2003 : 220) keputusan pembelian

adalah setelah konsumen menentukan kebutuhan dan mempunyai keinginan akan produk tertentu, konsumen diharapkan memunculkan keputusan untuk membeli.

Menurut Kotler (2007 : 240) keputusan membeli adalah tahap

evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian konsumen bisa mengambil lima subkeputusan : merek, deller, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran. Dalam pembelian produk sehari-hari keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil.

Dari pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa keputusan pembelian adalah keputusan membeli konsumen pada umumnya yaitu membeli merek yang paling disukai.


(34)

2.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Membeli

Menurut Kotler (2002 : 153) Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli sebagai berikut :

Gambar 2.3

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Membeli

Rangsangan Rangsangan Karakteristik Proses Keputusan Keputusan Pemasaran Lain Pembeli Pembeli Pembeli Produk Ekonomi Budaya -Pengenalam -Pilihan Harga Teknologi Sosial masalah produk Promosi Politik Pribadi - Pencarian -Pilihan Merek Distribusi Budaya Psikologi Informasi -Pilihan

- Evaluasi penyalur

- Keputusan -Waktu

Perilaku Pembelian

- Pasca Pembelian -Jumlah

membeli

(Sumber : Kotler , 2002 : 153)

Model keputusan membeli ini adalah :

1. Produk adalah kebuthan dan keinginan suatu barang, meliputi model produk, harga produk, mutu produk, dan sebagainya.

2. Harga adalah biaya bagi pembeli.

3. Distribusi adalah saluran yang dugunakan oleh produsen untuk

menyalurkan barang-barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai


(35)

4. Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang

menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

2.4.3 Macam-macam Situasi Pembelian

Pembelian konsumen dapat ditinjau sebagai kegiatan penyelesaian

suatu masalah. Konsumen dalam membeli mempunyai beberapa pilihan situasi pembelian.

Menurut Swastha (2000 : 117) Macam-macam situasi pembelian

sebagai berikut :

1. Perilaku responsi rutin

Pembeli sudah memahami merek-merek beserta atributnya. Pada umumnya kegiatan pembelian dilakukan secara rutin tidak memerlukan banyak pikiran, tenaga dan waktu.

2. Penyelesaian masalah tebatas

Pembelian akan lebih kompleks jika pembeli tidak mengetahui sebuah merek dalam satu jenis produk yang disukai sehingga membutuhkan informasi lebih banyak lagi sebelum memutuskan untuk membeli.

3. Penyelesaian masalah ekstensif

Pembelian akan sangat kompleks jika pembeli mempunyai jenis produk yang kurang dan tidak mengetahui kegiatan pengumpulan informasi dan evaluasi dari para pembeli dan menunjang proses belajar pembeli terhdap


(36)

atribut-atribut kelompok tersebut. Macam-macam penyelesaian masalah ekstensif sebagai berikut :

a)keputusan tentang jenis produk b)keputusan tentang bentuk produk c)keputusan tentang merek produk d)keputusan tentang penjualan e)keputusan tentang jumlah produk f) keputusan tentang waktu pembelian g)keputusan tentang cara pembayaran

2.4.4 Pengertian Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Proses pengambilan keputusan konsumen melewati kelima tahap

seluruhnya pada setiap pembelian. Keputusan pembelian adalah tahap evaluasi para konsumen membentuk preferensi atas merek yang ada di dalam kumpulan pilihan.

Menurut Nugroho (2003 : 16) proses pengambilan keputusan

konsumen adalah proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian sebagai berikut : pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan keputusan pasca pembelian.

Menurut Alma (2004 : 105) proses pengambilan keputusan adalah

membagi kedalam tiga jenis yaitu pengambilan keputusan yang luas (extended decision making), pengambilan keputusan yang terbatas (limited


(37)

decision making), dan pengambilan keuputusan yang bersifat kebiasaan

(habitual decision making).

Menurut Tjiptono (2005 : 43) proses pengambilan keputusan adalah

tahap-tahap dalam proses kegiatan suatu pembelian dimulai dengan identifikasi kebutuhan, pencarian informasi, evalusi alternatif, pembelian alternatif, dan evaluasi purnabeli.

Dari ketiga pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa proses keputusan pembelian adalah sebuah proses pengambilan keputusan tidak hanya berakhir dengan terjadinya transaksi pembelian, akan tetapi diikiuti pula oleh tahap perilaku purna beli atau pasca pembelian.

2.4.5 Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Proses pengambilan keputusan konsumen terdiri dari tahap-tahap yang dimulai dengan pengenalan kebutuhan dan keinginan serta tidak berhenti setelah pembelian dilakukan.

Menurut Tjiptono (2005 : 43) tahap-tahap dalam proses pengambilan keputusan konsumen yaitu :

Gambar 2.4

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Identifikasi Kebutuhan

Pencarian informasi

Evaluasi Alternatif

Pembelian Konsumsi

Evaluasi Purnabeli


(38)

1. Identifikasi kebutuhan

Identifikasi kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi. Kebutuhan harus diaktifkan terlebih dahulu sebelum ia bisa terkenal.

2. Pencarian informasi

pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Konsumen akan mencari suatu informasi yang tersimpan didalam ingatan (pencarian internal) dan mencari informasi dari luar (pencarian eksternal).

3. Evaluasi alternatif

adalah proses mengevaluasi piliha produk dan merek. Pada proses evaluasi alternatif, konsumen membandingkan berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah yang dihadapi konsumen.

4. Pembelian konsumsi

Diman konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang akan dipilih.

5. Evaluasi pembeli

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.


(39)

2.4.6 Tipe-tipe Pengambilan Keputusan Konsumen

Situasi pembelian yang berbeda menyebabkan konsumen tidak

melakukan langkah atau tahapan pengambilan keputusan yang sama.

Menurut Swastha (2000 : 117) tipe-tipe pengambilan keputusan

konsumen yaitu :

1. Pemecahan masalah yang diperluas

Ketika konsumen tidak memiliki kreteria untuk mengevaluasi sebuah kategori produk atau meek tertentu pada kategori tersebut atau tidak membatasi jumlah merek yang akan dipertimbangkan ke dalam jumlah yang mudah dievaluasi, maka proses pengambilan keputusan konsumen bisa disebut sebagai pemecahan masalah yang diperluas. Konsumen membutuhkan informasi yang banyak untuk menetapkan kreteria dalam menilai merek tertentu. Konsumen juga membutuhkan informasi yang cukup mengenai masing-masing merek yang akan dipertimbangkan. 2. Pemecahan masalah yang terbatas

Konsumen telah memiliki kreteria dasar untuk mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek pada kategori tersebut. Namun konsumen belum memiliki preferensi tentang merek tersebut. Konsumen hanya membutuhkan tambahan informasi untuk bisa membedakan antara berbagai merek tertentu. Konsumen menyederhanakan proses pengambilan keputusan.


(40)

3. Pemecahan masalah rutin

Konsumen telah memiliki pengalaman terhadap produk yang akan dibeli konsumen. Konsumen juga telah memiliki standart untuk mengevaluasi merek. Konsumen seringkali hanya mereview apa yang

telah diketahui konsumen. Konsumen hanya membutuhkan informasi yang sedikit.

2.4.7. Struktur Keputusan Membeli

Menurut Rismiati dan Suratno (2006 : 79-80), struktur keputusan

membeli penting untuk diketahui karena sesudah menentukan kebutuhan dan mempunyai keinginan atau produk tertentu, konsumen diharapkan untuk memunculkan keputusan untuk membeli. Ada tujuh struktur keputusan membeli yang mempengaruhi konsumen.

1. Keputusan tentang jenis produk

konsumen dapat memutuskan untuk membelanjakan uangnya untuk membeli produk X atau untuk tujuan lain selain melakukan pembelian. Para pemasar harus memutuskan perhatian pada konsumen yang diharapkan untuk memutuskan untuk membeli prosduk X dari alternatif lain yang mereka pertimbangkan.


(41)

konsumen memutuskan unyuk membeli produk X dengan bentuk tertentu (ukuran, mutu, corak, dan sebagainya). Perusahaan harus menggunakan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen.

3. Keputusan tentang merek

konsumen memutuskan merek yang akan dibeli. Perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.

4. Keputusan tentang penjualan

konsumen memutuskan dimana akan membeli (toko serba ada, toko elektronik, dll). Perusahaan termasuk (pedagang besar, kecil, pengecer) harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu

5. Keputusan tentang waktu pembelian

konsumen memutuskan jumlah produk yang akan dibeli (kapan uang/kesempatan tersedia). Perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam penentuan waktu pembelian. 6. Keputusan tentang jumlah produk

konsumen memutuskan jumlah produk yang akan dibeli. Perusahaan harus mempertimbangkan banyaknya produk tersedia untuk konsumen. 7. Keputusan tentang tata cara pembayaran

konsumen memutuskan metode pembayaran yang disukainya. Perusahaan harus mengetahui hal ini yang akan mempengaruhi dalam penawaran dan pembayaran (discount utnuk tunai, kemudahan kredit, dll)


(42)

2.4.8 Tipe-tipe perilaku Membeli

Setiap konsumen dalam membuat keputusan pembelian berbeda-beda sesuai dengan tipe-tipe keputusan pembeli.

Menurut Amir (2005 : 63) tipe-tipe perilaku pembeli yaitu : 1. Perilaku membeli yang kompleks

Para konsumen menjalani atau menempuh suatu perilaku pembeli yang kompleks bila mereka semakin terlibat dalam kegiatan membeli dan menyadari perbedaan penting diantara beberapa merek produk yang ada.

2. Perilaku pembeli yang mengurangi ketidakcocokan

Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam kegiatan membeli sesuatu tetapi dia hanya melihat sedikit perbedaan dalam merek.

3. Perilaku pembeli berdasarkan kebiasaan

Banyak produk yang dibeli dalam keadaan konsumen terlibat dan tidak terlibat perbedaan nyata antara merek.

4. Perilaku pembeli yang mencari keragaman dalam beberapa situasi Membeli keterlibatan konsumen rendah tetapi ditandai oleh perbedaan merek yang nyata.


(43)

2.4.9 Tipe, Perilaku, dan Peranan Pelanggan

Secara sistematis, dimensi perilaku konsumen meliputi tiga aspek utama yaitu tipe, perilaku, dan peranan pelanggan. Menurut Tjiptono (2005 : 40) tipe, perilaku, dan peranan palanggan yaitu :

1. Tipe pelanggan terdiri dari hal-hal sebagai berikut :

a. Konsumen akhir atau konsumen rumah tangga adalah konsumen yang melakuakan pembelian untuk kepentingan diri sendiri, keluarga maupun keperluan harian dengan teman maupun saudaratanpa maksud memperjualbelikannya.

b. Konsumen bisnis adalah konsumen yang melakukan pembelian untuk keperluan pemrosesan lebih lanjut, kemudian dijual, disewakan kepada orang lain, dijual kepada pihak lain, dipergunakan untuk keperluan layanan sosial dan kepentingan publik.

2. Peranan konsumen terdiri dari hal-hal sebagai berikut : a. User

orang yang benar-benar mengkonsumsi atau menggunakan produk maupun mendapatkan manfaat dari produk atau jasa yang dibeli.

b. Payer

orang yang mendanai atau membiayai pembeli. c. Buyer


(44)

3. Perilaku pelanggan terdiri dari hal-hal sebagai berikut :

a. aktivitas mental seperti menilai kesesuaian merek produk, menilai kualitas produk berdasarkan informasi yang diperoleh dari iklan, dan mengevaluasi pegalaman aktual dari konsumsi produk maupun jasa. b. aktivitas fisik meliputi mengunjungi toko, membaca panduan

konsumen atau katalog dengan wiraniaga, dan memasarkan produk

2.5Kerangka Berfikir

Analisa tentang perilaku konsumen sangat penting bagi perusahaan Dengan memahami perilaku konsumen pada pasar sasaranya, maka kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai lembaga yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan, sangat tergantung pada perilaku konsumennya. Perilaku konsumen itu sendiri adalah proses pengambilan keputusan dan aktivitas fisik dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan dan menghabiskan barang atau jasa.

Perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen melewati lima tahapan antara lain pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi informasi, tahap pembelian dan pasca pembelian. Dengan pemahaman kebutuhan dan proses pembelian konsumen adalah sangat penting dalam membangun strategi pemasaran yang efektif.

Dengan mengerti bagaimana pembeli melalui proses pengenalan masalah, pencarian informasi, mengevaluasi alternatif, memutuskan membeli, dan perilaku


(45)

Keputusan Konsumen

(Y)

setelah membeli, para pemasar dapat mengambil isyarat-isyarat penting bagaimana memenuhi kebutuhan pembeli. Juga dengan mengerti berbagai partisipan dalam proses pembelian dan pengaruh-pengaruh utama dalam perilaku membeli mereka, para pemasar dapat merancang program pemasaran yang lebih efektif bagi pemasaran mereka.

Tidak dapat diragukan lagi bahwa pemasar yang memahami konsumen akan memiliki kemampuan bersaing yang lebih baik. Model perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian dipengaruhi oleh Pengaruh kebudayaan, faktor sosial, pribadi dan psikologis

Dari uraian tersebut dapat disusun karangka pikir dalam penelitian ini sebagai berikut :

Gambar 2.5

Kerangka Berpikir Analisis Keputusan Konsumen dalam mengkonsumsi produk kopi susu instan

Faktor Kebudayaan

(X1)

Faktor Sosial

(X2)

Faktor Pribadi


(46)

2.6 Hipotesis

Dari perumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan telah dituangkan dalam kerangka pikir, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

1. Secara simultan faktor kebudayaan,sosial, pribadi dan psikologis

berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam mengkonsumsi produk kopi susu instan.

2. Secara parsial faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis

berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam mengkonsumsi produk kopi susu instan


(47)

3.1 Definisi Operasi dan Pengukuran Variabel

Yang dimaksud definisi operasional adalah suatu definisi yang memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan dari penelitian

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah faktor kebudayaan (X1), faktor sosial (X2),faktor pribadi (X3) sebagai variabel

bebas atau variabel independen dan keputusan membeli (Y) sebagai variabel terikat atau variabel dependen.

a. Variabel Bebas (X) terdiri dari :

1. Faktor kebudayaan (X1) merupakan penentu keinginan dan perilaku

yang paling mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya. Faktor

kebudayaan memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada

tingkah laku konsumen dalam mengkonsumsi kopi Instan. Indikator yang digunakan yaitu :

a. Kebiasan (X1.1)


(48)

Skala pengukuran digunakan adalah skala likert, sedangkan teknik pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan menggunakan skor sebagai berikut :

Sangat setuju = 5

Setuju = 4

Ragu-ragu = 3

Tidak setuju = 2

Sangat tidak setuju = 1

2. Faktor sosial (X2) merupakan pembagian masyarakat yang relatif

homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Dimana kelas sosial mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengkonsumsi kopi merk InstanKopi Susu. Indikator dari kelas sosial adalah:

a. Kelompok Teman(X2.1)

b. Keluarga (X2.2)

c. Peran dan status (X2.3)

Skala pengukuran digunakan adalah skala likert, sedangkan teknik pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan menggunakan skor sebagai berikut :

Sangat setuju = 5

Setuju = 4


(49)

Tidak setuju = 2 Sangat tidak setuju = 1

3. Faktor pribadi (X3) didefinisikan sebagai karakteristik psikologis

seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan. Dimana keputusan mengkonsumsi kopi susu intan juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi

Adapun indikator dari variabel tersebut adalah: a. Umur (X3.1)

b.Pekerjaan (X3.2)

c.Gaya hidup (X3.3)

Skala pengukuran digunakan adalah skala likert, sedangkan teknik pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan menggunakan skor sebagai berikut :

Sangat setuju = 5

Setuju = 4

Ragu-ragu = 3

Tidak setuju = 2


(50)

b. Variabel Terikat (Y) terdiri dari :

Keputusan mengkonsumsi merupakan tahap dari proses keputusan pembeli yaitu ketika konsumen benar-benar membeli. Pada umumnya keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai. Keputusan mengkonsumsi merupakan pilihan konsumen memilih membeli dan mengkonsumsi kopi susu instan dalam jumlah tertentu.

Adapun indikator dari variabel tersebut adalah:

a. Keputusan konsumen dalam mengkonsumsi Kopi Susu Instan berdasarkan kebiasan (Y1.1)

b.Keputusan konsumen dalam mengkonsumsi Kopi Susu Instan berdasarkan pengaruh di dalam masyarakat (Y2.2)

c. Keputusan konsumen dalam mengkonsumsi Kopi Susu Instan berdasarkan status dan gaya hidup (Y3.3)

Skala pengukuran digunakan adalah skala likert, sedangkan teknik pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan menggunakan skor sebagai berikut :

1. Sangat setuju = 5

2. Setuju = 4

3. Ragu-ragu = 3

4. Tidak setuju = 2


(51)

Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. (Sugiyono 2008 ; 61). Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fisip UPN “Veteran” Jatim yang masih aktif dalam perkuliahan.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi ciri – ciri tertentu atau

keadaan tertentu yang akan diteliti ( Riduwan 2004 : 56 ). Dan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fisip UPN “ VETERAN” Jatim yang

mengkonsumsi kopi Instan (konsumen)

Dan untuk mendapatkan hasil yang representative, maka digunakan

Rumus SLovin

n = 2

Ne 1 N + = 2 1 , 0 . 1301 ( 1 1301

+ = 14

1301 = 74

Dimana

n = Jumlah sampel

Z a = Ukuran tingkat kepercayaan


(52)

3.2.3 Teknik Penarikan Sampel

Penelitian ini diambil dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden, dengan menggunakan teknik purposive sampling. yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sehingga membatasi ruang lingkup penelitian dari jenis sampel yang ada. Pengambilan sampel dilakukan oleh peneliti dengan tujuan atau target tertentu (Indrianto, 2002: 93). Adapun kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a.Mahasiswa UPN “Veteran” Jatim yang masih aktif dalam perkuliahan b. Pernah membeli dan mengkonsumsi produk Kopi instan

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Adapun perolehan data tersebut dibagi dalam tiga bagian yaitu :

3.3.1 Jenis Data

Jenis data data dalam penelitian ini adalah Data primer yang merupakan data yang dikumpulkan atau diperoleh secara langsung di tempat yang menjadi obyek penelitian dan di olah sendiri dalam melakukan analisis. Data primer berupa hasil jawaban responden. Dalam hal ini Mahasiswa UPN Veteran Jatim yang mengkonsumsi kopi susu instan.


(53)

3.3.2 Sumber Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data berdasarkan jawaban yang diberikan oleh Mahasiswa Fisip UPN Veteran Jatim yang mengkonsumsi Kopi InstanKopi Susu

3.3.3 Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

Kuisioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

3.4 Teknik Analisis dan Uji hipotesis 3.4.1 Uji Validitas

Uji validitas yang digunakan adalah validitas konstnuksi. Validitas ini untuk mengetahui apakah kuesioner dapat mengukur variabel yang diteliti secara tepat. Menurut Pabundu (2006:65), arti validitas adalah kebenaran dan keabsahan instrumen penelitian yang digunakan. Setiap penelitian selalu dipertanyakan mengenai validitas alat yang digunakan. Suatu alat pengukur dikatakan valid jika alat itu dipakai untuk mengukur sesuai dengan kegunaannya. Menurut Pabundu (2006:66), untuk mengetahui nilai korelasi faktor, digunakan rumus Product Moment Karl Pearson sebagai berikut:


(54)

Keterangan:

……(Pabundu, 2006 ; 66)

R = koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total. X = skor pernyataan tiap butir.

Y = skor total.

N = Jumlah responden

3.4.2 Uji Reliabilitas

Uji ini untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Menurut Umar (2003 : 86), suatu pengukur bisa dikatakan reliabel sepanjang pengukur tersebut mencapai suatu hasil-hasil yang konsisten. Apabila suatu alat ukur yang berupa kuesioner dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel, dengan kata lain, reliabel menunjukkan konsisten alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.

Masing-masing variabel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan alpha croanbach, untuk mengetahui reliabilitas skala pengukurannya. Rurnus yang digunakan adalah alpha sebagai berikut:

r11 = …. (Riduwan, 2007: 115)

Dimana :

= nilai reliabilitas

(

)( )

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

. .

− − = Y Y N X X N Y X XY N R         −      

st

si k k 1 1 11 r

si


(55)

= jumlah varians skor tiap-tiap item pertanyaan = varians total

= jumlah item pertanyaan

Menurut Riduwan (2007 : 118), pengujian reliabilitas akan memenuhi syarat jika :

1. Jika r11 positif, serta r11 > r tabel, maka pernyataan tersebut reliabel.

2. Jika r11 negatif, serta r11 < r tabel, maka pemyataan tersebut tidak reliabel

3.4.3 Teknik Analisis Data

3.4.3.1Uji asumsi klasik

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model analisis yang digunakan baik atau tidak didalam penelitian. Hasil analisis regresi dianggap valid jika hasil analisis tersebut memenuhi pengujian asumsi klasik dan tidak boleh dilanggar. Pengujian asumsi klasik yang digunakan antara lain uji asumsi linear berganda autokorelasi, uji asumsi linear berganda heterokedastisitas, dan uji asumsi linear berganda multikolinieritas. Jika salah satu dari ketiga asumsi tesebut dilanggar maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE (Best Linear

Unbiased Estimator ) sehingga pengambilan keputusan melalui uji t dan

uji F menjadi bias.

3.4.3.1.2 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variable dependen dan variabel independen, keduanya mempunyai distribusi

t s


(56)

normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Hasil perhitungan normalitas data pada lampiran menunjukkan bahwa penyebaran plot berada di sekitar dan sepanjang garis 45° , dengan demikian menunjukkan bahwa data-data pada

variabel penelitian berdistribusi normal. Lebih jelasnya penyebaran plot tersebut dapat dilihat pada gambar di berikut ini:

Gambar 3.1


(57)

3.4.3.1.3 Uji Multikolineritas

Salah satu asumsi klasik adalah tidak terjadinya multikolinieritas di antara variabel-variabel bebas yang berada dalam satu model, artinya antara variable independen yang terdapat dalam model tidak memiliki hubungan yang sempurna (koefisien tinggi atau bahkan satu). Apabila hal ini terjadi berarti antara variable bebas itu sendiri saling berkorelasi, sehingga dalam hal ini sulit diketahui variable bebas mana yang mempengaruhi variabel terikat.

Salah satu cara untuk mendeteksi multikolinieritas dilakukan dengan mengorelasikan antar variable bebas dan apabila korelasinya tinggi yaitu lebih besar dari 0,8 maka antar variable bebas tersebut terjadi multikolinieritas. Untuk mendeteksi problem Multikolineritas dapat dilihat ciri-ciri sebagai berikut :

a. Koefisien determinasi berganda (R square) tinggi. b. Koefisien korelasi sederhana tinggi.

c. Nilai F hitung tinggi (signifikan)

d. Tak satupun atau sedikit sekali variable bebas yang signifikan.

Cara yang digunakan untuk mendeteksi problem multikolenieritas dilakukan dengan melihat besaran VIF (variance inflation factor). Pedoman

suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah : a. Mempunyai nilai VIF ≤ 10

1

VIF =

1-R²


(58)

3.4.3.1.4 Uji Heteroskedastisitas

Maksud dari penyimpangan Heterokedastisitas adalah variable bebas adalah tidak konstan (berbeda) untuk setiap nilai tertentu variable bebas. Pada regresi linear nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan veriabel bebas. Hal ini bisa diidentifikasi dengan menghitung korelasi rank sperman antara seluruh variable bebas.

Menurut Singgih Santoso (2002:301) deteksi adanya heteroskedastisitas adalah :

1) Nilai probabilitas ≥ 0,05 berarti tidak terdapat Heterokedastisitas.

2) Nilai probabilitas < 0,05 berarti terdapat Heterokedastisitas

3.5. Uji Hipotesis

Pengujian terhadap hipotesis penelitian ini dilakukan dengan uji t dan uji F. Pengujian terhadap hipotesis penelitian dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Uji F

Uji ini digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variable bebas (X1 dan X2) secara bersama-sama atau simultan terhadap variable terikat

(Y).

a. Merumuskan Hipotesis untuk uji F : Ho : b1=b2=b3=b4= 0


(59)

artinya tidak ada pengaruh secara simultan antara variable bebas dan variabel terikat.

H1 : b1≠ b2≠ b3≠ b4≠ 0

artinya terdapat pengaruh secara simultan antara variable bebas dan variabel terikat.

b. Menghitung Level of significant (α) sebesar 5% dari derajat bebas (degree of freedom)= n-k-1 dimana n = jumlah pengamatan, k = jumlah variable

bebas.

c. Menentukan Nilai F dapat dicari dengan rumus :

R² / k Fhit =

( 1- R² ) / ( n-k-1) Dimana :

R² = koefisien determinasi k = jumlah variable bebas

n = jumlah sampel

Sulaiman (2004 : 1987)

d. Kriteria pengujian sebagai berikut :

1. Bila Fhit ≤ Ftab, maka Ho diterima dan H1 ditolak

berarti faktor kebudayaan (X1), sosial (X2) dan pribadi (X3) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Konsumsi Konsumen (Y)


(60)

berarti faktor kebudayaan (X1), sosial (X2) dan pribadi (X3) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Konsumsi Konsumen (Y)

e. Daerah kritis Ho melalui kurva distribusi f

Gambar 3.2

Daerah tolak Ho

Daerah

Terima Ho

ftab

Sumber : Metodologi Penelitian Bisnis, 2008

2. Uji t statistik

Digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas (X) secara parsial terhadap variabel terikat (Y).

a. Merumuskan Hipotesis untuk uji t :

Ho : b1 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara parsial variable bebas

terhadap variabel terikat.

H1 : b1≠ 0, artinya terdapat pengaruh secara parsial variable bebas

terhadap variabel terikat.

b. Menghitung Level of significant (α) sebesar 5% dari derajat bebas (degree of freedom)= n-k-1 dimana n = jumlah pengamatan, k = jumlah variable

bebas.


(61)

bj

t

hit =

Se (bj) Dimana :

bj = koefisien regresi Se = standart eror Sulaiman (2004 : 87)

d. Kriteria pengujian sebagai berikut :

1. Bila thitung≤ ttabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak

berarti faktor kebudayaan (X1), sosial (X2) dan pribadi (X3) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Konsumsi Konsumen (Y)

2. Bila thitung≥ ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima

Berarti faktor kebudayaan (X1), sosial (X2) dan pribadi (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Konsumsi Konsumen (Y)

e. Daerah kritis Ho melalui kurva distribusi t

Gambar 3.3

Daerah tolak Ho Daerah tolak Ho

Daerah terima Ho

-t

tab

t

tab


(62)

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

a. Sejarah Perusahaan

PT Santos Jaya Abadi mewarisi tradisi sekental kopinya. Sebagai usaha keluarga pemilik merk kopi terbesar di Indonesia, akar perusahaan ini mulai tumbuh dari sebuah industri rumah tangga sederhana di Surabaya, di mana lebih dari 79 tahun silam pada tahun 1927, Sang Pelopor Go Soe Loet memproduksi kopi terkenalnya.

Dalam rentang waktu tak terlalu lama, perusahaan mulai memproduksi kopi dengan merk “Kapal Api” yang secara langsung mengaspirasikan simbol teknologi tertinggi dan kemewahan pada zaman tersebut. Lebih dari itu, inspirasi untuk senantiasa mengacu pada kualitas, menjadikan perusahaan mengalami kemajuan yang pesat dan berkelanjutan.

Pada tahun 1970, perusahaan melakukan perkembangan sekaligus perubahan. Generasi kedua mulai tampil untuk memastikan kelanjutan dan kesuksesan usaha dengan memperkenalkan mesin dan peralatan mutakhir,


(63)

mengembangkan manajemen, meningkatkan keterampilan tenaga kerja serta memperluas penyebaran produk hingga tersedia di seluruh Jawa Timur.

Tahun 1980 kami membangun pabrik yang sekarang berada di Sepanjang, Sidoarjo, Jawa timur. Pada tahap ini, merk Kapal Api telah menjadi penyangga utama perusahaan yang tersebar rata di seluruh Indonesia sekaligus menjadi pemimpin pasar dengan rangkaian produk lengkapnya.

b. Lokasi Perusahaan PT Santos Jaya Abadi

Jl. Taman Jatibaru Barat no. 1-3 Email: [email protected]

No Telepon.(021) 78836000

Jakarta Pusat 10150,Indonesia

c. Produk perusahaan

Melanjutkan sukses merk Kapal Api dan demi kepuasan pelanggan, PT Santos Jaya Abadi memperkenalkan beberapa merk kopi lain yang juga berhasil meraih sukses di pasaran, yaitu Excelso, ABC, Good Day, Ya dan Kapten.

Hingga kini, PT Santos Jaya Abadi dengan rangkaian produknya telah menjadi bagian dari keseharian dan bahkan berlangsung dari generasi ke


(64)

generasi. Kami yakin bahwa keberhasilan ini merupakan buah dari manajemen yang prima, dedikasi menyeluruh dari seluruh staff dan tentu saja layanan serta kualitas tinggi dari produk kami sendiri.

4.1.2 . Penyajian Data

4.1.2.1. Karakteristik Responden.

a. Deskripsi Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 74 mahasiswa Fisip UPN “Veteran” Jatim yang masih aktif dalam perkuliahan diperoleh gambaran mahasiswa berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin

Jumlah (Orang)

Persentase (%)

1. Laki-laki 56 75.6 %

2. Perempuan 18 24.4 %

Total 74 100 %

(Sumber : Lampiran)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar mahasiswa UPN “Veteran” Jatim Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis dalam penelitian ini berdasarkan jenis kelamin untuk laki-laki sebanyak 56 orang atau sebesar 75.6% dan sisanya untuk jenis kelamin perempuan sebanyak 18 orang atau sebesar 24.4 %


(65)

b. Deskripsi Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Semester

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 74 mahasiswa Fisip UPN “Veteran” Jatim yang masih aktif dalam perkuliahan diperoleh gambaran mahasiswa berdasarkan semester adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Semester No. Semester Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. 2 5 6.7 %

2. 4 30 40.5 %

3. 6 26 35.2 %

4. 8 11 14.9 %

5. 10 2 2.7 %

Total 74 100 %

(Sumber : Lampiran 11)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar mahasiswa Fisip UPN “Veteran” Jatim dalam penelitian ini adalah semester 2 yakni sebanyak 5 mahasiswa atau sebesar6.7 %, sedangkan semester 4 yakni sebanyak 30 mahasiswa atau sebesar 40.5 %, semester 6 yakni sebanyak 26 mahasiswa atau sebesar 35.2 %, semester 8 yakni sebanyak 11 mahasiswa

atau sebesar 14.9 % dan semester 10 sebanyak 2 mahasiswa atau sebesar 2.7 %

4.1.2.2Variabel – Variabel Penelitian

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau


(66)

penelitian. Sesuai dengan penjelasan pada bab sebelumnya, diketahui bahwa variabel bebas (X) yang digunakan adalah Kebudayaan, Sosial, dan Pribadi, sedangkan variabel terikat (Y) yang digunakan adalah Keputusan Konsumen. Adapun hasil analisa terhadap data penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Analisis Deskripsi Variabel Faktor Kebudayaan (X1)

Hasil kuesioner dari responden mengenai variabel Kebudayaan dapat disajikan sebagaimana pada tabel 4.1 berikut :

Item Indikator 1 2 3 4 5 Total

X1.1

Kebiasaan di dalam masyarakat member pengaruh untuk mengkonsumsi Kopi Susu Instan

1 3 12 51 7 74

Prosentase (%) 1,4 % 4,1 % 16,2 % 68,9 % 9,5 % 100 %

X1.2

Nilai – nilai sosial di dalam masyarakat memberi pengaruh di dalam masrakat dalam mengkonsumsi Kopi Susu Instan

1 8 19 39 7 74

Prosentase (%) 1,4 % 10,8 25,7 % 52,7 % 9,5 % 100 % Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dikeyahui bahwa :

1). Untuk indikator ”Mengenai Kebiasaan di dalam masyarakat member pengaruh untuk mengkonsumsi Kopi Susu Instan ” sebagaian besar responden menjawab

setuju dengan jumlah masing – masing sebanyak 51 responden atau sebesar 68,9 %.


(67)

pengaruh di dalam masyarakat dalam mengkonsumsi Kopi Susu Instan” sebagian besar responden menjawab Setuju dengan jumlah masing – masing sebanyak 39 responden atau sebesar 52,7 %.

b. Analisis Deskripsi Variabel Faktor Sosial (X2)

Hasil kuesioner dari responden mengenai variabel Sosial dapat disajikan sebagaimana pada tabel 4.2 berikut :

Item Indikator 1 2 3 4 5 Total

X2.1

Kelompok sekarang ini (teman bermain,teman kuliah, maupun kelompok Kerja member pengaruh untuk mengkonsumsi produk Kopi Susu Instan

2 8 24 29 11 74

Prosentase (%) 2,7 % 10,8 % 32,4 % 39,2 % 14,9 % 100 %

X2.2

Keluarga memberi pengaruh untuk mengkonsumsi produk Kopi Susu Instan

3 9 21 36 5 74

Prosentase (%) 4,1 % 12,2 % 28,4 % 48,6 % 6,8 % 100 %

X2.3

Mengkonsumsi Kopi Susu Instan untuk menunjukkan peran maupun status di dalam masyarakat

0 8 27 31 8 74

Prosentase (%) 0 10,8 % 36,5 % 41,9 % 10,8 % 100 % Sumber : Lampiran 2 dan 3

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dikeyahui bahwa :

1).Untuk indikator ” Mengenai Kelompok sekarang ini (teman bermain,teman kuliah, maupun kelompok Kerja member pengaruh untuk mengkonsumsi produk Kopi Susu

Instan ” sebagaian besar responden menjawab setuju dengan jumlah masing – masing sebanyak 29 responden atau sebesar 39,2 %.

2). Untuk indikator ”Mengenai Keluarga memberi pengaruh untuk mengkonsumsi produk Kopi Susu Instan ” sebagaian besar responden menjawab setuju dengan jumlah


(68)

masing – masing sebanyak 36 responden atau sebesar 48,6 %.

3). Untuk indikator ” Mengenai Peran dan Status mengkonsumsi Kopi Susu Instan di dalam masyarakat ” sebagaian besar responden menjawab setuju dengan jumlah masing – masing sebanyak 31 responden atau sebesar 41,9 %.

c. Analisis Deskripsi Variabel Faktor Pribadi (X3)

Hasil kuesioner dari responden mengenai variabel Pribadi dapat disajikan sebagaimana pada tabel 4.3 berikut :

Item Indikator 1 2 3 4 5 Total

X3.1

Umur memberikan

pengaruh dalam mengkonsumsi Kopi Susu Instan

1 4 14 39 16 74

Prosentase (%) 1,4 % 5,4 % 18,9 % 52,7 % 21,6 % 100 %

X3.2 Pekerjaan (sebagai mahasiswa memberikan pengaruh dalam mengkonsumsi Kopi Susu Instan

3 2 9 47 13 74

Prosentase (%) 4,1 % 2,7 12,2 63,5 % 17,6 % 100 %

X3.2

Gaya Hidup saat ini memberikan pengaruh dalam mengkonsumsi Kopi Susu Instan

1 7 19 36 11

74

Prosentase (%) 1,4 % 9,5 % 25,7 % 48,6 % 14,9 % 100 %

Sumber : Lampiran 3


(69)

1). Untuk indikator ”Mengenai Umur memberikan pengaruh dalam mengkonsumsi Kopi Susu Instan” sebagaian besar responden menjawab setuju dengan jumlah masing – masing sebanyak 39 responden atau sebesar 52,7 %.

2). Untuk indikator ”Mengenai Pekerjaan (sebagai mahasiswa memberikan pengaruh dalam mengkonsumsi Kopi Susu Instan ” sebagaian besar responden menjawab cukup setuju dengan jumlah masing – masing sebanyak 47 responden atau sebesar 63,5 %.

3). Untuk indikator ”Mengenai Gaya Hidup saat ini memberikan pengaruh dalam mengkonsumsi Kopi Susu Instan ” sebagaian besar responden menjawab cukup setuju dengan jumlah masing – masing sebanyak 36 responden atau sebesar 48,6 %.

e. Analisis Deskripsi Variabel Keputusan Konsumen (Y)

Hasil kuesioner dari responden mengenai variabel Keputusan Konsumen dapat disajikan sebagaimana pada tabel 4.4 berikut :

Item Indikator 1 2 3 4 5 Total

Y4.1

Keputusan konsumen dalam mengkonsumsi Kopi Susu Instan berdasarkan kebiasan

1 9 27

28

9

74

Prosentase (%) 1,4 % 12,2 % 36,5 % 37,8 % 12,2 % 100 %

Y4.2

Keputusan konsumen dalam mengkonsumsi Kopi Susu Instan berdasarkan pengaruh di dalam masyarakat

0 9 19 36 10 74


(70)

Y4.3

Keputusan konsumen dalam mengkonsumsi Kopi Susu Instan berdasarkan status dan gaya hidup

1 6 21

42

4

74

Prosentase (%) 1,4 % 8,1 % 28,4 % 56,8 % 5,4 % 100 % Sumber : Lampiran 4

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dikeyahui bahwa :

1). Untuk indikator ”Mengenai Keputusan konsumen dalam mengkonsumsi Kopi Susu Instan berdasarkan kebiasan ” sebagaian besar responden menjawab setuju dengan jumlah masing – masing sebanyak 28 responden atau sebesar 37,8 %.

2). Untuk indikator ”Mengenai pengaruh didalam masyarakat” sebagaian besar responden menjawab setuju dengan jumlah masing – masing sebanyak 36 responden atau sebesar 48,6 %.

3). Untuk indikator ”Mengenai Keputusan konsumen dalam mengkonsumsi Kopi Susu Instan berdasarkan status dan gaya hidup ” sebagaian besar responden menjawab setuju dengan jumlah masing – masing sebanyak 42 responden atau sebesar 56,8 %.

4.2. Analisis Data

4.2.1 Hasil uji validitas dan reliabilitas

Untuk menyakinkan bahwa data dalam penelitian ini valid dan dapat dipercaya, maka dilakukan uji reliabilitas.


(71)

4.2.1.1 Uji validitas

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi Kebudayaan moment, penggunaan korelasi ini untuk menguji validitas yaitu secara

statistik angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka kritis tabel korelasi. Suatu pertanyaan dianggap valid apabila koefisien korelasi lebih besar dari nilai kritis, sebaliknya pertanyaan dianggap tidak valid atau dinyatakan gugur apabila koefisien korelasinya lebih kecil dari nilai kritis, seperti tabel 4.5

Tabel 4.5

Validitas Masing – masing Item Variabel Bebas Pertanyaan Koefisien

Korelasi (r)

Nilai tabel r Penilaian

Kebudayaan (X1)

X1-1 X1-2 0,775 0,824 0,226 0,226 Valid Valid Sosial (X2)

X2-1 X2-2 X2-3 0,870 0,776 0,822 0,226 0,226 0,226 Valid Valid Valid Pribadi (X3)

X3-1 X3-2 X3-3 0,700 0,709 0,646 0,226 0,226 0,226 Valid Valid Valid Sumber : Lampiran 5, dan 6

Beberapa indicator pada variabel Keputusan Konsumen, diperoleh hasil perhitungan pada tabel 4.6 berikut :


(72)

Tabel 4.6

Validitas Masing – masing Item Variabel Keputusan Konsumen

Item Koefisien

Korelasi (r)

Nilai tabel r Penilaian

Keputusan Konsumen (Y) Y1.1 Y1.2 Y1.3 0,839 0,838 0,593 0,226 0,226 0,226 Valid Valid Valid Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan hasil pengujian r product moment seperti yang tampak pada

tabel 4.6 menunjukan bahwa semua item pertanyaan yang merupakan indicator dari variabel bebas dan Keputusan Konsumen dapat dinyatakan valid. Hasil ini berdasarkan koefisien korelasi yang lebih tinggi dari tabel nilai r product moment

yang sebesar 0,226 dengan jumlah n = 74 dan signifikan 5 %. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa semua indicator pengukuran yang dipergunakan dalam penelitian memiliki validitas yang baik, sehingga analisis lebih lanjut dapat dilakukan.

4.2.1.2. Uji reliabilitas

Tahap selanjutnya adalah mengukur reliabilitas dari indicator – indicator pengukuran tersebut. Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji ketepatan alat ukur yang di gunakan dalam penelitian ini. Untuk uji reliabilitas dapat diperlihatkan pada tabel 4.7 reliabilitas dikatakan baik apabila besarnya alpha mendekati 1, sehingga item – item pertanyaan dalam penelitian ini dapat diandalkan. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat Malhoytra (1996:305) yang menyatakan bahwa criteria reliabilitas α

(alpha) diaktakan reliable apabila koefisien α (alpha) lebih besar dari 0,6 hal ini menunjukan tidak adanya konsistensi.


(73)

Untuk hasil uji reliabilitas pada variabel Keputusan Konsumen, dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut :

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel R Alpha Hasil

Kebudayaan (X1) 0,886 Realiable

Sosial (X2) 0,856 Realiable

Pribadi (X3) 0,821 Realiable

Keputusan Konsumen (Y) 0,841 Realiable

Sumber : Lampiran : 5,6, dan 7

Hasil penilaian terhadap reliabilitas dari semua variabel bebas menunjukan nilai yang lebih besar dari 0,6, sehingga dapat disimpulkan seluruh variabel bebas dalam penelitian ini reliable. Sementara faktor terikat (Y) yaitu Keputusan Konsumen Dalam mengkonsumsi produk kopi susu instan juga menunjukan niali lebih besar dari 0,6 sehingga dapat dikatakan reliable.

4.2.2. Uji Asumsi Klasik

Beberapa uji asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah multikolinieritas, heteroskedastisitas dan normalitas :

4.2.2.1 Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas pada penelitian ini digunakan untuk mendeteksi adanya gejala Multikolinieritas dalam pengujian keeratan hubungan antar variabel bebas, tercermin dari Coefficient. Hal ini tampak pada nilai tolerance dan Variance Inflation

Factor (VIF)untuk setiap variabel bebas. Jila nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai


(74)

Tabel 4.8

Nilai VIF ( Variance Inflation Factor )

Variabel Bebas Tolerance VIF

Kebudayaan (X1) 0,616 1,623

Sosial (X2) 0,606 1,650

Pribadi (X3) 0,700 1,428

Sumber : Lampiran 8

Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan bahwa nilai Variance Inflation

factor (VIF) dari semua variabel bebas yang meliputi : Kebudayaan (X1), Sosial (X2),

dan Pribadi (X3) memperlihatkan nilai yang kurang dari 10. Ini berarti persoalan

Multikolinieritas di antara semua variabel bebas dapat ditolerir atau tidak terdapat adanya gejala Multikolinieritas.

4.2.2.2Heterokedastisitas

Heterokedatisitas di identifikasikan dengan koefisien korelasi Rank Spearman Berdasarkan tabel dibawah, diperoleh tingkat signifikansi koefisien korelasi Rank Spearman untuk semua variabel bebas terhadap residual lebih besar dari 0,05 (5%).

Tabel 4.9 : Hasil Pengujian Heterokedastisitas

Variabel Taraf Signifikasi

Dari Korelasi Rank Spearman

>/< Taraf α

Uji

Kesimpulan

Kebudayaan (X1) 0,525 > 0,05 Homoskedastisitas

Sosial (X2) 0,841 > 0,05 Homoskedastisitas

Pribadi (X3) 0,908 > 0,05 Homoskedastisitas


(1)

Nilai r2 parsial untuk variabel Pribadi sebesar 0,045 yang artinya Pribadi (X3) secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat Keputusan

Konsumen (Y) sebesar 4,5 %, sedangkan sisanya 95,5 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.

Kemudian untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh paling dominan empat variabel bebas terhadap Keputusan Konsumen Dalam mengkonsumsi produk kopi susu instan (Y) : Kebudayaan (X1), Sosial (X2),

dan Pribadi (X3) dapat diketahui dengan melihat koefisien determinasi parsial

yang paling besar, dimana dalam perhitungan ditunjukkan oleh variabel sosial dengan koefisien determinasi parsial (r2) sebesar 0,447 atau sebesar 44,7 %.

4.3.4. Pembahasan

a. Pengaruh Kebudayaan terhadap Keputusan Konsumen

Hasil uji statistik menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Kebudayaan terhadap Keputusan Konsumen. Hal ini disebabkan karena kebudayaan merupakan suatu persepsi, keinginan dan tingkah laku konsumen sehingga pengambilan keputusan dan aktivitas fisik dalam


(2)

76

b. Pengaruh Sosial terhadap Keputusan Konsumen

Hasil uji statistik menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Sosial terhadap Keputusan Konsumen. Hal ini disebabkan karena status sosial merupakan pembagian masyarakat yang relative homogen dan permanen yang tersusun hierarkis dimana yang manganut nilai – nilai, minat dan perilaku sehingga perilaku konsumen dalam mengkonsumsi kopi susu instan.

c. Pengaruh Pribadi terhadap Keputusan Konsumen

Hasil uji statistik menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Pribadi terhadap Keputusan Konsumen. Hal ini disebabkan karena karateristik psikologis konsumen yang berbeda di dalam hal membeli produk kopi instan dan melihat status social, umur, pekerjaan dan gaya hidup sehingga pribadi tidak dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli kopi susu instan. Hal ini diketahui dari t hitung sebesar 1,835 < t tabel sebesar 1,994.


(3)

5.1. Kesimpulan

1. Hasil analisis data menggunakan regresi linire berganda menunjukkan bahwa secara simultan faktor kebudayaan, pribadi, sosial berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam kopi susu instan. Hal ini didasarkan atas Uji F yang menunjukkan bahwa F hitung lebih besar di F Tabel. Faktor kebudayaan (X1) (t-hitung sebesar 4,309 > t tabel sebesar 1,994), Faktor Sosial (X2) (t-hitung sebesar 8,007 > t tabel sebesar 1,994), Faktor Pribadi (X3) (t-hitung sebesar 1,85 < t tabel sebesar 1,994).

2. Berdasarkan hasil Uji-T terbukti bahwa 2 variabel bebas yaitu (kebudayaan, sosial) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam mengkonsumsi kopi susu instan. Sedangkan variabel pribadi tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan konsumen dalam mengkonsumsi kopi susu instan.

3. Diantara variabel-variabel yang berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam mengkonsumsi kopi susu instan. Faktor sosial memiliki pengaruh yang


(4)

78

5.2. Saran

1. Hendaknya pihak produsen kopi susu instan meningkatkan kualitas produk dan inovasi yang baru.

2. Hendaknya pihak produsen kopi susu instan memberikan peningkatan layanan seperti produk bisa di nikmati semua umur, dan bisa di nikmati masyarakat bawah sampai atas.


(5)

Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta. Kotler, Philip, 2000, Manajemen Pemasaran, Penerbit Andi, Yogyakarta

______, 2001, Manajemen Pemasaran, Penerbit Prenhallindo, Yogyakarta

______, 2001, Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan control), Jilid kedua, Penerbit Prenhallindo, Jakarta.

Kotler, Philip dan Amstrong, 2001, Prinsip-prinsip Pemasaran, Penerbit Erlangga, Jakarta

Rismiati, Catur, 2001, Strategi dan Program Pemasaran, Penerbit Andi, Yogyakarta

Riduwan, 2007, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti, Pemula, Penerbit Alfabeta, Bandung

Sudjana, 2002, Teknik Analisis dan Korelasi, Penerbit Tarsito, Bandung Sugiyono, 2006, Statistika untuk penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung

Swastha, Basu dan Irawan, 2003, Manajemen Pemasaran Modern, Penerbit Liberti, Yogyakarta


(6)

Non Buku

Artikel Harian < http : //www.okezone.com : 18 April 2011. Berita terkini, < http : //www.Detik.com : 18 April 2011. Berita terkini, < http : //www.wordpress.com : 18 April 2011.

< http : // www. Search-docs ( google searching ). accessed on Agustus 4 st and 9st, 2010.

< http : // www. Manajemen Pemasaran ( google searching ). accessed on Agustus 4 st and 9st, 2010