FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK MIE INSTAN MEREK SEDAP ( Studi Kasus pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis UPN “Veteran” Jatim ).

(1)

SKRIPSI

Oleh :

WENDY YUANTONO

NPM. 0542010076

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

SURABAYA

2010


(2)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran”

Jawa Timur

Oleh :

WENDY YUANTONO

NPM.0542010076

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

SURABAYA

2010


(3)

Oleh :

WENDY YUANTONO

NPM.0542010076

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 16 Mei 2010

Menyetujui,

PEMBIMBING UTAMA

TIM PENGUJI :

1.

KETUA

Dra.Ec.Hj.Suparwati.MSi Dra.Ec.Hj.Suparwati.MSi

NIP.030.175.349

NIP.030.175.349

2. SEKRETARIS

R.Y.Rusdianto,S.Sos.MSi

NIP.957.200.046

3.

ANGGOTA

Drs.Eddy Poernomo,SE.MM

NIP.030.178.443

Mengetahui,

DEKAN

Dra.Ec.Hj.Suparwati.MSi

NIP.030.175.349


(4)

( Studi Kasus pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis UPN “Veteran” Jatim )

Disusun Oleh :

WENDY YUANTONO

NPM.0542010076

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,

PEMBIMBING UTAMA

Dra.Ec.Hj.Suparwati.MSi

NIP.030.175.349

   

Mengetahui,

DEKAN

Dra.Ec.Hj.Suparwati.MSi

NIP.030.175.349


(5)

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat, Hidayah dan

Inayah-Nya maka penulis dapat melaksanakan dan menyusun skripsi ini

dengan judul :

“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK MIE

INSTAN MEREK SEDAP”

( Studi Kasus pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis UPN “Veteran” Jatim )

Sejujurnya penulis mengakui bahwa pendapat sulit ada benarnya,

tetapi faktor kesulitan itu lebih banyak datang dari diri kita sendiri. Oleh

karena itu, kebanggaan penulis bukanlah pada selesainya skripsi ini

melainkan kemenangan atas berhasilnya menundukan diri sendiri.

Skripsi

ini

dapat

selesai

atas

bantuan dan bimbingan dari dosen

pembimbing utama Ibu Dra.Ec.Hj.Suparwati,MSi yang telah mengarahkan

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis

juga

mengucapkan

terima kasih sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis, yaitu kepada :

1.

Ibu Dra.Ec.Hj.Suparwati,MSi sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

2.

Bapak Drs.Sadjudi,MSi selaku Ketua Jurusan Administrasi Bisnis UPN

“Veteran” Jawa Timur.

3.

Bapak Drs.Nurhadi,MSi selaku Sekretaris Jurusan Administrasi Bisnis

UPN “Veteran” Jawa Timur.

i   


(6)

5.

Orang tua Tercinta, serta Kakak-Adik ku yang kusayangi yang tak pernah

berhenti memberikan kasih sayang, dukungan dan semangat kepadaku.

6.

Buat sahabatku di jurusan komunikasi, publik, dan bisnis yang sudah

memberikan dukungan dan semangat.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih banyak

kekurangan dan kelemahan baik dari segi teknis maupun materi. penulis

senantiasa membuka diri dalam menerima saran dan kritik dari semua pihak

yang dapat menyempurnakan skripsi ini.

Akhirnya

penulis

mengucapkan

terima kasih dan harapan besar

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Surabaya,

Mei

2010

Penulis

ii   


(7)

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR GAMBAR...xi

DAFTAR LAMPIRAN...xiii

ABSTRAKSI...ivx

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Permasalahan...1

1.2 Perumusan Masalah...6

1.2 Tujuan Penelitian...6

1.4 Manfaat Penelitian...7

BAB II KAJIAN PUSTAKA...8

2.1 Landasan Teori...8

2.2 Pengertian Pemasaran...8

2.2.1 Manajemen Pemasaran...9

2.2.2 Strategi Pemasaran...11

2.2.3 Bauran Pemasaran...13

2.3 Perilaku Konsumen...14

2.3.1 Pengertian Perilaku Konsumen...14

iii   


(8)

2.3.2.2 Faktor Sosial...17

2.3.2.3 Faktor Pribadi...19

2.3.2.4 Faktor Psikologi...21

2.3.3 Tipe-tipe Perilaku Pembeli...25

2.3.4 Tipe, Perilaku, dan Peranan Pelanggan...25

2.3.5 Tahap-tahap dalam Proses Pembelian...27

2.4 Keputusan Pembelian...28

2.4.1 Pengertian Keputusan Pembelian...28

2.4.2 Faktor-faktor keputusan pembelian...29

2.4.3 Macam-macam situasi pembelian...30

2.4.4 Proses pengambilan keputusan konsumen...31

2.4.5 Tipe-tipe pengambilan keputusan konsumen...32

2.5 Produk...33

2.5.1 Pengertian Produk...33

2.5.2 Strategi Produk...34

2.5.3 Penggolongan Produk...35

2.5.4 Kualitas Produk...37

2.5.5 Dimensi Kualitas Produk...40

2.5.6 Kemasan Produk...41

iv   


(9)

2.6 Harga...45

2.6.1 Pengertian Harga...45

2.6.2 Strategi Penetapan Harga Bauran Produk...46

2.6.3 Strategi Penyesuaian Harga...47

2.6.4 Tujuan-tujuan penetapan harga...48

2.6.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga...49

2.7 Promosi...52

2.7.1 Pengertian Promosi...52

2.7.2 Tujuan Promosi...53

2.7.3 Bauran Promosi...54

2.7.4 Pengaruh Promosi Penjualan terhadap Volume

Penjualan

iklan...56

2.7.5 Pengaruh Periklanan terhadap Volume Penjualan Iklan...57

2.7.6 Pengaruh Personal Selling terhadap Volume Penjualan

Iklan...57

2.7.7 Pengaruh Publisitas terhadap Volume Penjualan Iklan...58

2.8 Distribusi...59

2.8.1 Pengertian Distribusi...59

2.8.2 Bentuk-bentuk dan Jenis-jenis Saluran Distribusi...60

v   


(10)

2.8.3.2 Peranan Perantara Dalam Saluran Distribusi...63

2.8.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan

Saluran Distribusi...64

2.8.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli... 66

2.8.5.1 Struktur keputusan membeli...66

2.8.5.2 Hak-hak konsumen...68

2.9 Kerangka Berpikir...68

3.0 Hipotesis...70

BAB III METODE PENELITIAN...72

3.1 Definisi Operasi dan Pengukuran Variabel...72

3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel...76

3.2.1 Populasi...76

3.2.2 Sampel...76

3.2.3 Teknik Penarikan Sampel...78

3.3 Teknik Pengumpulan Data...78

3.3.1 Jenis Data...78

3.3.2 Sumber Data...78

3.3.3 Skala Pengukuran...78

3.3.4 Pengumpulan Data...79

vi   


(11)

3.4.2 Uji Reliabilitas...80

3.5 Uji Asumsi Klasik...81

3.6 Teknik Analisis Data...84

3.7 Pengujian Hipotesis...85

3.7.1 Uji F...85

3.7.2 Uji t...86

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...89

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian...89

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan...89

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan...98

4.1.3 Gambaran umum mahasiswa konsumen produk mie

sedap...99

4.2. Penyajian Data...101

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian...101

4.3.1 Deskripsi Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Jenis

Kelamin...101

4.3.2 Deskripsi Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan

Semester...101

4.3.3 Deskripsi Variabel Produk (X

1

)...103

4.3.4 Deskripsi Variabel Harga (X

2

)...103

vii   


(12)

4.3.7 Deskripsi Variabel Keputusan Konsumen (Y)...107

4.4. Hasil uji validitas dan reliabilitas...108

4.4.1 Uji validitas...108

4.4.2 Uji reliabilitas...110

4.5. Analisis dan Pembahasan...111

4.6.1 Uji Asumsi Klasik...111

4.6.1.1 Multikolinieritas...111

4.6.1.2 Heterokedastisitas...112

4.6.1.3

Autokorelasi...113

4.6.1.4 Normalitas...114

4.6. Analisis Statistik Regresi Linear Berganda...115

4.7. Pengujian Hipotesis...117

4.7.1 Pembuktian hipotesis pengaruh variabel bebas secara

simultan...117

4.7.2 Pembuktian hipotesis pengaruh variabel bebas secara

partial (t)...119

4.7.2.1

Pengaruh secara parsial antara Produk (X

1

)

terhadap Keputusan konsumen dalam membeli

produk Mie instan merek SEDAP (Y)...120

4.7.2.2 Pengaruh secara parsial antara Harga (X

2

)

terhadap Keputusan konsumen dalam membeli

viii   


(13)

produk Mie instan merek SEDAP (Y)...122

4.7.2.4 Pengaruh secara parsial antara Distribusi (X

4

)

terhadap Keputusan konsumen dalam membeli

produk Mie instan merek SEDAP (Y)...124

4.8.3. Pembahasan...125

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...127

5.1. Kesimpulan...127

5.2. Saran...128

DAFTAR PUSTAKA

KUESIONER

LAMPIRAN

ix   


(14)

Tabel 4.1 Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin...101

Tabel 4.2 Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Semester...101

Tabel 4.3 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Produk...102

Tabel 4.4 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Harga...103

Tabel 4.5 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Promosi...104

Tabel 4.6 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Distribusi...105

Tabel 4.7 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Konsumen...106

Tabel 4.8 Validitas Masing-masing Item Variabel Bebas...108

Tabel 4.9 Validitas Masing-masing Item Variabel Keputusan Konsumen...109

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas...110

Tabel 4.11 Nilai VIF (Variance Inflation Factor)...111

Tabel 4.12 Hasil Heterokedastisitas...112

Tabel 4.13 Tes Autokorelasi...114

Tabel 4.14 Hasil Analisis Regresi Berganda...115

Tabel 4.15 Analisis Varian (ANOVA)...117

Tabel 4.14 Hasil Analisis Regresi Berganda...115

x   


(15)

Gambar 2.1

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen...16

Gambar 2.2

Herarki Kebutuhan menurut MASLOW...22

Gambar 2.3

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen...27

Gambar 2.4

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian...66

Gambar 2.5

Kerangka Berpikir beberapa faktor yang mempengaruhi

Kepuasan Konsumen dalam membeli produk Mie instan

merek SEDAP...70

Gambar 3.1

Kurva Distribusi F...86

Gambar 3.2

Kurva Distribusi t

...88

Gambar 4.1

Distribusi Kreteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis secara...

Simultan...119

Gambar 4.2

Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Produk

(X1) terhadap Keputusan konsumen dalam membeli produk

Mie Instan merek SEDAP (Y)...120

Gambar 4.3

Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Harga

(X2) terhadap Keputusan konsumen dalam membeli produk

Mie Instan merek SEDAP (Y)...121

Gambar 4.4

Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Promosi

(X3) terhadap Keputusan konsumen dalam membeli produk

xi   


(16)

(X4) terhadap Keputusan konsumen dalam membeli produk

Mie Instan merek SEDAP (Y)...124

xii   


(17)

xiii   

Lampiran 3. Deskriptif Frekuensi

Lampiran 5. Uji Reliabilitas & Uji Validitas

Lampiran 8. Analisis Regresi Linier Berganda

Lampiran 9. Pengujian Asumsi Klasik

Lampiran 10. Tabel r

Lampiran 11. Diagram coloum Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin

Lampiran 11. Diagram coloum Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Semester

Lampiran 12. Tabel t

Lampiran 13. Tabel f


(18)

(Studi kasus pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis UPN”Veteran”Jatim)

WENDY YUANTONO

NPM.0542010076

Produk mie instan sebagaimana diketahui adalah salah satu produk makanan

cepat saji yang semakin lama semakin banyak digemari masyarakat karena

kemudahan dalam hal penyajiannya., produk ini merupakan makanan cepat saji yang

biasa dikonsumsi karena harganya yang terjangkau, mudah didapatkan dan sifatnya

yang tahan lama. Dengan semakin banyaknya mie instan yang ada di pasaran

berarti memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih merek yang sesuai

dengan keinginannya. Oleh karena itu perlu bagi perusahaan untuk menganalisis

perilaku konsumen mie instan untuk mengetahui pola pembeliannya.

Dengan banyaknya merek mie instan yang ada di pasaran akan mendorong

perusahaan bersaing mendapatkan calon konsumen melalui berbagai strategi yang

tepat, misalnya mengubah kemasan, warna, aroma, promosi dan harga. Lebih jauh

lagi produsen dalam mendistribusikan produknya ke pasar konsumen berusaha agar

produknya dapat diterima sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen

Dari uraian tersebut di atas maka judul penelitian ini adalah:

Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Membeli Produk Merek Mie Sedap

(Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu

Administrasi Bisnis UPN “Veteran” Jatim).

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui pengaruh X1 produk, X2 harga,

X3 promosi dan X4 distribusi secara simultan dan parsial terhadap Y keputusan

konsumen dalam membeli produk mie instan merek sedap.2) Untuk mengetahui

diantara variabel terikat X1 produk, X2 Harga, X3 promosi dan X4 distribusi yang

berpengaruh dominan terhadap keputusan mahasiswa untuk membeli produk mie

instan merek sedaap. Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dan

menggunakan sampel sebanyak 67 responden mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi

Bisnis UPN “Veteran” Jatim didapatkan hasil sebagai berikut: Dari hasil analisis

didapatkan bahwa variabel terikat X1 produk, X2 Harga, X3 promosi dan X4

distribusi secara simultan/bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan (bermakna)

terhadap keputusan pembelian produk mie instan merek Sedaap dan variabel X3

promosi mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian konsumen

produk mie instan merek Sedap


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dan laju pertumbuhan penduduk yang semakin padat mendorong pertumbuhan ekonomi semakin meningkat pula, hal ini menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin tajam terutama dalam menjual dan memasarkan produk-produknya baik yang berupa barang maupun jasa kepada masyarakat atau konsumen. Keadaan ini diperparah lagi dengan krisis ekonomi dalam beberapa tahun terakhir yang dampaknya masih terasa sampai sekarang.

Dalam keadaan demikian terjadi perubahan sifat pasar dari seller’s market yaitu penjual yang menentukan apa yang harus dibeli konsumen dimana produsen berorientasi pada produksi yang sebanyak-banyaknya tanpa memperdulikan apakah produk tersebut sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pasar, menjadi buyer’s market yaitu produsen tidak lagi menekankan pada produksi tetapi harus lebih dulu mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh konsumen dan berusaha untuk menyesuaikan produknya sehingga bisa memberikan kepuasan kepada konsumen. Perubahan sifat pasar ini menuntut produsen untuk mencurahkan perhatiannya tidak hanya pada segi produk, harga, promosi, dan distribusi, tetapi juga bagaimana cara memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan. Dengan demikian orientasi perusahaan berubah menjadi orientasi pasar.


(20)

Keadaan perekonomian saat ini semakin komplek sehingga menghendaki persaingan yang sehat. Ada persaingan yang dapat menimbulkan pemikiran baru bagi perusahaan untuk menempatkan posisinya dipasaran. Aktivitas pemasaran memegang peranan penting bagi kemajuan perusahaan. Penggunaan konsep pemasaran yang baik dapat menyebabkan berhasilnya bisnis yang dilakukan perusahaan yaitu hasil produk perusahaan dapat diterima dengan baik oleh konsumen sehingga hasil penjualan perusahaan dapat meningkat.

Kesuksesan dalam pemasaran akan mendapat keuntungan bagi perusahaan untuk meingkatkan volume penjualan, maka perusahaan memperluas daerah pemasarannya, sehingga usaha perusahaan semakin menguntungkan dan perusahaan tersebut semakin besar. Perkembangan ini mengakibatkan tumbuhnya perusahaan-perusahaan dengan produk sejenis, sehingga akan meningkatkan persaingan dalam memperebutkan pasar. Untuk itu perusahaan perlu suatu cara atau strategi yang tepat agar terscapai suatu tujuan perusahaan. Didalam persaingan bisnis sangat penting diperkirakan hal-hal yang terjadi dimasa depan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

Perusahaan-perusahaan yang sejenis sama saling mengungguli dan saling mengembangkan hasil produknya dengan harapan dapat lebih memberikan kepuasan kepada konsumen dengan kata lain saling bersaing untuk merebut konsumen. Untuk mengahadapi keadaan yang demikian ini, maka tidak ada jalan lain kecuali mengaktifkan bidang pemasaran. Pemasaran merupakan fungsi utama keberhasilan perusahaan dalam memperoleh


(21)

pendapatan dan laba dari penjualan produknya, sehingga dapat dikatakan bahwa kelangsungan hidup perusahaan tergantungan pada kebijakan startegi pemasaran yang ditetapkan oleh perusahaan. Selain kebijakan strategi pemasaran, sumber daya yang dimiliki dikerahkan untuk dapat mencapai sasaran atau target yang ditentukan oleh manajemen setelah pangsa pasar didapat diharapkan tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai.

Agar berhasil dalam pemasaran produknya dan dapat bersaing dengan produk pesaing. Perusahaan melaksanakan kiat-kiat pemasaran baik dalam pemeragaman produk, penetapan harga, pelaksanaan promosi maupun penyaluran distribusi, selain itu juga ditunjang dengan memberikan suatu pelayanan dan fasilitas yang lebih baik guna menarik konsumen dan calon konsumen untuk membeli atau mencoba produk yang ditawarkan guna memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen atau calon konsumen dan perusahaan tersebut dapat dikatakan sukses apabila perusahaan dapat mempertahankan konsumen atau dapat menarik konsumen pesaing. Agar tujuan tersebut tercapai, setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang yang diinginkan konsumen dengan kualitas produk yang baik, harga yang pantas, promosi yang dedukatif, distribusi yang tepat dan fasilitas-fasilitas yang menunjang lainnya.

Kunci dalam meraih tujuan perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta memberi kepuasan secara lebih daripada yang diberikan oleh pesaingnya. Konsep ini sering disebut konsep pemasaran yang menitikberatkan pada kebutuhan konsumen dengan sebaik-baiknya, sehingga produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang diinginkan. Dengan


(22)

cara ini perusahaan menambah kepuasan pelanggan serta memperoleh keuntungan. Mengingat pentingnya pemahaman kebutuhan dan keinginan konsumen serta tujuan perusahaan dapat tercapai sebelum rencana pemasaran dikembangkan, perlu diadakan pemahaman pasar lebih dulu, terhadap pasar konsumen mengenai perilaku konsumen. Dengan memahami perilaku konsumen pada pasar sasaranya, maka kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai lembaga sebagai yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan, sangat tergantung pada perilaku konsumennya, sehingga dapat menimbulkan suatu kepuasan dan dapat mendorong konsumen selalu menggunakan atau melakukan pembelian, selain itu juga dapat menambah pelanggan baru,sehingga dapat meningkatkan produk yang ditawarkan. Salah satu dunia usaha dibidang kebutuhan pokok yang berkembang pesat dengan perkembangan dunia bisnis di indonesia. adalah jenis usaha dibidang fast food yaitu mie instan. Berkembangnya mie instan menyebabkan persaingan yang sangat ketat dan berat di dalam dunia bisnis. Berdasarkan strategi yang dijalankan, tentunya perusahaan menginginkan bersaing yang dapat bertahan lama, apabila perusahaan ingin mengembangkan suatu keunggulan bersaing yang dapat dipertahankan, maka strategi yang dijalankan harus dilengkapi dengan keahlian (skill), pemilihan pasar sasaran yang tepat dan identifikasi terhadap para pesaing.

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan untuk berkembang dan mendapatkan laba. Berhasil atau tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung pada


(23)

keahlian mereka dibidang pemasaran, produksi, keuangan, personalia, maupun bidang lain. Selain itu juga, tergantung pada kemampuan perusahaan untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar organisasi dapat berjalan dengan lancar.

Dengan produk yang ditawarkan perusahaan yaitu mie instan dengan berbagai pilihan merek mie instan. Harga yang ditawarkan perusahaan relatif murah dan sangat bervariasi, hal ini akan melahirkan kesan pertama bagi konsumen yang membeli produk merek mie instan dengan alasan harga murah, sehingga diharapkan konsumen yang merasakan sisi positif selama konsumsi produk tersebut akan memutuskan untuk berlangganan produk mie instan merek sedap.

Produk mie instan sebagaimana diketahui adalah salah satu produk makanan cepat saji yang semakin lama semakin banyak digemari masyarakat karena kemudahan dalam hal penyajiannya. Demikian juga bagi kalangan mahasiswa yang sebagian besar berdomisili jauh dari orang tua, produk ini merupakan makanan cepat saji yang biasa dikonsumsi karena harganya yang terjangkau, mudah didapatkan dan sifatnya yang tahan lama. Dengan semakin banyaknya mie instan yang ada di pasaran berarti memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih merek yang sesuai dengan keinginannya. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk mie instan merek sedap diantaranya adalah faktor produk, harga, promosi dan distribusi. Dari uraian tersebut di atas maka judul penelitian ini adalah: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam membeli Produk Mie Instan Merek Sedaap (Studi


(24)

Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis UPN “Veteran” Jatim).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah produk, harga, promosi dan distribusi berpengaruh secara simultan terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk mie instan merek sedap?

2. Apakah produk, harga, promosi dan distribusi berpengaruh secara parsial terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk mie instan merek sedap?

3. Manakah diantara variabel bebas (produk, harga, promosi dan distribusi) yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk mie instan merek sedap?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat disusun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk menganalisis pengaruh produk, harga, promosi dan distribusi secara simultan terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk mie instan merek sedap.


(25)

2. Untuk menganalisis pengaruh produk, harga, promosi dan distribusi secara parsial terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk mie instan merek sedap.

3. Untuk menganalisis pengaruh variabel bebas (produk, harga, promosi, dan distribusi) yang paling dominan terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk mie instan merek sedap

1.4 Manfaat Penelitian 1.Bagi Teoritis

Diharapkan dapat dijadikan bahan masukan produsen Mie Sedap sehingga lebih meningkatkan kualitas merek dengan berbagai inovasi baru dimasa yang akan datang dan untuk mengembangkan ilmu yang didapat dari penelitian ke masyarakat.

2. Bagi Praktisi

Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya, khususnya yang mengambil topik sejenis dengan memberikan variabel-variabel selain yang telah dibahas pada penelitian ini.


(26)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam masalah, maka perlu dikemukakan suatu landasan teori yang bersifat ilmiah. Dalam landasan teori ini dikemukakan teori yang ada hubungannya dengan materi-materi yang digunakan dalam pemecahan masalah yaitu teori-teori tentang perilaku konsumen dan keputusan pembelian.

2.2 Pengertian Pemasaran

Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002:7) memberikan definisi pemasaran adalah:

Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, pewarnaan, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan orang atau kelompok lain.

Menurut Stanton dikutip oleh Rismiati dan Suratno (2006 : 18) Pemasaran adalah sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli yang ada maupun pembeli potensial.


(27)

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market), mengevaluasi kebutuhan konsumen, mengembangkan barang dan jasa, pemuas keinginan, memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan.

2.2.1 Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan yang ditujukan untuk mengatur proses pertukaran. Menurut Tjiptono (2002:16) adalah: Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan harga, promosi dan distribusi barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi.

Sedangkan menurut Rismiati (2001:33) adalah: Sebagai analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian atas program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan menjaga pertukaran yang

menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan

organisasional.

Menurut Angipora (2002 : 65) terdapat 5 (lima) konsep berdasarkan perusahaan dan organisasi lainnya melakukan kegiatan pemasaran, antara lain:

1. Konsep Produksi

Konsep produksi merupakan salah satu konsep yang paling tua dalam menuntun para penjual. Konsep ini menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan selaras dengan kemampuan, dan oleh


(28)

karenanya manajemen harus berkonsentrasi pada peningkatan efisien produksi dan efisien distribusi.

2. Konsep Produk

Menyatakan bahwa konsumen akan menyangi produk yang menawarkan kualitas dan prestasi yang paling baik serta keistimewaan yang menonjol dan oleh karena itu organisasi harus mencurahkan usaha terus- menerus dalam perbaikan produk.

3. Konsep Penjualan

Konsep menyatakan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk, terkecuali organisasi menjalankan suatu promosi dan penjualan yang kokoh.

4. Konsep Pemasaran

Konsep Pemasaran adalah suatu falsafah atau gagasan yang lebih baru dalam sejarah hubungan pertukaran sebgai usaha untuk menantang konsep-konsep sebelumnya. Konsep ini berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secera lebih efektif dan efisien dibanding dengan para pesaingnya.

5. Konsep Pemasaran Kemasyarakatan

Berpendapat bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kebutuhan pasar sasaran, serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara lebih efektif dan efisien dari para pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.


(29)

Dari ketiga pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang melibatkan

penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan yang mencakup barang, jasa gagasan yang tergantung pertukaran dan dengan tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat.

2.2.2 Strategi Pemasaran

Dalam menentukan strategi pemasaran yang untuk digunakan pada perusahaan akan sangat menentukan keberhasilan dari dunia usaha pemasaran dari suatu produk perusahaan itu sendiri, terutama dalam iklim usaha yang sangat ketat pada saat ini.

Menurut Kotler (2001 : 110) strategi pemasaran adalah terdiri dari prinsip-prinsip yang kuat dimana manajemen pemasaran terhadao untuk mencapai tujuan pemasaran maupun tujuan usahanya dalam satu pasar sasaran. Prinsip-prinsip tersebut melalui keputusan-keputusan dasar pengeluaran pemasaran, bauran pemasaran, dan alokasi pemasaran.

Menurut Guiltiman dan paul (2000 : 157) strategi pemasaran adalah suatu rencana yang menunjukkan dan melaksanakan tindakan-tindakan yang akan membantu sasaran-sasaran penjualan, bagian pasar dan laba untuk suatu produk.

Menurut Chandra G (2002 : 93) strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspetasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktifitas atau program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu.


(30)

Dengan demikian pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dengan varabel-variabel sepeti segmentasi pasar, identifikasi pasar positioning, elemen bauran pemasaran, biaya bauran pemasaran sehingga sebuah strategi pemasaran merupakan bagian integral dari bisnis yang memberi arah pada semua fungsi manajemen suatu organisasi.

Titik berat strategi pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar serta menentukan harga, mengadakan komunikasi serta distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong individu maupun organisasi.

Terdapat empat tipe dari strategi pemasaran yaitu :

1. Merancang primary demand (permintaan terhadap bentuk atau kelas produk) dengan meningkatkan jumlah, misalnya dengan mengurangi harga, menunjukkan manfaat produk yang ditawarkan dan sebagainya. 2. Merancang primary demand dengan meningkatkan derajat pembelian misalnya dengan menawarkan manfaat-manfaat baru, menghasilkan produk-produk pelengkap dan sebagainya.

3. Merancang selective demand (permintaan terhadap merek produk penjualan tertentu) dengan cara mempertahankan langganan yang sudah ada, misalnya dengan cara selalu memberikan kepuasan kepada pelanggan.

4. Merancang sumber daya dengan menarik pelanggan baru yang dapat dilakukan dengan cara, yaitu :

a. bersaing secara langsung (head to head position)


(31)

positioning)

Kesimpulan yang dapat diambil bahwa pemilihan strategi pemasaran yang tepat memberikan arah dalam kaitannya dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar positioning, elemen bauran pemasaran sehingga sebuah strategi pemasaran merupakan bagian integral dari bisnis yang memberikan arah pada semua fungsi manajemen arah pada semua fungsi menajemen suatu organisasi.

2.2.3 Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran adalah marketing mix merupakan faktor yang sangat penting dalam dunia usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan bagi suatu perusahaan, karena dalam pengambilan keputusan yang menyangkut dibidang pemasaran hampir selalu berkaitan dengan variabel-variabel bauran pemasaran atau marketing mix.

Beberapa pendapat dari para ahli : Menurut Kotler (2000 : 18)

marketing mix adalah “Seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya dipasar sasaran”.

Menurut Rismiati dan Suratno (2001 : 190) marketing mix dapat juga diartikan sebagai kombinasi dari empat kegiatan perusahaan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni produk, struktur harga, sistem distribusi, dan kegiatan promosi. Marketing mix merupakan suatu perangkat penentu keberhasilan pemasaran perusahaan.


(32)

Menurut Angipora (2002 : 24) Marketing mix adalah kombinasi dari strategi produk, harga, promosi dan distribusi dalam mencapai tujuan pemasaran dinamakan “marketing mix” atau “bauran pemasaran”.

Dari ketiga pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa marketing mix adalah sebagai kombinasi dari keempat kegiatan perusahaan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yakni produk, struktur harga, saluran distribusi dan kegiatan promosi.

2.3 Perilaku Konsumen

2.3.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen ditimbulkan oleh adanya bentuk interaksi antara faktor lingkungan dan individu. konsumen yang telah melakukan suatu pembelian mayoritas didorong oleh berbagai motif yaitu : motif sosiologi, agama, biologis, dsb.

Menurut Nugroho (2003 : 3) Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan.

Pengertian perilaku konsumen seperti diungkapkan oleh Mowen (2002:6) mengatakan: “Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta ide-ide”.

Swastha dan Handoko (2000:10) mengatakan: Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan


(33)

individuyang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-kegiatan tertentu.

Dari ketiga pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang dan jasa yang dapat dipengaruhi lingkungan.

2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Dalam memahami perilaku konsumen perlu dipahami siapa konsumen, sebab dalam suatu lingkungan yang berbeda akan memiliki penelitian, kebutuhan, pendapat, sikap dan selera yang berbeda.

Menurut Kotler (2001:144): Faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi, psikologis. Sebagian faktor-faktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi sebenarnya harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh faktor-faktor perilaku konsumen tersebut mempengaruhi pembelian konsumen.


(34)

Gambar 2.1

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen

Sumber : Kotler (2001 : 144) 2.3.2.1 Faktor Kebudayaan

Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya. Faktor kebudayaan memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh:

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli

konsumen

Faktor Internal Faktor Eksternal

a. Keluarga b. Kelas Sosial c. Kebudayaan d. Kelompok referensi

a. Motivasi b. Persepsi c. Sikap d. Gaya hidup e. Kepribadian f. Belajar

Keputusan Konsumen dalam memilih Produk


(35)

a). Budaya

Budaya adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Menurut Kotler dan Amstrong (1997:144) termasuk dalam budaya ini adalah pergeseran budaya serta nilai nilai dalam keluarga.

b). Sub budaya

Sub budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai terpisah

berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang umum.

Sub budaya termasuk nasionalitas, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.

c). Kelas sosial

Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang serupa.

d). Nilai-nilai

Unsur budaya yang paling menentukan adalah nilai-nilainya,

kepercayaan yang bertahan lama yang ditinggalkan oleh suatu masyarakat sehingga menjadi suatu perilaku yang khusus.

2.3.2.2 Faktor Sosial

Kelas sosial merupakan Pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa.


(36)

Kelas sosial ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain. Dalam beberapa sistem sosial, anggota dari kelas yang berbeda memelihara peran tertentu dan tidak dapat mengubah posisi sosial mereka.Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, yaitu:

a). Kelompok

Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler tapi informal-seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan sekerja. Beberapa merupakan kelompok sekunder, yang mempunyai interaksi lebih formal dan kurang reguler. Ini mencakup organisasi seperti kelompok keagamaan, asosiasi profesional dan serikat pekerja.

b). Keluarga

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan telah diteliti secara mendalam, pemasar tertarik dalam peran dan pengaruh suami, istri dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa.

c). Peran dan status

Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Orang


(37)

seringkali memilih produk yang menunjukkan statusnya dalam masyarakat.

2.3.2.3 Faktor Pribadi

Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan.

Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu: a). Umur dan tahap daur hidup

Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar seringkali menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap.

b). Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata akan produk dan jasa mereka. Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan produk menurut kelompok pekerjaan tertentu.

c). Situasi ekonomi

Situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam


(38)

pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali dan mengubah harga produknya.

d). Gaya hidup

Pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas

(pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi) dan opini yang lebih dari sekedar kelas sosial dan kepribadian seseorang, gaya hidup menampilkan pola bereaksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.

e). Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian setiap orang jelas mempengaruhi tingkah laku

membelinya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri. Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti sifat-sifat seperti rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, otonomi, mempertahankan diri, kemampuan menyesuaikan diri, dan keagresifan. Kepribadian dapat bermanfaat untuk menganalisis tingkah laku konsumen untuk pemilihan produk atau merek tertentu. 2.3.2.4 Faktor Psikologis

Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang


(39)

Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor psikologi yang penting:

a) . Motivasi

Kebutuhan yang cukup untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan. Dalam urutan kepentingan, jenjang kebutuhannya adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman,

kebutuhan sosial,kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan

pengaktualisasian diri. Mula-mula seseorang mencoba untuk memuaskan kebutuhan yang paling penting. Kalau sudah terpuaskan, kebutuhan itu tidak lagi menjadi motivator dan kemudian orang tersebut akan mencoba memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya. Misalnya orang yang kelaparan (kebutuhan fisiologis) tidak akan tertarik dengan apa yang terjadi dalam dunia seni (kebutuhan mengaktualisasikan diri), tidak juga pada bagaimana orang lain memandang dirinya atau penghargaan orang lain (kebutuhan sosial atau penghargaan), bahkan tidak tertarik juga pada apakah mereka menghirup udara bersih (kebutuhan rasa aman). Menurut Engel (2000 : 285) : “Kebutuhan yang diaktifkan akhirnya menjadi diekspresikan dalam perilaku dan pembelian dan konsumsi dalam bentuk dua jenis manfaat yaitu : 1) manfaat utilitarian dan 2) Manfaat hedonik/pengalaman”.

Dalam motif pembelian produk menurut Engel (2000 : 285) adalah dengan mempertimbangkan dua manfaat yaitu: “Manfaat utilitarian merupakan atribut produk fungsional yang obyektif. Manfaat hedonik,


(40)

sebaliknya mencakup respon emosional, kesenangan panca indera, mimpi dan pertimbangan-pertimbangan estetis”.

Gambar 2.2

Hirarki Kebutuhan Menurut Maslow

Sumber : (Kotler, 2001:197) b). Persepsi

Persepsi adalah proses yang dilalui orang dalam memilih,

mengorganisasikan dan menginteprestasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia.

Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana orang tersebut bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi. Orang dapat membentuk persepsi berbeda dari rangsangan yang sama karena ada 3 macam proses penerimaan indera, yaitu:


(41)

Kecenderungan bagi manusia untuk menyaring sebagian besar informasi yang mereka hadapi, berarti bahwa pemasar harus bekerja cukup keras untuk menarik perhatian konsumen. 2. Distorsi selektif

Menguraikan kecenderungan orang untuk meng-intepretasikan informasi dengan cara yang akan mendukung apa yang telah mereka yakini.

3. Ingatan selektif

Orang cenderung lupa akan sebagian besar hal yang mereka pelajari. Mereka cenderung akan mempertahankan atau mengingat informasi yang mendukung sikap dan keyakinan mereka. Karena adanya ingatan selektif.

c). Pengetahuan

Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman. Pentingnya praktik dari teori pengetahuan bagi pemasar adalah mereka dapat membentuk permintaan akan suatu produk dengan menghubungkannya dengan dorongan yang kuat, menggunakan petunjuk yang membangkitkan motivasi, dan memberikan peranan positif. Menurut Kotler (2000 : 157) menyatakan:

Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku

individual yang muncul dari pengalaman. Ahli teori pembelajaran mengatakan bahwa kebanyakan tingkah laku manusia dipelajari.

Pembelajaran berlangsung melalui saling pengaruh dari dorongan, rangsangan, petunjuk respon dan pembenaran.


(42)

d). Keyakinan dan sikap

Melalui tindakan dan pembelajaran, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya ini, pada waktunya mempengaruhi tingkah laku membeli. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Keyakinan didasarkan pada pengetahuan yang sebenarnya, pendapat atau kepercayaan dan mungkin menaikkan emosi atau mungkin tidak.

Pemasaran tertarik pada keyakinan bahwa orang yang merumuskan mengenai produk dan jasa spesifik, karena keyakinan ini menyusun citra produk dan merek yang mempengaruhi tingkah laku membeli yang mempengaruhi tingkah laku membeli. Bila ada sebagian keyakinan yang salah dan menghalangi pembelian, pemasar pasti ingin meluncurkan usaha untuk mengkoreksinya.

Sikap menguraikan evaluasi, perasaan dan kecenderungan dari seseorang terhadap suatu obyek atau ide yang relatif konsisten. Sikap menempatkan orang dalam suatu kerangka pemikiran mengenai menyukai atau tidak menyukai sesuatu mengenai mendekati atau menjauhinya. Menurut Kotler (2000 : 157) : Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Keyakinan ini mungkin didasarkan pada pengetahuan sebenarnya, pendapat atau kepercayaan dan mungkin menaikkan emosi dan mungkin tidak.


(43)

2.3.3 Tipe-tipe perilaku Membeli

Setiap konsumen dalam membuat keputusan pembelian berbeda-beda sesuai dengan tipe-tipe keputusan pembeli.

Menurut Amir (2005 : 63) tipe-tipe perilaku pembeli yaitu : 1. Perilaku membeli yang kompleks

Para konsumen menjalani atau menempuh suatu perilaku pembeli yang kompleks bila mereka semakin terlibat dalam kegiatan membeli dan menyadari perbedaan penting diantara beberapa merek produk yang ada.

2. Perilaku pembeli yang mengurangi ketidakcocokan

Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam kegiatan membeli sesuatu tetapi dia hanya melihat sedikit perbedaan dalam merek. 3. Perilaku pembeli berdasarkan kebiasaan

Banyak produk yang dibeli dalam keadaan konsumen terlibat dan tidak terlibat perbedaan nyata antara merek.

4. Perilaku pembeli yang mencari keragaman dalam beberapa situasi Membeli keterlibatan konsumen rendah tetapi ditandai oleh perbedaan merek yang nyata.

2.3.4 Tipe, Perilaku, dan Peranan Pelanggan

Secara sistematis, dimensi perilaku konsumen meliputi tiga aspek utama yaitu tipe, perilaku, dan peranan pelanggan.

Menurut Tjiptono (2005 : 40) tipe, perilaku, dan peranan palanggan yaitu :


(44)

a. Konsumen akhir atau konsumen rumah tangga adalah konsumen yang melakuakan pembelian untuk kepentingan diri sendiri, keluarga maupun keperluan harian dengan teman maupun saudaratanpa maksud memperjualbelikannya.

b. Konsumen bisnis adalah konsumen yang melakukan pembelian untuk keperluan pemrosesan lebih lanjut, kemudian dijual, disewakan kepada orang lain, dijual kepada pihak lain, dipergunakan untuk keperluan layanan sosial dan kepentingan publik.

2. Peranan konsumen terdiri dari hal-hal sebagai berikut : a. User

orang yang benar-benar mengkonsumsi atau menggunakan produk maupun mendapatkan manfaat dari produk atau jasa yang dibeli. b. Payer

orang yang mendanai atau membiayai pembeli. c. Buyer

orang yang berpartisipasi dalam pengadaan produk dari pasar. 3. Perilaku pelanggan terdiri dari hal-hal sebagai berikut :

a. aktivitas mental seperti menilai kesesuaian merek produk, menilai kualitas produk berdasarkan informasi yang diperoleh dari iklan, dan mengevaluasi pegalaman aktual dari konsumsi produk maupun jasa. b. aktivitas fisik meliputi mengunjungi toko, membaca panduan


(45)

2.3.5 Tahap-tahap dalam proses pembelian

Proses pembelian terdiri dari tahap-tahap yang dimulai dengan pengenalan kebutuhan dan keinginan serta tidak berhenti setelah pembelian dilakukan.

Menurut Tjiptono (2005 : 43) tahap-tahap dalam proses pengambilan keputusan konsumen yaitu :

Gambar 2.3

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

1. Identifikasi kebutuhan

Identifikasi kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi. Kebutuhan harus diaktifkan terlebih dahulu sebelum ia bisa terkenal.

2. Pencarian informasi

pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Konsumen akan mencari suatu informasi yang tersimpan didalam ingatan (pencarian internal) dan mencari informasi dari luar (pencarian eksternal).

Identifikasi Kebutuhan

Pencarian informasi

Evaluasi Alternatif

Pembelian Konsumsi

Evaluasi Purnabeli


(46)

3. Evaluasi alternatif

adalah proses mengevaluasi piliha produk dan merek. Pada proses evaluasi alternatif, konsumen membandingkan berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah yang dihadapi konsumen.

4. Pembelian konsumsi

Diman konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang akan dipilih.

5. Evaluasi pembeli

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.

2.4 Keputusan Pembelian

2.4.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian yang dilakukan oleh para pembeli didasari oleh bermacam-macam faktor. Keputusan pembelian konsumen berdasarkan tahap-tahap pembelian.

Menurut Kotler (2003 : 220) Keputusan pembelian adalah tahap dari proses keputusan pembeli yaitu ketika konsumen benar-benar membeli. Pada umumnya keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai.

Menurut Rismiati dan Suratno (2003 : 220) keputusan pembelian adalah setelah konsumen menentukan kebutuhan dan mempunyai keinginan


(47)

akan produk tertentu, konsumen diharapkan memunculkan keputusan untuk membeli.

Menurut Kotler (2007 : 240) keputusan membeli adalah tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian konsumen bisa mengambil lima subkeputusan : merek, deller, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran. Dalam pembelian produk sehari-hari keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil.

Dari ketiga pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan pembelian adalah keputusan membeli konsumen pada umumnya yaitu membeli merek yang paling disukai.

2.4.2 Faktor-faktor Keputusan Pembelian

Perilaku konsumen mempunyai hubungan yang sangat erat dengan

keputusan konsumen dalam membeli atau tidak terhadap suatu produk. Menurut Stanton (2001 : 165) Keputusan pembelian terhadap suatu produk yang telah ditawarkan perusahaan terletak pada serangkaian tindakan keputusan yang menyangkut sebagai berikut :

1. Merek adalah nama, istilah, simbol atau disain khusus atau beberapa kombinasi unsur-unsur yang dirancang untuk identifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan penjual.

2. Harga adalah nilai yang disebutkan dalam rupiah dan sen atau medium moneter lainnya sebagai alat ukur


(48)

3. Model adalah setiap corak populer yang diterima dan dibeli oleh konsumen.

4. Diskon/potongan adalah hasil pengurangan dari harga dasar suatu harga tercatat atau harga daftar.

2.4.3 Macam-macam Situasi Pembelian

Pembelian konsumen dapat ditinjau sebagai kegiatan penyelesaian suatu masalah. Konsumen dalam membeli mempunyai beberapa pilihan situasi pembelian.

Menurut Swastha (2000 : 117) Macam-macam situasi pembelian sebagai berikut :

1. Perilaku responsi rutin

Pembeli sudah memahami merek-merek beserta atributnya. Pada umumnya kegiatan pembelian dilakukan secara rutin tidak memerlukan banyak pikiran, tenaga dan waktu.

2. Penyelesaian masalah tebatas

Pembelian akan lebih kompleks jika pembeli tidak mengetahui sebuah merek dalam satu jenis produk yang disukai sehingga membutuhkan informasi lebih banyak lagi sebelum memutuskan untuk membeli.

3. Penyelesaian masalah ekstensif

Pembelian akan sangat kompleks jika pembeli mempunyai jenis produk yang kurang dan tidak mengetahui kegiatan pengumpulan informasi dan evaluasi dari para pembeli dan menunjang proses belajar pembeli terhdap atribut-atribut kelompok tersebut. Macam-macam penyelesaian masalah ekstensif sebagai berikut :


(49)

a)keputusan tentang jenis produk b)keputusan tentang bentuk produk c)keputusan tentang merek produk d)keputusan tentang penjualan e)keputusan tentang jumlah produk f) keputusan tentang waktu pembelian g)keputusan tentang cara pembayaran 2.4.4 Proses Penagmbilan Keputusan Konsumen

Proeses pengambilan keputusan konsumen melewati kelima tahap seluruhnya pada setiap pembelian. Keputusan pembelian adalah tahap evaluasi para konsumen membentuk preferensi atas merek yang ada di dalam kumpulan pilihan.

Menurut Nugroho (2003 : 16) proses pengambilan keputusan

konsumen adalah proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian sebagai berikut : pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan keputusan pasca pembelian. Menurut Alma (2004 : 105) proses pengambilan keputusan adalah membagi kedalam tiga jenis yaitu pengambilan keputusan yang luas (extended decision making), pengambilan keputusan yang terbatas (limited decision making), dan pengambilan keuputusan yang bersifat kebiasaan (habitual decision making).

Menurut Tjiptono (2005 : 43) proses pengambilan keputusan adalah tahap-tahap dalam proses kegiatan suatu pembelian dimulai dengan


(50)

identifikasi kebutuhan, pencarian informasi, evalusi alternatif, pembelian alternatif, dan evaluasi purnabeli.

Dari ketiga pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa proses keputusan pembelian adalah sebuah proses pengambilan keputusan tidak hanya berakhir dengan terjadinya transaksi pembelian, akan tetapi diikiuti pula oleh tahap perilaku purna beli atau pasca pembelian.

2.4.5 Tipe-tipe Pengambilan Keputusan Konsumen

Situasi pembelian yang berbeda menyebabkan konsumen tidak

melakukan langkah atau tahapan pengambilan keputusan yang sama.

Menurut Swastha (2000 : 117) tipe-tipe pengambilan keputusan konsumen yaitu :

1. Pemecahan masalah yang diperluas

Ketika konsumen tidak memiliki kreteria untuk mengevaluasi sebuah kategori produk atau meek tertentu pada kategori tersebut atau tidak membatasi jumlah merek yang akan dipertimbangkan ke dalam jumlah yang mudah dievaluasi, maka proses pengambilan keputusan konsumen bisa disebut sebagai pemecahan masalah yang diperluas. Konsumen membutuhkan informasi yang banyak untuk menetapkan kreteria dalam menilai merek tertentu. Konsumen juga membutuhkan informasi yang cukup mengenai masing-masing merek yang akan dipertimbangkan. 2. Pemecahan masalah yang terbatas

Konsumen telah memiliki kreteria dasar untuk mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek pada kategori tersebut. Namun konsumen belum memiliki preferensi tentang merek tersebut. Konsumen hanya


(51)

membutuhkan tambahan informasi untuk bisa membedakan antara

berbagai merek tertentu. Konsumen menyederhanakan proses

pengambilan keputusan. 3. Pemecahan masalah rutin

Konsumen telah memiliki pengalaman terhadap produk yang akan dibeli konsumen. Konsumen juga telah memiliki standart untuk mengevaluasi merek. Konsumen seringkali hanya mereview apa yang telah diketahui konsumen. Konsumen hanya membutuhkan informasi yang sedikit.

2.5. Produk

2.5.1 Pengertian Produk

Menurut Kotler (2000 : 394) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan dipasar, untuk memuaskan kebuthan dan keinganan konsumen produk terdiri atas barang, jasa, pengalaman, orang, event, tempat, kepemilikan organisasi, informasi dan ide.

Menurut Rismiati dan Suratno (2006 : 198) Produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba termasuk bungkus, warna, harga, prestise, pelayanan perusahaan, dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Menurut Alma (2003 : 139) produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud termasuk didalamnya masalah warna, harga, nama baik perusahaan, nama baik toko yang menjual dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.


(52)

Dari ketiga pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa produk adalah suatu proses produksi yang berupa barang atau jasa yang dapat ditawarkan kepada pasar.

2.5.2 Strategi Produk

Produk merupakan salah satu komponen bauran pemasaran yang sangat penting. Strategi produk merupakan strategi yang pertama kali dilaksanakan oleh suatu perusahaan berkaitan dengan penyediaan barang yang sesuai dengan keinginan konsumen. Menurut Tjiptono (2005 : 109), menyatakan bahwa strategi produk berhubngan dengan Positioning yang merupakan sebuah strategi yang berusaha menciptakan differensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra (image) merk atau produk yang lebih unggul dibandingkan produk pesaing. Sedangkan kunci utama keberhasilan Positioning terletak pada persepsi yang diciptakan. Kepuasan konsumen diperoleh jika produsen mampu menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Kualitas itu harus terus-menerus diperbaharui sesuai dengan selera dari konsumen. Pembaharuan ini adalah salah satu tujuan untuk menjaga agar konsumen tetap puas.

2.5.3 Penggolongan Produk

Produk adalah segala sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manusia maupun organisasi. Menurut Rismiati dan Surantno (2001 : 199) produk digolongkan menurut beberapa sudut pandang sebagai berikut : 1. Menurut Wujud


(53)

Barang dikatakan berwujud karena secara fisik produk bisa dilihat dengan mata atau dapat diraba wujudnya sebagai alat pemuas kebutuhan.

b. Produk tidak berwujud (jasa)

Jasa yaitu kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Jasa dikatakan sebagai produk yang tidak berwujud karena secara fisik jasa tersebut tidak bisa dilihat atau diraba. Contohnya bengkel sepeda motor, salon kecantikan, jasa pendidikan, jasa kesehatan, dan lain sebagainya.

2. Menurut tingkat pemakaian a. Produk tahan lama

Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Contohnya alat perlengkapan rumah tangga seperti TV, mebel dan sebagainya.

b. Produk tidak tahan lama

Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya dapat dikonsumsi hanya satu atau beberapa kali saja dan akan cepat habis. contohnya makanan, parfum dan sebagainya.

3. Menurut tujuan pemakaian a. Barang konsumsi

Barang konsumsi adalah barang-barang yang dibelli dengan tujuan untuk dipakai sendiri dan bukan untuk dijual maupun diproses lagi. Jadi pembeli barang konsumsi adalah konsumen akhir. Barang ini dikelompokkan menjadi empat macam, Yaitu :


(54)

1) Barang kebutuhan sehari-hari (konvinien)

Barang konvinien adalah barang yang pada umumnya dipakai sering kali dan mudah dicari, dimana konsumen dapat membeli di sembarang tempat. Misalnya : sabun, permen, rokok, roti, dan sebagainya.

2) Barang shopping

Barang shopping adalah barang yang dalam proses memilih dan membelinya harus membandingkan kesesuaina harga, mutu, dan model. Dalam membelinya, konsumen terlebih dahulu harus mencari dan butuh waktu yang lama untuk memutuskan pilihanya.

3) Barang khusus

Barang khusus adalah barang yang mempunyai ciri khas atau merk tertentu dan hanya dapat dibeli di tempat tertentu saja. Misalnya : perhiasan, barang antik, mobil mewah, dan sebagainya.

4) Barang yang tidak dicari

Konsumen dapat mengetahui atau tidak mengetahui produk ini, namun pada umumnya konsumen tidak beminat untuk membelinya. Misalnya : asuransi jiwa, kamus ensiklopedi, dan sebagainya.

b. Barang industri

Barang industri adalah barang-barang yang dibeli denngan tujuan untuk diproses kembali bagi kepentingan industri. Barang ini bisa dipakai secara langsung maupun tidak langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi. Barang industri dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, antara lain :


(55)

1) Bahan dan suku cadang

Adalah barang-barang yang selurunya digunakan ntuk membuat barang jadi. Misalnya benang untuk membuat tekstil, onderdil mobil, dan sebagainya.

2) Barang modal

Adalah barang-barang yang sebagai masuk ke hasil barang jadi akhir. Misalnya bangunan, mesin computer, peralatan kantor, dan sebagainya.

3) Perbekalan dan pelayanan

Kedua jenis ini sama sekali tidak masuk ke barang jadi akhir. Misalnya barang perbekalan adalah pensil, minyak pelumas, batu bara. Sedangkan jasa pelayanan terdapat jasa perawatan dan perbaikan dan konsultan manajemen.

2.5.4 Kualitas Produk

Sudut pandang yang digunakan untuk melihat kualitas produk adalah menilai baik buruknya kulaitas suatu produk berdasarkan persepsi konsumen. Suatu produk dikatakan bekualitas jika memenuhi kebutuhan pembeli. Kualitas ditentukan oleh konsumen dan pengalaman mereka terhadap produk. Menurut Kotler dan Amstrong (2001 : 257) kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya seperti keawetan, kemudahan, dipergunakan dan diperbaiki serta atribut-atribut lain yang bernilai.

Menurut American society for quality control yang dikutip oleh Lupiyoadi (2001 : 144) kualitas produk adalah keseluruhan ciri-ciri dan


(56)

spesifikasi. Terdapat tiga orientasi yang seharusnya konsisten suatu dengan lainnya, yaitu persepsi konsumen, produk dan proses.

Hubungan antara kualitas dan keuntungan jangka panjang yang terlihat dalam dua hal, yaitu :

a) Faktor keuntungan eksternal yang diperoleh dari kepuasan konsumen. Keuntungan eksternal yang dimaksud dapat diimplikasikan dalam suatu produksi suatu produk yaitu dimana kualitas produk yang diberikan oleh perusahaan dapat menciptakan suatu persepsi positif dari para kosumen terhadap perusahaan dan menghasilkan suatu kepuasan serta loyalitas. b) Faktor keuntungan internal yang diperoleh dari adanya perbaikan efisiensi

produk. Keuntungan internal yang dimaksud tampak bersamaan diperolehnya keuntungan eksternal. Dimana fokus perusahaan pada kualitas dapat membawa nilai positif internal perusahaan dalam proses peningkatan.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu produk tergantung pada kemampuan produk tersebut

dapat memberikan kepuasan sesuai dengan kepuasan sesuai dngan kebutuhan

memenuhi harapan konsumen sehingga konsumen menjadi loyal terhadap produk tersebut.

Tingkatan yang menentukan kualitas produk secara keseluruhan dikemukakan oleh tjiptono (2002 : 96-97) ada lima tingkatan produk, yaitu :

1. Produk utama atau inti (core benefit)

manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.


(57)

2. Produk generic

produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling besar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi).

3. Produk harapan (expected product)

produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal dan disepakati untuk dibeli.

4. Produk pelengkap (augmented product)

berbagai atribut yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.

5. Produk potensial

segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang.

2.5.5 Dimensi Kualitas Produk

Dalam merencanakan suatu produk yang akan dihasilkan dan

dipasarkan ke konsumen, perencanaan produk harus memperlihatkan dimensi kualitas produk. Melalui dimensi atau unsur-unsur tersebut dapat diketahui tingkatan produk mana yang lebih disukai oleh konsumen. Dengan memperlihatkan dimensi kualitas produk diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.

Spesifikasi dari dimensi produk menurut Lupiyoadi (2001 : 145) terdiri dari beberpa aspek yaitu :


(58)

kinerja disini menunjuk pada karakter atau ciri-ciri dari produk yang meliputi merek, atribut-atribut yang dapat diukur, aspek-aspek kinerja individu (apakah kualitas produk menggambarkan keadaan yang sebenarnya atau apakah pelayanan yang diberikan secara benar atau benar) b) Feature (keragaman produk)

suatu produk biasanya diukur oleh masing-masing individu (dalam hal ini

konsumen). Konsumens sering tertarik pada kemampuan atau

keistimewaan yang dimiliki oleh produk. c) Reliability (keandalan)

suatu produk yang menandakan tingkat kualitas sangat berarti bagi konsumen dalam memilih produk. Hal ini menjadi semakin penting mengingat, besarnya biaya penggantian dan pemeliharaan yang harus dikeluarkan apabila produk yang dianggap mengalami kerusakan.

d) Durability (ketahanan)

Ukuran ketahanan suatu produk meliputi segi ekonomis maupun teknis. Secara teknis ketahanan suatu produk didefinisikan sebagai suatu jumlah kegunaan yang diperoleh sebelum terjadi kerusakan dan keputusan unutk mengganti produk.

e) Aesthics (estetika)

estetika suatu produk dilihat melalui bagaimana suatu produk terdengar oleh konsumen, bagaimana tampak luar suatu produk, rasa maupun bau, jadi estetika jelas merupakan penilaian yang dirasakan oleh konsumen. f) Perceived quality (kualitas yang dipersepsikan)


(59)

Konsumen tidak selalu memiliki informasi yang lengkap mengenai atribut-atribut produk atau jasa. Namun demikian, biasanya konsumen memiliki informasi tentang produk secara tidak langsung, misalnya merek, nama dan negara produsen.

2.5.6 Kemasan Produk

Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan bungkus atau

kemasan suatu barang sebab mereka menganggap bahwa fungsi pembungkus tidak hanya sebagai pembungkus atau kemasan, tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Dan kalau kita mau memperhatikan fungsi-fungsi tersebut maka

kelancaran penjualan barang-barang dapat lebih diharapkan. Salah satu aspek yang banyak diabaikan dalam pembungkus atau kemasan adalah keindahan, padahal keindahan pembungkus atau kemasan besar pengaruhnya terhadap keberhasilan penjualan, meskipun faktor biaya harus pula diperhatikan. Menurut Kotler (2005 : 106) kemasan adalah proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah atau pembungkus untuk suatu produk. Dengan wadah diharapkan dapat terhindar dari pengotoran, penyusutan, kerusakan, penguapan atau berbagai macam penurunan mutu dan kualitas lain sulit untuk meniru atau memalsukan prosuk.

Menurut Alma (2000 : 116) tujuan penggunaan kemasan antara lain meliputi :

1. Sebagai pelindung isi (protection)

misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya kadar atau isi

2. Untuk memberikan kemudahan dalam penggunannya (operating)


(60)

3. Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable) misalnya untuk diisi kembali atau untuk wadah lain 4. Memberi daya tarik (promotion)

misalnya aspek artistik warna, bentuk maupun desainya 5. Sebagai identitas produk

misalnya berkesan kokoh atau awet, lembut dan mewah 6. Distribusi (shipping)

misalnya mudah disusun, dihitung, ditangani 7. Informasi (labeling)

misalnya menyangkut isi, pemakaian da kualitas

8. Sebagai cermin inovasi produk berkaitan dengan kemajuan teknologi dan daur ulang.

2.5.7 Klasifikasi Produk

Dalam mencapai strategi pemasaran untuk produk, para pemasar telah mengembangkan beberapa klasifikasi produk berdasarkan keistemewaan produk.

Menurut Tjiptono (2004 : 98) Klasifikasi produk dapat dibedakan ke dalam dua kelompok utama yaitu :

1. Barang (goods)

a. Barang tidak tahan lama ( non durable goods)

Barang berwujud yang secara normal biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan.

contoh : makanan, minuman, sabun b. Barang tahan lama (durable goods)


(61)

Barang berwujud yang biasanya secara normal dapat bertahan lama sehingga dapat digunakan dalam banyak pemakaian.

contoh : pakaian, celana, televisi 2. Jasa (service)

Suatu aktifitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Jasa merupakan benda yang tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan dan mudah habis.

contoh : Biro travel, lembaga pendidikan. 2.5.8 Atribut produk

Semua bentuk atribut produk terbentuk dalam proses realisasi produk yang akhirnya dibuat prototipe produk setelah perusahaan memperkenalkan atribut produk dipasaran.

Menurut Tjiptono (2004 : 103) Atribut produk adalah unsur-unsurr produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi :

1. Merek

merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau lambang, desain, warna, gerak atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberi identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing.

2. Kemasan

pengemasan (Packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk.


(62)

3. Pemberian label (labeling)

pemberian label berkaitan erat dengan pengemasan. Label merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjualan. Sebuah label bisa merupakan bagaian dari kemasan atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicantumkan pada produk

4. Jaminan (garansi)

jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen, dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan.

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa kegiatan pemasaran haruslah mempertimbangkan aspek keindahan, aspek ekonomis dan aspek praktis. Ditinjau dari aspek ekonomis pembungkus tidak boleh menimbulkan biaya ekstra yang berlebihan, karena dapat mengakibatkan adaya peningkatan harga jual produk yang terlalu tinggi. Dari segi keindahan pengemasan harus memberi kesan menarik atau dapat mesusgesti pembeli agar bersedia melakukan pembelian.

Pada perusahan besar pada umumnya telah memiliki desainer

kemasan secara khusus, untuk mendesain kemasan produk yang sesuai. Perlu diingat bahwa kemasan produk yang dibuat haruslah sesuai dengan sifat produknya.


(63)

2.6 Harga

2.6.1 Pengertian Harga

Harga memainkan peranan penting dalam proses bauran pemasaran, karena harga terkait langsung nantinya dengan pendapatan yang diterima oleh perusahaan.

Dalam menetapkan harga perusahaan harus benar-benar

memperhatikan produk yang dihasilkan, karena jika produk tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen maka konsumen merasa enggan untuk membeli produk tersebut. Apabila saat melakukan pembelian dihadapkan pada barang atau produk yang sejenis maka untuk menentukan barang atau produk yang paling baik kualitasnya konsumen sering menjadikan harga sebagai indikator kualitas, karena konsumen cenderung beranggapan bahwa harga yang lebih tinggi kualitasnya juga baik.

Menurut Tjiptono (2005 : 147) harga merupakan nilai pertukaran atas manfaat produk (bagi konsumen maupun produsen) yang umumnya dinyatakan dalam suatu moneter.

Menurut Kotler (2004 : 439) harga adalah sejumlah uang dibebankan atas suatu produk atau jasa dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memliki atau menggunakan produk.

Berdasarkan pendapat diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa harga sangat penting bagi perusahaan untuk melengkapi strategi pemasaran karena bagi konsumen salah satu faktor yang berpengaruh dalam membeli suatu barang.


(64)

2.6.2 Strategi Penetapan Harga Bauran Poduk

Penetapan harga produk seringkali mengalami kesulitan karena berbagai produk mempunyai permintaan dan biaya yang terkait serta menghadapi tingkat persaingan yang berbeda. Ada lima situasi penetapan harga bauran produk antara lain:

1. Penetapan harga lini produk

2. Menetapkan perbedaan harga antara berbagai produk dalam lini produk berdasarkan pada perbedaan biaya antara produk, penilaian pelanggan atas sifat-sifat yang berbeda dan harga pesaing.

3. Penetapan harga produk terikat

Menetapkan harga produk pilihan atau tambahan yang dijual bersama dengan produk utama.

4. Penetapan harga produk sampingan

Menetapkan harga produk untuk sampingan agar harga produk utama agar dapat lebih bersaing.

5. Penetapan harga paket produk

Menggabungkan beberapa paket produk dan penawaran paket dengan lebih murah.

2.6.3 Strategi Penyesuaian harga

Perusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar mereka dengan

memperhitungkan berbagai macam pelanggan dan situasi yang berubah. Ada tujuh strategi penyesuaian harga yaitu :


(65)

Mengurangi harga untuk menghargai pelanggan yang memberikan respon seperti membayar lebih awal atau mempromosikan prosuk. 2. Penetapan harga tersegmentasi

Menyesuaikan harga supaya ada perbedaan untuk pelanggan produk alokasi.

3. Penetapan harga psikologi

Pendekatan penetapan harga yang mempertimbangkan psikologi harga dan bukan hanya ekonomi harga dipakai untuk menyatakan suatu menganai produk.

4. Penetapan harga promosi

Perusahaan sementara mengurangi harga untuk menarik penjualan jangka pendek.

5. Penetapan harga berdasarkan nilai

Menyesuaikan harga untuk menawarkan kombinasi yang tepat dari mutu dan pelayanan dengan harga yang wajar.

6. Penetapan harga geografik

Menyesuaikan harga untuk mempertimbangkan lokasi geografik pelanggan.

7. Penetapan harga internasional

Menyesuaikan harga untuk pasar internasional. 2.6.4 Tujuan-tujuan Penetapan harga

Di dalam penetapan harga menajer harus menetapkan dulu tujuan penetapan harganya. Tujuan tersebut berasal dari perusahaan itu sendiri yang selalu berusaha menetapkan harga barang atau jasa secepat mungkin.


(1)

Penilaian Konsumen

1 1.5 1.5 1.5

42 62.7 62.7 64.2

24 35.8 35.8 100.0

67 100.0 100.0

2.00 4.00 5.00 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Kemudahan Pembelian

8 11.9 11.9 11.9

27 40.3 40.3 52.2

32 47.8 47.8 100.0

67 100.0 100.0

3.00 4.00 5.00 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Kemudahan memperoleh Produk

1 1.5 1.5 1.5

38 56.7 56.7 58.2

28 41.8 41.8 100.0

67 100.0 100.0

3.00 4.00 5.00 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Keputusan berdasarkan kualitas produk

6 9.0 9.0 9.0

29 43.3 43.3 52.2

32 47.8 47.8 100.0

67 100.0 100.0

2.00 4.00 5.00 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Keputusan berdasarkan Harga

7 10.4 10.4 10.4

31 46.3 46.3 56.7

29 43.3 43.3 100.0

67 100.0 100.0

2.00 4.00 5.00 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(2)

Lampiran 5

Keputusan berdasarkan Promosi

8 11.9 11.9 11.9

37 55.2 55.2 67.2

22 32.8 32.8 100.0

67 100.0 100.0

2.00 4.00 5.00 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Keputusan berdasarkan distribusi

1 1.5 1.5 1.5

41 61.2 61.2 62.7

25 37.3 37.3 100.0

67 100.0 100.0

3.00 4.00 5.00 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Uji Reliabilas dan Validitas

Reliability Statistics

.777 4

Cronbach's

Alpha N of Items

Item-Total Statistics

18.1194 3.198 .393 .806

18.2239 2.722 .656 .710

18.3582 2.718 .611 .722

10.9403 .996 1.000 .496

x1.1 x1.2 x1.3 x1.tot

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item


(3)

Reliability Statistics

.673 4

Cronbach's

Alpha N of Items

Item-Total Statistics

21.2388 3.669 .311 .687

21.2985 3.728 .249 .720

21.0448 3.437 .494 .602

12.7164 1.206 1.000 .027

x2.1 x2.2 x2.3 x2.tot

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Reliability Statistics

.781 4

Cronbach's

Alpha N of Items

Item-Total Statistics

21.9403 4.027 .521 .763

21.8806 3.955 .724 .708

22.0000 4.242 .472 .784

13.1642 1.412 1.000 .514

x3.1 x3.2 x3.3 x3.tot

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Reliability Statistics

.685 3

Cronbach's

Alpha N of Items

Item-Total Statistics

13.1642 1.351 .455 .648

13.1194 1.555 .323 .860

8.7612 .639 1.000 .348a

x4.1 x4.2 x4.tot

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted


(4)

Reliability Statistics

.737 5

Cronbach's

Alpha N of Items

Item-Total Statistics

29.6418 12.233 .573 .679

29.7164 11.388 .703 .636

29.8507 12.553 .489 .701

29.5821 13.914 .374 .709

16.9701 4.120 1.000 .478

y1.1 y1.2 y1.3 y1.4 y.tot

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Tests of Normality

.133 67 .005 .947 67 .007

.229 67 .000 .841 67 .000

.176 67 .000 .925 67 .001

.195 67 .000 .891 67 .000

.244 67 .000 .859 67 .000

y.tot x1.tot x2.tot x3.tot x4.tot

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Lilliefors Significance Correction a.


(5)

Variables Entered/Removedb

x4.tot, x2. tot, x3.tot, x1.tota

. Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: y.tot b.

Model Summaryb

.829a .687 .667 1.17112 1.901

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson Predictors: (Constant), x4.tot, x2.tot, x3.tot, x1.tot

a.

Dependent Variable: y.tot b.

ANOVAb

186.906 4 46.727 34.069 .000a

85.034 62 1.372

271.940 66

Regression Residual Total Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), x4.tot, x2.tot, x3.tot, x1.tot a.

Dependent Variable: y.tot b.


(6)

Coefficientsa

-1.177 3.012 -.391 .697

.098 .155 .048 .634 .528 .080 .868 1.152

-.056 .134 -.030 -.419 .677 -.053 .964 1.038

1.391 .125 .814 11.094 .000 .815 .936 1.069

.185 .197 .073 .938 .352 .118 .835 1.197

(Constant) x1.tot x2.tot x3.tot x4.tot Model

1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Partial

Correlations

Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: y.tot a.

Nonparametric Correlations

Correlations

.019 .880 67 .063 .610 67 -.070 .575 67 .011 .931 67 1.000 . 67 Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

x1.tot

x2.tot

x3.tot

x4.tot

Unstandardized Residual Spearman's rho

Unstandardiz ed Residual


Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESETIAAN KONSUMEN TERHADAP MIE INSTAN MEREK INDOMIE (STUDI PADA MAHASISWA UDINUS SEMARANG).

0 7 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK INDOMIE (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ek

0 2 14

PENDAHULUAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK INDOMIE (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 1 7

PENGARUH POSITIONING TERHADAP KEPUTUSAN MAHASISWA DALAM MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS PADA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR (Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis UPN “Veteran” Jatim).

0 0 118

PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP KEPUTUSAN MAHASISWA MEMILIH PROGRAM STUDI (Studi Kasus Mahasiswa Ilmu Administrasi Bisnis UPN “Veteran” Jatim).

0 0 113

Analisis Keputusan Konsumen Dalam Mengkonsumsi Kopi Merk Nescafe. (Studi kasus Mahasiswa Ilmu Administrasi Bisnis UPN “Veteran” Jatim).

0 1 141

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK MIE SEDAP DI KECAMATAN PATI KABUPATEN PATI

0 2 12

Analisis Keputusan Konsumen Dalam Mengkonsumsi Kopi Merk Nescafe. (Studi kasus Mahasiswa Ilmu Administrasi Bisnis UPN “Veteran” Jatim)

0 0 29

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK MIE INSTAN MEREK SEDAP ( Studi Kasus pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis UPN “Veteran” Jatim )

0 1 25

PENGARUH POSITIONING TERHADAP KEPUTUSAN MAHASISWA DALAM MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS PADA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR (Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis UPN “Veteran” Jatim)

0 0 22