29
1. Piutang Lancar Jangka Pendek
2. Piutang Tak Lancar Jangka Panjang
2.2.4. Akuntansi Piutang Tak Tertagih
Penjualan secara kredit akan menguntungkan perusahaan, karena lebih menarik calon pembeli, sehingga volume penjualan meningkat yang berarti,
menaikkan pendapatan perusahaan. Di lain pihak penjualan secara kredit seringkali mendatangkan kerugian, yaitu apabila si debitur tidak mau atau tidak
mampu melaksanakan kewajibannya. Bila suatu barang atau jasa dijual secara kredit, biasanya sebagian dari piutang langganan tidak dapat ditagih. Hal ini sudah
merupakan gejala umum dan resiko yang harus ditanggung oleh perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan penjualan kredit. Mawitjere dan karamoy, 2006: 24
Betapapun teliti di dalam mengevaluasi kondisi pelanggan dalam pemberian kredit dan sangat efisiennya prosedur penagihan piutang, namun
kenyataannya masih terdapat sejumlah pelanggan yang tidak dapat memenuhi kewajibannya. Biaya operasi yang timbul dari tak tertagihnya piutang tersebut
disebut kerugian dari piutang tak tertagih. 2.2.4.1.Metode Cadangan Kerugian Piutang
Dalam metode cadangan setiap akhir periode dilakukan penaksiran jumlah kerugian piutang yang akan dibebankan ke periode yang bersangkutan. Ada dua
dasar yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah kerugian piutang, yaitu Mawitjere dan karamoy, 2006: 24:
30
1. Dihitung atas dasar jumlah penjualan
2. Dihitung atas dasar saldo piutang
Perhitungan kerugian piutang atas dasar saldo piutang dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu Mawitjere dan karamoy, 2006: 24:
1. Jumlah cadangan dinaikkan sampai persentase tertentu dari saldo piutang
2. Cadangan ditambah dengan persentase tertentu dari saldo piutang
2.2.4.2.Metode Penghapusan Langsung
Metode ini biasanya digunakan dalam perusahaan-perusahaan kecil atau perusahaan yang tidak dapat menaksir kerugian piutang dengan tepat. Pada akhir
periode tidak ada taksiran kerugian piutang yang dibebankan, tetapi kerugian piutang baru diakui pada waktu diketahui ada piutang yang tidak dapat ditagih.
Bila jelas-jelas diketahui adanya piutang yang tidak dapat ditagih, maka piutang tersebut dihapuskan dan dibebankan pada rekening kerugian piutang. Penerimaan
dari piutang yang sudah dihapus akan dikreditkan ke rekening kerugian piutang bila buku-buku belum ditutup. Tetapi bila penerimaan piutang yang sudah dihapus
itu terjadi sesudah buku-buku ditutup maka akan dikreditkan ke rekening
penerimaan piutang yang sudah dihapus. Mawitjere dan karamoy, 2006: 24 2.2.4.3.Penilaian Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada para langganan. Sebelum perusahaan memutuskan untuk menyetujui
permintaan atau penambahan kredit oleh para langganan perlu mengadakan evaluasi risiko kredit dari para langganan tersebut. Riyanto, 2001: 87
31
Untuk menilai risiko kredit , credit manager harus mempertimbangkan berbagai faktor yang menentukan besar kecilnya kredit tersebut. Pada umumnya
perusahaan dalam mengadakan penilaian risiko kredit adalah dengan memperhatikan lima “C”. Lima “C” tersebut adalah sebagai berikut Riyanto,
2001: 88: 1.
Character, menunjukkan kemungkinan atau probabilitas dari langganan untuk secara jujur berusaha untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya. Faktor ini
adalah sangat penting, karena setiap transaksi kredit mengandung kesanggupan untuk membayar.
2. Capacity, ialah pendapat subyektif mengenai kemampuan dari langganan. Ini
diukur dengan record di waktu yang lalu, dilengkapi dengan observasi fisik pada pabrik atau toko dari langganan.
3. Capital, diukur oleh posisi finansiil perusahaan secara umum, dimana hal ini
ditunjukkan oleh analisa ratio finansiil, yang khususnya ditekankan pada ”tangible net worth” atau aktiva bersih yang berwujud dari perusahaan.
4. Collateral, dicerminkan oleh aktiva dari langganan yang diikatkan, atau
dijadikan jaminan bagi keamanan kredit yang diberikan kepada langganan tersebut.
5. Condition menunjukkan impact pengaruh langsung dari trend ekonomi pada
umumnya terhadap perusahaan yang bersangkutan atau perkembangan khusus dalam suatu bidang ekonomi tertentu yang mungkin mempunyai efek terhadap
kemampuan langganan untuk memenuhi kewajibannya.
32
2.2.5. Efektivitas Penagihan Piutang