14
akuntansi, 3 mendorong efisiensi, dan 4 mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Mulyadi, 2001: 163
Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern tersebut dapat dibagi menjadi dua macam: pengendalian intern akuntansi dan pengendalian intern
adminstratif. Pengendalian intern akuntansi yang merupakan bagian dari sistem pengendalian intern, meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pengendalian intern akuntansi yang baik
akan menjamin keamanan kekayaan para investor dan kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat
dipercaya. Pengendalian intern adminstratif meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan
dipatuhinya kebijakan manajemen. Mulyadi, 2001: 163
2.2.2.2. Unsur Sistem Pengendalian Intern
Unsur pokok sistem pengendalian intern adalah Mulyadi, 2001:164 : 1.
Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
Struktur organisasi merupakan kerangka frame work pembagian tanggung
jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan
yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
15
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi
tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap
transaksi. 3.
Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah :
a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus
dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang. b.
Pemeriksaan mendadak surprised audit. c.
Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang
atau unit organisasi lain. d.
Perputaran jabatan job rotation. e.
Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak. f.
Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya. g.
Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Bagaimana pun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktik
16
yang sehat, semuanya sangat tergantung kepada manusia yang melaksanakannya.
2.2.2.3. Konsep Yang Salah Mengenai Sistem Pengendalian Intern
Manajemen puncak seringkali mempunyai konsep yang salah mengenai sistem pengendalian intern. Sistem pengendalian intern dikira merupakan
tanggung jawab direktur keuangan saja, sehingga direksi umumnya menyerahkan pengembangannya kepada direktur keuangan, tanpa dukungan penuh dari anggota
direksi yang lain. Oleh karena itu, dalam mendiskusikan rancangan sistem pengendalian intern dengan konsultan luar, jarang sekali semua anggota direksi
berpartisipasi dalam diskusi tersebut. Padahal hanya dengan dukungan penuh semua anggota direksi, unsur-unsur sistem pengendalian intern dapat menjamin
tercapainya tujuan sistem tersebut. Kadang-kadang bahkan direksi beranggapan sistem pengendalian intern merupakan tanggung jawab fungsi akuntansi.
Sehingga seringkali tidak satu pun dari anggota direksi yang menghadiri diskusi dengan konsultan mengenai pengembangan sistem pengendalian intern. Mulyadi,
2001: 177 Tidak jarang pula manajemen puncak memiliki persepsi bahwa sistem
pengendalian intern dapat menggantikan kekurang-ahliannya dalam mengelola perusahaan. Sistem pengendalian intern tidak dapat menggantikan
ketidakmampuan manajemen dalam mengelola perusahaan. Mulyadi, 2001: 177 Sistem pengendalian intern seringkali disamakan dengan unit organisasi
yang disebut dengan satuan pengawas intern dalam perusahaan. Untuk memperbaiki sistem pengendalian intern, manajemen puncak seringkali
17
menempuh cara dengan membentuk unit organisasi yang disebut satuan pengawas intern. Mulyadi, 2001: 177
2.2.2.4. Lingkungan Pengendalian Control Environment