32
2.2.5. Efektivitas Penagihan Piutang
Definisi efektivitas menurut Supriyono 2000: 330 adalah hubungan antara keluaran pusat pertanggungjawaban dengan tujuannya. Dalam kaitannya
dengan prosedur penagihan piutang diharapkan dapat mencapai suatu tujuan yaitu untuk memperoleh suatu pengetahuan mengenai cara-cara pengelolahan dan
sistem penagihan yang efektif dalam rangka memperlancar operasional perusahaan.
Dalam kegiatan penagihan piutang apabila kegiatan tersebut bersifat aktif dan pelanggan melunasinya maka besarnya jumlah piutang relatif kecil, tetapi
apabila kegiatan penagihan piutang bersifat pasif maka besarnya jumlah piutang relatif besar. Gitosudarmo dan Basri, 2002: 82
Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut Gitosudarmo dan Basri, 2002: 82:
1. Volume Penjualan Kredit
Makin besar jumlah penjualan kredit dari keseluruhan penjualan akan memperbesar jumlah piutang dan sebaliknya makin kecil jumlah penjualan
kredit dari keseluruhan piutang akan memperkcil jumlah piutang. 2.
Syarat Pembayaran Bagi Penjualan Kredit Semakin panjang batas waktu pembayaran kredit berarti semakin besar jumlah
piutangnya dan sebaliknya semakin pendek batas waktu pembayaran kredit berarti semakin kecil besarnya jumlah piutang.
33
3. Ketentuan Tantang Batas Volume Penjualan Kredit
Apabila batas maksimal volume penjualan kredit ditetapkan dalam jumlah yang relatif besar maka besarnya piutang juga semakin besar.
4. Kebiasaan Membayar Para Pelanggan kredit
Apabila kebiasaan membayar para pelanggan dari penjualan kredit mundur dari waktu yang dipersyaratkan maka besarnya jumlah piutang realtif besar.
5. Kegiatan Penagihan Piutang Dari Pihak perusahaan
Apabila kegiatan penagihan piutang dari perusahaan bersifat aktif dan pelanggan melunasinya maka besarnya jumlah piutang relatif kecil, tetapi
apabila kegiatan penagihan piutang bersifat pasif maka besarnya jumlah piutang relatif besar.
2.2.6. Pengaruh Sistem Wewenang Dan Prosedur Pencatatan Terhadap
Efektivitas Penagihan Piutang
Berdasarkan teori pengakuan wewenang Keith Davis John W. Newstrom 1992: 6 dalam Asri 2004: 15 yang mengatakan bahwa keyakinan
manajer bergantung pada kemauan pegawai untuk menerima wewenang itu. Pegawai yang menerima wewenang ini melakukan persetujuan setiap transaksi
atas dasar otorisasi darinya. Setiap transaksi yang terjadi dicatat melalui prosedur pencatatan sehingga dapat dijamin ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
Dengan adanya sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang baik maka pengendalian intern atas piutang akan dapat dilaksanakan dengan baik.
Pengendalian intern piutang yang baik akan menekan dana yang tertanam pada
34
piutang karena adanya penjualan kredit agar tidak terlalu besar sehingga akan mengakibatkan terjadinya efektivitas dalam palaksanaan penagihan piutang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Asri 2004: 41 menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara sistem wewenang dan prosedur
pencatatan atas piutang usaha terhadap efektivitas penagihan piutang. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan dalam perusahaan dapat digunakan oleh
manajemen sebagai alat untuk mengadakan pengawasan terhadap operasi dan
transaksi-transaksi yang terjadi. 2.2.7.
Pengaruh Karyawan Yang Kompeten Terhadap Efektivitas Penagihan Piutang
Cara seseorang bertindak dan berhubungan mencerminkan kepribadiannya. Berdasarkan teori kepribadian psikodinamis Gibson, Ivancevich,
Donnelly, 1996: 158 dalam Asri 2004: 15 yang menjelaskan perbedaan kepribadian individu yang menyimpulkan bahwa orang mempunyai dasar yang
berbeda tergantung pada dua bagian kepribadian yaitu id dan superego ditengahi oleh ego. Identitas diri id adalah bagian yang sederhana, bagian yang tidak di
sadari dari kepribadian yang dijalankan secara tidak rasional. Superego adalah tempat penyimpanan nilai-nilai individu, termasuk sikap moral yang dibentuk
oleh masyarakat. Dua bagian kepribadian inilah yang mempengaruhi sikap mental, perilaku
seseorang, sikap tahu terhadap fungsi jabatannya, mempunyai prinsip yang kuat dalam melaksanakan pekerjaannya. Banyak karyawan yang pandai, cakap dalam
35
bekerja tetapi tidak mempunyai kejujuran atau tidak dapat dipercaya sehingga akan melemahkan sistem-pengendalian intern. Pegawai yang kurang kompeten
dan tidak jujur dalam penagihan piutang dapat melakukan kecurangan-kecurangan atau penyelewengan-penyelewengan seperti penggelapan uang hasil penagihan
piutang, melarikan uang hasil penagihan piutang sehingga mengakibatkan tidak terjadinya efektivitas pelaksanaan penagihan piutang. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh Asri 2004: 41 menunjukkan bahwa karyawan yang kompeten berpengaruh terhadap efektivitas penagihan piutang usaha.
2.2.8. Pengaruh Sistem Wewenang Dan Prosedur Pencatatan Dan