Pengujian Hipotesis dan Analisis Data

60

4.4. Pengujian Hipotesis dan Analisis Data

4.4.1. Uji Validitas

Berdasarkan hasil pengujian validitas kuesioner yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas Pertanyaan Variabel Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan X 1 Korelasi antara total dengan pernyataan Nilai korelasi Tingkat signifikansi Keterangan 1 0,872 0,000 VALID 2 0,876 0,000 VALID 3 0,837 0,000 VALID 4 0,901 0,000 VALID 5 0,664 0,000 VALID Sumber : lampiran 3 Hasil pengujian validitas diatas dapat diketahui bahwa semua item pertanyaan untuk kuesioner sistem wewenang dan prosedur pencatatan telah valid. Hal tersebut dapat dilihat dari taraf signifikan dari hubungan antara jawaban kuesioner dengan total jawaban kuesioner yang mempunyai taraf probabilitas dibawah 0,05. Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas Karyawan Yang Kompeten X 2 Korelasi antara total dengan pernyataan Nilai korelasi Tingkat signifikansi Keterangan 1 0,888 0,000 VALID 2 0,900 0,000 VALID 3 0,875 0,000 VALID 4 0,854 0,000 VALID 5 0,861 0,000 VALID Sumber : lampiran 4 Hasil pengujian karyawan yang kompeten diatas dapat diketahui bahwa semua item pertanyaan untuk kuesioner karyawan yang kompeten 61 telah valid. Hal tersebut dapat dilihat dari taraf signifikan dari hubungan antara jawaban kuesioner dengan total jawaban kuesioner yang mempunyai taraf probabilitas dibawah 0,05. Tabel 4.9. Hasil Uji Validitas Pertanyaan Variabel Efektivitas Penagihan Piutang Y Korelasi antara total dengan pernyataan Nilai korelasi Tingkat signifikansi Keterangan 1 0,886 0,000 VALID 2 0,901 0,000 VALID 3 0,889 0,000 VALID 4 0,914 0,000 VALID 5 0,926 0,000 VALID 6 0,946 0,000 VALID Sumber : lampiran 5 Hasil pengujian validitas diatas dapat diketahui bahwa semua item pertanyaan untuk kuesioner efektivitas penagihan piutang telah valid. Hal tersebut dapat dilihat dari taraf signifikan dari hubungan antara jawaban kuesioner dengan total jawaban kuesioner yang mempunyai taraf probabilitas dibawah 0,05.

4.4.2. Uji Reliabilitas

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas kuesioner yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.10. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Item pertanyaan Cronbach Alpha hitung Cronbach Alpha yang disyaratkan Keterangan Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan X 1 0,879 0,600 Reliabel Karyawan Yang Kompeten X 2 0,919 0,600 Reliabel Efektivitas Penagihan Piutang Y 0,957 0,600 Reliabel Sumber : lampiran 3-5 62 Hasil pengujian reliabilitas kuesioner diatas, dapat diketahui nilai Cronbach Alpha dari masing-masing variabel diperoleh nilai yang lebih besar dari 0,600, hal tersebut menunjukkan bahwa semua item pertanyaan untuk variabel Sistem Wewenang Dan Prosedur Pencatatan X 1 , karyawan yang kompeten X 2 dan efektivitas penagihan piutang Y telah reliabel.

4.4.3. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal yang dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk. Hasil pengujian normalitas yang dilakukan terhadap variabel- variabel yang diteliti dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro Wilk didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.11. Hasil Pengujian Normalitas Kolmogorov Smirnov No Variabel Statistic Sig. 1 Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan X 1 0,162 0,058 2 Karyawan Yang Kompeten X 2 0,140 0,172 3 Efektivitas Penagihan Piutang Y 0,112 0,200 Sumber: lampiran 7 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai statistik Kolmogorov- Smirnov dan Shapiro Wilk yang diperoleh mempunyai taraf signifikan yang lebih 63 besar dari 0,05. Hal ini membuktikan bahwa semua variabel yang diteliti berdistribusi normal.

4.4.4. Hasil Pengujian Asumsi Klasik

Persamaan regresi harus bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator, artinya pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE, maka harus dipenuhi diantara tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier, Apabila ada salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator ,sehingga pengambilan keputusan melalu uji F dan uji t menjadi bias, yaitu : 1. Autokorelasi Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu data time series atau data yang diambil pada waktu tertentu data cross sectional” Gujarati, 1999: 201. Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Jadi dalam model regresi linear diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi. Artinya nilai residual Y observasi – Y prediksi pada waktu ke-t e t tidak boleh ada hubungan dengan nilai residual periode sebelumnya e t-1 . Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva di bawah ini. 64 Gambar 4.1 : Distribusi Daerah Keputusan Autokorelasi Daera h kera g u -ra gua n A Daera h Kera g u -ra gua n Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa distribusi daerah penentuan keputusan dimulai dari 0 nol sampai 4 empat. Dan dapat disimpulkan karena nilai dari analisis sebesar 2,132 berada pada daerah keragu- raguan, artinya dapat diartikan tidak ada autokorelasi sehingga dapat diputuskan bahwa telah terbebas dari penyimpangan autokorelasi. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa model analisis regresi linier berganda tersebut telah bebas dari penyimpangan- penyimpangan asumsi klasik, yaitu bebas dari penyimpangan heteroskedastisitas, multikolinieritas dan autokorelasi sehingga layak untuk dilakukan pengujian regresi linier berganda.

2. Multikolinieritas

Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinier dapat dilakukan dengan menghitung Variance Inflation Factor VIF. Dari hasil pengujian terhadap gejala mulitikolinieritas diperoleh hasil sebagai berikut : Tidak Ada Autokorelasi A d a Au toko relasi negat if dl = 1,255 D.W = 2,132 4-dl = 4-du = 2,440 du = 1,560 d a Au toko relasi Po sitif 2,745 65 Tabel 4.12 Hasil uji Multikolinieritas Variabel bebas Tolerance VIF Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan 1,000 1,000 Karyawan Yang Kompeten 1,000 1,000 Sumber : lampiran 8 Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa nilai VIF seluruh variabel bebas dalam penelitian ini lebih kecil dari 10, artinya seluruh variabel bebas pada penelitian ini tidak terjadi gejala multikolinier Ghozali, 2001: 57. 3. Heteroskedastisitas Maksud dari penyimpangan heteroskedastisitas adalah variabel independen adalah tidak konstan berbeda untuk setiap nilai tertentu variabel independen. Hal ini bisa diidentifikasikan dengan cara menghitung korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel independen atau yang menjelaskan dimana nilai signifikansi yang diperoleh harus lebih besar dari 0,05. Hasil pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.13. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Variabel Nilai mutlak dari residual Taraf Signifikansi Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan -0,040 0,840 Karyawan Yang Kompeten 0,021 0,917 Sumber : lampiran 9 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa, tingkat signifikan koefisien Rank Spearman untuk semua variabel bebas terhadap residual adalah 66 lebih besar dari 0,05 yang berarti pada model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Gujarati, 1999: 188

4.4.5. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS diperoleh persamaan regresi sebagai berikut lampiran 8 : Tabel 4.14. Tabel Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficients a -10,893 12,613 -,864 ,396 ,768 ,337 ,403 2,279 ,031 ,403 ,415 ,403 1,000 1,000 ,306 ,232 ,234 1,320 ,199 ,234 ,255 ,234 1,000 1,000 Constant Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan Karyawan Kompeten Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Zero-order Partial Part Correlations Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Efektivitas Penagihan Piutang a. Sumber: lampiran 8 Y= -10,893+ 0,768 X 1 + 0,306 X 2 Berdasarkan persamaan regresi diatas mempunyai arti bahwa: b = Konstanta = -10,893 Apabila variabel Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan X 1 , dan Karyawan Yang Kompeten X 2 adalah konstan atau sama dengan nol, maka nilai Efektivitas Penagihan Piutang Y adalah sebesar -10,893. b 1 = Koefisien regresi untuk X 1 = 0,768 Menunjukkan besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan X 1 yaitu 0,768 dan mempunyai koefisien regresi positif. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi setiap ada kenaikan pada variabel 67 Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan X 1 sebesar 1 satuan, dapat meningkatkan nilai Efektivitas Penagihan Piutang Y sebesar 0,768 dan sebaliknya apabila terjadi penurunan pada variabel Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan X 1 sebesar 1 satuan, dapat menurunkan pula Efektivitas Penagihan Piutang Y sebesar 0,768 dengan asumsi bahwa variabel Karyawan Yang Kompeten X 2 adalah konstan. b 2 = Koefisien regresi untuk X 2 = 0,306 Menunjukkan besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel Karyawan Yang Kompeten X 2 yaitu 0,306 dan mempunyai koefisien regresi positif. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi setiap ada kenaikan pada variabel Karyawan Yang Kompeten X 2 sebesar 1 satuan, dapat meningkatkan Efektivitas Penagihan Piutang Y sebesar 0,306 dan sebaliknya apabila terjadi penurunan pada variabel Karyawan Yang Kompeten X 2 sebesar 1 satuan, dapat menurunkan Efektivitas Penagihan Piutang Y sebesar 0,306 pula dengan asumsi bahwa variabel Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan X 1 adalah konstan.

4.4.6. Deskripsi Hasil Pengujian Hipotesis

4.4.6.1.Pengujian Hipotesis Pertama Pengaruh Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan X 1 dan Karyawan Yang Kompeten X 2 Terhadap Efektivitas Penagihan Piutang Y Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara bersama-sama variabel Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan X 1 dan Karyawan Yang Kompeten X 2 memiliki pengaruh terhadap Efektivitas Penagihan Piutang Y yang ditunjukkan dengan nilai R square yang diperoleh adalah 0,217, lampiran 8 68 yang berarti bahwa Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan X 1 dan Karyawan Yang Kompeten X 2 mempunyai pengaruh terhadap variabel Efektivitas Penagihan Piutang Y hanya sebesar 21,7 sedangkan sisanya sebesar 78,3 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ikut diteliti dalam model regresi ini Untuk mengujian kesesuaian atau kecocokan model regresi digunakan uji F, berdasarkan hasil pengujian diperoleh besarnya nilai F hitung 3,468 dengan taraf signifikan 0,047 lampiran 8, berdasarkan taraf signifikan yang diperoleh yang menunjukkan nilai lebih kecil dari 0,05 dapat disimpulkan model regresi yang digunakan sesuai atau cocok untuk mengetahui pengaruh dari Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan dan Karyawan Yang Kompeten terhadap Efektivitas Penagihan Piutang. 4.4.6.2.Pengujian Hipotesis Kedua Karyawan Yang Kompeten X 2 Berpengaruh Dominan Terhadap Efektivitas Penagihan Piutang Y Berdasarkan hasil dari analisis data yang telah dilakukan maka hipotesis kedua yang menyebutkan bahwa karyawan yang kompeten berpengaruh dominan terhadap efektivitas penagihan piutang tidak terbukti kebenarannya. Hal ini dikarenakan nilai partial yang diperoleh variabel karyawan yang kompeten sebesar 0,255 dengan nilai signifikan sebesar 0,199, sedangkan variabel sistem wewenang dan prosedur pencatatan memiliki nilai partial yang lebih besar yaitu 0,415 dengan nilai signifikan sebesar 0,031. 69

4.5. Pembahasan