Penyajian Data Analisis Data

54 Soekarnoputri dipanggil sebagai saksi meringankan. Padahal menurut Sekretaris Jendral Tjahyo Kumolo dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, yang dimenangi Miranda Swaray Goeltom, Ketua Umum Megawati Soekarnoputri tidak tahu-menahu. Menurutnya Tjahyo Kumolo juga, kami yang mengajukan nama Miranda ke Bu Mega. Dari tiga calon, yang terbaik Miranda. Partai menganggap pemanggilan tersebut bersifat politis. Itu sebabnya tim merekomendasikan Megawati tidak memenuhi pemanggilan. Karikatur dalam majalah TEMPO ini merupakan bentuk sindiran tentang skandal yang bisa saja menyeret PDIP terutama ketua partainya, Megawati Soekarnoputeri. Kekritisan karikartur majalah TEMPO ini bisa jadi “sentilan” yang dapat menjadi kontroversi bagi pembacanya maupun pihak tertentu karena skandal tersebut dapat memberikan citra negatif pada PDIP.

4.2 Penyajian Data

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada cover karikatur Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011, peneliti dapat menyajikan hasil pengamatan terhadap gambar karikatur tersebut. Cover karikatur Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011 merupakan penggambaran dari peristiwa skandal yang bisa menyeret Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan terutama ketua partainya, yaitu Megawati Soekarnoputeri. Skandal tersebut yaitu berawal dari Max Moein sebagai tersangka perkara cek pelawat dari PDI 55 Perjuangan mengaku membelanjakan uang tersebut untuk kampanye Megawati. Merasa tersudut, kubu Banteng menyiapkan strategi untuk melindungi ketua umumnya. Dianggap menerima sepuluh lembar cek pelawat senilai Rp 500 juta pada 2004, Max Moein ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, September tahun lalu. Ratusan cek ditebar ke anggota Dewan dari empat fraksi-PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, serta TNIPolri-seusai pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, yang dimenangi Miranda Swaray Goeltom. Partai menganggap pemanggilan tersebut bersifat politis. Itu sebabnya tim merekomendasikan Megawati tidak memenuhi pemanggilan. Cover karikatur dalam Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011 tersebut akan diinterpretasikan dan dianalisis berdasarkan landasan teori dari Charles Sanders Pierce untuk mengetahui makna dari suatu pemgambaran karikatur. Untuk menginterpretasi gambar karikatur dalam cover Majalah TEMPO tersebut dilakukan analisis dengan menggunakan matriks interpretasi yang akan mengidentifikasi menjadi ikon, indeks, dan simbol yang digunakan untuk mengemas tanda-tanda dan gambar-gambar yang ada dalam karikatur tersebut. 56

4.3 Analisis Data

Gambar karikartur pada cover Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011 tersebut membagi tanda menjadi tiga kategori, yaitu :

1. Ikon

Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Ikon dalam Representasi Skandal Dalam Cover majalah TEMPO Studi Semiotik Representasi Skandal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 28 Februari-6 Maret 2011 adalah Max Moein dan Megawati. 2. Indeks Indeks adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara penanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Indeks dalam Representasi Skandal Dalam Cover majalah TEMPO Studi Semiotik Representasi Skandal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 28 Februari-6 Maret 2011 adalah tulisan “Tersangka cek pelawat menyeret Megawati ke pusaran Skandal. Betulkah PDIP menerima duit itu?” dan tulisan “AWAS MEGA”. 57

3. Simbol

Simbol adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara penanda dan petanda yang bersifat arbirer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi perjanjian masyarakat. Simbol dalam Representasi Skandal Dalam Cover majalah TEMPO Studi Semiotik Representasi Skandal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 28 Februari-6 Maret 2011 adalah banteng di padang rumput, baju berwarna marah, ketapel kayu, gasture, pohon kelapa, dan rangkaian bangunan dari kayu, beton, dan bambu. Gambar 4.1 Gambar Karikartur dalam Cover Majalah TEMPO Edisi 28 Februari-6 Maret 2011 Dalam Kategori Tanda Pierce Ikon • Max Moein dan Megawati Soekarnoputeri Indeks • Tulisan “Tersangka cek pelawat menyeret Megawati ke pusaran Skandal. Betulkah PDIP menerima duit itu?” dan “AWAS MEGA” Simbol • Banteng di padang rumput, baju warna merah, ketapel kayu, gasture, pohon kelapa, dan background langit 58 Dalam menganalisa hubungan antara tanda dan acuannya berdasarkan studi semiotik Pierce, yaitu ikon icon, indeks index, dan simbol symbol, maka peneliti akan menginterpretasikan segala bentuk pemaknaan yang terdapat dalam cover karikatur “Skandal Politik” dalam Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011, baik berupa makna denotatif maupun konotatif. Menurut Pierce, sebuah tanda itu adalah segala sesuatu yang ada pada seseorang untuk menyatakan sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Dalam pendekatan semiotik model Pierce, diperlukan adanya model analisis yaitu tanda sign, obyek object, dan interpretan interpretant. Apabila digambarkan hubungan antara tanda, objek, dan interpretan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Gambar 4.2 Gambar Karikartur “Skandal Politik” Dalam Elemen Makna Pierce Obyek Cover karikatur Majalah TEMPO Interpretan Hasil secara keseluruhan dengan menggunakan hubungan antara tanda dan petanda Tanda Setiap bentuk penggambaran yang dapat ditimbulkan oleh karikatur dan petanda 59 Gambar karikatur “Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan” pada Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011 merupakan objek dalam penelitian ini dan keseluruhan dari tampilan karikatur yang berupa gambar, teks, dan warna yang menjadi latar belakang maupun visual dari gambar karikatur tersebut merupakan tanda-tanda yang terkandung dalam suatu gambar. Gambar karikatur “Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan” pada Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011 ini akan direpresentasikan dengan menggunakan model semiotik Pierce. Dalam model semiotik Pierce sebuah acuan dan representasi adalah fungsi utamanya. 4.4 Ikon, Indeks, Dan Simbol Dalam Kerikatur “Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan” pada Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011 Dalam Pendekatan Semiotik Pierce terdapat tiga komponen yaitu, tanda sign, obyek object, dan interpretan interpretant. Sebagai sebagai interpretan, peneliti menganalisa gambar karikatur “Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan” pada Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011 yang dijadikan corpus sampel terbatas dengan menggunakan hubungan antara tanda dengan acuan tanda dalam model semiotik Pierce yang membagi tanda atas tiga kategori yaitu, ikon icon, indeks index, dan simbol symbol sehingga akan diperoleh interpretasi dari gambar melalui kategori tersebut. 60 Interpretasi yang dilakukan terhadap gambar karikatur “Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan” pada Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011 akan menampakan makna yang tersirat di dalamnya. Gambar ini merupakan suatu bentuk sitem tanda yang merujuk pada sesuatu di luar tanda itu sendiri. Dalam pendekatan semiotik Charles Sanders Pierce terdapat tiga unsur tanda. Oleh karena itu peneliti akan menginterpretasikan makna pesan berdasarkan unsur-unsur tersebut. Pemaknaan gambar yang dilakukan terhadap gambar karikatur “Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan” pada Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011 terlihat makna yang tersirat di dalam karikatur tersebut. Gambar karikatur “Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan” dalam Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011 merupakan suatu bentuk sistem yang merujuk pada sesuatu di luar tanda itu sendiri yang tersirat di dalam gambar karikatur “Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan” dalam Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011. gambar karikatur “Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan” pada Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011 digunakan oleh peneliti untuk menginterpretasi sistem tanda dalam penelitian ini. Berikut uraian dari gambar karikatur “Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan” dalam Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011 berdasarkan model semiotik Pierce : 61

1. Ikon

Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Gambar Max Moein dan Megawati Soekarnoputri yang menjadi model dalam karikatur ini karena tanda ikon ini mempunyai kemiripanciri yang serupa sekaligus sebagai representasi perwakilan langsung sebagai model dalam karikatur tersebut. Ikon Max Moein pada gambar karikatur tersebut adalah seorang laki- laki berbadan gemuk yang sudah berumur tua dengan penggambaran memiliki rambut putih pada karikatur tersebut. Selain itu dalam karikatur tersebut tampak Max Moein mengenakan baju berwarna merah. Warna merah dalam psikologi merah memiliki arti power, energi, kehangatan, cinta, nafsu, agresi dan bahaya. Namun dalam hal ini warna merah pada baju yang dikenakan Max Moein diartikan bahwa Max Moein merupakan mantan anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang identik dengan warna merah. Max Moein menjadi tersangka kasus korupsi karena diduga menerima cek pelawat usai pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada 2004 yang dimenangkan Miranda Swaray Goeltom. Saat ini Max Moein telah ditahan oleh KPK Komisi Pemberantasan Korupsi. Komisi Pemberantasan Korupsi genap menahan 24 tersangka kasus traveller cheque cek pelawat Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 62 Miranda S Goeltom. Jumlah tersangka awalnya 26 orang. Namun salah satunya, Jeffrey Tongas Lumban Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, telah meninggal dunia dan Antony Zeidra Abidin telah masuk tahanan dalam kasus yang berbeda yaitu kasus aliran dana Bank Indonesia BI ke DPR senilai Rp 31,5 miliar. Ia divonis berperan aktif dalam aliran dana tersebut. Ia juga terbukti menerima masing-masing Rp 500 juta. Para tersangka ditahan rumah tahanan rutan yang berbeda. Di Rutan Salemba, KPK menahan Reza Kamarullah, TM Nurlif, Baharuddin Aritonang, Soewarno, Asep Ruchimat Sudjana, Max Moein, Panda Nababan, dan Hengky Baramuli yang ditahan Jumat ini. Sementara itu di Rutan Cipinang, KPK menahan Rusman Lumbantoruan, Boby Suhardiman, Paskah Suzzeta, Willem Tutuarima, Daniel Tandjung, Sutanto Pranoto, Poltak Sitorus, Matheos Pormes, Sofyan Usman, M Iqbal, Marthin Bria Seran, dan Ahmad Hafiz Zawawi. Di Rutan Pondok Bambu, KPK menahan antara lain Ni Luh Mariani, Engelina Pattiasina, dan Budhiningsih. Tersangka sekaligus whistle blower kasus ini, Agus Condro, ditahan terpisah di Rutan Polda Metro Jaya. Sementara itu, KPK berencana akan mengembangkan kasus ini ke tahap yang lebih signifikan dengan menelusuri si pemberi suap. Ke-24 tersangka ini mendapat cek pelawat dalam jumlah berbeda. Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Panda Nababan, disinyalir mendapat dana paling banyak, sebesar Rp 1,45 miliar. http:nasional. 63 kompas.comread2011020420040177KPK.Tahan.24.Tersangka.Cek.Pel awat. Dalam karikatur tersebut Max Moein digambarkan sebagai peluru pada sebuah ketapel yang ditarik oleh tangan manusia. Penggambaran tersebut dapat diartikan peneliti bahwa Max Moein digunakan lawan politik PDIP untuk mengacaukan konsentrasi politik mereka. Ketapel tersebut diarahkan ke arah Megawati yang berlindung di dalam rangkaian tumpukan kayu, beton, dan bambu sebagai benteng. Ikon Megawati pada gambar karikatur tersebut digambarkan seorang perempuan gemuk setengah baya yang mengenakan kacamata dan baju merah. Dalam gambar karikatur tersebut tampak Megawati memakai kacamata karena memiliki gangguan penglihatan. Megawati juga memakai baju merah yang dapat diartikan bahwa baju tersebut mewakili identitas sebuah partai politik yaitu PDIP. Dalam gambar karikatur tersebut Megawati berada dalam benteng yang dirangkai bahan kayu, beton, dan bambu yang terlihat tidak kokoh. Hal ini dapt dimaknai bahwa dalam “perang” seperti digambarkan karikatur ini megawati tidak siap karena rangkaian kayu, beton, dan bambu tersebut terlihat ringkih atau tidak kokoh. Dengan ketidaksiapan tersebut, megawati di gambarkan dengan mimik atau gasture khawatir dengan meletakan kedua tangannya di depan dadanya dan melirik kearah ketapel. Jika 64 benteng tersebut hancur maka Megawati akan kalah dan kekalahan tersebut mengacu pada skandal politik yang dilakukan Max Moein.

2. Indeks

Indeks adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara penanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Pada corpus ini ditunjukan dengan adanya kalimat “Tersangka cek pelawat menyeret Megawati ke pusaran Skandal. Betulkah PDIP menerima duit itu?”. Jenis huruf typeface yang digunakan dalam emblem tersebut adalah sans serif, Ciri San Serif adalah tanpa siripserif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer, dan efisien. Namun yang menjadi perhatian pada kalimat tersebut adalah pada kata “Megawati” yang berwarna merah padahal rangkaian kata yang lain berwarna biru yang mencerminkan kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan dan keteraturan sedangkan warna merah pada kata “Megawati” mencerminkan Power, energi, kehangatan, cinta, nafsu, agresi dan bahaya. Peneliti menggaris bawahi pencerminan bahaya pada warna merah yang juga dapat diartikan posisi Megawati yang berada dalam bahaya karena permintaan Max Moein kepada pengadilan untuk memanggil Megawati Soekarnoputri sebagai saksi yang meringankan pada 65 kasus korupsi cek pelawat tahun 2004 dalam pemenangan Pemilihan Deputi Senior Bank Indonesia yang dimenangkan oleh Miranda Swaray Goeltom. Padahal menurut Sekretaris Jendral Tjahyo Kumolo dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, yang dimenangi Miranda Swaray Goeltom, Ketua Umum Megawati Soekarnoputri tidak tahu-menahu. Menurutnya Tjahyo Kumolo juga, kami yang mengajukan nama Miranda ke Bu Mega. Dari tiga calon, yang terbaik Miranda. Partai menganggap pemanggilan tersebut bersifat politis. Itu sebabnya tim merekomendasikan Megawati tidak memenuhi pemanggilan. Selain itu makna dari warna merah pada kata “Megawati” mengartikan bahwa beliau merupakan anggota partai sekaligus sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia. Pada kalimat kedua yaitu “Betulkah PDIP menerima duit itu?” memiliki arti sebuah pertanyaan yang seakan tidak percaya bahwa PDIP terlibat dalam pusaran skandal politik tersebut. Karena sebagai partai oposisi yang berusaha menjalankan fungsinya mengontrol dan mengkritisi jalannya pemerintahan agar sesuai dengan UUD 1945 malah terlibat dalam kasus tersebut. Senada dengan itu pada kata “PDIP” seolah memberi kesan bahwa partai PDIP bertanggung jawab atas kasus tersebut. Tercatat sebanyak 14 kader PDIP dari 26 tersangka yang terlibat dalam kasus cek pelawat dalam pemilihan Deputi senior Bank Indonesia yang dimenangi oleh Miranda Swaray Goeltom, yaitu Panda Nababan, Soewamo, Agus Condro Prayitno, Max Moein, Rusman Lumban, Poltak Sitorus, Williem 66 M Tutuarima, Engcllna Pattiasina, Muh Iqbal, Budiningsih, Jeffrey Tongas, Ni Luh Mariani, Susanto Pranoto, dan Matheos Pormes. Tentu itu jumlah yang sangat banyak bagi masyarakat yang melihatnya. Indeks yang kedua pada cover karikatur “Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan” pada Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011 adalah frase “AWAS, MEGA” pada Tulisan “AWAS” kata kerja yang memiliki arti waspada, hati-hati Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tanda seru merupakan tanda baca yang biasanya digunakan setelah suatu interjeksi atau kalimat seruan untuk menunjukkan perasaan atau suara tinggi dan sering menandai akhir suatu kalimat. Tulisan “Mega” yaitu mengacu pada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputeri. Hal ini dapat diartikan bahwa banyak kadernya yang terlibat dalam skandal politik dalam pemilihan Deputi senior Bank Indonesia yang dapat melibatkan Megawati untuk bertanggung jawab. Jadi makna rangkaian tulisan “AWAS MEGA” tersebut ialah Megawati harus waspada terhadap serangan yang akan dilakukan Max Moein atau lawan politiknya sehingga terhindar dari pusaran skandal politik. Bentuk tulisan “AWAS MEGA” memiliki makna bentuk yang menyeramkan dan seperti goresan kuas cat yang dilakukan dengan spontan yang dapat juga dimaknai sebagai seruan yang dilakukan rakyat Indonesia dalam melihat permasalahan yang sedang terjadi antara Megawati dan Max Moein. 67

3. Simbol

Simbol adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara penanda dan petanda yang bersifat arbiter atau semena, hubungan berdasarkan konvensi perjanjian masyarakat. Dalam simbol tidak ada hubungan atau kemiripan atara tanda dengan objeknya, sebuah simbol dikomunikasikan hanya karena manusia sepakat bahwa simbol itu menunjukan sesuatu. Adapun yang menjadi simbol dalam cover karikatur “Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan” pada Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011 adalah banteng di padang rumput, baju berwarna marah, gasture, ketapel, tangan manusia, pohon kelapa, dan rangkaian bangunan dari kayu, beton, dan bambu. Gambar banteng yang berada di padang rumput pada cover karikatur “Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan” pada Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011 dapat diartikan sebagai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang berpolitik di pemerintahan Indonesia. Bateng dimaknai PDI Perjuangan, sedangkan padang rumput dimaknai sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia. PDI Perjuangan merupakan partai politik yang sebenarnya adalah partai yang secara langsung memiliki tali kesejarahan dengan partai politik masa orde lama. PDI Perjuangan sebenarnya kelanjutan dari Partai Demokrasi Indonesia yang berdiri pada tanggal 10 Januari 1973. Partai Demokrasi Indonesia itu lahir dari hasil fusi 5 lima partai politik. PNI didirikan Bung Karno tanggal 4 68 Juli 1927 di Bandung. Dengan mengusung nilai-nilai dan semangat nasionalisme. Sedangkan baju warna merah yang dikenakan keduanya Max Moein dan Megawati Sorkarnoputri dapat diartikan bahwa keduanya merupakan anggota dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, akan tetapi status Max Moein telah diberhentikan dari keanggotaannya karena kasus tersebut. Namun jika di cermati lebih dalam simbol tersebut juga bisa diartikan seiring mencuatnya Darmin Nasution sebagai Pejabat Sementara Pjs Gubernur Bank Indonesia BI. PDIP menyetujui Darmin Nasution sebagai Pejabat Sementara Pjs Gubernur Bank Indonesia BI yang membuat PDI Perjuangan terancam rusak dan kena getah dari ambivalensinya sendiri. Para analis politik melihat, PDI inkonsisten dan plin-plan dalam menyikapi Darmin Nasution ke BI, dan akibatnya, ada tudingan PDI-P mau barter kasus di balik persetujuannya untuk memilih Darmin sebagai gubernur BI. Kontroversi Darmin dapat menyerat PDIP ke dalam pusaran kontroversi itu sendiri. Darmin Nasution yang dililit skandal Century dan mafia pajak, mendapatkan dukungan dari PDIP. Padahal pada kasus tersebut PDIP mengambil sikap keras dalam penindakan kasus tersebut http:rimanews.comread201008031944diganduli-skandal- century-mafia-pajak-dan-isu-gratifikasi-icw-minta-penetapan-dan. Jika dianalisis kemungkinan sikap PDIP pilih Darmin untuk barter kasus dalam kisruh korupsi pemilihan Miranda Goeltom sebagai Deputi Gubernur BI. 69 Dengan begitu gambar tersebut dapat dimaknai bahwa PDIP masih berharap untuk membebaskan kadernya Max Moein dari jeratan hukum. Kemudian gasture yang ditampilkan pada cover karikatur “Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan” pada Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011 adalah lirikan mata megawati ke arah kanan ata merupakan jenis constructed image merupakan garakan mata yang melihat adanya obyek http:www.nicholaspackwood.com nonverbal_4b.html. Lirikan mata megawati yang melihat Max Moein di sisi kanan atas dapat diartikan sebagai kekhawatiran Megawati terhadap serangan ketapel yang akan dilakukan oleh sebuah tangan yang dimaknai sebagai lawan politiknya dengan max Mein sebagai pelurunya. Sedangkan ketapel pada cover karikatur “Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan” pada Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011 yang digunakan Max Moein sebagai senjata yang merupakan lambang perlawanan terhadap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan terutama Megawati yang tidak merasa bertanggung jawab atas apa yang dialaminya saat ini. Ketapel merupakan sesuatu yang digunakan pada abad pertengahan untuk menghancurkan dinding benteng. Jika diaplikasikan pada gambar karikatur “Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan” pada Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011 dapat diartikan bahwa ketapel tersebut digunakan sebagai senjata untuk meruntuhkan dukungan atau perlindungan rangkaian kayu, beton 70 dan bambu yang melindungi Megawati. Dengan kata lain Max Moein berusaha menghancurkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Tangan Manusia pada cover karikatur “Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan” pada Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011 membentuk seperti pistol, sedangkan pistol digunakan untuk melumpuhkan bahkan membunuh seseorang. Sehingga dapat diartikan bahwa Max Moein berusaha membunuh karakter Partai Demokarasi Indonesia Perjuangan yang selama ini mengusung partainya sebagai partai gotong-royong dalam membangun Negara Indonesia menjadi partai yang ber-“gotong-royong” dalam berkorupsi. Background langit pada cover karikartur “Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan” pada Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011 berwarna biru cerah. Biru dalam psikologi warna memiliki makna Kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan dan keteraturan. Jika representasikan berdasarkan karikatur tersebut maka dapat diartikan dalam suasana yang tenang mendadak ada peperangan yang digambarkan melalui Max Moein dan Megawati. Rangkaian bangunan dari kayu, beton, dan bambu dalam cover karikatur “Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan” pada Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011. Rangkaian tersebut terlihat tidak kokoh atau bisa disebut rangkaian bangunan yang tidak jadi, sehingga dapat diartikan bahwa dukungan dari aktivis PDIP yang berusaha 71 untuk melindungi ketua umumnya dalam kondisi panik. Bisa jadi suasana Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tidak kondusif karena hal ini bisa jadi bumerang bagi Megawati dengan dipolitisasi oleh lawan politik mereka. Kedudukan PDIP merupakan partai oposisi yang bertujuan untuk mengontrol kerja pemerintahan. Istilah oposisi memang tidak dikenal dalam Konstitusi, tetapi berbeda pendapat dijamin dalam UUD 1945 sehingga beroposisi secara profesional berupa mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak sesuai UU adalah tugas mulia dan dalam upaya memberikan pendidikan politik bagi bangsa Indonesia. PDIP sebagai partai oposisi akan mendapat dukungan rakyat karena melakukan pekerjaan mulia dalam kehidupan negara demokratis, yaitu adanya partai yang sanggup mengkritisi kebijakan dan pelaksanaan program pemerintah yang dinilai tidak sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Namun dengan kondisi skandal politik yang melilit para kader PDIP sekarang, dapat membuat tingkat kepercayaan masyarakat akan berkurang http:www.antaranews.comberita1254748063tokoh-senior-sarankan- pdip-tetap-sebagai-partai-oposisi. Arti pohon kelapa pada cover karikatur “Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan” pada Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011 adalah jenis tumbuhan palm yang berpohon tinggi dan buahnya dapat dimakan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pohon kelapa tumbuh subur di tanah Indonesia. Dari batang, daun sampai buah 72 memiliki manfaat bagi manusia. Demikian juga partai politik tumbuh subur di Indonesia dan seharusnya juga dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Ini merupakan harapan dari seluruh rakyat Indonesia untuk dapat diwakili melalui partai politik guna memperoleh kehidupan yang sejahtera. Namun kenyataan tidak berjalan dengan harapan. Banyak partai politik banyak tersandung dengan skandal politiknya atas pribadi dan golongannya sehingga mengesampingkan rakyatnya. 4.5 Interpretasi Makna Keseluruhan Cover Karikatur “Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan” Pada Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011 Cover Karikatur “Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan” merupakan gambar karikatur yang terdiri dari gambar dua orang tokoh politik yaitu Megawati Soekarnoputri dan Max Moein. Keduanya memiliki status yang berbeda. Max Moein merupakan tersangka kasus korupsi cek pelawat atas pemilihan Deputi Senior Bank Indonesia 2004 yang dimenangi oleh Miranda Swaray Goeltom. Max Moein sekarang merupakan tahanan KPK Komisi Pemberantasan Korupsi. Sedangkan Megawati merupakan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Hubungan yang mengaitkan keduanya dalam karikatur ini adalah proses hukum Max Moein yang merupakan tersangka meminta KPK untuk memanggil Megawati sebagai saksi yang meringankan. Karena menurut keterangan Max Moein, dana cek pelawat tersebut digunakan untuk mendanai kampanye PDIP dalam pemilihan 73 presiden 2004 yang mengusun Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi sebagai presiden dan wakil presiden. Merasa tak mengetahui dana tersebut Megawati yang merupakan Ketua Umum PDIP merasa bahwa pemangilan tersebut bersifat politis. Hal ini juga membuat panik para aktifis PDIP, sehingga berusaha melindungi ketuanya dari skandal politik yang bisa mencoreng nama baik PDIP. Peneliti memaknai keseluruhan gambar karikatur majalah melalui tanda-tanda yang muncul yaitu dalam bentuk interpretasi. Dimulai dengan Max Moein yang digunakan lawan politik dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang digambarkan sebagai peluru ketapel Max Moein dan tangan penarik ketapel lawan politik untuk menyerang Megawati Ketua Umum PDIP. Namun Megawati tidak tanpa pelindungan dalam perang seperti yang terlihat pada karikatur tersebut. Megawati menyiapkan perlindungan atau benteng untuk menghalau serangan tersebut yang digambarkan rangkaian tumpukan kayu, beton, dan bambu. Namun rangkaian tersebut tidak terlihat kokoh. Maka munculah tulisan “AWAS, MEGA”. Tulisan itu muncul karena jika benteng tersebut hancur maka Max Moein berstatus sebagai tersangka korupsi dapat menyeret Megawati Masuk ke dalam skandal politik pada kasus cek pelawat pada 2004. Sehingga muncul tulisan berupa dua kalimat yaitu, “Tersangka cek pelawat menyeret Megawati ke pusaran skandal. Betulkah PDIP menerima duit itu?”. 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan Cover Karikatur “Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan” pada Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011 diperoleh bahwa karikatur tersebut menampilkan Max Moein sebagai tersangka kasus korupsi cek pelawat atas pemilihan Deputi Senior Bank Indonesia 2004 yang dimenangi oleh Miranda Swaray Goeltom. Max Moein sekarang merupakan tahanan KPK Komisi Pemberantasan Korupsi. Sedangkan Megawati merupakan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Hubungan yang mengaitkan keduanya dalam karikatur ini adalah proses hukum Max Moein yang merupakan tersangka meminta KPK untuk memanggil Megawati sebagai saksi yang meringankan. Karena menurut keterangan Max Moein, dana cek pelawat tersebut digunakan untuk mendanai kampanye PDIP dalam pemilihan presiden 2004 yang mengusun Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi sebagai presiden dan wakil presiden. Merasa tak mengetahui dana tersebut Megawati yang merupakan Ketua Umum PDIP merasa bahwa pemangilan tersebut bersifat politis. Hal ini juga membuat panik para aktivis PDIP, sehingga berusaha melindungi ketuanya dari skandal politik yang bisa mencoreng nama baik PDIP.

Dokumen yang terkait

PEMAKNAAN COVER PADA MAJALAH TEMPO (Studi Semiotik Pemaknaan Revolusi Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 7 - 13 Februari 2011).

1 3 74

PEMAKNAAN KARIKATUR “AHMADIYAH TANPA NEGARA” pada Cover Majalah Tempo edisi 14-20 Februari 2011 (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur “AHMADIYAH TANPA NEGARA” pada Cover Majalah Tempo edisi 14-20 Februari 2011).

0 0 79

PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO YANG BERJUDUL “BAHASYIM SALABIM” ( Studi Semiotik Pemaknaan Cover Majalah Tempo Edisi 31 Januari – 6 Februari 2011 ).

0 1 95

Pemaknaan karikatur “Artalyta Suryani” Pada Cover Majalah Tempo (Studi semiotik Terhadap Cover Majalah Tempo Edisi Januari 2010). SKRIPSI.

2 9 79

Pemaknaan Cover Majalah TEMPO (Studi Semiotik Pemaknaan Redenominasi Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 9 – 15 Agustus 2010).

2 4 79

PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO YANG BERJUDUL “BAHASYIM SALABIM” ( Studi Semiotik Pemaknaan Cover Majalah Tempo Edisi 31 Januari – 6 Februari 2011 )

0 0 16

PEMAKNAAN COVER PADA MAJALAH TEMPO (Studi Semiotik Pemaknaan Revolusi Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 7 - 13 Februari 2011)

0 0 19

PEMAKNAAN KARIKATUR “AHMADIYAH TANPA NEGARA” pada Cover Majalah Tempo edisi 14-20 Februari 2011 (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur “AHMADIYAH TANPA NEGARA” pada Cover Majalah Tempo edisi 14-20 Februari 2011)

0 0 19

REPRESENTASI SKANDAL POLITIK DALAM COVER MAJALAH TEMPO (Studi Semiotik Representasi Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Dalam Cover Majalah TEMPO Edisi 28 Februari- 6 Maret 2011)

0 0 19

SKRIPSI PEREMPUAN DALAM POLITIK DI MEDIA MASSA (ANALISIS SEMIOTIK MENGENAI REPRESENTASI TRI RISMAHARINI DALAM COVER MAJALAH TEMPO DAN MAJALAH DIGITAL DETIK)

0 0 19