BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metodologi
Metode semiotika yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif-interpretatif yaitu sebuah metode yang memfokuskan dirinya pada
tanda “tanda dan teks” sebagai obyek, serta bagaimana menafsirkan dan memahami kode decoding di balik tanda dan teks tersebut. Sesuai dengan
pandangan “paradigma” kritis, analisis semiotik bersifat kualitatif. Jenis penelitian ini memberikan peluang yang besar bagi dibuatnya interprestasi-
interprestasi alternatif Sobur, 2002:147. Dalam hal ini maka cover karikatur Majalah TEMPO Edisi 28 Februari-6 Maret 2011 yang menjadi obyek
penelitian ini akan diinterpretasikan untuk mengetahui makna yang disampaikan oleh karikaturis mengenai skandal yang terjadi pada PDIP.
Interpretasi yang didapat akan diperkuat oleh data-data yang berguna untuk memperkuat tafsiran tersebut.
Menurut Bogdan dan Taylor menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif mempunyai prosedur penelitian yang dihasilkan data deskriptif
berupa kata-kata lisan, tulisan serta gambar dan bukan angka-angka dari orang-orang dan prilaku yang diamati, pendekatan ini diarahkan pada latar
individu tersebut secara utuh. Metode ini lebih peka dan lebih menyesuaikan
diri dengan pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi Ruslan, 2004:213.
Beberapa pernyataan di atas merupakan alasan peneliti untuk menggunakan metode kualitatif. Sedangkan penggunaan semiotika sebagai
metode pembacaan di dalam berbagai cabang keilmuan menurut Cristomy dimungkinkan oleh karena ada kecenderungan dewasa ini untuk memandang
berbagai wacana sosial, seni, dan desain sebagai fenomena bahasa dan dapat pula dipandang sebagai “tanda”. Hal ini dimungkinkan karena luasnya
pengertian tanda itu sendiri Sobur, 2004:134.
3.2 Definisi Operasional Konsep
Skandal adalah perbuatan yang memalukan, tindakan yang mengarah pada perbuatan buruk Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Skandal kerap melekat pada sosok perseorangan yang dikaitkan dengan moralitas. Skandal ialah insiden yang dipublikasikan yang melibatkan
dugaan pelanggaran, aib atau pencabulan moral. Skandal dapat terjadi agar memperoleh keuntungan secara tidak wajar. Skandal sering dilibatkan
dengan ikut sertanya para politisi atau penjabat dalam melakukan berbagai keuntungan secara tidak wajar untuk melakukan sesuatu di luar
kesepakatan organisasi sehingga melanggar norma-norma umum oraganisasi tersebut www.m.antikorupsi.org.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, politik merupakan hal-hal yang berkenaan dengan tata negara atau urusan yang mencakup siasat dan
cara bertindak dalam pemerintahan negara atau terhadap negara lain. Skandal politik berkaitan dengan skandal yang melibatkan para politisi
atau pejabat pemerintahan administrasi publik yang dituduh melakukan penggunaan dan distribusi jabatan politik untuk keuntungan finansial
pribadi, terlibat dalam berbagai perencanaan untuk melakukan sesuatu, tindakan ilegal, pelanggaran norma-norma umum seperti korupsi atau
melakukan praktik-praktik yang tidak etis.
Korupsi merupakan salah satu bentuk dari skandal politik. Di awal tahun 2011, Indonesia Corruption Watch ICW merilis penanganan kasus
korupsi yang dilakukan aparat penegak hukum sepanjang semester II tahun 2010. Tren korupsi yang terjadi mulai 1 Juli hingga 31 Desember 2010 ini
ditemukan 272 kasus korupsi yang terjadi baik di level pusat maupun di daerah. Aktor yang ditetapkan pada semester ini sebanyak 716 orang.
Sedangkan potensi kerugian negara yang ditimbulkan akibat kasus korupsi sebesar Rp1,54 triliun.
Untuk kasus yang ditangani tiga aparat penegak hukum, hanya KPK yang mengalami penurunan jumlah kasus yang ditangani. Pada
semester I 2010 jumlah kasus yang ditangani KPK sebanyak 14, sedangkan di semester II KPK hanya menangani sembilan kasus.
Sementara Kepolisian mengalami peningkatan, dari 25 kasus di semester I, menjadi 37 di semester II. Begitupun Kejaksaan, dari 137 kasus di
semester I, menjadi 226 kasus di semester II 2011 http:hukumonline
.comberitabacalt4d6532578544eicw-jumlah-penanganan-perkara-kpk- menurun.
3.3 Kerangka Konseptual