Cover Karikartur Skandal Politik Partai Demokerasi Indonesia Perjuangan Dalam Majalah TEMPO

52 Sekelompok wartawan yang kecewa pada sikap Persatuan Wartawan Indonesia PWI yang menyetujui pembreidelan TEMPO, Editor, dan Detik, kemudian mendirikan Aliansi Jurnalis Indonesia. Majalah Tempo sebelum bredel 1994 beberapa kali pernah menuliskan laporan yang bersifat investigasi, antara lain tentang kerusuhan Tanjung Priok, pembelian kapal bekas RI dari Jerman, dan sebagainya. Peliputan investigatif tampaknya mulai dipakai wartawan secara serius pada dekade 1990-an. Dan sejak reformasi bergulir tahun 1998, pelaporan investigatif banyak mendapat tempat dengan memberitakan kasus-kasus korupsi. Majalah yang dengan eksplisit memberi judul investigasi pada liputan mereka antara lain dwi-mingguan Tajuk, yang terbit tahun 1996. Tajuk menyatakan diri sebagai majalah berita, investigasi, dan entertainment. Sedangkan Tempo, setelah terbit kembali Oktober 1998, memuat rubrik tetap Investigasi, yang pada edisi pertama menelusuri soal pemerkosaan perempuan keturuan Cina pada kerusuhan Mei 1998 http:www.tempointeraktif.com

4.1.2 Cover Karikartur Skandal Politik Partai Demokerasi Indonesia Perjuangan Dalam Majalah TEMPO

Karikatur dalam cover Majalah TEMPO edisi 28 Februari-6 Maret 2011 mengangkat tentang skandal yang terjadi pada massa kepemimpinan Megawati Soekarnoputeri. Berawal dari tersangka perkara cek pelawat dari PDI Perjuangan membelanjakan uang tersebut untuk kampanye 53 Megawati. Merasa tersudut, kubu Banteng menyiapkan strategi untuk melindungi ketua umumnya. Dianggap menerima sepuluh lembar cek pelawat senilai Rp 500 juta pada 2004, Max Moein ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, September tahun lalu. Ratusan cek ditebar ke anggota Dewan dari empat fraksi-PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, serta TNIPolri-seusai pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, yang dimenangi Miranda Swaray Goeltom. Menurut keterangan pada persidangan terdahulu, cek dibagikan pengusaha Nunun Nurbaetie lewat anak buahnya, Ahmad Hakim Safari alias Arie Malangjudo. Sebelum sampai ke tangan Max Moein, uang diterima Dudhie Makmun Murod, bendahara Fraksi PDI Perjuangan ketika itu. Lewat orang suruhannya, Dudhie menyerahkan lagi cek dalam amplop putih itu ke Max Moein. Karena mendapatkan cek melalui orang suruhan Dudhie, Max Moein merasa tidak pernah menerima suap. Max Moein berdalih juga bahwa cek tersebut digunakan untuk mendanai kampanye Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi yang disokong partainya dalam pemilihan presiden 2004. Namun Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menganggap bahwa tersangka telah melempar bola panas ke partai. Terkait dengan pengakuan tersangka dalam membelanjakan uang haram itu untuk kepentingan partai. Apalagi tersangka meminta Ketua Umum Megawati 54 Soekarnoputri dipanggil sebagai saksi meringankan. Padahal menurut Sekretaris Jendral Tjahyo Kumolo dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, yang dimenangi Miranda Swaray Goeltom, Ketua Umum Megawati Soekarnoputri tidak tahu-menahu. Menurutnya Tjahyo Kumolo juga, kami yang mengajukan nama Miranda ke Bu Mega. Dari tiga calon, yang terbaik Miranda. Partai menganggap pemanggilan tersebut bersifat politis. Itu sebabnya tim merekomendasikan Megawati tidak memenuhi pemanggilan. Karikatur dalam majalah TEMPO ini merupakan bentuk sindiran tentang skandal yang bisa saja menyeret PDIP terutama ketua partainya, Megawati Soekarnoputeri. Kekritisan karikartur majalah TEMPO ini bisa jadi “sentilan” yang dapat menjadi kontroversi bagi pembacanya maupun pihak tertentu karena skandal tersebut dapat memberikan citra negatif pada PDIP.

4.2 Penyajian Data

Dokumen yang terkait

PEMAKNAAN COVER PADA MAJALAH TEMPO (Studi Semiotik Pemaknaan Revolusi Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 7 - 13 Februari 2011).

1 3 74

PEMAKNAAN KARIKATUR “AHMADIYAH TANPA NEGARA” pada Cover Majalah Tempo edisi 14-20 Februari 2011 (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur “AHMADIYAH TANPA NEGARA” pada Cover Majalah Tempo edisi 14-20 Februari 2011).

0 0 79

PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO YANG BERJUDUL “BAHASYIM SALABIM” ( Studi Semiotik Pemaknaan Cover Majalah Tempo Edisi 31 Januari – 6 Februari 2011 ).

0 1 95

Pemaknaan karikatur “Artalyta Suryani” Pada Cover Majalah Tempo (Studi semiotik Terhadap Cover Majalah Tempo Edisi Januari 2010). SKRIPSI.

2 9 79

Pemaknaan Cover Majalah TEMPO (Studi Semiotik Pemaknaan Redenominasi Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 9 – 15 Agustus 2010).

2 4 79

PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO YANG BERJUDUL “BAHASYIM SALABIM” ( Studi Semiotik Pemaknaan Cover Majalah Tempo Edisi 31 Januari – 6 Februari 2011 )

0 0 16

PEMAKNAAN COVER PADA MAJALAH TEMPO (Studi Semiotik Pemaknaan Revolusi Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 7 - 13 Februari 2011)

0 0 19

PEMAKNAAN KARIKATUR “AHMADIYAH TANPA NEGARA” pada Cover Majalah Tempo edisi 14-20 Februari 2011 (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur “AHMADIYAH TANPA NEGARA” pada Cover Majalah Tempo edisi 14-20 Februari 2011)

0 0 19

REPRESENTASI SKANDAL POLITIK DALAM COVER MAJALAH TEMPO (Studi Semiotik Representasi Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Dalam Cover Majalah TEMPO Edisi 28 Februari- 6 Maret 2011)

0 0 19

SKRIPSI PEREMPUAN DALAM POLITIK DI MEDIA MASSA (ANALISIS SEMIOTIK MENGENAI REPRESENTASI TRI RISMAHARINI DALAM COVER MAJALAH TEMPO DAN MAJALAH DIGITAL DETIK)

0 0 19