Cover Karikatur Landasan Teori

18 kehidupan bermasyarakat dari berbagai segi bidang, sehingga kartunyang disampaikan menyajikan rasa tanggung jawab yang sama. 6. Kemampuan kreatif majalah untuk membuat pembaca terpengaruh dengan berita yang disajikan, sehingga mendorong pembaca untuk memikirkan peristiwa apa saja yang ada di sekitarnya, kemampuan ini berhubungan dengan kemampuan pembaca untuk memilih sendiri majalah apa yang akan dibaca dan mengendalikan sifat majalah dibanding dengan media yang lebih mengganggu seperti radio dan televisi Shimp, 2003:517-518. Demikian dengan Staton 1986:195 mengemukakan bahwa majalah mempunyai segmen atau golongan-golongan pembaca tertentu, misalnya majalah khusus pria wanita juga remaja atau otomotif, dan lain- lain yang kini semakin banyak macamnya. Setiap majalah umumnya mempunyai pembaca jauh lebih sedikit dibanding pembaca surat kabar, namun mempunyai pasar yang lebih mengelompok.

2.1.4 Cover

atau Sampul Cover atau sampul depan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari sebuah majalah, karena pada saat kita akan membeli atau membaca dari sebuah majalah. Karena pada saat kita akan membeli atau membaca majalah, yang diperhatikan pertama kali ialah sampul dan ilustrasi gambarnya. Penulis dapat menuangkan ide dan kreatifitasnya pada 19 ilustrasi sampul. Sampul perlu didesain secara indah dan artistik agar mampu menarik perhatian khalayak untuk membacanya. Permilihan judul atau teks harus singkat, mudah dibaca, mudah dimengerti dan secara langsung dapat mengainformasikan isi yang terkandung di dalamnya. Pada sebuah sampul, ilustrasi digunakan sebagai gambaran pesan yang tidak terbaca, namun bisa mewakili cerita dalam bentuk grafis yang memikat. Ilustrasi efektif digunakan untuk menarik perhatian, namun akan lebih efektif bila ilustrasi tersebut mampu menunjang pesan yang ingin disampaikan.

2.1.5 Karikatur

Secara etimologis, karikatur berasal dari bahasa Italia, caricare artinya melebih-lebihkan. Kata caricare itu sendiri dipengaruhi kata carattere, juga bahasa Italia yang berkarakter dan kata cara bahasa Spanyol yang berarti wajah. Menurut Lukman 1989 dalam Sumadiria 2005:8, perkatan karikatur mulai digunakan untuk peryama kalinya oleh Mossni, orang Perancis, dalam sebuah karyanya yang berjudul Divers Figure . Sedangkan orang yang pertama kali mengenalkan caricature adalah Lorenzo Bernini yang merupakan pemahat patung pada zaman renaissance. Dengan demikian,secara estimologis karikatur adalah gambar wajah dan karakteristik seseorang yang diekspresikan secara berlebih- lebihan. 20 Karikatur adalah defomasi berlebihan atas wajah seseorang, biasanya orang terkenal, dengan “mempercantiknaya” dengan penggambaran ciri khas lahiriyahnya untuk tujuan mengejek Sudarta, 1987, dalam Sobur, 2006:138. Senada dengan Sudarta, Pramon berpendapat bahwa sebetulnya karikatur adla bagian dari kartun opini, tetapi kemudian menjadi salah kaprah. Krikatur yang sudah diberi beban pesan, kritik, dan sebagainya berarti telah menjadi kartun opini. Dengan kata lain, kartun yang membawa pesan kritik,yang muncul penerbitan surat kabar adalah political cartoon atau aditorialcartoon, yakni versi lain dari editorial, tajuk rencana dalam versi gambar humor. Inilah yang disebut dengan karikatur Sudarta, dalam Sobur, 2006:139. Dalam Encyclopedia of The Art dijelaskan, karikatur merupakan representasi sikap atau karakter seseorang dengan cara melebi-lebihkan sehingga melahirkan kelucuan. Karikatur juga sering dipakai sebagai sarana kritik sosial dan politik Sumadiria, 2005:8. Karikartur adalah produk suatu keahlian seseorang karikaturis, baik dari segi pengetahuan, intelektual, teknik melukis psikologis,caar melobi, referensi bacaan maupun bagaimana memilih topik isu yang tepat Sobur, 2006:140. Karikatur adalah bagian dari opini penerbit yang dituangkan dalam gambar-gambar khusus. Semula, karikatur ini hanya merupakan selingan 21 atau ilustrasi belaka. Namun pada perkembangan selanjutnya karikatur dijadiakan serana untuk menyampaikan kritik yang sehat. Dikatakan kritik sehat karena penyampaiannya dilakukan dengan gambar-gambar lucu dan menarik Sobur, 2005:140. Dalam perkembanganya, sesuai dinamika persoalan yang dihadapi dan diliput pers, karikatur tidak hanya menunjuk kepada gambar wajah seseorang yang dilebih-lebihkan. Karikatur juga mencakupsemua peristiwa yang terjadi, diliput, dan menjadi sorotan pers. Ia bahkan termasuk karya seni grafis, yaitu suatu cabang dan bentuk seni lukis. Dalm penyajiannya dituntut pula akan selera indah sebagaimana hasil seni. Ini penting, karena ide yang bagaimanapun kuatnya akan berkuarang nilainya apabil atidak didukaung oleh kualitas gambar yang baik. Sebagaimana seni lukis, dalam karikatur juga dituntut selera komposisi untuk membuat gambar yang enak dipandang Sumadiria, 2005:9. Menggambarkan karikatur termasuk proses kreatif seorang ahli grafis sekaligus seorang jurnalis. Sebagai ahli grafis, ia harus dapat menyajikan gambar yang memenuhi kaidah komposisi gradsi dan aksentuasi secara tajam dan serasi. Sebagai jurnalis, ia pandai memilih topik yang sedang aktual, menyangkut kepentingan mesyarakat umum, dan mengemasnya dalam paduan gambar serta kata-kata yanga singkat, lugas dan sederhana. 22 Secara teknis jurnalistik, karikatur diartikan sebagai opini redaksi media dalam bentuk gambar yang sarat dengan muatan kritik sosial dengan memasukan unsur kelucuan, anekdot atau atau humor agar siapapun yang melihatnya bisa tersenyum, temasuk tokoh atau objek yang dikarikaturkan itu sendiri Sumadiria, 2005:9. Sebuah karikatur dikatakan efektif apabila karikatur itu telah menjalankan fungsinya, yakni karikartur harus membuat senyum untuk semua. Senyum untuk yang dikritik agar tidak marah, senyum untuk masyarakat yang merasa terwakili aspirasinya, dan senyum untuk sang karikaturis karena tidak terjadi apa-apa Sumadiria, 2005:9.

2.1.6 Pendekatan Semiotika

Dokumen yang terkait

PEMAKNAAN COVER PADA MAJALAH TEMPO (Studi Semiotik Pemaknaan Revolusi Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 7 - 13 Februari 2011).

1 3 74

PEMAKNAAN KARIKATUR “AHMADIYAH TANPA NEGARA” pada Cover Majalah Tempo edisi 14-20 Februari 2011 (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur “AHMADIYAH TANPA NEGARA” pada Cover Majalah Tempo edisi 14-20 Februari 2011).

0 0 79

PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO YANG BERJUDUL “BAHASYIM SALABIM” ( Studi Semiotik Pemaknaan Cover Majalah Tempo Edisi 31 Januari – 6 Februari 2011 ).

0 1 95

Pemaknaan karikatur “Artalyta Suryani” Pada Cover Majalah Tempo (Studi semiotik Terhadap Cover Majalah Tempo Edisi Januari 2010). SKRIPSI.

2 9 79

Pemaknaan Cover Majalah TEMPO (Studi Semiotik Pemaknaan Redenominasi Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 9 – 15 Agustus 2010).

2 4 79

PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO YANG BERJUDUL “BAHASYIM SALABIM” ( Studi Semiotik Pemaknaan Cover Majalah Tempo Edisi 31 Januari – 6 Februari 2011 )

0 0 16

PEMAKNAAN COVER PADA MAJALAH TEMPO (Studi Semiotik Pemaknaan Revolusi Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 7 - 13 Februari 2011)

0 0 19

PEMAKNAAN KARIKATUR “AHMADIYAH TANPA NEGARA” pada Cover Majalah Tempo edisi 14-20 Februari 2011 (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur “AHMADIYAH TANPA NEGARA” pada Cover Majalah Tempo edisi 14-20 Februari 2011)

0 0 19

REPRESENTASI SKANDAL POLITIK DALAM COVER MAJALAH TEMPO (Studi Semiotik Representasi Skandal Politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Dalam Cover Majalah TEMPO Edisi 28 Februari- 6 Maret 2011)

0 0 19

SKRIPSI PEREMPUAN DALAM POLITIK DI MEDIA MASSA (ANALISIS SEMIOTIK MENGENAI REPRESENTASI TRI RISMAHARINI DALAM COVER MAJALAH TEMPO DAN MAJALAH DIGITAL DETIK)

0 0 19