c. Koperasi gabungan Merupakan koperasi yang tidak beranggotakan orang-orang melainkan
beranggotakan koperasi-koperasi pusat yang berasal dari suatu wilayah tertentu.
d. Koperasi induk Merupakan koperasi yang beranggotakan koperasi-koperasi pusat atau
gabungan, yang berkedudukan di ibu kota Negara. 2.2.3.2 Bentuk-bentuk Koperasi
Ketentuan yang terdapat dalam pasal 15 UU No.25 tahun 1992 menyatakan bahwa koperasi dapat berbentuk antara lain :
1. Koperasi primer Merupakan koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang seorang.
Koperasi ini dibentuk sekurang-kurangnya 20 orang yang telah memenuhi syarat-syarat keanggotaan sebagaimana ditentukan dalam undang-undang.
2. Koperasi sekunder Merupakan koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi yang
dibentuk sekurang-kurangnya 3 koperasi.
2.2.4 Fungsi, Peranan, dan Prinsip Koperasi Indonesia
2.2.4.1 Fungsi dan Peran Koperasi Menurut UU No. 25 tahun 1992 Bab III pasal 4, fungsi dan peran koperasi
adalah :
a. Membangun dan mengembangkan posisi serta kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat. c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya. d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasar atas azaz kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Demikianlah fungsi dan peranan koperasi yang telah memberikan dampak positif terhadap para anggota dan alat-alat perekonomian bangsa.
2.2.4.2 Prinsip-prinsip Koperasi Dalam kehidupan berkoperasi juga terdapat prinsip-prinsip yang harus
terus dijalankan, sesuai dengan tujuan berdirinya koperasi. Sesuai dengan UU perkoperasian No. 25 tahun 1992, prinsip-prinsip tersebut antara lain [Anoraga
dan Sudantoko, 2002 :18 – 19]. 1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis 3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya usaha
masing-masing anggota. 4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
5. Kemandirian
6. Pendidikan perkoperasian 7. Kerjasama antar koperasi
2.2.5 Akuntansi Keuangan
2.2.5.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Akuntansi keuangan adalah system pengakumulasian, pemrosesan, dan
pengkomunikasian yang didesain untuk informasi pengambilan keputusan yang berkaitan dengan investasi dan kredit oleh pemakai eksternal. Informasi akuntansi
keuangan dikomunikasikan melalui laporan keuangan yang dipublikasikan dan dibatasi oleh beberapa ketentuan Standar Akuntansi Keuangan [Hanafi, 2003 :
29]. Akuntansi keuangan merupakan sebuah proses yang berakhir pada
pembuatan laporan keuangan yang menyangkut perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan baik oleh pihak-pihak internal maupun eksternal. Pemakai
laporan keuangan ini meliputi investor, kreditor, manajer, serikat kerja, dan badan-badan pemerintah.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi keuangan adalah sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan
yang didesain untuk informasi pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun eksternal.
2.2.5.2 Tujuan Akuntansi Keuangan Tujuan akuntansi keuangan adalah memberikan informasi kuantitatif
tentang suatu perusahaan yang berguna bagi pemakai khususnya pemilik dan
kreditur dalam proses pengambilan keputusan. Tujuan ini termasuk memberikan informasi yang dapat digunakan untuk menilai efektifitas manajemen dalam
memenuhi tanggungjawab manajemen dan kepengurusannya [Harahap, 2002 : 139].
2.2.5.3 Manfaat Akuntansi Keuangan Laporan keuangan yang dihasilkan dari akuntansi keuangan akan
bermanfaat bagi pihak internal perusahaan khususnya untuk dapat menilai kinerja dan kondisi keuangan perusahaan dimasa mendatang. Selain itu juga bermanfaat
untuk pihak eksternal khususnya investor dan kreditor untuk pembuatan keputusan ekonomi [Hanafi, 2003 : 30].
2.2.6 Laporan Keuangan Koperasi