Cara Penggunaan Alat HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3.3.5. Pengambilan data konduktivitas Pada menu ini, user dapat mengambil data sensor konduktivitas dari dummy sensor. Pengambilan data sensor konduktivitas ini dapat dilakukan dengan menekan tombol UP setelah pengambilan data sensor kekeruhan atau menekan tombol MENU pada tampilan awal dan menekan tombol UP sampai LCD menampilkan “ambil data konduktivitas?”. Setelah pada tampilan ambil data konduktivitas, user dapat menekan tombol OK untuk mengambil data sensor konduktivitas. Setelah mendapatkan data sensor konduktivitas, user dapat menekan tombol OK untuk mengulang pengambilan data sensor konduktivitas atau dapat menekan tombol UP untuk menu selanjutnya, tombol BACK untuk menu sebelumnya atau tombol BACK untuk kembali ke tampilan awal alat terminal unit. Tampilan menu ambil data konduktivitas dapat dilihat pada gambar 4.15. Gambar 4.15. Tampilan menu ambil data konduktivitas 4.3.4.Menu ambil paket data Pada menu pengambilan semua data sensor ini, user dapat melakukan pengambilan semua data dari dummy sensor. Pada prinsipnya hal ini sama dengan pengambilan salah satu sensor, namun pada menu ini user dapat langsung melihat nilai semua data sensor yang diterima di terminal unit. Menu ini dapat dilakukan dengan menekan tombol UP setelah pengambilan data konduktivitas atau menekan tombol MENU pada tampilan awal dan menekan tombol UP atau DOWN sampai LCD menampilkan “ambil paket data?”. Setelah itu tekan tombol OK dan LCD akan menampilkan semua data sensor yang telah di ambil dari dummy sensor. Jika LCD menampilkan nilai 0000 maka dapat dilihat kembali apakah kabel RX dan TX antara terminal unit dan dummy sensor sudah terhubung dengan baik. Tampilan menu ambil paket data dapat dilihat pada gambar 4.16 Gambar 4.16. Tampilan menu ambil semua data sensor 4.3.5.Menu reset batasan kendali Pada menu reset batasan kendali ini dapat digunakan untuk mengembalikan batasan masing-masing sensor yang ada di terminal unit ke default, suhu bawah 18 ºC, suhu atas 28 ºC, keasaman bawah 5 pH, keasaman atas 8 pH, kekeruhan 380 NTU, konduktivitas 4800 uScm, oksigen 5 ppm. Reset batasan kendali ini digunakan ketika batasan masing-masing sensor diubah dari sentral unit, maka batasan kendali dapat diubah menjadi default dari terminal unit, namun sentral unit juga dapat me-reset batasan kendali sesuai default. Batasan kendali yang ada ini digunakan sebagai batasan untuk kendali pintu air, pompa air dan pompa aerator bekerja. Untuk melakukan reset batasan kendali ini user dapat menekan tombol UP setelah pengambilan semua data sensor atau dengan menekan tombol MENU dan menekan tombol UP atau DOWN sampai LCD menampilkan tulisan “Reset Batasan Kendali?” seperti pada gambar 4.17. Kemudian user dapat menekan tombol OK dan LCD akan menampilkan “Berhasil Reset”. Gambar 4.17. Tampilan menu reset batasan kendali 4.3.6.Menu Metode Kendali Pada menu pilihan kendali ini user dapat memilih untuk menggunakan kendali otomatis atau manual. Pada pilihan kendali otomatis maka kendali akan bekerja sesuai dengan nilai sensor yang didapatkan terminal unit. Nilai sensor yang didapatkan terminal unit akan dibandingkan dengan batasan yang ada, setelah dibandingkan maka kendali akan berkerja. Pada pilihan kendali manual ini user dapat mengatur sendiri apakah kendali akan dibuka atau ditutup dan kendali tidak akan bekerja walaupun nilai sensor yang didapat oleh terminal unit tidak sesuai dengan batasan yang ada. Pilihan kendali ini dapat dilakukan dengan cara menekan tombol UP setealh melakukan reset batasan kendali atau menekan tombol MENU pada tampilan awal kemudian menekan tombol UP atau DOWN samapi LCD menampilkan ”Metode Kendali?”. Kemudian user dapat menekan tombol OK untuk memilih apakah metode kendali menggunakan otomatis atau manual. Metode kendali ini menggunakan default manual. Pada pilihan manual ini user dapat mengganti kendalinya dengan menekan tombol BACK pada tampilan awal kemudian akan muncul pengaturan kendali yang ingin diubah. Namun jika metode kendali otomatis dan pada menu awal tombol BACK di tekan maka akan muncul peringatan “akses ditolak”. Metode kendali dalam kondisi manual dapat dilihat manual dapat dilihat pada gambar 4.18 dan metode kendali dalam kondisi otomatis dapat dilihat pada gambar 4.19 Gambar 4.18. Tampilan menu pilihan kendali manual Gambar 4.19. Tampilan menu pilihan kendali otomatis 4.3.7.Pengaturan Kendali Manual 4.3.7.1. Pengendalian pintu masuk Pada pengaturan kendali ini user dapat mengatur pengendalian yang ada, apakah kendali tersebut akan ditutup atau dibuka. Penggunaan kendali ini harus pada metode manual dimana user dapat menggantinya dalam menu. Setelah metode kendali pada kondisi manual, user dapat menekan tombol BACK sampai LCD tampil kondisi awal alat terminal unit. Setelah kondisi LCD berada di tampilan awal, user dapat menekan tombol BACK untuk mengatur kendali. Tampilan pengaturan pintu masuk dapat dilihat pada gambar 4.20. Gambar 4.20. Tampilan kendali pintu air masuk tertutup. Pada gambar 4.20. kendali pintu air masuk pada keadaan tertutup. Jika user ingin mengubah menjadi terbuka, maka user dapat menekan tombol OK dan pintu air masuk akan berubah menjadi sepert pada gambar 4.21 Gambar 4.21. Tampilan kendali pintu air masuk terbuka 4.3.7.2. Pengendalian pintu keluar Pengendalian pintu keluar air ini dapat dilakukan dengan menekan tombol UP setelah melakukan pengendalian pintu masuk air dan akan tampil seperti gambar 4.22. Gambar 4.22. Tampilan kendali pintu air keluar tertutup Pada gambar 4.22. pintu air keluar berada dalam kondisi tertutup. Untuk membuka pintu keluar user dapat menekan tombol OK dan pintu keluar air menjadi terbuka dan seperti pada gambar 4.23. Gambar 4.23. Tampilan kendali pintu air keluar terbuka 4.3.7.3. Pengendalian pompa air Pengendalian pompa air dapat dilakukan dengan menekan tombol UP setelah pengendalian pintu keluar air dan LCD akan tampil seperti pada gambar 4.24. Gambar 4.24. Tampilan kendali pompa air keadaan mati Pada gambar 4.24. pompa air sumur dalam keadaan mati. Untuk menghidupkan pompa air sumur user dapat menekan tombol OK dan pompa air sumur menjadi hidup seperti pada gambar 4.25. Gambar 4.25. Tampilan kendali pompa air keadaan hidup 4.3.7.4. Pengendalian pompa aerator Pengendalian pompa aerator dapat dilakukan dengan menekan tombol UP setelah pengendalian pompa air dan LCD akan tampil seperti pada gambar 4.26. Gambar 4.26. Tampilan kendali pompa aerator keadaan mati Pada gambar 4.26. pompa aerator dalam keadaan mati. Untuk menghidupkan pompa aerator user dapat menekan tombol OK dan pompa aerator menjadi hidup seperti pada gambar 4.27. Gambar 4.27. Tampilan kendali pompa aerator keadaan hidup 4.3.8.Pengaturan Kendali Otomatis Jika pada menu metode kendali dalam keadaan otomatis dan tombol BACK di tekan pada saat menu utama maka LCD akan menampilkan akses ditolak seperti gambar 4.28. Gambar 4.28. Tampilan akses ditolak pada kendali otomatis. 4.3.9.Tampilan Batasan Sensor Tampilan batasan masing-masing sensor dapat dilihat dengan cara menekan tombol DOWN pada tampilan utama. Batasan tersebut terdiri dari suhu atas, suhu bawah, keasaman atas, keasaman bawah, kekeruhan, konduktivitas dan oksigen. Tampilan suhu atas ditandai dengan “SA”, suhu bawah ditandai dengan “SB” dan keasaman atas ditandai “AA”, keasaman bawah ditandai “AB” lihat pada gambar 4.29. Tampilan kekeruhan ditandai dengan “BK”, konduktivitas ditandai dengan “BD” dan oksigen ditandai dengan “BO” lihat pada gambar 4.30. Gambar 4.29. Tampilan batasan sensor suhu dan keasaman Gambar 4.30. Tampilan batasan sensor kekeruhan, konduktivitas dan oksigen

4.4. Pengujian Sistem

4.4.1.Pengujian Minimum Sistem Dan LCD 16x2 Pengujian rangkaian sistem mikrokontroler ini dilakukan untuk mengetahui mikrokontroler sudah bekerja dengan baik atau tidak. Pengujian dilakukan dengan membuat program untuk menampilkan tulisan pada LCD 16x2 dan men-download program tersebut pada mikrokontroler AVR ATMega128. PORTC dijadikan sebagai output untuk menampilkan tulisan ke LCD 16x2 dan secara bergantian diujikan ke PORTA, PORTB, PORTD, PORTE dan PORTF dengan mengganti program untuk masing-masing port yang digunakan untuk menguji pada masing-masing port. Pengujian dilakukan dengan mencoba menulis karakter “SELAMAT DATANG” pada baris pertama dan “TERIMA KASIH” pada baris kedua ke LCD 16x2. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 4.31. Gambar 4.31. Tampilan LCD 16x2 4.4.2.Pengujian TX02-433D dan RX01-433D Pengujian TX02-433D dan RX01-433D ini dilakukan untuk mengetahui bahwa komunikasi antara terminal unit dengan sentral unit sudah bekerja dengan baik atau tidak serta jarak yang dapat digunakan dalam pengiriman data. Pengujian dilakukan dengan membuat program pengiriman satu karakter yaitu “C” dengan nilai heksa dalam ASCII adalah 43h dan men-download program tersebut pada mikrokontroler AVR ATMega128. Data yang dikirim dan diterima akan ditampilkan pada LCD 16x2. Pengiriman data tersebut dilakukan dengan cara mengirim data menggunakan TX02- 433D dari terminal unit ke RX01-433D sentral unit dengan frekuensi 434Mhz pengujian ini dilakukan sebanyak enam kali dengan jarak sampai 60 meter. Data yang diterima kemudian dikirimkan kembali menggunakan TX02-433D dari sentral unit ke RX01-433D terminal unit dengan frekuensi 435Mhz. Pada bagian terminal unit TX02-433D dihubungkan ke port B dan RX01-433D dihubungkan ke port A minimum sistem terminal unit sedangkan bagian sentral unit TX02-433D dihungkan ke port A dan RX01-433D dihubungkan ke port B minimum sistem sentral unit. LCD 16x2 bertulisan “Data Loss” bila data yang dikirim tidak dapat diterima baik pada terminal maupun sentral unit. Tampilan pengiriman karakter “C” dapat dilihat pada gambar 4.31 serta tampilan penerimaan karakter “C” dapat dilihat pada gambar 4.32. Gambar 4.31. Tampilan LCD 16x2 kirim karakter Gambar 4.32. Tampilan LCD 16x2 terima karakter Pada pengiriman karakter “C” terdapat beberapa pengiriman yang tidak sesuai atau data yang dikirimkan tidak dapat diterima. Jika data yang dikirimkan tidak dapat diterima maka LCD akan menampilkan seperti gambar 4.33. Gambar 4.33. Tampilan LCD 16x2 tidak terima data Pengujian jarak dengan pengiriman karakter “C” secara open air atau tanpa penghalang dengan frequency deviation +-90kHz. Tabel pengujian komunikasi pada frekuensi 434 Mhz dapat dilihat pada tabel 4.1. dan pengujian pada frekuensi 435Mhz pada tabel 4.2. Tabel 4.1. Pengujian komunikasi frekuensi 434Mhz Jarak m Pengujian ke- error 1 2 3 4 5 6 5 Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C 10 Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C 15 Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C 20 Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C 25 Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C 30 Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C 35 Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C 40 Terima C Terima C Terima C Data loss Terima C Data loss 16.6 45 Terima C Data loss Terima C Terima C Data loss Data loss 50 50 Data loss Terima C Terima C Data loss Data loss Data loss 66.6 55 Data loss Terima C Data loss Data loss Data loss Data loss 83.3 60 Data loss Data loss Data loss Data loss Data loss Data loss 100 Tabel 4.2. Pengujian komunikasi frekuensi 435Mhz Jarak m Pengujian ke- error 1 2 3 4 5 6 5 Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C 10 Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C 15 Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C 20 Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C 25 Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C 30 Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C 35 Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C Terima C 40 Terima C Terima C Terima C Terima C Data loss Terima C 16.6 45 Terima C Data loss Data loss Terima C Terima C Terima C 33.3 50 Terima C Data loss Data loss Terima C Data loss Data loss 66.6 55 Data loss Data loss Data loss Data loss Data loss Data loss 100 60 Data loss Data loss Data loss Data loss Data loss Data loss 100 Pada pengujian tersebut dapat dilihat bahwa pada jarak 5 sampai 35 meter data yang dikirimkan masih baik atau data dapat selalu diterima. Terima C artinya data berhasil dikirim dan diterima, pada data loss data tidak dapat diterima. Berdasarkan pengujian tersebut saat pengiriman data menggunakan 434Mhz maupun 435Mhz, pada jarak 40 meter sudah tidak dapat berjalan dengan baik. Perbedaan frekuensi tidak mempengaruhi jarak komunikasi yang terjadi. Oleh sebab itu komunikasi yang sebaiknya digunakan pada jarak kurang dari 40 meter. Namun pengujian masih pengujian pengiriman data tunggal.

4.5. Pengujian Software

Pengujian untuk mengukur tingkat keberhasilan alat ini dibagi menjadi 4 bagian. Pengujian pertama pengambilan data sensor dari dummy sensor. Pada pengujian kedua terdapat pengujian kendali, kendali dalam metode manual dan kendali dalam metode otomatis. Pada pengujian ketiga, Pengiriman paket data ke sentral unit. Data sensor yang telah di ambil dari dummy sensor dikirimkan dalam bentuk paket data ke sentral unit. Pengujian ini dilakukan dengan merubah jarak antara terminal unit serta sentral unit dengan beberapa jarak. Pengujian dilakukan sebanyak 20 kali untuk masing-masing jarak. Pengujian keempat sentral unit akan mengirimkan paket data ke terminal unit dengan jarak yang ditentukan sama seperti pengujian ketiga. Pada pengujian software ini juga terdapat perubahan perancangan perangkat lunak. Perubahan ini dilakukan karena terdapat perbedaan antara perancangan perangkat lunak yang telah dibuat dengan pembuatan software. Sehingga pada pengujian software ini dimasukan perancangan perangkat lunak yang baru. 4.5.1.Perubahan Perancangan Perangkat Lunak 4.5.1.1.Diagram Alir Utama Pada diagram alir utama ini terdapat terima perintah dari sentral unit, menu, pengaturan kendali menu, batasan tiap sensor, reset sistem dan pengiriman paket data ke sentral unit. Diagram alir utama dapat dilihat pada gambar 4.34. Gambar 4.34. Diagram alir utama Gambar 4.34.lanjutan Diagram alir utama 4.5.1.2.Diagram Alir Subrutin Data Masuk Pada subrutin ini, terminal unit mengolah data masuk dari sentral unit. Karakter yang diterima terminal unit dapat dilihat pada tabel 3.1. Diagram alir subrutin data masuk dapat dilihat pada gambar 4.35. Gambar 4.35. Diagram alir subrutin data masuk