Wajib Haji Mīqāt Haji

d. Sa’i, yaitu berlari-lari kecil antara bukit Ṣafa dan Marwah. Syarat-syarat melakukan sa’i adalah : - Dilakukan setelah Ṭawāf ifạ̄ah ataupun Ṭawāf qudūm, - Dimulai dari bukit Shafa dan diakhiri di bukit Marwah, - Dilakukan tujuh kali perjalanan, dari Shafa ke Marwah dihitung sekali dan dari Marwah ke Shafa dihitung sekali perjalanan pula. Adapun di antara sunat sa’i adalah: - Berjalan biasa di antara Shafa dan Marwah, kecuali ketika melewati dua tiang atau pilar dengan lampu hijau, sunat berlari-lari kecil bagi pria. - Memperbanyak bacaan kalimat tauhid, takbir dan doa ketika berada di atas bukit Shafa dan Marwah dengan cara menghadap ke arah Ka’bah - Membaca doa di sepanjang perjalanan Shafa-Marwah. e. Tạallul, yaitu mencukur atau menggunting rambut, sekurang-kurangnya menggunting tiga helai rambut. f. Tertib, yaitu mendahulukan yang semestinya dahulu dari rukun-rukun di atas.

5. Wajib Haji

Wajib haji adalah amalan-amalan dalam ibadah haji yang wajib dikerjakan, tetapi sahnya haji tidak tergantung kepadanya. Jika ia ditinggalkan, hajinya tetap sah dengan cara menggantinya dengan dam bayar denda.,Wajib haji ada tujuh, yaitu : a. Berihram dari mīqāt nya, b. Bermalam di Muzdalifah, c. Bermalam mabīt di Mina, d. Melontar jumrah aqabah, e. Melontar jumrah ūla, wusṭa dan aqabah, f. Ṭawāf wada’.

6. Mīqāt Haji

Mīqāt artinya waktu dan dapat juga berarti tempat. Maksudnya waktu dan tempat yang ditentukan untuk mengerjakan ibadah haji. Mīqāt ada dua, yaitu mīqāt zamāni dan mīqāt makāni.

a. Mīqāt Zamāni

Mīqāt zamāni adalah waktu sahnya diselenggarakan pekerjaan-pekerjaan haji. Orang yang melaksanakan ibadah haji ia harus melaksanakannya pada waktu-waktu yang telah ditentukan, tidak dapat dikerjakan pada sembarang waktu. Allah Swt. 53 Fikih - Ushul Fikih Kurikulum 2013 berirman: ٧ .... ٌتاَموُلْعَم ٌرُهْش َ أ ُجَ ْ حا ”Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi.” QS. Al -Baqarah [2]: 197 Mīqāt zamāni bermula dari awal bulan Syawal sampai dimulainya wukūf.

b. Mīqāt Makāni

Mīqāt makāni adalah tempat memulai ịrām bagi orang-orang yang hendak mengerjakan haji dan umrah. Rasulullah telah menetapkan mīqāt makāni sebagai berikut: 1 Rumah masing-masing, bagi orang yang tinggal di Makkah. 2 Dzul Hulaifah 450 km sebelah Utara Makkah, mīqāt bagi penduduk Madinah dan negeri-negeri yang sejajar dengan Madinah. 3 Juhfah 180 km sebelah barat laut Makkah mīqāt penduduk Syiria, setelah tanda- tanda mīqāt di Juhfah lenyap, maka diganti dengan Rabigh 240 km barat laut Makkah dekat Juhfah. Rabigh juga mīqāt orang Mesir, Maghribi, dan negeri- negeri sekitarnya. 4 Qarnul Manzil 94 km dari Makkah sebuah bukit yang menjorok ke Arafah terletak di sebelah timur Makkah miqat penduduk Nejd dan negeri sekitarnya. 5 Yalamlam 54 km sebelah selatan Makkah mīqāt penduduk Yaman, India, Indonesia, dan negeri-negeri yang sejajar dengan negeri-negeri tersebut. 6 Dzatul Irqin 94 km sebelah timur laut Makkah mīqāt penduduk Iraq dan negeri- negeri yang sejajar dengan itu. 7 Negeri masing-masing, mīqāt penduduk berada di antara kota Makkah dengan mīqāt-mīqāt tersebut di atas.

7. Larangan Iḥrām dan Dam denda