Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional No. Pengertian Asuransi Dalam Islam

sangat leksibel. - Mudharabah Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak dimana pemilik modal mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerjasama dengan kontribusi 100 modal dari pemilik modal dan keahlian dari pengelola.

2. Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional No.

Perbedaan Bank Konvensional Bank Syariah 1. Bunga Berbasis bunga Berbasis revenueproit loss sharing 2. Resiko Anti risk Risk sharing 3. Operasional Beroperasi dengan pendekatan sektor keuangan, tidak lang- sung terkait dengan sek- tor riil Beroperasi dengan pendekatan sektor riil 4. Produk Produk tunggal kredit Multi produk jual beli, bagi hasil, jasa 5. Pendapatan Pendapatan yang diterima deposan tidak terkait dengan pendapatan yang diperoleh bank dari kredit Pendapatan yang diterima deposan terkait langsung dengan pendapatan yang diperolah bank dari pem- biayaan 6. Mengenal negative spread Tidak mengenal negative spread 7. Dasar Hukum Bank Indonesia dan Pemerintah Al-Qur’an. Sunnah, fatwa ulama, Bank Indonesia, dan Pemerintah 8. Falsafah Berdasarkan atas bunga riba Tidak berdasarkan bunga riba, spekulasi maisir, dan ketidakjelasan gharar 166 B u k u S i s w a K e l a s X 166 9. Operasional - Dana Masyarakat Dana Pihak Ketiga DPK berupa titipan simpanan yang ha- rus dibayar bunganya pada saat jatuh tempo - Penyaluran dan pada sektor yang mengun- tungkan, aspek halal tidak menjadi pertim- bangan agama - Dana Masyarakat Dana Pihak Ketiga DPK berupa titipan wadi’ah dan investasi mudharabah yang baru akan mendapat hasil jika “diusahakan“ terlebih dahulu - Penyaluran dana i- nancing pada usaha yang halal dan men- guntungkan 10. Aspek sosial Tidak diketahui secara tegas Dinyatakan secara eksplisit dan tegas yang tertuang dalam visi dan misi 11. Organisasi Tidak memiliki Dewan Pengawas Syariah DPS Harus memiliki Dewan Pengawas Syariah DPS 12. Uang Uang adalah komod- iti selain sebagai alat pembayaran Uang bukan komoditi, tetapi hanyalah alat pembayaran

3. Hukum Bunga Bank dalam Islam

Bank merupakan masalah baru dalam khazanah hukum Islam, maka para ulama masih memperdebatkan hukum bunga bank. Berikut ini beberapa pandangan mengenai hukum perbankan, yaitu mengharamkan, tidak mengharamkan, dan syubhat samar- samar.

a. Kelompok yang mengharamkan

Ulama yang mengharamkan riba di antaranya adalah Abu Zahra guru besar Fakultas Hukum, Kairo, Mesir, Abu A’la al-Maududi ulama Pakistan, dan Muhammad Abdullah al-A’rabi Kairo. Mereka berpendapat bahwa hukum bank adalah haram, sehingga kaum Muslimin dilarang mengadakan hubungan dengan bank yang memakai sistem bunga, kecuali dalam keadaan darurat atau terpaksa.

b. Kelompok yang tidak mengharamkan

Ulama yang ridak mengharamkan di antaranya adalah Syekh Muhammad Syaltut dan A.Hassan. Mereka mengatakan bahwa kegiatan bermuamalah kaum Muslimin dengan bank bukan merupakan perbuatan yang dilarang. Bunga bank di Indonesia tidak bersifat ganda, sebagaimana digambarkan dalam Q.S. Ali Imran [3]:130. 167 Fikih - Ushul Fikih Kurikulum 2013

c. Kelompok yang menganggap syubhat samar

Bank merupakan perkara yang belum jelas kedudukan hukumnya dalam Islam karena bank merupakan sebuah produk baru yang tidak ada nasnya. Hal-hal yang belum ada nas dan masih diragukan ini yang dimaksud dengan barang syubhat samar. Karena untuk kepentingan umum atau manfaat sosial yang sangat berarti bagi umat, maka berdasarkan kaidah usul maslahah mursalah, bank masih tetap digunakan dan dibolehkan. Namun ketentuan ini hanya untuk bank pemerintah nonswasta, dan tidak berlaku untuk bank swasta dengan alasan tingkat kerugian pada bank swasta sangat tinggi dibanding dengan bank pemerintah.

C. ASURANSI 1. Pengertian Asuransi

Secara umum kata asuransi berasal dari bahasa Inggris, yaitu “Insurance” yang artinya “jaminan”. Sedangkan menurut istilah ialah perjanjian pertanggungan bersama antara dua orang atau lebih. Pihak yang satu akan menerima pembayaran tertentu bila terjadi suatu musibah, sedangkan pihak yang lain termasuk yang terkena musibah membayar iuran yang telah ditentukan waktu dan jumlahnya. Adapun tujuan asuransi secara umum adalah untuk kemaslahatan dan kepentingan bersama melaui semacan iuran yang dikoordinir oleh penanggung asuransi.

2. Pengertian Asuransi Dalam Islam

Dalam menerjemahkan istilah asuransi ke dalam konteks asuransi Islam terdapat beberapa istilah, antara lain takāful bahasa Arab, ta’mīn bahasa Arab dan Islamic insurance bahasa Inggris. Istilah-istilah tersebut pada dasarnya tidak berbeda satu sama lain yang mengandung makna pertanggungan atau saling menanggung. Namun dalam praktiknya istilah yang paling populer digunakan sebagai istilah lain dari asuransi dan juga paling banyak digunakan di beberapa negara termasuk Indonesia adalah istilah takāful.

3. Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syari”ah