٢ ٌميِعَز ِهِب اَن َ
أَو ٍ ْيِعَب ُلْ ِح ِهِب َءاَج ْنَمِلَو ِكِلَمْلا َعاَو ُص ُدِقْفَن اوُلاَق
“Penyeru-penyeru itu berkata :”Kami kehilangan piala raja dan barang siapa yang dapat mengembalikan akan memperoleh bahan makanan seberat beban unta, dan
akan menjamin terhadapnya” QS. Yusuf [12] : 72.
Sabda Rasulullah Saw. :
ىذمرلاو دواد وبأ هاور ٌمِد َع ُمْيِعَزلاَو ٌةاَدَؤُم ُةَيِراَع ْ
لا
“Penghutang hendaklah mengembalikan pinjamannya dan penjamin hendaklah membayar” HR.Abu Dawud dan Turmudzi.
Sabda Rasulullah Saw. :
ًاْئي َش َكََرت ْلَه : َلاَق اَْهيَلَع ِ ّل َص ُ ٰلا َلْوُسَر َاي : اُْولاَقَف ةَزاَنَِب َتَأ ُمَاَسلاَو ُةَا َصلا ِْهيَلَع َُهِنإ
ْوُب َ
أ : َلاَقَف ْمُكِبِحا َص َ َع اْوُل َص : َلاَق .َ ِْيناَنَد ُةَثَاَث : اْوُلاَق ٌْنيَد ِهْيَلَع ْلَه : َلاَق .َا : اُْولاَق
ِهْيَلَع َل َصَف ُهُْنيَد َ َ َعَو ِلا َلْوُسَر َاي ِهْيَلَع ِّلَص ُهْنَع ُُ ٰلا َ ِضَر َةَداَتَق
“Sesungguhnya ada jenazah yang dibawa kehadapan Nabi Saw. lalu para sahabat berkata:”Ya Rasulullah kami mohon jenazah ini dishalatkan”, Tanya Nabi: “Adakah
harta pusaka yang ditinggalkan?”, Jawab sahabat: ”Tidak”, lalu Nabi beranya lagi: ”Apakah ia punya hutang?” jawab sahabat:”Punya, ada tiga dinar,” kemudian
Nabi bersabda: ”Shalatkan temanmu itu”, lantas Abu Qatadah ra. berkata:”Ya Rasulullah, Shalatkanlah ia dan saya yang menjamin hutangnya” Kemudian Nabi Saw.
menshalatkannya.” HR Bukhari
5. Syarat dan Rukun ̣aman
Rukun ̣aman antara lain :
a. Penjamin ̣āmin.
b. Orang yang dijamin hutangnya madhmūn ‘anhu.
c. Penagih yang mendapat jaminan madhmūn lahu.
d. Lafalikrar. Adapun syarat
̣aman antara lain : a. Syarat penjamin
1 Dewasa baligh 2 Berakal tidak gila atau waras
3 Atas kemauan sendiri tidak terpaksa 4 Orang yang diperbolehkan membelanjakan harta.
5 Mengetahui jumlah atau kadar hutang yang dijamin.
151
Fikih - Ushul Fikih Kurikulum 2013
b. Syarat orang yang dijamin, yaitu orang yang berdasarkan hukum diperbolehkan untuk membelanjakan harta.
c. Syarat orang yang menagih hutang, dia diketahui keberadaannya oleh orang yang menjamin.
d. Syarat harta yang dijamin antara lain: 1 Diketahui jumlahnya
2 Diketahui ukurannya 3 Diketahui kadarnya
4 Diketahui keadaannya 5 Diketahui waktu jatuh tempo pembayaran.
e. Syarat lafal ikrar yaitu dapat dimengerti yang menunjukkan adanya jaminan serta pemindahan tanggung jawab dalam memenuhi kewajiban pelunasan hutang dan
jaminan ini tidak dibatasi oleh sesuatu, baik waktu atau keadaan tertentu.
4. Hikmah ̣aman
Hikmah ̣aman sebagai berikut:
a. Munculnya rasa aman dari peminjam penghutang. b. Munculnya rasa lega dan tenang dari pemberi hutang
c. Terbentuknya sikap tolong menolong dan persaudaraan d. Menjamin akan mendapat pahala dari Allah Swt.
B. Kafalah 1. Pengertian kafalah
Kafalah menurut bahasa berarti menanggung. Firman Allah Swt. :
َايِرَكَز اَهَلَفَكَو
“Dan Dia Allah menjadikan Zakaria sebagai penjamin Maryam” QS. Maryam [19]:37.
Menurut istilah arti kafalah adalah menanggung atau menjamin seseorang untuk
dapat dihadirkan dalam suatu tuntutan hukum di Pengadilan pada saat dan tempat yang ditentukan.
2. Dasar Hukum kafalah
Para fuqaha’ bersepakat tentang bedanya kafalah dan masalah ini telah dipraktekkan umat Islam hingga kini.
Firman Allah Swt. :
٦ ... ِهِب ِنَنُت ْ
أَ َت ِ ٰلا َنِم اًقِثْوَم ِنوُتْؤُت َتَح ْمُكَعَم ُه َلِسْرُأ ْنَل َلاَق
152
B u k u S i s w a K e l a s X
152
Ya’kub berkata:”Aku sekali-kali tidak akan melepaskannya pergi bersama- sama kamu, sebelum kamu memberikan kepadaku janji yang teguh atas nama Allah, Bahwa
kamu pasti akan membawanya kepadaku kembali” QS. Yusuf [12]:66.
Sabda Rasulullah Saw. :
ىذمرلاو دواد وبأ هاور ٌمِد َع ُمْيِعَزلاَو ٌةاَدَؤُم ُةَيِراَع ْ
لا
“Penjamin adalah orang yang berkewajiban membayar” HR. Abu Dawud dan At- Tirmidzi.
3. Syarat dan Rukun Kafalah
Rukun kafalah sebagai berikut:
a. Kafīl, yaitu orang berkewajiban menanggung
b. Aṣīl, yaitu orang yang hutang atau orang yang ditanggung akan kewajibannya
c. Makfūl Lahu, yaitu orang yang menghutangkannya
d. Makfūl Bihi, yaitu orang atau barang atau pekerjaan yang wajib dipenuhi oleh orang
yang ihwalnya ditanggung makfūl ‘anhu.
Adapun Syarat kafalah adalah sebagai berikut: a.
Syarat kafīl adalah baligh, berakal, orang yang diperbolehkan menggunakan hartanya secara hukum, tidak dipaksa rela dengan
kafalah. b.
Ashīl tidak disyaratkan baligh, berakal, kehadiran dan kerelaannya, tetapi siapa saja dapat ditanggung dijamin oleh
kafīl. c.
Makfūl Lahu disyaratkan dikenal oleh kafīl orang yang menjamin. d.
Makfūl Bihi disyaratkan diketahui jenis, jumlah, kadar atau pekerjaan atau segala sesuatu yang menjadi hal yang ditanggungdijamin.
Menurut Madzhab Hanai dan sebagian pengikut Madzhab Hambali bahwa kafalah boleh bersifat
tanjīz, ta’līq dan boleh juga tauqīt. Namun madzhab Syai’i tidak membolehkan adanya kafalah
ta’līq. Kafalah tanjīz adalah menanggung sesuatu yang dijelaskan keadaannya, seperti
ucapan si kafīl: “Aku menjamin si anu sekarang”, Kafalah ta’līq adalah kafalah
atau menjamin seseorang yang dikaitkan dengan sesuatu keadaan bila terjadi. Misal perkataan si
kafīl:”Aku akan menjamin hutang-hutangmu bila hari ini tidak turun hujan”. “maksudnya bila hujan tidak turun aku jadi menjamin hutang-hutangmu, namun
bila turun aku tidak jadi menjamin”. Sedangkan kafalah tauqīt adalah kafalah untuk
menjamin terhadap sesuatu tanggungan yang dikuatkan oleh suatu keadaan tertentu atau dipastikan dengan sungguh-sungguh bahwa dia betul-betul akan menjamin dari suatu
tanggungan itu.
153
Fikih - Ushul Fikih Kurikulum 2013
4. Macam-macam kafalah