Prinsip-prinsip ibadah dalam Islam

haji. Ditinjau dari segi bentuknya, ibadah ada lima macam yaitu sebagai berikut: a. Ibadah dalam bentuk perkataan atau lisan, seperti zikir, doa, tahmid, dan membaca al-Qur`an. b. Ibadah dalam bentuk perbuatan yang tidak ditentukan bentuknya, seperti membantu atau menolong orang lain, jihad, dan mengurus jenazah. c. Ibadah dalam bentuk pekerjaan yang telah ditentukan bentuknya, seperti shalat, puasa, zakat dan haji. d. Ibadah yang tata cara pelaksanaannya berbentuk menahan diri, seperti puasa, i`tikāf, dan ịram. e. Ibadah yang berbentuk menggugurkan hak, seperti memaafkan orang yang telah melakukan kesalahan terhadap dirinya dan membebaskan sesorang yang berutang kepadanya.

F. Prinsip-prinsip ibadah dalam Islam

Ada beberapa prinsip dalam ibadah yaitu sebagai berikut : 1. Ada perintah Adanya perintah merupakan syarat sahnya suatu ibadah. Tanpa perintah, ibadah merupakan sesuatu yang terlarang, dalam sebuah kaidah diungkapkan: ِةَحاَبِ ْ إا َ َع ُلْ ِلَدا َلُدَي َتَح ُمْيِرْحَتا ِةَداَبِعل ْا ِف ُلْصَلْا Asal mula ibadah itu terlarang, hingga ada ketentuan yang memerintahkannya 2. Tidak mempersulit `adamul ̣araj Prinsip ini didasarkan kepada irman Allah Swt.: َ ْسُع ْ لا ُمُكِب ُديِرُي َاَو َ ْسُيْلا ُمُكِب ُ ٰلا ُديِرُي “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” QS. al-Baqarah [2]: 185 8 : جحا ٍجَرَح ْنِم ِنيِّدا ِف ْمُكْي َلَع َلَعَج اَمَو Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan QS. al-Hajj [22]: 78 3. Menyedikitkan beban qillatut taklīf Prinsip ini didasarkan kepada irman Allah yang artinya : ٦ ... اَهَعْسُو َاِإ ا ًسْفَن ُ ٰلا ُف ّ ِلَكُي َا Allah tidak membebani seseorang melainkan atas dasar kemampuannya Q.S al- Baqarah [2]: 286. 13 Fikih - Ushul Fikih Kurikulum 2013 4. Ibadah hanya ditujukan kepada Allah Swt Prinsip ini merupakan konsekuensi pengakuan atas kemahaesaan Allah Swt, yang dimanifestasikan sesorang muslim dengan kata-kata kalimat tauhid lā ilāha illallāh. 5. Ibadah dilakukan secara ikhlas Ikhlas artinya murni, tulus, tidak ada maksud dan tujuan lain selain hanya kepada Allah. Ikhlas dalam beribadah berarti beribadah tanpa merasa terpaksa, melainkan benar-benar murni untuk menunaikan perintah Allah Swt. ٥ :ةحافلا ُ ْيِعَت ْسَن َكَايِ ُدُبْعَن َكَايِإ Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan. QS. Al-Fatihah [1]: 5 6. Keseimbangan Jasmani dan Rohani Sesuai dengan kodratnya bahwa manusia itu makhluk Allah yang terdiri atas jasmani dan rohani, maka ibadah mempunyai prinsip adanya keseimbangan diantara keduanya, Tidak hanya mengejar satu hal lalu meninggalkan yang lainnya, atau sebaliknya, akan tetapi keseimbangan antara keduanyalah yang harus dikerjakan. Sebagaimana irman Allah: َكْ َلِإ ُ ٰلا َن َسْح َ أ اَمَك ْنِسْح َ أَو اَيْنُدا َنِم َكَبْي َِصن َسْنَت َاَو َةَرِخآْا َراَدا ُ ٰلا َكاَتآ اَمْيِف ِغَتْباَو 7:صصقلا َنْيِدِسْفُم ْ لا ُبِ ُي َا َ ٰلا َنِإ ِضْر َ لْا ِف َدا َسَف ْ لا ِغْبَت َاَو Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Al-Qashash [28] :77

G. Tujuan Ibadah